TUGAS RUTIN
Membersihkan meja,computer dan telepon.
Membersihkan kursi
Membuang sampah
Membersihkan kaca indoor atau Outdoor.
Membersihkan sawang-sawang
Membersihkan kamar mandi meliputi.
Membersihkan Langit-langit atau sawang-sawang .
Membersihkan lampu kamar mandi
Membersihkan dinding kamar mandi
Membersihkan wastafel dan Cermin
Membersihkan Closet
Menyikat atau mengepel kamar mandi
Membersihkan alat pemadam kebakaran
Membersihkan tempat puntung rokok
Membersihkan Halaman ( menyapu )
Perawatan bunga (menyiram Pemupukan,menggemburkan tanah)
Menyapu lantai atau melobby
Mengepel lantai dll
General Cleaning :
Pembersihan kaca luar + Lis
General kamar mandi
Pencucian Karpet (bila ada karpet )
Pemolesan marmer / keramik
V. Mengepel
Selesai Melaksanakan tugas rutin clening service diwajibkan merapikan serta merawat peralatan kerja
yang habis digunakan.
Apabila tugas pagi sudah dilaksanakan untuk clening service diwajibkan melakukan pengontrolan lagi
terhadap hasil kerja pagi.
Semua tenaga cleaning sevice wajib menjalankan dan melaksanakan pedoman kerja yaitu 5M & 5
R 1T:
5.Dasar mental
1. iklhas : dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
2. jujur : jujur segi keuangan , absensi.
3. disiplin : dalam waktu kerja.
4. tanggung jawab : dalam bekerja maupun hasil kerja.
5 R 1 T .Pedoman kerja
1. resik : Bersih secara rasa, raba dan pandang.
2. Ringkas : Cara Kerja yang tertib dan terarah (efiktif).
3. rapi : kerapian untuk diri sendiri maupun hasil kerja.
4. Rawat : Pemeliharaan peralatan dan ketelitian.
5. Rajin : melakukan pekerjaan secara kontinu dan terus menerus.
J U M ‘ A T -SABTU
07.00 – 09.00 > Membuang sampah.
> Membersihkan Lantai (dipel), Kaca, Kamar mandi,
Wastafel, Halaman dan Tangga.
1. 1. Kelembagaan dalam Pengelolaan Air Limbah Bali – 10 September 2014 Disampaikan oleh:
Sabbath Marchend K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E
N D E R A L C I P T A K A R Y A D I R E K TO R AT P E N G EMB A N G A N P E N Y E H
ATA N L I N G K U N G A N P E RMU K IMA N
2. 2. 2 Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL), Pendekatan & Arah Pengelolaan
3. 3. SPAL & Cakupan Pelayanan SPAL SPAL-S SPAL-T Skala Individu Skala Komunal Skala
Perkotaan Skala Permukiman Skala Kawasan Tertentu 1 unit Rmh Tinggal 2-10 Rmh Tinggal
MCK (10-200 jiwa)
4. 4. 4 Pendekatan Pengelolaan Air Limbah Permukiman Berbasis Masyarakat Berbasis Institusi
Skala Kota Skala Regional/Nasional Pendekatan Skala Penanganan Pengembangan PS pelayanan
kota berdasarkan demand responsive Pembangunan prasarana dan sarana air limbah mendukung
kerjasama antar kota/daerah dalam melindungi pencemaran Kota metropolitanbadan air &
besar : sewerage Kota sedang/kecil: off site sistem terpadu – fokus pada pelayanan IPLT (on site
management) Kota/kawasan lama: Shallow/small bore sewer atau sewerage skala kawasan,
terpadu dengan PS pelayanan kota mendukung revitalisasi kota lama Kota/kawasan baru:
Pembangunan sistem sewerage untuk kawasan RSH Mendorong pembangunan sistem sewerage
untuk kota baru Prokasih dan sejenisnya (one river one management) Skala Kawasan 1.Pro poor
2.Kawasan kumuh & rawan sanitasi 1. Desa : Model CLTS On-site 2. Kumuh perkotaan Model
SANIMAS Off-site skala kecil
5. 5. 5 KELEMBAGAAN PENGELOLA AIR LIMBAH (IPLT)
6. 6. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Sistem • Kerangka Hukum bagi Kebijakan & Strategi •
Penetapan Program dan Sasaran Kinerja • Pembiayaan dan Penganggaran Organisasi • Bentuk,
Struktur & Kewenangan • Penyediaan SOP, Perangkat Kerja, dll Individu • Kecukupan SDM
(Quantity) • Kecakapan SDM (Quality)
7. 7. PERANGKAT HUKUM TERKAIT KELEMBAGAAN PENGELOLA AIR LIMBAH DI
DAERAH 1. Peraturan tentang Pembentukan Lembaga PERDA tentang Pembentukan Struktur
Organisasia) Jika bentuknya Dinas (SKPD) & Tata Kerja (SOTK) PERWALI atau PERBUP
tentang• Agar terpisah antara regulator dan operator : dibentuk UPTD dibawah SKPD
Pembentukan UPTD b) Jika ingin lebih fleksibel dalam pengelolaan keuangan maka UPTD dapat
menerapkan PPK-BLUD Keputusan Kepala Daerah PERWALI atau PERBUPATI tentang
Pembentukanc) Jika bentuknya Perusahaan Daerah/BUMD Perusahaan Daerah 2. Peraturan
tentang Pengelolaan Air Limbah a) PERDA tentang Pengelolaan Air Limbah 3. Peraturan tentang
Retribusi Air Limbah a) PERDA tentang Retribusi Jasa Umum (retribusi air limbah dapat
dicantumkan sebagai salah satu jenis dari retribusi jasa umum) b) PERDA tentang Retribusi
Penyedotan Kakus (Jika ingin terpisah)
8. 8. Diagram Alur Pemilihan Bentuk Kelembagaan
9. 9. PEMILIHAN BENTUK LEMBAGA PENGELOLA AIR LIMBAH Kriteria Utama 1: “Berapa
besar permasalahan Air Limbah? Atau Berapa banyak PS Air Limbah yang harus dikelola?”.
Makin besar masalah, makin perlu struktur yang lebih mapan Kriteria Utama 2: “Berapa besar
potensi pendapatan pengelolaan?” Merupakan kriteria pembatas: makin besar potensi, pilihan
struktur jadi lebih banyak.
10. 10. POTENSI PENDAPATAN DARI JASA OPERASIONAL DAN /ATAU KAPASITAS
PENDANAAN DAERAH TERHADAP BENTUK LEMBAGA 10 Kompleksitas
Permasalahan/Penanganan Air Limbah dan/atau Besarnya volumen/kapasitas PS PLP yang harus
dikelola rendah sedang tinggi BLUD BLUD BLUD BUMD BLUD Besarnya potensi pendapatan
dari jasa operasional dan atau kapasitas pendanaan daerah tinggi sedang rendah UPTD BLUD
BUMD UPTD UPTD BUMD UPTD UPTD UPTD DINAS DINAS DINAS
11. 11. PERTIMBANGAN POTENSI FINANSIAL ATAS PILIHAN BENTUK LEMBAGA 11 Biaya
OM &Penyusutan terpenuhi Biaya OM terpenuhi Biaya OM dominan subsidi Masy. Penghasilan
tinggi Masy. Penghasilan sedang Masy. Penghasilan rendah UPTD BLUD Perusda BLUD BLUD
Dinas Pendapatan < biaya pelayanan Pendapatan ≈ biaya pelayanan Pendapatan > biaya pelayanan
12. 12. SKPD (Dinas) Pengelola Air Limbah Struktur Organisasi Pengelola Setingkat Bidang Struktur
Organisasi Pengelola Setingkat Seksi Struktur Organisasi Pengelola hanya bagian dari Tusi Seksi
* struktur dan finansial mengikuti pemda * kontrol internal pemda * pembentukan oleh Peraturan
Daerah
13. 13. UPTD Pengelola Air Limbah • Struktur dan finansial mengikuti pemda • Kontrol internal
pemda • Pembentukan relatif mudah (SK Kepala Daerah) • Pemisahan operator dan regulator •
Fokus kepada Teknis Operasional Contoh Struktur Organisasi Pengelola berbentuk UPTD
14. 14. UPT PPK-BLUD • Lebih leluasa mengelola SDM dan finansial • Kontrol pemda dan auditor •
Pembentukan oleh Kepala Daerah setelah lolos persyaratan Substantif, Teknis & Administratif
Contoh Struktur Organisasi Pengelola berbentuk UPT PPK BLUD di Denpasar, Bali Kepala/
Pemimpin Pejabat Keuangan Seksi A Seksi B Pejabat Teknis 1 Seksi C Seksi D Pejabat Teknis 2
Seksi E Seksi F Pejabat Teknis 3 Seksi G Seksi H
15. 15. Melekat pada PDAM • Bisa berusaha seperti layaknya swasta • Kontrol eksternal pemda •
Pembentukan harus melalui persetujuan DPRD • Dapat melekatkan tarif air limbah pada air
minum • Dapat melakukan subsidi silang dalam pengelolaan air limbah dari air minum •Proses
lebih cepat karena PDAM rata-rata sudah terbentuk Contoh Struktur Organisasi Pengelola Melekat
pada PDAM Tirtawening di Kota Bandung
16. 16. Perusahaan Daerah (PD) • Bisa berusaha seperti layaknya swasta • Kontrol eksternal pemda •
Pembentukan harus melalui persetujuan DPRD • Bisa lebih fokus melayani seluruh cakupan
pelayanan air limbah • Cocok di implementasikan di kota-kota besar Contoh Struktur Organisasi
Pengelola berbentuk PD PAL Jaya di DKI Jakarta
17. 17. Tugas Fungsi Kelembagaan Pengelola IPLT Fungsi-fungsi yang dikembangkan oleh Pengelola
minimal antara lain : 1. Perencanaan dan Penganggaran 2. Pembangunan 3. Pengangkutan 4.
Pengolahan 5. Operasi Pemeliharaan 6. Pelayanan 7. Koordinasi & Kerjasama 8. Pemanfaatan 9.
Administrasi 10. Pembinaan 11. Pengawasan dan Pengendalian 12. Evaluasi 13. Pelaporan
18. 18. Komponen Pengolahan Air Limbah Setempat Unit Pengolahan Setempat UNIT
PENGOLAHAN LUMPUR TINJA Unit Pengolahan Setempat : o cubluk kembar paling
banyako tangki septik digunakan di Indonesia o biofilter o unit pengolahan air limbah fabrikasi
lainnya Unit Pengangkut : o Truk tinja o Motor tinja roda tiga Berupa PS IPLT meliputi antara
lain: o Unit penyaringan o Unit pemekatan seperti: tangki Imhoff, SSC o Unit stabilisasi seperti:
sistem kolam/lagoon, oxidation ditch, dll o Unit pengeringan lumpur Unit Pengangkut Unit
Pembuangan Akhir Unit Pembuangan Akhir terdiri dari: • Sarana pembuangan efluen; • Sarana
penampungan sementara lumpur hasil pengolahan.
19. 19. Estimasi Kebutuhan Tenaga Kerja untuk IPLT Kebutuhan Tenaga Jumlah Penduduk 10.000
25.000 50.000 100.000 250.0000 Tenaga Supervisi 1 1 1 Tenaga Mekanik* - 1 1 Tenaga
Laboratorium** 1 1 1 2 Asisten Supervisi 1 2 2 2 Tenaga Penunjang 1 2 4 6 10 Pengemudi*** - 1
1 1 2 Pengawas*** 1 1 1 3 5 Jumlah 2 6 10 15 23 Sumber: Balai Pelatihan Air Bersih dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman, 2000 Catatan: *Tergantung jumlah peralatan yang dipakai
** Tergantung ada tidaknya laboratorium *** Tergantung ada tidaknya fasilitas kendaraan
20. 20. Pengembangan Kelembagaan Penyusunan Tata Laksana Organisasi Pengembangan SDM • On
The Job Training • Off The Job Training Kerjasama dengan Swasta • Konstruksi • Operasional •
Pemeliharaan • Pengangkutan lumpur tinja • CSR, dll Kerjasama Antar Daerah (Regional)
Pemanfaatan Bisnis Hasil Pengolahan • Penjualan pupuk • Pemanfaatan biogas • Penyiraman
tanaman • dll
21. 21. Terima Kasih
Pengertian Secara umum term “waste” ( bahan buangan ) menunjukkan sesuatu yang tidak
berguna, tidak terpakai, tidak dikehendaki atau barang-barang yang dibuang dapat
berbentuk padat, cair atau gas.
Klasifikasi sampah puskesmas :
A. Sampah medis :
Kering : tempat infus, kasa kering, Kapas, verband, pembalut dan lain-lain bahan
yang berhubungan dengan penderita, Jarum suntik dan infuse, lancet, dak glas, objek
gelas, spuit.
Basah : Sampah medis dengan kandungan air ( kapas basah, kasa basah), handscoen
B. Sampah non medis :
sisa-sisa makanan nasi, sayur, buah, kertas bekas, puntung rokok, sampah kantor dll.
Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan untuk :
o Mencegah penyebaran infeksi kepetugas klinik yang menanganinya dan masyarakat.
o Melindungi petugas yang menangani sampah dari kecelakaan yang tidak sengaja.
Memberikan lingkungan yang estetik.
Kebijakan o Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000
Buku Standart Asuhan keperawatan (instrumen evaluasi penerapan SAK di RS.
Depkes RI Dirjen Yanmed Direktorat, RSU dan Pendidikan Th. 2005.
Prosedur A. Sampah Medis :
1. Petugas ruangan memasukkan sampah medik dari ruangan ke dalam kantong plastik
(sampah kering kecuali botol bekas obat dan infuse set)
2. Setelah 24 jam / pergantian shift atau sesudah kantong plastik terisi sampah medik
maksimal 2/3 bagian.
3. petugas kebersihan mengambil sampah medis tersebut dan memilah sampah tersebut
dlaam sampah kering dan basah.
4. Petugas memilah lagi untuk sampah kering dengan memisahkan infuse set tersendiri
terpisah dari sampah kering yang lain.
5. Petugas kebersihan mengikat kantong dengan rapat dan mengangkut dengan trolly
khusus ke insenerator.
6. Petugas kebersihan membakar sampah kering kecuali infus set di Incenerator.
7. Petugas pengambil INfuse set mengambil pada petugas kebersihan
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) adalah bangunan yang digunakan untuk mengumpulkan air
buangan sisa pemakaian dari kran / hidran umum, sarana cuci tangan, kamar mandi, dapur, dan lain-lain,
sehingga air limbah tersebut dapat tersimpan atau meresap ke dalam tanah dan tidak menyebabkan
penyebaran penyakit serta tidak mengotori lingkungan sekitarnya. SPAL tidak menyalurkan air kotor dari
peturasan/jamban).
About these ads