A. Latar belakang
Problematika Dewan hakim di Provinsi Maluku kadang
mengahadapi masalah yang tak kunjung selesai sehingga
melahirkan benturan psikologis karena tidak adanya standar
kompetensi yang perlu dimiliki oleh dewan hakim Nasional,
Provinsi, dan Kecamatan.
Keadaan ini kerap kali terjadinya kesalapahaman yang
mendalam sehingga terjadi klaim bahwa si A yang berkompeten
dan si B kurang berkompeten sehingga sertifikasi untuk
menentukan standar Dewan Hakim dalam Pertandingan
Musabaqah Tilawatil Qur’an mendapatkan finalis yang dapat
bertanding pada MTQ Nasional dan Internasional.
Selain itu ada kecenderungan individualis yang kurang
produktif dalam menentukan dewan hakim akibat kepentingan
sepihak bukan karena kompetensi. Inilah urgensinya pelaksanaan
sertifikasi Dewan Hakim (MTQ) Musabaqah Tilawatil Qur’an
Provinsi Maluku sebagai wujud peningkatan profesionalisme.
Pelaksanaan sertifikasi Dewan Hakim (MTQ) Musabaqah
Tilawatil Qur’an Provinsi Maluku sebagai wujud peningkatan
profesionalisme dewan hakim sangat penting dan menduduki posisi
sentral dalam karena berorientasi pada peningkatan kualitas
karena itu, Dewan Hakim yang merupakan salah satu unsur dalam
bidang pendidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan
kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan
masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini Dewan
Hakim tidak semata mata sebagai penilai tetapi juga sebagai
pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, spiritual, dan
hidayah.
Sertifikasi dan Kompetensi Dewan Hakim Landasan utama
yang menjadi acuan program sertifikasi dan kompetensi Dewan
Hakim adalah Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 42 ayat 1 yang
mengatakan bahwa ”Pendidik dan dewan hakim harus memiliki
kualifikasi minimum dan sertifikat sesuai dengan jenjang
kewenangan penilaian, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pelaksanaan MTQ
nasional, sedang pasal 43 ayat 2 mengatakan bahwa :
”sertifikasi dewan hakim diselenggarakan oleh dengan cara
profesonal agar dewan hakim semuanya tersertifikasi untuk
mendapatkan standar dewan hakim yang profesional.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indoensia (WJS
Poerwodarminto) kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan
untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Pengertian dasar
kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.
disepakati
Syari’ah Komptensi 1. Memiliki prilaku kedisiplinan terhadap
Syari’ah dan tatatertib yang disepakati dan memiliki
sosial meliputi kecerdasan sosial.
kompetensi 2. Sifat dan prilakunya tidak bertentangan
kepribadian. dengan maqasit Syari’ah.
3. Disiplin dari terhadap tugas yang telah
diamanahkannya
4. Memahami sangsi dewan hakin yang sesuai
syari’ah.
Teknologi Kompetensi 1. Dapat menggunakan teknologi Handphone.
Teknologi 2. Mampu mengguakan teknologi komputer.
3. Dapat menggunakan teknologi sebagai media
mudah memahami Al-Quran.
4. Mengetahui perangkat MTQ sesuai bidang
yang dinilainya.
5. Mentahui teknik penilaian ICT (elektronik)
dan penilaian manual.
Entrepreneur Kemampuan 1. Memiliki kecerdasan penataan ekonomi
ship Penataan sehingga di saat pertandingan tidak kehabisan
Ekonomi biaya dalam proses pertandingan.
2. Mampu menata emosional kebutuhan
sehingga tidak terkontaminasi oleh
kecernderungan materi yang berlebihan.
3. Materi sebagai media bukan tujuan sehingga
karakter dewan hakin lebih profesionalisme.
4. Memiliki inisiatif kreatif dalam
menyukseskan MTQ.
C. PESERTA
Peserta sertifikasi dewan hakim ini bertujuan untuk
memantapkan dan meningkatkan kualitas para hakim Musabaqah
Tilawatil Qur’an (MTQ) dan memberikan sertifikasi kepada para
hakim pemula, Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ)
D. PENERIMA MANFAAT
Manfaat dari kegiatan sertifikasi ini adalah Lembaga
Pengembangan Tilawatil Qur’an Provinsi Maluku sebagai data
awal dan salah satu indikator prasarat dewan hakim profesional.
Berupaya meningkat akreditasi dewan hakim profesional di
Provinsi Maluku. Selaian itu dapat memberikan kontribusi baru
bagi LPTQ Provinsi dalam mengetahui kompetensi Dewan hakim
yang berkaitan dengan kajian-kajian ilmu Al-Quran dan
implementasinya dalam proses penilaian dan pertnadingan sesuai
bidang yang dipertandingkan dalam MTQ nasional;
F. METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan sertifikasi dewan hakim dan panitra
pada Kegiatan LPTQ Provinsi Maluku dari dana DIPA APBD
Provinsi Maluku dan pertanggungjawabnnya sesuai manajemen
keuangan daerah provnsi Maluku. Metode pelaksanaan sertifikasi
dewan hakim berdasarkan ketentuan LPTQ pusat sebagai standar
dalam menentukan sertifiaksi dewan hakim nasional. Adapun alur
pelaksanaan sertifikasi Dewan hakim sebagai berikut;
MTQ.
2. Uji penilian pada bidang Tilawah
3. Uji penilian pada bidang Hifzil
4. Uji penilian pada bidang Syarhil
5. Uji penilian MTQ pada bidang anak,
remaja, Canet dan dewasa.
6. Uji penilian pada bidang M2IQ
7 Sertifikasi Panitra; 24 Maret 2015
1. Uji Kompetensi manajemen
Perhakiman
2. Uji kompetensi penggunaan
komputer
3. Uji kompetensi penggunaan ICT
dalam MTQ
8 Membuat jadwal pelaksanaan 25 Maret 2015
9 Proses sertikasi dewan hakim di mulai 24 Maret 2015
10 Perfikasi dan peenntuan nilai kelulusan 24 Maret 2015
dewan hakim
11 Membaca surat keputusan penentuan 24 Maret 2015
dewan hakim oleh panitia LPTQ Provinsi
12 Penutupan 24 Maret 2015
J. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan pelaksanaan sertifikasi Dewan
Hakim tahun 2015 ini disusun dan disampaikan kepada ketua
LPTQ Provinsi Maluku. Atas perhatian dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.