Anda di halaman 1dari 4

Dermatologi > Mengenal Kusta Alias Lepra, Penyakit yang Sering Telat Dideteksi

Mengenal Kusta Alias Lepra, Penyakit yang


Sering Telat Dideteksi
Oleh dr. Angga Maulana Data medis direview oleh Hello Sehat Medical Review Team.

 Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)


 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)

Kusta atau sering disebut dengan lepra dan morbus hansen adalah infeksi kulit kronik yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Kusta termasuk pernyakit tertua, dikenal sejak
tahun 1400 sebelum masehi. Infeksi ini terutama menyerang saraf tepi dan kulit, kemudian
saluran pernapasan atas, dan bisa juga menyerang organ lain kecuali otak.

Jumlah penderita lepra di dunia pada tahun 2007 diperkirakan 2-3 juta orang lebih. Pada 2008,
penderita kusta di Indonesia diperkirakan sebanyak 22.359 atau 0,73 kasus dari setiap 100.000
penduduk, dengan jumlah kasus baru sebanyak 16.668. Penyakit ini banyak ditemukan terutama
di pulau Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Kusta merupakan salah satu penyakit yang ditakuti karena dapat menyebabkan kecacatan,
mutilasi, ulserasi, dan lainnya. Infeksi kulit ini disebabkan karena adanya kerusakan saraf besar
di daerah wajah, anggota gerak, dan motorik; diikuti dengan rasa baal yang disertai kelumpuhan
otot dan pengecilan massa otot.

Bagaimana seseorang bisa terkena kusta?


Kusta ditularkan melalui kontak kulit yang lama dan erat dengan penderita. Anggapan lain
menyebutkan kusta juga bisa ditularkan melalui inhalasi alias menghirup udara, karena M.
Leprae dapat hidup beberapa hari dalam bentuk droplet di udara. Kusta juga bisa ditularkan
melalui kontak langsung dengan binatang tertentu seperti armadilo. Lepra memerlukan waktu
inkubasi yang cukup lama, antara 40 hari sampai 40 tahun, rata-rata membutuhkan 3-5 tahun
setelah tertular sampai timbulnya gejala.

Sekitar 95% orang kebal terhadap lepra, dan hanya sekitar 5% yang dapat tertular. Dari sejumlah
5%, sekitar 70% akan sembuh sendiri, dan hanya 30% yang menjadi sakit kusta. Artinya, dari
100 orang yang terpapar erat oleh bakteri Mycobacterium leprae, hanya 2 orang yang akan sakit.

Ada berapa jenis kusta?


WHO mengklasifikasikan kusta ke dalam 2 kelompok, yaitu :

 Pausibasilar: 1-5 lesi, rasa baal yang jelas, menyerang satu cabang saraf
 Multibasilar: lesi >5, rasa baal tidak jelas, menyerang banyak cabang saraf

Apa saja tanda dan gejala kusta?


 Adanya bercak berwarna putih atau kemerahan di kulit, dapat disertai dengan adanya
bintik atau pembengkakan, kulit mati rasa atau baal
 Kulit kering, dan pada daerah yang sebelumnya ditumbuhi rambut atau bulu bisa rontok.
 Mata jarang mengedip sehingga menjadi kering, bulu mata yang rontok.
 Kelemahan atau kelumpuhan otot
 Perubahan bentuk wajah
 Mutilasi, rasa baal akibat kusta menyebabkan penderita tidak menyadari adanya luka,
sehingga bisa menimbulkan luka yang tidak diobati, borok, sampai mutilasi.
 Ginekomastia (payudara yang tumbuh membesar pada pria), akibat gangguan
keseimbangan hormonal.

Tanda dan gejala kusta sering kali menyerupai penyakit lain, dan terkadang menyebabkan
terlambatnya diagnosis, oleh sebab itu kusta disebut juga sebagai the great immitator. Beberapa
penyakit yang mirip dengan lepra adalah vitiligo, ptiriasis versikolor, ptiriasis alba, tinea
korporis, dan masih banyak lagi.
Apa yang saya harus lakukan jika menemukan tanda dan
gejala kusta?
Segera konsultasikan dengan dokter Anda jika menemukan gejala di atas, dokter akan
melakukan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis. Berikut beberapa pemeriksaan yang dapat
dilakukan:

 Pemeriksaan bakterioskopik dibuat dari kerokan jaringan kulit di beberapa tempat,


diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat adanya bakteri M. Lepra.
 Pemeriksaan histopatologis bertujuan untuk melihat perubahan jaringan
dikarenakan infeksi.
 Pemeriksaan serologis didasarkan atas terbentuknya antibodi pada tubuh seseorang
akibat infeksi.

Untuk dapat menegakkan diagnosis, dokter biasanya mencari 3 tanda utama (cardinal signs) dari
lepra: kelainan kulit yang mati rasa, penebalan saraf tepi, dan hasil pemeriksaan bakterioskopik
yang positif.

Bagaimana cara mengobati kusta?


Tujuan utama pengobatan lepra adalah untuk memutuskan mata rantai penularan, menurunkan
insiden penyakit, mengobati dan menyembuhkan penderita, serta mencegah timbulnya
kecacatan. Untuk mencapai kesembuhan dan mencegah resistensi, pengobatan infeksi kulit ini
akan menggunakan kombinasi beberapa antibiotik yang disebut dengan multi drug treatment
(MDT). Obat-obatan yang digunakan dalam MDT antara lain rifampicin, dapsone, dan lampren.
Pemberian obat dan lamanya pengobatan tergantung jenis dari lepra yang diderita. Obat harus
diminum rutin, umumnya dalam waktu 6 bulan sampai 1-2 tahun.

Apa yang terjadi jika kusta tidak diobati?


Lepra merupakan penyakit yang bisa disembuhkan asalkan pengobatannya rutin dan tuntas.
Kusta yang terlambat dideteksi atau terlambat diobati bisa menyebabkan kecacatan pada
penderita, baik yang sementara, maupun yang selamanya. Pemerintah Indonesia telah
menggratiskan pengobatan kusta, jadi apa alasan Anda untuk tidak berobat

Anda mungkin juga menyukai