1278 - Penuntun Penggunaan Status Laporan Psikiatrik
1278 - Penuntun Penggunaan Status Laporan Psikiatrik
PEMBIMBING :
Palu 2016
1
PENUNTUN PENGGUNAAN STATUS LAPORAN PSIKIATRIK
A. RIWAYAT PSIKIATRIK
Lakukan pemeriksaan ini dengan terperinci dengan menggunakan kata-
kata pasien.
Ajaklah pasien berbicara tentang keluhannya, penderitaan dirinya,
kehidupannya, serta tafsirannya (tanggapan) tentang gangguannya
sekarang dan gangguan sebelumnya.
Susunlah suatu riwayat hidup pasien yang terdiri dari fakta-fakta yang
diperoleh dari pasien sendiri.
A. Keluhan Utama
Keluhan utama , sedapat-dapatnya dengan kata-kata pasien sendiri, apabila
informasi ini tidak dari pasien sendiri, catat siapa pemberi informasi itu.
2
ad B tentang hendaya dan faktor stresor psiko-sosial).
3
Riwayat sekolah
Sejauh mana pasien mengalami kemajuan, penyesuaian dengan sekolah,
hubungan dengan guru-gurunya kemampuan atau keterampilan khusus,
aktivitas di luar sekolah
Perkembangan Kognitif dan Motorik
Belajar membaca dan keterampilan intelektual serta motorik lainnya,
disfungsi perkembangan otak minimal, gangguan perkembangan spesifik,
penanggulangan dan efeknya terhadap anak.
Riwayat Psiko-Seksual
Darimana pengetahuan seksual: Sikap orang tua terhadap sex.
Onset pubertas, perasaan terhadap menstruasi, perkembangan ciri sex
sekunder.
Aktivitas seksual masa remaja; jatuh hati (naksir), pesta-pesta, kencan,
petting, masturbasi, ejakulasi noktural dan sikapnya terhadap hal itu.
Sikapnya terhadap lawan jenis; malu-malu kucing (timid), pemalu, agresif,
kebutuhan untuk memberi kesan (nampang), sikap suka merayu,
penaklukan seksual, anxietas.
4
Praktek seksual; parafelia, seperti sadism seksual, fethisme, voysurisme,
sikap terhadap seks oral (felasio, kunilingus) dan teknik koitus,
homoseksualitas.
Riwayat Kemiliteran :
Penyesuaian umum, pertempuran luka-luka yang dideritanya, dikirim ke
psikiater, status veteran.
E. Riwayat Keluarga
Diperoleh dari pasien maupun dari orang lain, karena deskripsi dan kejadian yang
sama sering berbeda tradisi suku bangsa, bangsa dan keagamaan; orang lain di
rumah; deskripsi mereka tentang kepribadian dan kecerdasan dan apa yang terjadi
dengan mereka sejak masa kanak-kanak pasien; deskripsi keluarga lain yang
tinggal serumah; hubungan pasien dengan anggota keluarganya,
Khusus bagi anak dan remaja deskripsi terperinci cara-cara membesarkan anak,
termasuk cara penyaluran kasih sayang, disiplin, serta cara komunikasi antara
keluarga dan hubungan orang tua.
Abulis, hipobulia.
5
II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
B. Alam perasaan (afek, mood), perasaan dan hidup emosi
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
D. Gangguan Persepsi
E. Proses Pikir
F. Daya Nilai
G. Persepsi (tanggapan) Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
H. Tilikan (insight)
I. Taraf dapat Dipercaya
A. Deskripsi Umum
Penampilan :
Sikap, pembawaan, pakaian, dandanan, rambut, kuku, tampak sehat, sakit,
marah, takut, apatis bingung, tidak marah, canggung, tenang, tampak tua, tampak
muda, kewanita-wanitaan, kelaki-lakian, tanda-tanda kecemasan (tangan yang
basah, dahi berkeringat, tidak tenang, suara yang tenang, mata terbuka lebar
Kesadaran :
Perhatikan cara khusus terdapatnya tanda-tanda kesadaran yang terkabut
(suatu gejala khas delirium) yang ditandai oleh berkurangnya kejernihan
kesadaran akan lingkungan kesukaran memusatkan, memindahkan dan
mempertahankan perhatian gangguan orientasi, daya ingat dan konsentrasi serta
gambaran klinis yang berfluktuasi.
Perlakuan dan aktifitas psikomotor :
Cara berjalan, menerisme menyentuh pemeriksa, tik, gerakan tangan,
kedutaan, steroompi, mencabut-cabut, ekopraksi, canggung, tangkas, gemulai,
kaku, terlambat, hiperaktif, agitatif, bermusuhan, seperti lilin (waxy)
Pembicaraan :
Cepat, lambat, terdesak, (pressured), bimbing, gagap sekali, intensitas,
tinggi suara, lancer, spontanitas, kata, nutisme, penggantian kata ganti orang,
kebingungan, identitas jenis.
Sikap terhadap Pemeriksaan :
Koperaktif, penuh perhatian, berminat, terus terang, merayu, detensif,
bermusuhan, bergurau, berusaha supaya disenangi, mengelak, berhati-hati.
6
Ekspresi Efektif :
Bagaimana pemeriksa menilai hidup emosi (ekspresi efektif) pasien, luas,
terbatas, depresif, tumpul atau datar, dangkal, tidak ada kemauan (anhedonik),
labil, marah, ketakutan, cemas, rasa bersalah, derajat dan luasnya ekspresi,
kesulitan memulai, mempertahankan atau mengakhiri respons emosional.
Keserasian :
Apakah ekspresi emosional sesuai dengan isi pikiran kebudayaan dan
tempat pemeriksaan; berikan contoh apabila emosi tidak serasi (inappropriate).
Empati (einfuhlug)
Kemampuan pemeriksa untuk dapat turut menghayati dan merabarasakan
perasaan pasien.
7
DAYA INGAT
Daya ingat jangka panjang :
Ingatan tentang kejadian-kejadian penting dimasa lampau, misalnya
tempat lahir, masa kanak-kanak, remaja, keluarga, sekolah, peristiwa bersejarah,
serta hal-hal yang sifatnya netral.
Daya ingat jangka pendek :
Kemampuan mengingat kembali kata yang tak berhubungan satu dengan
yang lainnya, atau pasal pendek, sesudah perhatiannya dialihkan selama 5-15
menit.
Daya ingat segera (immediate memory) :
Kemampuan mengulang 6 angka secara berurutan sesudah diucapkan
pemeriksa.
PIKIRAN ABSTRAK
Gangguan dalam pembentukan konsep; cara bagaimana pasien mengartikan atau
mengkonseptualisasikan ide-idenya; perasaan, perbedaan, kemustahilan,
pengertian dari suatu peribahasa yang sederhana, contoh “tong kosong nyaring
bunyinya”, jawabnya dapat konkrit (beri contoh spesifik untuk ilustrasinya), atau
sangat abstrak (beri penjelasan menyeluruh), jawaban-jawaban yang wajar juga
dicatat.
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi dan Ilusi :
Apakah pasien mendengar suara-suara atau ada penglihatan; isinya, sistem
indera yang terlibat, keadaan dan situasi waktu terjadi hal itu; halusinasi
hipnogogik atau hipnopompik.
Depresonalisasi atau Derealisasi :
Perasaan terlepas secara ekstrem dari dirinya sendiri atau lingkungannya
E. Proses Pikir
Arus Pikiran
Arus Pikiran (berikan contoh dari pasien) :
a. Produktivitas :
Ide yang berlebihan, kemiskinan ide, lompat gagasan , pikiran yang
cepat, pikiran yang lambat, pikiran yang ragu-ragu, apakah pasien
berbicara secara spontan atau hanya menjawab bila ditanya.
b. Kontinuitas Pikiran :
Apakah jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan; apakah terdapat
asosiasi yang longgar; apakah penjelasan pasien tidak ada hubungan sebab
akibat; tangensial, sirkumtansial, bertele-tele, mengelak, perseveratif;
bloking.
8
c. Hendaya Berbahasa :
Inkoherensi atau pembicaraan campur baur (gado-gado kata/word
salad), asosiasi bunyi, neologisme gagal mampu berbahasa (retardasi
mental berat) hanya bahasa yang telah didapat (gangguan neurologik), dan
gangguan perkembangan bahasa
Isi Pikiran
a. Preokupasi :
Tentang penyakitnya, rencana, cita-cita, gagasan bunuh diri, membunuh
orang, gejala hipokondriasis, dorongan anti sosial spesifik.
b. Gangguan Isi Pikiran :
◦ Waham :
Isi dari waham apapun, organisasi (sistem) waham keyakinan pasien akan
kebenaran waham tersebut, bagaimana pengaruh wahamnya terhadap
kehidupannya.
Gagasan mirip waham yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference) dan
gagasan mirip waham bahwa dirinya dipengaruhi kekuatan luar (ideas influence)
F. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial :
Manifetasi halus perilaku yang membahayakan diri pasien bertentangan dengan
norma perilaku yang diterima masyarakat; apakah dia sadar akibat perilakunya
dan apakah pengertian akan hal itu akan mempengaruhi dirinya, berikan contoh
hendaya.
H. Tilikan (insight)
Derajat kesadaran dan pengertian pasien bahwa dirinya sakit :
Penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit.
Agak sadar bahwa dirinya sakit dan membutuhkan bantuan, terapi, pada saat yang
sama juga menyangkal hal itu.
9
Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui dalam
dirinya.
Gangguan fisik/neurologik.
Hasil laboratorium.
Obat-obatan yang telah digunakan pasien termasuk dosis dan lama penggunaan.
Taraf tertinggi, fungsi penyesuaian, selama beberapa bulan dalam waktu atau
tahun terakhir dalam bidang hubungan sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu
senggang.
10
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Sesuai PPDGJ-II, termasuk kronisitas, diagnosis tambahan dan diagnosis yang perlu
disingkirkan dan nomor kode (kalau ada).
Aksis I :
Kode V.
Kode tambahan.
Aksis II :
Aksis III :
Aksis IV :
Jenis dan taraf berat stressor psikososial yang berkaitan dengan gangguan jiwanya
sekarang, yang timbul dalam waktu atau tahun terakhir, gunakan skala
Daftar problem atau gejala khusus pasien, dan diurut berdasarkan kedaruratan
atau prioritas.
VII. PROGNOSIS
Pandangan tentang kemungkinan perjalanan penyakit dimasa depan, taraf berat dan
perkiraan hasil akhir dari gangguan jiwa serta tujuan spesifik terapi sesuai prognosis.
11
VIII. DISKUSI/PEMBAHASAN
Untuk pembahasan hal ikhwal diagnosis banding (apabila memang masih belum jelas)
atau pembahasan berdasarkan konsep psikodinamik (behavioral), keluarga uatau
lainnya, yaitu penjelasan faktor-faktor dalam kehidupan pasien (genetic) konstitusional
lingkungan, masa lampau dan sekarang, ciri kepribadian, yang mempengaruhi keluhan,
gejala dan gangguan mental pasien
X. FOLLOW UP
12
13