Anda di halaman 1dari 7

HIDROGENASI

I. SEJARAH HIDROGENASI
Hidrogenasi paling awal adalah dari platina katalis penambahan hidrogen ke
oksigen di lampu Döbereiner, perangkat dikomersialisasikan pada tahun 1823. Kimiawan
Perancis Paul Sabatier dianggap sebagai ayah dari proses hidrogenasi. Pada tahun 1897,
ia menemukan bahwa pengenalan jejak nikel sebagai katalis memfasilitasi penambahan
hidrogen ke molekul hidrokarbon gas dalam apa yang sekarang dikenal sebagai proses
Sabatier. Untuk pekerjaan ini Sabatier memperoleh Nobel Kimia pada tahun 1912
.Wilhelm Normann dianugerahi paten di Jerman pada tahun 1902 dan di Inggris pada
tahun 1903 untuk hidrogenasi minyak cair, yang merupakan awal dari apa yang sekarang
menjadi industri dunia luas. Yang penting secara komersial proses Haber-Bosch, pertama
kali dijelaskan pada tahun 1905, melibatkan hidrogenasi nitrogen. Dalam proses Fischer-
Tropsch , dilaporkan pada tahun 1922 karbon monoksida, yang berasal dari batubara
mudah, adalah terhidrogenasi untuk bahan bakar cair.
II. PENGERTIAN HIDROGENASI
Hidrogenasi merupakan reaksi hidrogen dengan senyawa organik, Reaksi ini
terjadi dengan penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan rangkap dari molekul
yang tidak jenuh sehingga dihasilkan suatu produk yang jenuh. Proses hidrogenasi
merupakan salah satu proses yang penting dan banyak digunakan dalam pembuatan
bermacam-macam senyawa organik. Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom
hydrogen ke sebuah molekul. Reaksi dilakukan pada suhu dan tekanan yang berbeda
tergantung pada substrat dan aktivitas katalis.
III. JENIS-JENIS HIDROGENASI
III.1 Hidrogenasi Transfer
Proses hidrogenasi umumnya memanfaatkan gas hydrogen, namun ada
juga yang menggunakan sumber lain yang memiliki atom hydrogen di dalamnya.
Namun tujuannya sama, yaitu : menambahkan atom hydrogen dalam suatu
senyawa.
III.2 Hidrogenasi Minyak
Proses hidrogenasi minyak membuat mengerasnya tanaman dan ikan yang
diturunkan minyak, yang memungkinkan mereka untuk menjadi pengganti efektif
untuk lemak hewani.
III.3 Hidrogenasi Etena
Etena bereaksi dengan hydrogen pada suhu sekitar 150 C dengan adanya
sebuah katalis nikel (Ni) yang halus. Reaksi ini menghasilkan etana. Reaksi ini
tidak begitu berarti, sebab etena merupakan senyawa yang jauh lebih bermanfaat
dibanding etena yang dihasilkan.
IV. APLIKASI HIDROGENASI

IV.1 Pembuatan sorbitol (pemanis buatan)

Industri yang menggunakan proses hidrogenasi antara lain adalah industri


sorbitol. Dengan reaksi hidrogenaasi katalitik glukosa menjadi sorbitol dan mendapatkan
kondisi reaksi yang tepat agar diperoleh yield sorbitol yang memadai. Proses pembuatan
sorbitol melalui hidrogenasi katalitik dilakukan dengan mereaksikan larutan glukosa dan
gas hidrogen dengan menggunakan katalis remey nikel dalam reaktor bertekanan dan
bersuhu tinggi. Metode yang digunakan adalah memasukkan 250 ml larutan glukosa pada
konsentrasi awal 30% berat secara batch dan menambahkan katalis sebesar 5% berat ke
dalam reaktor. Kemudian mengalirkan gas hidrogen sampai tekanan 60 bar untuk suhu
reaksi 110 °C, pH = 6 dengan konsentrasi awal glukosa sebesar 30% berat. Dengan
perolehan Yield sorbitol tertinggi sebesar 0,2963 (gr sorbitol/gr glukosa awal).

IV.2 Meningkatkan mutu biodiesel

Ketidakstabilan produk biodiesel perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan


proses hidrogenasi dalam rangka meningkatkan mutu biodiesel. Proses hidrogenasi
dimaksudkan untuk menjenuhkan senyawa ikatan rangkap yang terdapat dalam biodiesel
dengan adanya gas hydrogen dan menggunakan bantuan katalis tertentu seperti paladium
(Pd), nikel (Ni) dengan penyangga (support) alumina (Al2O3). Proses hidrogenasi
dilakukan dengan sistem reaktor batch berpengaduk dan kondisi operasi dengan
temperatur 80oC dan tekanan atmosfir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
proses hidrogenasi akan merubah karakteristik titik tuang, titik kabut dan juga
berpengaruh pada stabilitas oksidasi. Titik tuang dan titik kabut meningkat dengan
adanya proses hidrogenasi karena penjenuhan ikatan rangkap dalam komponen biodiesel.
Sedangkan hasil stabilitas oksidasi biodiesel menunjukkan bahwa stabilitas oksidasi akan
lebih lama (lebih tahan) terhadap reaksi oksidasi. Perbandingan penggunaan katalis
dalam proses hidrogenasi biodiesel menunjukkan bahwa katalis yang mengandung
palladium (Pd) lebih baik dibandingkan dengan katalis nikel (Ni) dalam hal reaksi
hidrogenasi. Namun dalam penentuan kondisi proses yang optimal perlu kompromi
dalam menentukan variabel kondisi operasi seperti lamanya waktu reaksi. Dengan kata
lain bahwa proses hidrogenasi biodiesel harus dilakukan dengan hidrogenasi parsial.
Proses hidrogenasi parsial dimaksudkan untuk menjenuhkan hanya sebagian ikatan
rangkap atau tidak penjenuhan total.Pengaruh jangka waktu reaksi dalam proses
hidrogenasi biodiesel menunjukkan dalam waktu setengah (0,5) jam sudah memberikan
hasil yang baik (stabilitas oksidasi) dengan temperatur 80oC.

IV.3 Tahap Hidrogenasi pada proses pembuatan margarine


Hidrogenasi adalah proses pengolahan minyak atau lemak dengan jalan
menambahkan hidrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak, sehingga akan mengurangi
ketidakjenuhan minyak atau lemak, dan membuat lemak bersifat plastis. Hidrogenasi
bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak
atau lemak. Proses hidrogenasi dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan
ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator.

IV.4 Pemanfaatan hidrogen di industri lain:


 Laboratorium: H2 digunakan sebagai carrier gas pada gas chromathography dan
alat-alat analisis lab yang lain.
 Polimer: H2 digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastic, polyester dan
nylon.
 Industri kimia: H2 gas merupakan bahan baku pembuatan H2O2 atau hidrogen
peroksida.
 Industri pupuk: hidrogen merupakan bahan baku pembuatan amonia (NH3).
 Industri oil and gas: digunakan pada proses desulfurisasi minyak bakar dan
bensin.
 Industri gelas: hidrogen digunakan pada proses heat treatment hollow glass (oxy-
hydrogen flame) dan fiber optic.
V. PROSES HIDROGENASI

V.1 Zat-zat yang dihidrogenasi:

5.1.1
Alkana rantai panjang – terjadi hidrogenalisa: suhu
harus >

tekanan harus > H2 harus >

5.1.2
Olefin
Yang rantainya panjang, dijenuhkan dengan alkana.
C8H16 + H2  C8H18

P = 100 atm
o
t = 100 – 150 C

5.1.3
Acetilen

Dihidrogenasi menjadi ethylene


HC CH + H2 H2C = CH2

Ethylene reaktif, dapat dipolimerisasikan (bahan dasar polimer)


Agar produk yang dihasilkan bukan alkana maka:
 Suhu dan tekanan rendah
 H2 terbatas
 Katalisator dipakai yang sudah diracuni (misal uap Hg, sulfida)

5.1.4
Senyawa yang mengandung karbonil (C=O)
5.1.5
Karbohidrat: melalui hidrogenalisa  gliserol + glikol

5.1.6
Aromatik: senyawa aromatik ini stabil karena mengalami resonansi
benzene + H2 sikloheksane

5.2 Substrat
Penambahan H2 ke alkene affords alkene dalam reaksi protypical :
RCH = CH2 + H2 CH2RCH3 (R= alkil, aril)

Hidrogenasi sensitive terhadap halangan sterik menjelaskan selektivitas


untuk reaksi dengan exocyclic ikatan ganda tetapi tidak ikatan ganda internal.
Substrat dari hidrogenasi tercantum dalam tabel berikut :
Alkena, R2C = CR2 Alkana, 2R2 CHCHR’
Alkuna, RCCR Alkena, cis-RHC = CHR’
Aldehida, RCHO Alcohol utama, RCH2OH
Keton, R2CO Sekunder alcohol, R2CHOH
Ester, RCO2R’ Dua alcohol, RCH2OH, R’OH
Imina, RR’CNR” Amina, RR’CHNHR”
Amida. RC (O) NR2 Amina, RCH2NR2
Nitril, RCN Imina, RHCNH
Nitro, RNO2 Amina, RNH2

5.3 Katalis
Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan dapat
digunakan. Hidgrogenasi non-katlik hanya berjalan dengan kondisi temperature yang
sangat tinggi. Dengan pengecualian langka, tidak ada reaksi di bawah 480 C (750 K atau
900 F) terjadi antara H2 dan senyawa organic dalam ketiadaan katalis logam. Katalis
logam non-mulia, terutama yang didasarkan pada nikel (seperti nikel Raney dan nikel
Urushibara) juga telah dikembangkan sebagai alternatif ekonomis, tetapi mereka sering
terlambaat atau memerlukan suhu yang lebih tinggi. Trade off adalah kegiatan kecepatan
reaksi vs biaya katalis dan biaya aparat yang diperlukan untuk penggunaan tekanan
tinggi.
Jenis-Jenis Katalisator:
1. Katalisator yang kuat: Co, Ni, Fe
Kuat memasukkan H2 sebanyak-banyaknya. Untuk menghidrolisa, rantai pecah,
H mengisi rantai yang putus.
2. Katalisator sedang: Cu, Cr2O3, ZnO, MnO2
H2 yang dimasukkan tidak banyak
3. Katalisator dengan sifat khusus
a. Yang mempunyai sifat khusus untuk mengadakan kondensasi (penggabungan mol
kecil-kecil).
Katalis ini termasuk no. 2, ditambah zat yang mampu mengadakan kondensasi, misal:
Na2CO3, CaCO3, BaCO3.
b. Dehidrasi (melepaskan H2O)
Katalisator ini sama dengan no. 1 ditambah zat yang mampu menarik air, misalnya:
Al2O3, SiO2, P2O5, W2O3.
4. Sulfida-sulfida
Keaktifan dari katalisator ini rendah tetapi tahan racun. Untuk dehigrogenasi zat-
zat yang mengandung racun katalisator, misalnya: MoS, dipakai untuk menghilangkan S
dan N dari senyawa.
Racun katalisator adalah zat yang mengurangi keaktifan katalisator.
Peracunan dapat secara:
a. Fisis, misalnya: As, Hg dan C
b. Kimia, misalnya: C, S dan O
C dapat dihilangkan dengan mengoksidasi
O dapat dihilangkan dengan mereduksi

VI. MEKANISME REAKSI HIDROGENASI


Mekanisme reaksi hidrogenasi pada minyak untuk mendapatkan alkohol yang
rantainya panjang :
O
R C – OH + H2 R CH2OH (alkohol jenuh) + H2O

R CH2 OH + H2SO4 esterifikasi R CH2 O SO3H + H2O

R CH2 O SO3H + NaOH R CH2 – OSO3Na + H2O (bahan detergen)

VII. EFEK SAMPING REAKSI HIDROGENASI


Efek samping dari hidrogenasi memiliki implikasi bagi kesehatan manusia
yaitu isomerisasi dari beberapa ikatan karbon tak jenuh yang tersisa. Efek samping
yang sangat menonjol dari hidrogenasi adalah lemak trans. Undang-undang makanan
di AS dank ode praktek di Uni Eropa telah lama menyatakan bahwa diperlukannya
label kandungan lemak dari makanan dalam perdagangan, juga diperlukan deklarasi
dari isi lemak trans. Lemak trans di larang di Denmark dan New York City. Konsumsi
lemak trans telah terbukti dapat meningkatkan kadar kolesterol yang berbahaya
sehingga menyebabkan meningkatnya resiko penyakit jantung. Proses apapun yang
cenderung meningkatkan jumlah lemak trans dalam makanan sebaiknya dihindari,
agar penyakit jantung karena lemak trans bisa dihindari.

Anda mungkin juga menyukai