Anda di halaman 1dari 4

Nama : M Fahmi Hidayatulloh

NIM : 151411084
Kelas : 2C

Proses pengolahan pasir besi


Untuk meningkatkan kadar besi (Fe) hingga 60-65% diperoleh melalui tahapan proses:

Proses Penghancuran (Crushing)


Bahan baku dalam bentuk batuan atau pasir dihancurkan sampai ukuran menjadi mesh 10. Dimaksudkan
untuk memperbesar luas permukaan dari material sehingga memudahkan untuk proses selanjutnya.

Proses Penghalusan (Grinding)


Dimaksudkan agar butiran halus bijihbesi lebih banyak lagi terpisah dengan kotoran atau mineral
mineral ikutan yang tidak diinginkan, proses ini sampai menghasilkan ukuran 120 mesh.

Proses Pemisahan (Magnetic Separator)


Untuk memisahkan material logam dan non logam
dengan pencucian dengan menggunakan air dalam
mesin silender yang dilapisi magnet apabila bijih besi
tersebut banyak mengandung hematit Fe2O3 atau
magnetit (Fe3O4) akan terpisah sempurna sehingga
kemurnian dari oksida besi meningkat.

Proses pemurnian menjadi pasir besi dengan


kadar yang tinggi memerlukan alat yang bernama magnetic separator, yang merupakan
kumparan-kumparan yang berbentuk tabung, yang jika dialiri arus listrik, maka mineral yang
bersifat feromagnetik akan tertarik oleh magnet, sedangkan yang bersifat diamagnetik akan
masuk ke dalam bak penampungan, yang akan diulang terus menerus sampai kadar bernilai
ekonomis untuk dipasarkan (gambar disamping).

Umumnya terdapat di alam Indonesia mempunyai kadar besi (Fe) sekitar 35% - 40% berbentuk
besi oksida hematit (Fe2O3) dan bercampur dengan material ikutan seperti SIO2, Al2O3,
CaO, MgO, TiO2, Cr2O3, NiO2, P, S dan H2O.
Proses Pemanggangan (Roasting)
Proses ini dilakukan material bijih besi banyak mengandung bijih hematit (Fe2O3) diubah menjadi magnetit
(Fe3O4) yang mempunyai daya magnit lebih kuat sehingga terpisah antara material yang non magnet dan
dihasilkan kadar Fe sampai 65%.

Proses Kalsinasi (Rotary Dryer)


Proses ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam material, material diumpankan ke silinder
yang berputar dengan arah yang berlawanan (counter current) Dihembuskan gas panas dari burner (temp.
200-300 oC).

Proses Pembuatan Pellet (Pan Palletizer)


Sebelum masuk ke alat ini material bijih besi dicampur dalam alat mixer agitator dengan komposisi tertentu
ditambahkan batubara dan binder bentonit dengan tujuan agar konsentrat besi oksida halus dapat
merekat membentuk gumpalan-gumpalan (aglomerisasi yang disebut pellet basah (green pellet)
yang mempunyai kekuatan yang cukup kuat untuk dapat dibawa ke proses selanjutnya, sedang batubara
fungsinya untuk meningkatkan kadar besi dengan cara proses reduksi dari internal pada proses
selanjutnya. Prinsip kerja dari alat ini adalah proses aglomerisasi konsentrat bijih besi yang telah
bercampur batubara dan binder bentonit dimasukkan secara kontinyu kedalam mesin pelletizing
yang berbentuk setengah drum/bejana yang berputar dengan kecepatan dan sudut kemiringan tertentu
sambil disemprotkan air secara kontinyu. Akibat perputaran ini terjadilah gaya centrifugal yang menyebabkan
partikel-partikel halus saling mendekat dan menekan satu sama lain sehingga terbentuklah gumpalan-
gumpalan pellet basah (green pellet) sampai ukuran diameter 12 mm dan mempunyai kuat tekan 5 kg/pellet
dan kuat jatuh 5 kali, hal ini diperlukan agar tidak pecah selama proses handling atau tranportasi ke
proses berikutnya.

Proses Reduksi (Rotary Kiln)

Proses ini bertujuan untuk memurnikan kandungan besi oksida menjadi besi murni dengan cara proses reduksi
external dengan gas alam (gas CO) dan reduksi Internal dari Batubara Dengan temperatur 1700ºC akibat dari
proses ini material oksida besi akan terpisah membentuk besi murni (Fe 92%) dan oksidanya
membentuk gas CO2. Prinsip kerjanya material berbentuk pellet diumpankan ke silinder yang berputar
dengan RPM dan sudut kemiringan tertentu kemudian dihembuskan gas panas dari arah berlawanan
(counter current) kemudian dari titik titik tertentu di semprotkan gas CO dari gas alam sehingga akan
terjadi proses reduksi dari internal maupun external. Kemudian material tersebut didinginkan di pendingin
cooler sampai temperatur 60ºC dan siap untuk dikemas atau curah. Hasil yang keluar dari alat ini sudah
merupakan produk sponge iron yang berupa pellet dengan qualitas sesuai produk standart ASTM, JIS,
DIN dan mempunyai kekuatan tekan 250mpa dengan diameter 12-15 mm.

Produksi Pig Iron


Hasil pellet (green pellet) yang dihasilkan dari proses pelletizer dimasukkan dalam tungku (blast
furnace) dimasukkan larutan kapur, gas CO sebagai zat pereduksi dengan temperatur tertentu, kemudian akan
mengalami proses pelelehan (melting) sehingga terpisah antara kandungan yang banyak
mengandung logam besi (Fe) dan akan terpisah karena perbedaan berat jenis dari kotorannya
(slag), kemudian kandungan besinya akan masuk ke mesin casting (cetak) sesuai kebutuhan dengan
kandungan Fe
Sifat Fisik Besi

Besi adalah logam dengan penampakan putih silver mengkilap. Ia punya sifat elastis dan
lunak. Elastis berarti logam tersebut mampu ditarik namun tidak putus. Lunak artinya logam
tersebut dapat ditempa dengan berbagai bentuk.

Besi mempunyai kekuatan tarik yang sangat tinggi. Besi dapat ditarik tanpa membuatnya
putus. Besi sangat mudah untuk digunakan dalam berbagai apliaksi. Ia bisa dibengkokkan,
digulung, dipotong, dibentuk, maupun dipadukan dengan logam lain.

Besi murni memiliki titik lebur 1536 C atau sekitar 2797 F dan titik didih 3000 c (5.400 F).
Besi punya desitas 7,87 gram/cm3.

Sifat Kimia Besi

Besi adalah logam yang sangat aktif. ia sangat mudah bereaksi dengan oksigen di udara
menghasilkan oksida besi (Fe2O3) yang dikenal sebagai karat. Selengkapnya bisa dibaca di
Korosi Besi. Besi juga berekasi dengan air dan uap pada suhu tinggi menghasilkan gas
hidrogen. Besi juga punya sifat larut dalam larutan asam.

Anda mungkin juga menyukai