PENDAHULUAN
Kusta termasuk penyakit tertua, dikenal sejak 1400 tahun sebelum masehi. Kata lepra
disebut dalam kitab injil, terjemahan dari bahasa Hebrew zaraath, yang mencakup beberapa
penyakit kulit lainnya1. Sekitar tahun 600 SM, ditemukan sebuah tulisan berbahasa India
menggambarkan penyakit yang menyerupai kusta. Di Eropa, kusta pertama kali muncul dalam
catatan Yunani kuno setelah tentara Alexander Agung kembali dari India. Kemudian di Roma
pada 62 SM bertepatan dengan kembalinya pasukan Pompei dari Asia kecil. Pada tahun 1873,
Dr. Gerhard Armauer Henrik Hansen dari Norwegia adalah orang pertama yang
Mycobacterium leprae membuktikan bahwa kusta disebabkan oleh kuman, dan dengan
Kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat
kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah
sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional. Kusta pada umumnya terdapat di
teresebut dalam memberi pelayanan yang memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan dan
Istilah kusta berasal dari bahasa Sansekerta, yakni khusta berarti kumpulan gejala-gejala
kulit secara umum. Penyakit kusta atau lepra disebut juga Morbus Hansen, sesuai dengan nama
yang menemukan kuman. Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobactierum
leprae. Kusta menyerang berbagai bagian tubuh diantara saraf dan kulit. Penyakit ini adalah
tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernafasan atas dan lesi
pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar. Bila tidak ditangani, kusta dapat sangan
progresif menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak dan mata. Tidak
seperti mitos yang beredar di masyarakat, kusta tidak menyebabkan pelepasan anggota tubuh
yang begitu mudah seperti pada penyakit tzaraath yang digambarkan dan sering disamakan
dengan kusta2.
Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagian
petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan / pengertian, kepercayaan