Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Segala puji kami panjatkan kepada Allah Subhannallahu Wata’ala, Tuhan Semesta
Alam atas selesainya makalah yang berjudul “Permainan Tradisonal: Lompat Tali“ ini. Semoga
dengan selesainya makalah ini bisa memberikan saya pengalaman baru tentang bagaimana
sejarah permainan tradisonal serta hal lainnya yang berkaitan dengan permainan tradisional
“Lompat Tali”.

Adapun dari tujuan saya yaitu selain untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
jasmani dan olahraga, saya juga dapat memperoleh banyak manfaat mengenai nilai moral dan
peran dari permainan tradisional dalam kehidupan

Saya menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, saya masih harus
banyak belajar mengenai materi Permainan Tradisional “Lompat Tali” ini.. Oleh karena itu,
saran dan kritik dari para pembaca sangat saya butuhkan.

1
PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Sejarah

Siapa yang tidak tahu permainan yang menggunakan karet disatukan sampai
panjangnya mencapai 2-3 meter ini? Yap, lompat tali atau biasa kita sebut lompat karet. Saya
yakin kalian semua pasti pernah mengalaminya sewaktu masa kanak-kanak dahulu.
Mudahnya perlengkapan yang dibutuhkan, membuat permainan ini juga mudah ditemukan
hampir di seluruh wilayah Indonesia. Meskipun dibeberapa tempat memiliki nama khasnya
masing-masing. Permainan lompat tali ini sangat identik dengan kaum perempuan, walaupun
tidak jarang anak laki-lakipun mengikuti permainan ini. Salah satu nama permainan ini yaitu
permainan Tali Merdeka yang di kenal oleh masyarakat di Prov. Riau dan sekitarnya.

Permainan Tali Merdeka adalah sebutan untuk mereka yang tinggal di Provinsi
Riau. Di daerah yang masyarakatnya adalah pendukung kebudayaan Melayu ini ada sebuah
permainan yang disebut sebagai tali merdeka. Inti dari permainan ini adalah melompat tali-
karet yang tersimpul. Penamaan permainan ini ada kaitannya dengan tingkah laku atau
perbuatan yang dilakukan pemain itu sendiri, khususnya pada lompatan yang terakhir. Pada
lompatan ini (yang terakhir), tali direnggangkan oleh pemegangnya setinggi kepalan tangan
yang diacungkan keudara. Kepalan tangan tersebut hamper mirip dengan apa yang dilakukan
oleh para pejuang ketika mengucapkan kata “merdeka”.

Gerakan tangan yang menyerupai simbol kemerdekaan itulah yang kemudian


dijadikan sebagai nama permainan yang bersangkutan. Kapan dan dari mana permainan ini
bermula sulit diketahui secara pasti. Namun, dari nama permainan itu sendiri dapat diduga
bahwa permainan ini muncul di zaman penjajahan.

2. Alat-Alat Yang Diperlukan

Peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah karet-karet gelang yang
dianyam memanjang. Cara menganyamnya adalah dengan menyambungkan dua buah karet
pada dua buah karet lainnya hingga memanjang dengan ukuran sekitar 3-4 meter. Karet-karet
tersebut berbentuk bulat seperti gelang yang banyak terdapat di pasar-pasar tradisional. Karet
tersebut tidak dijual perbuah, melainkan dalam bentuk satuan berat (gram, ons, dan kilo).

Fungsi karet pada umumnya adalah sebagai pengikat plastik-plastik pembungkus


makanan, pengikat rambut dan barang-barang lainnya yang tidak membutuhkan pengikat
yang kuat, karena karet akan mudah putus jika dipakai untuk mengikat terlalu kuat pada
suatu benda. Oleh karena itu, sewaktu membuat anyaman untuk membentuk tali karet,
diperlukan dua buah karet yang disambungkan dengan dua buah karet lain agar tidak lekas

2
putus oleh anggota tubuh pemain yang sedang melompat. Ada kalanya tali-karet dianyam
dengan menyambungkan 3-4 buah karet sekaligus, agar tali menjadi semakin kuat dan dapat
dipakai berkali-kali.

3. Cara Bermain

Untuk bermain permainan ini dibutuhkan minimal 4 orang anak. Pertama harus
ada dua pemain yang jaga. Dan yang menjaga ini yang memegang karet di kedua belah sisi
yang saling berhadapan. Pemain yang tidak jaga harus melompati karet tersebut. Biasanya
untuk menentukan siapa yang jaga dilakukan hompimpa. Permainan lompat tali tergolong
sederhana karena hanya melompati anyaman karet dengan ketinggian tertentu. Jika pemain
dapat melompati tali-karet tersebut, maka ia akan tetap menjadi pelompat hingga merasa
lelah dan berhenti bermain. Namun, apabila gagal sewaktu melompat, pemain tersebut harus
menggantikan posisi pemegang tali hingga ada pemain lain yang juga gagal dan
menggantikan posisinya.

Nah, pada permainan lompat tali ini para pelompat harus melompati beberapa posisi :

a. tali berada pada batas lutut pemegang tali; pada posisi ini pelompat tidak boleh mengenai
tali
b. tali berada sebatas (di) pinggang (sewaktu melompat pemain masih tidak boleh mengenai
tali karet sebab jika mengenainya, maka ia akan menggantikan posisi pemegang tali;

3
c. posisi tali berada di dada pemegang tali (pada posisi yang dianggap cukup tinggi ini
pemain boleh mengenai tali sewaktu melompat, asalkan lompatannya berada di atas tali
dan tidak terjerat);

d. posisi tali sebatas telinga;

e. posisi tali sebatas kepala;

f. posisi tali satu jengkal dari kepala; biasanya kita sering menyebutnya dengan posisi
‘kilan’
g. posisi tali dua jengkal dari kepala atau posisi yang satu ini kita kenal dengan ‘dua kilan’;
dan

4
h. posisi tali seacungan atau hasta pemegang tali, nah posisi yang disebut dengan posisi
‘merdeka’.

4. Manfaat

Permainan yang disebut sebagai tali merdeka ini mengandung nilai kerja keras,
ketangkasan, kecermatan dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat pemain
yang berusaha agar dapat melompati tali dengan berbagai macam ketinggian. Nilai
ketangkasan dan kecermatan tercermin dari usaha pemain untuk memperkirakan antara
tingginya tali dengan lompatan yang akan dilakukannya. Ketangkasan dan kecermatan dalam
bermain hanya dapat dimiliki, apabila seseorang sering bermain dan atau berlatih melompati
tali merdeka. Sedangkan nilai sportivitas tercermin dari sikap pemain yang tidak berbuat
curang dan bersedia menggantikan pemegang tali jika melanggar peraturan yang telah
ditetapkan dalam permainan.

Ternyata bermain lompat tali karet mempunyai banyak manfaat untuk anak-anak, diantaranya
adalah :

 Motorik kasar

Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak jadi
lebih terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini
memang memerlukan keterampilan sendiri. Lama-lama, bila sering dilakukan, anak dapat
tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat
serta terlatih. Selain melatih fisik, mainan ini juga bisa membuat anak-anak mahir
melompat tinggi dan mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Lompat tali juga dapat
membantu mengurangi obesitas pada anak.

5
 Emosi

Untuk melakukan suatu lompatan dengan ketinggian tertentu dibutuhkan keberanian dari
anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar, mau
melakukan tindakan melompat atau tidak. Dan juga saat bermain, anak-anak akan
melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa dan bergerak.

 Ketelitian dan Akurasi

Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika tali
diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tidak sampai terjerat tali dengan
berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia
harus melompat.

 Sosialisasi

Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi
kesempatannya untuk bersosialisasi sehingga ia terbiasa dan nyaman dalam kelompok. Ia
dapat belajar berempati, bergiliran, menaati aturan dan yang lainnya.

 Intelektual

Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar
lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan.
Umpamanya, anak harus melakukan lima kali lompatan saat tali diayunkan, bila lebih
atau kurang ia harus gantian menjadi pemegang tali. Anak juga secara tidak langsung
belajar dengan cara melihat dari teman-temannya agar bisa mahir dalam melakukan
permainan tersebut.

 Moral

Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang atau kalah. Namun, menang atau
kalah tidak menjadikan para pemainnya bertengkar, mereka belajar untuk bersikap sportif
dalam setiap permainan. Dan juga tidak ada yang unggul, karena setiap orang punya
kelebihan masing-masing untuk setiap permainan, hal tersebut meminimalisir ego di diri
anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai