Anda di halaman 1dari 13

C.

Berpedoman pada 5 (Lima) sikap mental :


Ikhlas
Jujur
Disiplin
Tanggung Jawab
Loyalitas

D. Berpedoman pada 5 (Lima)R dan 1 (satu) T pedoman kerja :


Resik
Ringkas
Rapi
Rawat
Rajin
Teliti

TUGAS RUTIN
Membersihkan meja,computer dan telepon.
Membersihkan kursi
Membuang sampah
Membersihkan kaca indoor atau Outdoor.
Membersihkan sawang-sawang
Membersihkan kamar mandi meliputi.
Membersihkan Langit-langit atau sawang-sawang .
Membersihkan lampu kamar mandi
Membersihkan dinding kamar mandi
Membersihkan wastafel dan Cermin
Membersihkan Closet
Menyikat atau mengepel kamar mandi
Membersihkan alat pemadam kebakaran
Membersihkan tempat puntung rokok
Membersihkan Halaman ( menyapu )
Perawatan bunga (menyiram Pemupukan,menggemburkan tanah)
Menyapu lantai atau melobby
Mengepel lantai dll

General Cleaning :
Pembersihan kaca luar + Lis
General kamar mandi
Pencucian Karpet (bila ada karpet )
Pemolesan marmer / keramik

Jenis obat yang dipakai untuk pembersihan meliputi :


Obat untuk lantai disebut Floorclean warna hijau
Obat untuk kakus / wc disebut karbol warna putih
Obat untuk kaca / meja disebut glass cleanwarna biru
Obat untuk cuci tangan disebut hand soap warna kuning
Obat untuk pengharum kamar mandi disebut parfum warna merah
Obat untuk membersihkan kerak-kerak kamar mandi disebut Vim/ Flash powder
Obat untuk memperlancar saluran air / got disebut soda api (bila perlu)

Alat –alat cleaning service meliputi :


Sapu ijuk
Sapu lidi
Cikrak
Wolpell lengkap
Lobby daster
Stik kaca
Vaccum Cleaner (bila perlu)
Mesin Poles (Bila Perlu)
Kop Air
Keranjang sampah
Dll.

RUTINITAS CLEANING SERVICE

I. Pertama Yang harus dikerjakan


1. Membersihkan meja,Kursi,Komputer Telepon
2. Membuang sampah.
3. Membersihkan kaca indoor dan outdoor
4. Membersihkan sawang-sawang
5. Menyapu loby ( Ruang Nasabah)
6. Mengepel ruangan

II Membersikan Kamar Mandi Meliputi


1. Membersihkan langit-langit /sawang atap kamar mandi
2. Membaesikan lampu kamar mandi
3. Membersihkan dinding kamar mandi
4. Membersihkan wastafel & cermin
5. Membersihkan tempat sabun
6. Menyikat lantai dan membersihkan colset yang berkarak
7. Mengepal kamar mandi

III.Membersihkan Peralatan Gedung


1. Membersihkan alat pemadam kebakaran
2. Membersihkan tempat odner dan odder
3. Membersikan almari
4. Membersihkan bunga plastic
5. Membersikan pigora atau lukisan
6. Membersihkan tempat punting rokok Dll

IV. Menyapu dan Meloby

V. Mengepel

VI. Membersihkan Halaman


1. Menyapu dan mengepel halaman
2. Merapikan tanaman yang ada dijalanan
3. Perawatan bunga yang ada dihalaman maupun didalam gedung dengan cara (menyiram, pemupukan,
mengemburkan tanah)

Selesai Melaksanakan tugas rutin clening service diwajibkan merapikan serta merawat peralatan kerja
yang habis digunakan.
Apabila tugas pagi sudah dilaksanakan untuk clening service diwajibkan melakukan pengontrolan lagi
terhadap hasil kerja pagi.

Alat- alat untuk general clening seperti:


1. Mesin vaccum
2. Alat polesh

General Cleaning biasanya digunakan pada hari sabtu atau minggu :


1. Pembersihan keseluruhan kaca luar dan list
2. General Kamar Mandi
3. Pencucian karpet (Bila ada karpet)
4. Pemolesan lantai

Semua tenaga cleaning sevice wajib menjalankan dan melaksanakan pedoman kerja yaitu 5M & 5
R 1T:

5.Dasar mental
1. iklhas : dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
2. jujur : jujur segi keuangan , absensi.
3. disiplin : dalam waktu kerja.
4. tanggung jawab : dalam bekerja maupun hasil kerja.

5 R 1 T .Pedoman kerja
1. resik : Bersih secara rasa, raba dan pandang.
2. Ringkas : Cara Kerja yang tertib dan terarah (efiktif).
3. rapi : kerapian untuk diri sendiri maupun hasil kerja.
4. Rawat : Pemeliharaan peralatan dan ketelitian.
5. Rajin : melakukan pekerjaan secara kontinu dan terus menerus.

J am KETE RAN GAN


SENIN–KAMIS
06.30 – 09.00 > Membersihkan Ruangan, Meja, Komputer, Telepon.
> Membuang sampah.
> Membersihkan Lantai (dipel), Kaca, Kamar mandi,
Wastafel, Halaman dan Tangga.
> Membuat Air Minum Untuk Staf.
> Membersihkan Dapur
09.00 – 10.00 > Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca,
Halaman, Dan Tissu.
10.00 – 12.00 > Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca,
10.00 – 12.00 Halaman Dan Tissu.
> Membantu Staf Kantor / karyawan
12.00 – 13.00 I S T I R A H A T
13.00 – 14.00 > Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca.
14.00 – 15.00 > Mengontrol halaman.
> Membatu Staf / Karyawan .
15.00 – 17.00 > Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca,
Halaman Dan Tissu.
> Membersihkan Dapur
17.00 P U L A N G

J U M ‘ A T -SABTU
07.00 – 09.00 > Membuang sampah.
> Membersihkan Lantai (dipel), Kaca, Kamar mandi,
Wastafel, Halaman dan Tangga.

10.00 – 12.00 > Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca,


Halaman Dan Tissu.
> Membantu Staf Kantor / karyawan .
12.00 – 13.30 I S T I R A H A T
13.30 – 14.00 > Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca,
Halaman Dan Tissu.
14.00 – 15.00 > Membersikan tempat sampah.
> Membersikan tempat sampah Rokok.
> Membersihkan Awang – Awang Ruangan.
> Mencuci Kain Lap Kaca Dan kain Pel.
> Membersihkan Musholla
15.00 – 17.00 > Mengontrol Lantai, Kamar Mandi, Wastafel, Kaca,
Halaman Dan Tissu.
> Membantu Staf Kantor / karyawan .
17.00 P U L A N G
Transcript of "Kelembagaan Dalam Pengelolaan Air Limbah"

1. 1. Kelembagaan dalam Pengelolaan Air Limbah Bali – 10 September 2014 Disampaikan oleh:
Sabbath Marchend K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E
N D E R A L C I P T A K A R Y A D I R E K TO R AT P E N G EMB A N G A N P E N Y E H
ATA N L I N G K U N G A N P E RMU K IMA N
2. 2. 2 Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL), Pendekatan & Arah Pengelolaan
3. 3. SPAL & Cakupan Pelayanan SPAL SPAL-S SPAL-T Skala Individu Skala Komunal Skala
Perkotaan Skala Permukiman Skala Kawasan Tertentu 1 unit Rmh Tinggal 2-10 Rmh Tinggal
MCK (10-200 jiwa)
4. 4. 4 Pendekatan Pengelolaan Air Limbah Permukiman Berbasis Masyarakat Berbasis Institusi
Skala Kota Skala Regional/Nasional Pendekatan Skala Penanganan Pengembangan PS pelayanan
kota berdasarkan demand responsive Pembangunan prasarana dan sarana air limbah mendukung
kerjasama antar kota/daerah dalam melindungi pencemaran Kota metropolitanbadan air &
besar : sewerage Kota sedang/kecil: off site sistem terpadu – fokus pada pelayanan IPLT (on site
management) Kota/kawasan lama: Shallow/small bore sewer atau sewerage skala kawasan,
terpadu dengan PS pelayanan kota mendukung revitalisasi kota lama Kota/kawasan baru:
Pembangunan sistem sewerage untuk kawasan RSH Mendorong pembangunan sistem sewerage
untuk kota baru Prokasih dan sejenisnya (one river one management) Skala Kawasan 1.Pro poor
2.Kawasan kumuh & rawan sanitasi 1. Desa : Model CLTS On-site 2. Kumuh perkotaan Model
SANIMAS Off-site skala kecil
5. 5. 5 KELEMBAGAAN PENGELOLA AIR LIMBAH (IPLT)
6. 6. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Sistem • Kerangka Hukum bagi Kebijakan & Strategi •
Penetapan Program dan Sasaran Kinerja • Pembiayaan dan Penganggaran Organisasi • Bentuk,
Struktur & Kewenangan • Penyediaan SOP, Perangkat Kerja, dll Individu • Kecukupan SDM
(Quantity) • Kecakapan SDM (Quality)
7. 7. PERANGKAT HUKUM TERKAIT KELEMBAGAAN PENGELOLA AIR LIMBAH DI
DAERAH 1. Peraturan tentang Pembentukan Lembaga PERDA tentang Pembentukan Struktur
Organisasia) Jika bentuknya Dinas (SKPD) & Tata Kerja (SOTK) PERWALI atau PERBUP
tentang• Agar terpisah antara regulator dan operator : dibentuk UPTD dibawah SKPD
Pembentukan UPTD b) Jika ingin lebih fleksibel dalam pengelolaan keuangan maka UPTD dapat
menerapkan PPK-BLUD Keputusan Kepala Daerah PERWALI atau PERBUPATI tentang
Pembentukanc) Jika bentuknya Perusahaan Daerah/BUMD Perusahaan Daerah 2. Peraturan
tentang Pengelolaan Air Limbah a) PERDA tentang Pengelolaan Air Limbah 3. Peraturan tentang
Retribusi Air Limbah a) PERDA tentang Retribusi Jasa Umum (retribusi air limbah dapat
dicantumkan sebagai salah satu jenis dari retribusi jasa umum) b) PERDA tentang Retribusi
Penyedotan Kakus (Jika ingin terpisah)
8. 8. Diagram Alur Pemilihan Bentuk Kelembagaan
9. 9. PEMILIHAN BENTUK LEMBAGA PENGELOLA AIR LIMBAH Kriteria Utama 1: “Berapa
besar permasalahan Air Limbah? Atau Berapa banyak PS Air Limbah yang harus dikelola?”.
Makin besar masalah, makin perlu struktur yang lebih mapan Kriteria Utama 2: “Berapa besar
potensi pendapatan pengelolaan?” Merupakan kriteria pembatas: makin besar potensi, pilihan
struktur jadi lebih banyak.
10. 10. POTENSI PENDAPATAN DARI JASA OPERASIONAL DAN /ATAU KAPASITAS
PENDANAAN DAERAH TERHADAP BENTUK LEMBAGA 10 Kompleksitas
Permasalahan/Penanganan Air Limbah dan/atau Besarnya volumen/kapasitas PS PLP yang harus
dikelola rendah sedang tinggi BLUD BLUD BLUD BUMD BLUD Besarnya potensi pendapatan
dari jasa operasional dan atau kapasitas pendanaan daerah tinggi sedang rendah UPTD BLUD
BUMD UPTD UPTD BUMD UPTD UPTD UPTD DINAS DINAS DINAS
11. 11. PERTIMBANGAN POTENSI FINANSIAL ATAS PILIHAN BENTUK LEMBAGA 11 Biaya
OM &Penyusutan terpenuhi Biaya OM terpenuhi Biaya OM dominan subsidi Masy. Penghasilan
tinggi Masy. Penghasilan sedang Masy. Penghasilan rendah UPTD BLUD Perusda BLUD BLUD
Dinas Pendapatan < biaya pelayanan Pendapatan ≈ biaya pelayanan Pendapatan > biaya pelayanan
12. 12. SKPD (Dinas) Pengelola Air Limbah Struktur Organisasi Pengelola Setingkat Bidang Struktur
Organisasi Pengelola Setingkat Seksi Struktur Organisasi Pengelola hanya bagian dari Tusi Seksi
* struktur dan finansial mengikuti pemda * kontrol internal pemda * pembentukan oleh Peraturan
Daerah
13. 13. UPTD Pengelola Air Limbah • Struktur dan finansial mengikuti pemda • Kontrol internal
pemda • Pembentukan relatif mudah (SK Kepala Daerah) • Pemisahan operator dan regulator •
Fokus kepada Teknis Operasional Contoh Struktur Organisasi Pengelola berbentuk UPTD
14. 14. UPT PPK-BLUD • Lebih leluasa mengelola SDM dan finansial • Kontrol pemda dan auditor •
Pembentukan oleh Kepala Daerah setelah lolos persyaratan Substantif, Teknis & Administratif
Contoh Struktur Organisasi Pengelola berbentuk UPT PPK BLUD di Denpasar, Bali Kepala/
Pemimpin Pejabat Keuangan Seksi A Seksi B Pejabat Teknis 1 Seksi C Seksi D Pejabat Teknis 2
Seksi E Seksi F Pejabat Teknis 3 Seksi G Seksi H
15. 15. Melekat pada PDAM • Bisa berusaha seperti layaknya swasta • Kontrol eksternal pemda •
Pembentukan harus melalui persetujuan DPRD • Dapat melekatkan tarif air limbah pada air
minum • Dapat melakukan subsidi silang dalam pengelolaan air limbah dari air minum •Proses
lebih cepat karena PDAM rata-rata sudah terbentuk Contoh Struktur Organisasi Pengelola Melekat
pada PDAM Tirtawening di Kota Bandung
16. 16. Perusahaan Daerah (PD) • Bisa berusaha seperti layaknya swasta • Kontrol eksternal pemda •
Pembentukan harus melalui persetujuan DPRD • Bisa lebih fokus melayani seluruh cakupan
pelayanan air limbah • Cocok di implementasikan di kota-kota besar Contoh Struktur Organisasi
Pengelola berbentuk PD PAL Jaya di DKI Jakarta
17. 17. Tugas Fungsi Kelembagaan Pengelola IPLT Fungsi-fungsi yang dikembangkan oleh Pengelola
minimal antara lain : 1. Perencanaan dan Penganggaran 2. Pembangunan 3. Pengangkutan 4.
Pengolahan 5. Operasi Pemeliharaan 6. Pelayanan 7. Koordinasi & Kerjasama 8. Pemanfaatan 9.
Administrasi 10. Pembinaan 11. Pengawasan dan Pengendalian 12. Evaluasi 13. Pelaporan
18. 18. Komponen Pengolahan Air Limbah Setempat Unit Pengolahan Setempat UNIT
PENGOLAHAN LUMPUR TINJA Unit Pengolahan Setempat : o cubluk kembar paling
banyako tangki septik digunakan di Indonesia o biofilter o unit pengolahan air limbah fabrikasi
lainnya Unit Pengangkut : o Truk tinja o Motor tinja roda tiga Berupa PS IPLT meliputi antara
lain: o Unit penyaringan o Unit pemekatan seperti: tangki Imhoff, SSC o Unit stabilisasi seperti:
sistem kolam/lagoon, oxidation ditch, dll o Unit pengeringan lumpur Unit Pengangkut Unit
Pembuangan Akhir Unit Pembuangan Akhir terdiri dari: • Sarana pembuangan efluen; • Sarana
penampungan sementara lumpur hasil pengolahan.
19. 19. Estimasi Kebutuhan Tenaga Kerja untuk IPLT Kebutuhan Tenaga Jumlah Penduduk 10.000
25.000 50.000 100.000 250.0000 Tenaga Supervisi 1 1 1 Tenaga Mekanik* - 1 1 Tenaga
Laboratorium** 1 1 1 2 Asisten Supervisi 1 2 2 2 Tenaga Penunjang 1 2 4 6 10 Pengemudi*** - 1
1 1 2 Pengawas*** 1 1 1 3 5 Jumlah 2 6 10 15 23 Sumber: Balai Pelatihan Air Bersih dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman, 2000 Catatan: *Tergantung jumlah peralatan yang dipakai
** Tergantung ada tidaknya laboratorium *** Tergantung ada tidaknya fasilitas kendaraan
20. 20. Pengembangan Kelembagaan Penyusunan Tata Laksana Organisasi Pengembangan SDM • On
The Job Training • Off The Job Training Kerjasama dengan Swasta • Konstruksi • Operasional •
Pemeliharaan • Pengangkutan lumpur tinja • CSR, dll Kerjasama Antar Daerah (Regional)
Pemanfaatan Bisnis Hasil Pengolahan • Penjualan pupuk • Pemanfaatan biogas • Penyiraman
tanaman • dll
21. 21. Terima Kasih

21. peningkatan peran serta


masyarakat dalam pengelolaan
sampah dilakukan dengan konsep
3R, antara lain dengan
pengomposan, biogas, membangun
dan mengembangkan bank sampah
dan atau membentuk koperasi
pengelolaan sampah; dan
22. melaksanakan pembinaan terhadap
pelaku pengomposan di Kota
Cimahi, baik dari segi teknologi
maupun kualitas produk untuk
meningkatkan tingkat kesejahteraan
mereka.
f. tanggung jawab pengelolaan sampah
bilamana dilakukan oleh mitra kerja
yang ditunjuk sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
adalah sebagai berikut :
1. berkoordinasi dengan dinas untuk
pelaksanaan pengelolaan sampah;
2. membantu masyarakat
memasarkan kompos dari hasil
pengomposan di Kota Cimahi
secara proporsional;
3. melakukan koordinasi dengan pihak
lain dibawah pengawasan dinas
melalui mekanisme KPS sesuai
peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
4. mengembangkan dan menerapkan
sistem pengelolaan persampahan
di Kota Cimahi secara profesional;
5. memberi pelayanan yang efektif
dan efisien sesuai dengan kaidah-
kaidah manajemen profesional;
6. mempertanggungjawabkan
pelaksanaan pengelolaan
persampahan kepada pihak
Pemerintah Kota;
7. meningkatkan peran masyarakat
dan swasta dalam pengelolaan
persampahan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
8. menyusun rancangan berbagai
alternatif pengelolaan sampah
untuk berbagai keperluan yang
aplikasinya harus mendapat
rekomendasi dari pihak Dinas;
9. berperan aktif dalam pengelolaan
persampahan bersama masyarakat
yang meliputi pemantauan
lingkungan, evaluasi, dan
pelaporan kepada Dinas untuk
dasar penetapan langkah-langkah
lebih lanjut;
10. mengembangkan program CSR
sebagai landasan terbangunnya
masyarakat yang mandiri atau
community development sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
11. sampah organik dan anorganik dari
setiap pedagang di pasar secara
berkala diangkut menuju TPSS
Pasar untuk dilakukan pengolahan,
selanjutnya residu diangkut ke
TPPAS secara rutin;
12. melakukan penyapuan,
pengumpulan dan pengangkutan
sampah yang berasal dari
penyapuan jalan / taman, dan
tempat-tempat umum lainnya; dan
13. Sampah yang sudah masuk ke TPS
dalam keadaan tertutup diangkut ke
TPPAS sesuai jadwal yang
ditentukan.
BAB VI
KERJASAMA DAN KEMITRAAN
Pasal 7
(1) Pemerintah Kota Cimahi dapat
melakukan kerjasama dengan
pemerintah daerah lainnya dalam
melakukan usaha pengelolaan sampah
bersama.
(2) Pengelolaan di seluruh tempat
pengomposan dilakukan dengan
melaksanakan kaidah manajemen
profesional yang dapat ditangani oleh
dinas dan/atau mitra kerja yang ditunjuk
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(3) Mitra kerja yang ditunjuk bertanggung
jawab dalam pengelolaan tempat
pengomposan dengan persetujuan
dinas dapat menggunakan produk
komposnya, baik untuk pemakaian
langsung maupun untuk pengolahan
lebih lanjut.
(4) Pengelolaan sampah dengan teknologi
tinggi dapat dilakukan oleh dinas dan/
atau mitra kerja yang ditunjuk sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku sesuai dengan nilai-nilai
sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan
(5) Setiap kegiatan yang dilakukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, wajib
memenuhi dokumen lingkungan.
(6) Dinas dan/atau mitra kerja yang ditunjuk
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku,
bertanggungjawab dalam melaksanakan
pengelolaan lingkungan dari proses
pengolahan sampah yang dilakukan.
BAB VII
PRODUK PENGOLAHAN SAMPAH
Pasal 8
Produk dari pengolahan sampah yang
berasal dari masyarakat dan/atau mitra
kerja yang ditunjuk harus memenuhi
standar kompos padat sesuai SNI dan atau
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB VIII
BAKU MUTU LINGKUNGAN
Pasal 9
(1) Lindi (cairan sampah) harus dikelola
dengan benar sehingga memenuhi baku
mutu lingkungan sesuai dengan
Peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang berlaku.
(2) Emisi gas buang untuk pengelolaan
sampah anorganik dengan metoda
insinerasi atau teknologi lainnya yang
memenuhi baku mutu lingkungan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
BAB IX
INSENTIF
Pasal 10
(1) Terhadap orang yang melaksanakan
pengelolaan sampah sejak dari sumber
baik perorangan atau kelompok, dapat
diberikan insentif sesuai dengan
kemampuan Pemerintah Daerah.
(2) Terhadap masyarakat yang melakukan
pengorganisasian pengelolaan sampah
baik dalam bentuk pengomposan
maupun bank sampah dan atau dalam
bentuk koperasi pengelolaan sampah,
maka Pemerintah Kota Cimahi perlu
memberikan insentif berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(3) Terhadap masyarakat yang mampu
mengembangkan teknologi tepat guna
pengelolaan sampah yang ramah
lingkungan, maka Pemerintah Kota
Cimahi dapat memberikan insentif
berupa penghargaan dan kesempatan
kepada pihak yang bersangkutan untuk
mengembangkan produknya secara
lebih luas.
BAB X
LARANGAN
Pasal 11
Setiap orang dilarang :
a. membuang sampah dengan sengaja di
luar tempat penampungan sampah;
b. membuang sampah
dengan sengaja di
jalan taman, jalur-jalur hijau, tempat
fasilitas umum, parit, selokan, dan sungai
atau badan air lainnya;
c. membakar sampah di jalan-jalan, jalur
hijau, taman dan tempat umum lainnya;
d. menyimpan sampah dari kali atau got di
bantaran
sungai atau badan jalan;
e. mencampur sampah dengan limbah B3;
f. membuang sampah infeksius (bangkai
hewan, kotoran manusia, kotoran hewan,
dahak, ludah) yang tidak sesuai dengan
peundang-undangan dan peraturan yang
berlaku;
g. membuang sampah B3 (oli bekas, batu
bara) yang tidak sesuai dengan
peundang-undangan dan peraturan yang
berlaku;
h. menumpuk dan menempatkan sampah
bongkaran bangunan di bahu/badan
jalan;
i. menumpuk atau menempatkan barang-
barang bekas yang masih mempunyai
nilai ekonomis maupun yang tidak, pada
kiri dan kanan bahu jalan, badan jalan,
taman, jalur hijau, depan bangunan dan
tempat-tempat umum; dan
j. mengotori jalan dalam proses
pengangkutan barang.
BAB XI
MEKANISME DAN PENYELESAIAN
SENGKETA
Pasal 13
(1) Penyelesaian sengketa di luar
pengadilan dilakukan melalui mediasi,
negosiasi, arbitrase atau pilihan lain
dari pihak yang bersangkutan.
(2) Apabila penyelesaian sengketa
sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak
tercapai kesepakatan, para pihak yang
bersangkutan dapat mengajukan
sengketa melalui pengadilan.

SOP / CARA PENANGANAN LIMBAH / SAMPAH MEDIS DAN NONMEDIS

Pengertian Secara umum term “waste” ( bahan buangan ) menunjukkan sesuatu yang tidak
berguna, tidak terpakai, tidak dikehendaki atau barang-barang yang dibuang dapat
berbentuk padat, cair atau gas.
Klasifikasi sampah puskesmas :
A. Sampah medis :
Kering : tempat infus, kasa kering, Kapas, verband, pembalut dan lain-lain bahan
yang berhubungan dengan penderita, Jarum suntik dan infuse, lancet, dak glas, objek
gelas, spuit.
Basah : Sampah medis dengan kandungan air ( kapas basah, kasa basah), handscoen
B. Sampah non medis :
sisa-sisa makanan nasi, sayur, buah, kertas bekas, puntung rokok, sampah kantor dll.
Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan untuk :
o Mencegah penyebaran infeksi kepetugas klinik yang menanganinya dan masyarakat.
o Melindungi petugas yang menangani sampah dari kecelakaan yang tidak sengaja.
Memberikan lingkungan yang estetik.
Kebijakan o Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000
Buku Standart Asuhan keperawatan (instrumen evaluasi penerapan SAK di RS.
Depkes RI Dirjen Yanmed Direktorat, RSU dan Pendidikan Th. 2005.
Prosedur A. Sampah Medis :
1. Petugas ruangan memasukkan sampah medik dari ruangan ke dalam kantong plastik
(sampah kering kecuali botol bekas obat dan infuse set)
2. Setelah 24 jam / pergantian shift atau sesudah kantong plastik terisi sampah medik
maksimal 2/3 bagian.
3. petugas kebersihan mengambil sampah medis tersebut dan memilah sampah tersebut
dlaam sampah kering dan basah.
4. Petugas memilah lagi untuk sampah kering dengan memisahkan infuse set tersendiri
terpisah dari sampah kering yang lain.
5. Petugas kebersihan mengikat kantong dengan rapat dan mengangkut dengan trolly
khusus ke insenerator.
6. Petugas kebersihan membakar sampah kering kecuali infus set di Incenerator.
7. Petugas pengambil INfuse set mengambil pada petugas kebersihan

Khusus untuk botol bekas obat:


1. Petugas perawatan mengumpulkan botol bekas tersebut dalam wadah khusus
2. Petugas menggunakan botol bekas tersebut sebagai tempat ced ‫ي‬an darah untuk
pengiriman pasien ke laboratorium
B. Sampah Non Medis :
1. Petugas ruangan memasukkan sampah non medik ke dalam kantong plastik.
2. petugas keperawatan menganti kantung plasta baru apabila kantong plastik terisi
sampah medik maksimal 2/3 bagian.
3. Petugas kebersihan mengambil sampah tersebut dan memilah sampah kering dan
basah
4. Petugas kebersihan membakar sampah kering langsung pada tempat sudah
disediakan
Petugas kebersihan membuang sampah basah ke TPA ( tempat pembuangan akhir)

Unit terkait Bagian kebersihan/incenerator

Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)


Posted on January 22, 2012 | Leave a comment

Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) adalah bangunan yang digunakan untuk mengumpulkan air
buangan sisa pemakaian dari kran / hidran umum, sarana cuci tangan, kamar mandi, dapur, dan lain-lain,
sehingga air limbah tersebut dapat tersimpan atau meresap ke dalam tanah dan tidak menyebabkan
penyebaran penyakit serta tidak mengotori lingkungan sekitarnya. SPAL tidak menyalurkan air kotor dari
peturasan/jamban).
About these ads

Anda mungkin juga menyukai