Anda di halaman 1dari 30

‫ضى‬ِّ

‫لر‬
َ َ ‫ا‬ Kerelaan
‫ضى‬‫ِّ‬
‫)‪ (A 8‬اَ َ‬
‫لر‬
‫اَ ْْلِّ ْك َمة‬ ‫ضاء َوالْ َق َدر الَ ي ْسأَل َع َّما يَ ْف َعل‬ ‫َعا ََل الْغَْي ِّ‬
‫ب اَلْ َق َ‬ ‫بِّنَا‬

‫اَ ِّإل ْيَا‬ ‫االنْتِّ َفاع‬


‫ِّ‬ ‫اَلْبَ ْحث‬ ‫سنَّة ِّ‬
‫لل ِِّف الْ َكو ِّ‬ ‫َّج ِّربَة‬ ‫بِّالْ َكو ِّ‬ ‫اَُ لل‬ ‫اَ ِّلر َ‬
‫ضى – َما أ ََر َ‬
‫ْ‬ ‫َعا ََل الت ْ‬ ‫ْ‬

‫لشر ِّعي وهم يسأَلو َ ِّ‬


‫اال ْستِّ َجابَة‬ ‫ِّ‬ ‫الشه َ ِّ‬ ‫ِّمنَّا‬
‫َ ْ ْ ْ‬ ‫اَة اَلتَّ ْقديْ ر اَ َّ ْ‬ ‫َعا ََل َّ َ‬
RIDHO (‫ضى‬ِّ
َ َ‫)ا‬
‫لر‬
 Kalau cintanya sangat tinggi kepada Allah (2:165),
tentu dia akan RIDHO kepada Allah
 Apapun yang dikehendaki oleh yang dicintai tentu ia
ridho menerimanya (76:30)
‫اّلل‬
َّ ‫اء‬‫ش‬َ ‫ي‬ ْ َ
‫أ‬ َّ
‫ال‬ ِّ
‫َوَما تَ َشاءو َ إ‬
َ َ
Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali
bila dikehendaki Allah.
 Tiada seorang pun yang mampu memberi hidayah
kepada dirinya dan tiada pula mampu memasukkan
iman kedalam hatinya serta tiada yang mampu
mendatangkan manfaat bagi dirinya kecuali bila
dikehendaki Allah  kita harus menyesuaikan
dengan kehendak Allah dan MENERIMAN APA YANG
DIKEHENDAKI ALLAH = RIDHO
Yang Dikehendaki Allah
 Yang dikehendaki Allah ada 3 macam
1. Yang dikehendaki Allah TERHADAP DIRI
KITA (‫اَُ لل بِّنَا‬
َ ‫)ما أ ََر‬
َ
2. Yang dikehendaki Allah TERHADAP ALAM
SEMESTA ( ِّ ‫اَُ لل بِّالْ َك ْو‬
َ ‫)ما أ ََر‬
َ
3. Yang dikehendaki Allah DARI DIRI KITA ( ‫َما‬
‫اَُ لل ِّمنَّا‬
َ ‫)أ ََر‬
YANG DIKEHENDAKI ALLAH TERHADAP
DIRI KITA (‫اَُ لل بِّنَا‬
َ ‫)ما أ ََر‬
َ
 Misalnya Allah menghendaki diri kita besok
mendapatkan ini dan itu  kita harus ridho
menerimanya
 Sesungguhnya, apa yang dikehendaki Allah
terhadap diri kita sudah ditetapkan sejak umur
kita 40 hari di dalam kandungan
‫َجلِّ ِّه‬‫أ‬
َ َ‫و‬ ‫ه‬ ٍ ‫ُثَّ ي رسل إِّلَْي ِّه الْملَك فَ ي ْن فخ فِّ ِّيه الروح وي ْؤمر بِّأَرب ِّع َكلِّم‬
ِّ ِّ‫ات ِّرْزق‬
َ َْ َ َ َ َ َ َْ
‫َو َع َملِّ ِّه َو َش ِّق ٌّي أ َْم َس ِّعيد‬
Kemudian Allah mengutus malaikat, lalu meniupkan
ruh dan ditetapkan empat ketetapan: rizkinya,
ajalnya, amalnya, dan sengsera atau bahagia
(HR. Ahmad)
ِّ ‫)عا ََل الْغَْي‬
Tidak Kita Ketahui (‫ب‬ َ
 Apa yang dikehendaki Allah terhadap diri kita, kita
sendiri tidak tahu
ِّ ‫) َعا ََل الْغَْي‬
 Ini termasuk alam ghaib (‫ب‬
 Besok kita kena musibah atau tidak, kita tidak tahu
 Bahkan besok kita masih ada atau tidak, kita pun tidak
tahu
 Semuanya hanya Allah yang tahu
 Pengetahuan Allah memang meliputi segala sesuatu
(6:101)
 31:34
 Allah mengetahui apa yang ada dalam rahim
 Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan
pasti) apa yang akan diusahakannya besok.
 Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi
mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Qadha dan Takdir (‫ضاء َوالْ َق َدر‬
َ ‫)اَلْ َق‬
 Semua hal yang ghaib itu tertuang di dalam
QADHA dan TAKDIR Allah SWT
 Para ulama berbeda pendapat dalam
mengartikan qadha dan takdir, ada yang
bertukaran antara satu ulama dan ulama lainnya
 QADHA: ketentuan Allah sejak zaman azali (alam
belum ada)
 TAKDIR: realisasi dari qadha
 Misalnya: menuruk qadha Allah besok kita
mendapatkan rizki yang banyak; pas rizki itu
datang  itulah takdir
 Qadha dan takdir ada 2: baik (ni’mat) dan buruk
Syukur dan Sabar
 Apapun takdir yang menimpa kita  harus ridho
 Realisasi ridho menerima takdir
 Takdir baik  syukur
 Takdir buruk  sabar
 Keduanya adalah sifat mu’min yang mengagumkan
‫َصابَ ْته‬‫أ‬ ْ ِّ
‫إ‬ ِّ
‫ن‬ ‫م‬ِّ‫اك ِِّلَح ٍد إَِّّال لِّلْم ْؤ‬
َ ‫ذ‬
َ ‫س‬ ‫ي‬ ‫ل‬
َ‫و‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫خ‬
َ ‫ه‬َّ
‫ل‬ ‫ك‬ ُ‫ر‬ ‫َم‬‫أ‬ َّ ِّ
‫إ‬ ِّ
‫ن‬ ِّ‫عجبا ِِّلَم ِّر الْم ْؤ‬
‫م‬
َ َ َ َ ْ ْ َ ْ ْ ًَ َ
‫صبَ َر فَ َكا َ َخ ْي ًرا لَه‬ َ ‫اء‬‫ر‬َّ ‫ض‬
َ ‫ه‬ ‫ت‬
ْ ‫اب‬ ‫َص‬ ‫أ‬ ْ ِّ
َ َ ‫َس َّراء َش َك َر فَ َكا َ َخ ْي ًرا لَه َوإ‬
Menakjubkan perkara orang beriman sebab segala
keadaannya baik dan tidak mungkin terjadi yang
demikian melainkan bagi seorang mu’min: apabila
mendapatkan kemudahan bersyukur maka itu baik
baginya, dan apabila ditimpa kesusahan bersabar
maka itu baik baginya (HR. Muslim)
Allah Tidak Ditanya
 Terhadap qadha dan takdir ini, kita dilarang keras
mempertanyakan kehendak Allah ini (protes)
 Kenapa Allah tega berbuat begitu kepadaku?
 Kenapa musibah ini bertubi-tubi menimpaku?
 Bahkan ada yang menuduh Allah kejam terhadap
dirinya
 Padahal Allah berbuat sesuai dengan
kehendaknya (85:16)
‫فَ َّعال لِّ َما ي ِّريد‬
Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya
 Dan Allah tidak ditanya apa yang Dialakukan
(21:23): ‫َال ي ْسأَل َع َّما يَ ْف َعل‬
Mengambil Hikmah (‫)اَ ْْلِّ ْك َمة‬
 Sikap menerima qadha dan takdir Allah itulah
sikap mu’min tulen  tidak mempertanyakan
perbuatan Allah, tidak menuduh Allah yang
macam-macam, tidak berburuk sangka terhadap
Allah (48:6)
 Sikap berikutnya adalah mengambil hikmah dari
segala yang menimpa dirinya
 Allah telah memberitahu apa rahasia di balik
semua musibah (baik atau buruk) yang terjadi di
bumi dan di dalam diri kita (57:22-23):
 Bahwa semuanya sudah tertulis di LAUH
MAHFUZH
 Realisasi yang tertulis bagi Allah itu mudah
 Tujuan di balik musibah: agar tidak putus asa
Semua Itu Milik Allah
 Kesadaran yang perlu dimiliki oleh kita agar
kita mampu menerima ketentuan Allah:
semua itu miliki Allah  terserah Allah mau
diberi atau ditarik kembali
 Ucapan yang keluar adalah (2:156):

‫و‬‫ع‬ ِّ
‫اج‬
َ َ ْ َ‫ر‬ ِّ
‫ه‬ ‫ي‬َ‫ل‬ِّ
‫إ‬ ‫ا‬َّ
‫ن‬ ِّ
‫إ‬ ‫و‬ ِّ
‫ّلل‬
َّ ِّ ‫ا‬َّ
‫ن‬ ِّ
‫إ‬
 Mendapatkan keberkahan yang sempurna
 Mendapatkan rahmat Allah
 Mendapatkan petunjuk
Doa Musibah
 Abu Salamah pernah diajari oleh Rasulullah
suatu doa, kemudian ia ajarkan kembali kepada
istrinya
 Doa itu adalah ia mengucapkan istirja’ ( ‫ّلل َوإِّنَّا إِّلَْي ِّه‬ َِِّّّ ‫إِّنَّا‬
ِّ ‫ )ر‬kemudian berdoa
َ ‫اجعو‬ َ
‫ف ِِّل َخ ْي ًرا ِّم ْن َها‬ ِّ ‫اللَّه َّم أْجرِِّن ِِّف م‬
ْ ‫صيبَِِّت َوا ْخل‬ ْ
Ya Allah, berilah pahala dalam musibah yang
menimpaku dan gantilah untukku dengan yang
lebih baik darinya (HR. Muslim)
 Ketika Abu Salamah syahid, maka Ummu
Salamah mengucapkan istirja’ dan doa di atas;
kalau pahala jelas, tapi siapa yang lebih baik dari
Abu Salamah? Ternyata kemudian ia diperistri
oleh Rasulullah SAW
Maha Lembut SkenarioNya
 Ingat kisah Yusuf AS, kisah yang sangat indah
ِّ ‫ص‬
(12:3 ‫ص‬ َ ‫َح َس َن الْ َق‬
ْ ‫)أ‬
 Berbagai musibah yang menimpa Nabi Yusuf AS
 Diusulkan untuk dibunuh, tapi ditolak abangnya
yang lain
 Dibuang di sumur yang dangkal
 Diasuh di tempat yang jauh (tempat dan orang
tuanya)
 Digoda oleh ibu angkatnya
 Dipenjara sekitar 9 tahun
 Akhirnya keluar dari penjara dengan kemuliaan
dan diangkat menjadi penguasa harta kekayaan
Mesir
َ َ‫ إِّ َّ َرِّّب لَ ِّطيف لِّ َما ي‬Allah
 Komentar beliau AS (12:100): ‫شاء‬
Manisnya Iman
 Keridhoan akan musibah yang menimpa kita
merupakan jalan untuk merasakan manisnya iman
 Kita tidak menyandarkan musibah pada kesalahan kita
 Kesalahan kita pun tidak berakibat musibah
 Rasulullah SAW bersabda
َّ َ‫ َوأ‬، ‫َصابَه ََلْ يَك ْن لِّي ْخ ِّطئَه‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫م‬ َّ
َ َ َ ْ َ َّ َ َ
‫أ‬ ‫م‬َ‫ل‬‫ع‬ ‫ي‬ ‫ىت‬‫ح‬ ِّ ‫ا‬‫ي‬
َ ْ ِّ
‫اإل‬ ‫ة‬
َ ‫و‬
َ َ ْ َ َ َ‫ال‬
‫ال‬
َ ‫ح‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫د‬ ِّ
‫َي‬
ِّ ‫ما أَ ْخطَأَُ ََل يكن لِّي‬
‫ص ْيبَه‬ ْ َْ َ
“Tidaklah seorang hamba merasakan manisnya
keimanan sehingga dia menyadari bahwa apa yang
akan menimpanya bukan karena kesalahannya dan
apa kesalahannya tidak menyebabkan ia tertimpa
(musibah).”
(HR Ibnu Abi Ashim, hadits sahih dengan sanad yang
baik, termaktub dalam silisilah hadits sahih karya
Doa dan Takdir
 Sering ada pertanyaan: apa perlunya kita berdoa
sementara qadha-qadar sudah tertulis?
 Hal yang mendasar: DOA adalah ibadah, bahkan
otaknya ibadah (‫اَ ِّة‬
َ َ‫)اَلد َعاء مخ ال ِّْعب‬, karena
diperintahkan oleh Allah (40:60)
 Kedua: doa dan usaha tidak pernah berpisah!
Sedangkan hasil, itu hak Allah, kita diperintahkan
untuk TAWAKKAL kepada Allah saja
 Adapun tentang doa dan pengabulannya,
perhatikan uraian selanjutnya
Doa
1. Ada yang langsung dikabulkan (CASH)
 Misalnya minta lulus, ternyata lulus
2. Ada yang ditangguhkan beberapa lama
 Hikmah: saat dikabulkan, ni’matnya lebih terasa atau
tepat pada waktunya
3. Ada yang diganti dengan menghindarkan dari
bencana
 Minta rizki, lalu dikabulkan dapat Rp 1 juta; tapi dapat
musibah yang biayanya 1 juta juga
 Mana yang dipilih? Terhindar dari musibah itu atau
dapat rizki tapi dapat musibah?
 Kita tidak tahu mana yang baik buat kita, tapi Allah
lebih tahu (2:216)
4. Dibayar di akhirat
Berorientasi Pahala
 Hendaklah kita berorientasi pahala: sakit dipandang
sebagai penghapus dosa
َّ ‫َما يَ َزال الْبَ َالء بِّالْم ْؤِّم ِّن َوالْم ْؤِّمنَ ِّة ِِّف نَ ْف ِّس ِّه َوَولَ ِّد ُِّ َوَمالِّ ِّه َح َّىت يَ ْل َقى‬
‫اّللَ َوَما َعلَْي ِّه َخ ِّطيئَة‬
"Tidak henti-hentinya bencana - bala' - itu mengenai
seseorang mu'min, lelaki atau perempuan, baik dalam
dirinya sendiri, anaknya ataupun hartanya, sehingga ia
menemui Allah Ta'ala dan di atasnya tidak ada lagi
sesuatu kesalahanpun." (HR. Tirmidzi)
‫ب َوَال َه ٍم َوَال ح ْز ٍ َوَال أَ ًذى َوَال غَ ٍم َح َّىت‬ٍ‫ص‬ ‫و‬ ‫ال‬
َ‫و‬ ‫ب‬ٍ ‫ص‬ ‫ن‬
َ ‫ن‬ ‫م‬ِّ ‫م‬ ِّ‫صيب الْمسل‬
ِّ ‫ما ي‬
ِّ َ َ َ َ ِّ ْ َ ْ َ
ُ‫اّلل ِِّبَا م ْن َخطَايَا‬
َّ ‫شاك َها إَِّّال َك َّف َر‬ َّ
َ ‫الش ْوَكة ي‬
"Tidak suatupun yang mengenai seseorang muslim - sebagai
mushibah - baik dari kelelahan, tidak pula sesuatu yang
mengenainya yang berupa kesakitan, juga kesedihan yang
akan datang ataupun yang lampau, tidak pula yang berupa
hal yang menyakiti – yakni sesuatu yang tidak mencocoki
kehendak hatinya, ataupun kesedihan - segala macam
dan segala waktunya, sampaipun sebuah duri yang masuk
dalam anggota tubuhnya, melainkan Allah menutupi
YANG DIKEHENDAKI ALLAH TERHADAP
ALAM SEMESTA ( ِّ ‫اَُ لل بِّالْ َك ْو‬
َ ‫)ما أ ََر‬
َ
 Apa yang dikehendaki Allah terhadap alam
terlihat pada fenomena alam
 Terjadinya malam dan siang
 Pergerakan benda-benda langit
 Keberadaan binatang-binatang dan tumbuh-
tumbuhan
 Juga terjadinya bencana alam: letusan
gunung berapi, gempa bumi, hujan meteor,
gerhana matahari dan gerhana bulan
 Peristiwa hujan, adanya sungai-sungai di
bumi, udara, lapisan-lapisan di atmosfir
Alam Pengalaman (‫َّج ِّربَة‬
ْ ‫)عا ََل الت‬
َ
 Semua fenomena alam itu dapat dipalajari, bukan
hal yang rahasia (ghaib)
 Jadi, apa yang dikehendaki Allah tidak langsung
kita ketahui secara jelas (alam syahadah)
 Di sinilah kita diperintahkan oleh Allah untuk
 Berpikir
 Melakukan percobaan (eksperimen)
 Menganalisis
 Menyimpulkan
 3:190-191 ULUL ALBAB: dzikir dan pikir
ِّ ‫)سنَّة‬
Hukum Alam ( ِّ ‫لل ِِّف الْ َك ْو‬
 Hasil penelitian-penelitian yang terus-menerus
akhirnya dapat menangkap apa yang dikehendaki
Allah di alam semesta ini  ternyata semua itu
ِّ ‫سنَّة‬
ada hukum-hukum yang mengatur alam ( ‫لل ِِّف‬
ِّ ‫)الْ َكو‬
ْ
 Adanya hukum gravitasi bumi
 Hukum termodinamika
 Hukum-hukum kimia
 Aliran listrik karena aliran elektron yang bermuatan
negatif dan proton yang bermuatan positif
 dll
Pengkajian (‫)اَلْبَ ْحث‬
 Semua ketentuan-ketentuan Allah di alam
semesta ini dapat kita ketahui karena kita
mengkajinya
 Awal mula perkembangan ilmu pengetahuan dari
pemikiran-pemikiran filsafat (Yunani), belum ada
eksperimen
 Umat Islam sudah terbiasa memahami sesuatu
dengan pembuktian, sehingga kemudian
berkembanglah penelitian-penelitian ilmiah di
dunia Islam
 Semua dilakukan dalam rangka beribadah
kepada Allah, karena semua itu perintah Allah
SWT (55:33, 88:17-20)
 Tersebutlah ilmuwan-ilmuwan Muslim, para
Pemanfaatan (‫)االنْتِّ َفاع‬
ِّ
 Hasil-hasil penelitian berupa berbagai cara
pemanfaatan alam semesta
 Berkembanglah teknologi-teknologi yang berguna
bagi manusia
 Akan tetapi, umat Islam kemudian mengalami
kemunduran akibat jauh dari Islam  iptek
berpindah ke Barat setelah mereka
mempelajarinya dari universitas-universitas Islam
 Barat penuh dengan nafsu durjana dan angkara
murka, sehingga iptek kemudian dikembangkan
ke arah yang merugikan manusia, di samping
yang bermanfaat bagi manusia  bom atom,
nuklir, bom hidrogen, bom kimia
YANG DIKEHENDAKI ALLAH DARI DIRI KITA
(‫اَُ لل ِّمنَّا‬
َ ‫)ما أ ََر‬
َ
 Kebanyakan kita sibuk memikirkan apa yang
dikehendaki Allah TERHADAP KITA (bina),
kurang memikirkan apa yang dikehendaki Allah
TERHADAP ALAM, dan sangat kurang
memikirkan apa yang dikehendaki Allah DARI
KITA
 Padahal yang “BINA” itu perkara yang ghaib, kita
tidak mengetahuinya
 Ghaib-nya yang “bina” itu sebenarnya juga
merupakan rahmat Allah SWT
 Bayangkan kalau kita tahu umur kita tinggal 3 bulan
lagi?
 Pasti kita tidak enak makan, tidak enak tidur, stress,
tidak mau ngapa-ngapain
Sangat Jelas
 Apa yang dikehendaki Allah dari kita sangat jelas
 alam nyata (‫اَ ِّة‬ َّ ‫) َعا ََل‬
َ ‫الش َه‬
 Tentu ini bagi orang beriman; bagi orang kafir
tentu gelap
 Orang-orang kafir tidak mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan mendasar ini
ِّ
 Dari mana kita datang (‫?)م ْن أَيْ َن ِّجئِّنَا‬
 Untuk apa kita datang di dunia ini (‫?)لِّ َما َذا ِّج ْئ نَا‬
 Kemana setelah ini (‫?)إ ِِّ ََل أَيْ َن‬
 Darwin salah menjawab pertanyaan pertama:
Dari kera!?
 Ada yang berpendapat: Hidup ini adalah
Ketentuan Syari’at (‫لش ْر ِّعي‬
َّ َ‫)اَلتَّ ْق ِّديْ ر ا‬
 Berbahagialah umat Islam karena masalah
kehendak Allah dari kita sangatlah jelas, karena
semuanya tertuang dalam ketentuan-ketentuan
syari’at
 5:48 Allah telah memberikan kepada setiap umat
dua hal: syari’at dan minhaj (jalan menegakkan
syari’at)
 Ulama pun mampu mengkodifikasi keinginan-
keinginan Allah yang berkaitan dengan hukum-
hukum amal praktis, yakni FIQH
 Ulama pun merumuskan dasar-dasar AKIDAH
dan AKHLAK
Pelaksanaan Syari’at
 Jadi Allah menghendaki dari kita untuk melaksanakan
syari’at-syari’at-Nya (5:49) dan menegakkan
agamaNya (42:13)
 Rasulullah SAW menegaskan bahwa yang halal itu
jelas dan yang haram pun jelas; di antara keduanya
ada perkara yang samar-samar (mutasyabihat) 
mesti berhati-hati
 Islam yang ditinggalkan Rasul adalah Islam yang
terang:
ِّ ‫ض ِّاء لَْي ل َها َكنَ َه‬
‫ارَها‬ َ ‫قَ ْد تَ َرْكتك ْم َعلَى الْبَ ْي‬
Sungguh aku telah meninggalkan untuk kalian
pelita yang terang (Islam), malamnya seperti
siangnya
Ditanya
 Terhadap pelaksanaan syari’at inilah kita akan
ditanya oleh Allah SWT di dalam kubur kita dan di
akhirat nanti
 21:23 Dia tidak ditanya tentang apa yang
diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai
 Ya, ‫ َوُه ْم يُ ْسأَلُو َن‬ kitalah yang akan ditanya oleh
Allah
 102:8 ‫ ُثَّ لَت ْسأَل َّن يَ ْوَمئِّ ٍذ َع ِّن الن َِّّع ِّيم‬kemudian kamu pasti akan
ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang
kamu megah-megahkan di dunia itu)
 Padahal ni’mat Allah yang diberikan kepada kita
sangatlah banyak, tidak bisa dihitung (14:34,
16:18), bagaimana menjawabnya?
5 Pertanyaan
 Di antara pertanyaan yang akan diajukan kepada
semua manusia ada 5 pertanyaan:
‫ َع ْن ع ْم ِّر َك‬: ‫س‬ٍ ْ‫آَ َم يَ ْوَم ال ِّْقيَ َام ِّة َح َّىت ي ْسأ ََل َع ْن ََخ‬َ ‫الَ تَ زْول قَ َد َما ابْ ِّن‬
‫س ْبتَه‬ ِّ ‫ك‬ ِّ ِّ ِّ ِّ
َ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ‫ف‬
‫ك‬
َ ‫ن‬ ‫َي‬
‫أ‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫ن‬‫ع‬ ‫و‬ ، ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ل‬
َ ‫َب‬
‫أ‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ك‬ ‫ب‬ ‫ا‬‫ب‬ ‫ش‬
َ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫و‬ ، ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫َف‬
ْ ‫أ‬ ‫ا‬‫م‬‫ي‬
‫ت‬ ‫م‬ ِّ
‫ل‬ ‫ع‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ي‬ ِّ
‫ف‬ ‫ْت‬‫ل‬‫م‬ِّ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫م‬‫و‬ ، ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫َن‬‫أ‬ ‫ا‬‫م‬ ِّ
َ ْ َ َْ َ َ ََ َ ْ َ ْ َ ْ ‫َوف‬
‫ي‬
Tidak beranjak kedua telapak Bani Adam pada hari
kiamat sehingga ditanya lima hal: tentang
umurmu untuk apa engkau habiskan, tentang
masa mudamu untuk apa engkau habiskan,
tentang hartamu dari mana engkau dapatkan dan
untuk apa engkau belanjakan, serta apa yang
kauamalkan terhadap yang kaupelajari
Menyambutnya (‫)اال ْستِّ َجابَة‬
ِّ
 Jadi sikap kita terhadap kehendak Allah dari kita
dalah menyambutnya, menerimanya, dan tunduk
padanya
 Karena sesungguhnya, itu semua untuk kebaikan
diri kita juga (8:24), bukan untuk kebaikan Allah
 Allah tidak memerlukan apapun dari makhlukNya,
tetapi kitalah yang memerlukanNya (35:15)
 Sikap Nabi Ibrahim ketika mendapatkan perintah-
perintah Allah (2:124) adalah ‫فَأَََتَّه َّن‬
 FA: Langsung menjawab, tidak ada jeda
 ATAMMA: sempurna
 HUNNA: semuanya
IMAN
 Kalau semua yang dikehendaki Allah kita terima
dengan ridho, maka berarti kita telah menjadi
MU’MIN TULEN
 Keadaannya bisa timbal-balik: mu’min sejati tentu
akan ridho terhadap segala kehendak Allah
 Sudah selayaknya mu’min yang telah
bersyahadat menghiasi dirinya dengan sikap
RIDHO
ٍ ِّ ِّ
ً َ َ َ ً َ ْ َ َ َّ ِّ‫ض َي ب‬
ِّ ِّ ِّ ِّ ِّ ‫اإل ْيَا ِّ من ر‬
‫ال‬‫و‬ ‫س‬‫ر‬ ‫د‬ ‫م‬
َّ ‫ح‬‫ِب‬‫و‬ ‫ا‬‫ين‬َ ‫م‬ ‫ال‬‫س‬‫اإل‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ب‬
ًّ‫ر‬ ‫اّلل‬ َ ْ َ ِّ ‫َذا َق طَ ْع َم‬
“Telah merasakan lezatnya iman seseorang yang
ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai
dinnya dan Muhammad sebagai Rasulnya.” (HR.

Anda mungkin juga menyukai