Hidrologi - Modul Ke-3
Hidrologi - Modul Ke-3
Rekayasa
Hidrologi
Presipitasi
03
Teknik Perencanaan Teknik Sipil 11024 Gneis Setia Graha, ST., MT.
dan Desain
Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan mengenai Mahasiswa/I mampu menjelaskan
presipitasi, alat ukur hujan, kriteria tentang presipitasi.
pemilihan alat ukur hujan, kriteria
pemilihan alat ukur hujan, kriteria
jumlah kerapatan jaringan pos
klimatologi.
1 PRESIPITASI ..................................................................................................................................... 3
3 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 10
Kondensasi, di atas lapisan es terjadi jika ada massa udara panas yang bergerak di
atas lapisan es. Kondensasi dalam tanah pada umumnya terjadi beberapa beberapa
centimeter saja di bawah permukaan tanah.
Kabut, pada saat terjadi kabut, partikel-partikel air diendapkan di atas permukaan
tanah dan tumbuh-tumbuhan. Kabut beku atau rime merupakan presipitasi kabut
beku. Kabut sangat penting bagi pertumbuhan hutan, menurut penelitian di Jerman
dapat menaikkan hujan tahunan (30-40% di tengah hutan dan 100% di tepinya).
Besarnya angka presipitasi (yang berbentuk hujan) di tempat yang satu dengan yang lain
tidak sama, artinya besar angka presipitasi berubah-ubah menurut lokasinya. Berkut ini
diberikan angka-angka presipitasi rata-rata tahunan (dalam mm/tahun) untuk beberapa
tempat di bumi.
Singapura 2.320
Belanda 750
Athena 380
Teheran 220
Aden 55
Besarnya tinggi hujan di tempat yang satu dengan yang lain tidak sama, artinya tinggi hujan
berubah-rubah menurut lokasinya.
Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan dalam suatu satuan waktu (satuan:
mm/menit, mm/jam, atau mm/jam).
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑝𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑐𝑢𝑟𝑎ℎ ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 =
𝑐𝑢𝑟𝑎ℎ ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 (𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎𝑛𝑦𝑎 2 𝑗𝑎𝑚)
Intensitas curah hujan diperoleh/dibaca dari kemiringan kurva (tangens kurva) yang dicatat
oleh alat ukur hujan otomatis. Intensitas curah hujan dan sifat hujan dapat dilihat pada tabel
berikut.
Intensitas Curah
Hujan (mm)
Keadaan Curah Hujan Kondisi
1 jam 24 jam
Hujan sangat ringan <1 <5 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit
Hujan sangat lebat > 20 > 100 Hujan seperti ditumpahkan, saluran dan
drainase meluap
Ukuran butir hujan memiliki ukuran yang berjenis-jenis, nama dari butir hujan tergantung dari
ukurannya.
Pengamatan curah hujan dilakukan oleh alat ukur hujan. Terdapat dua jenis alat ukur hujan:
A. Tipe Sifon
1. Penampung terdiri dari 2 bagian yang sama, yang dapat bergerak/berputar pada
sumbu horizontal yang terpasang di tengah-tengah.
2. Air hujan yang masuk ditampung oleh penampung yang satu. Jika air hujan di
dalam penampung tersebut mencapai jumlah tertentu, maka penampung tersebut
bergerak sehingga air hujan berikutnya ditampung oleh penampang yang lain.
Jika hujan berlangsung terus, maka penampung-penampung tersebut akan
berganti-ganti menampung air hujan yang masuk.
3. Pena pencatat yang dapat ditempatkan jauh dari alat pencatat ini dapat
digerakkan oleh listrik melalui kabel setiap kali terjadi perputaran penampung.
4. Alat tipe ini sering digunakan karena cocok untuk pencatatan yang jauh.
5. Alat tipe ini digunakan sebagai alat ukur hujan tanpa kabel atau alat ukur hujan
untuk jangka waktu yang lama, yang sering digunakan untuk pengamatan hujan
di daerah pengunungan.
Sedapat mungkin menghindari tempat dimana selalu terjadi angin kencang dan arus angin
naik. Lokasi yang kurang cocok, diantaranya (1) tanah-tanah tandus atau tepi pantai dimana
selalu terjadi angin kencang, (2) lokasi diantara gedung/bangunan dimana tempat lewat
angin.
Dimana: d = jarak bangunan/gedung dari alat ukur hujan; h = tinggi gedung/pohon dari
permukaan tanah.
Menurut Dr. Koshmieder, hasil pengamatan yang diukur oleh alat ukur yang dipasang pada
ketinggian 1 m atau lebih harus dikalikan dengan 1.5 jika kecepatan angin 9 m/detik,
dikalikan dengan 2 jika kecepatan angin 12 m/detik, dan dikalikan dengan 3 jika kecepatan
angin 15 m/detik. Rasio perkalian mengacu pada grafik berikut.
Sekali dalam sehari, misalnya pada setiap jam 07.00 atau 08.00 pagi hari.
Banyaknya penangkapan diukur dengan gelas pengukur.
Sekali dalam seminggu atau sebulan, dilakukan dengan alat pencatat otomatis
dengan penggantian kertas setiap minggu atau setiap bulan. Meskipun hanya
dilakukan sekali dalam seminggu atau sebulan, tetapi hasil pencatatannya dapat
membaca tinggi hujan setiap saat. Jika alat pencatatnya berupa punched tape dapat
dihubungkan dengan komputer di pusat komputer, maka setiap selang waktu
pendek, data curah hujan dapat disimpan dalam memori komputer.
Bedient, P. B., & Huber, W. C. (1992). Hydrology and Floodplain Analysis Second Edition.
Addison-Wesley Publishing Company.