Anda di halaman 1dari 11

318

Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

UJI DAYA PROTEKSI EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L) DALAM


SEDIAAN LOTION DENGAN BASIS PEG400 SEBAGAI REPELLENT
TERHADAP AEDES AEGYPTI

Angger Luhung Nur Fadlilah1, Widya Hary Cahyati2, Rudatin Windraswara3


1,2,3
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK Universitas Negeri Semarang
e-mail: widyahary27@mail.unnes.ac.id

ABSTRACT

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is spread by Aedes female mosquito. The popular efforts to control the
vectors in the community is using chemical insecticides but can causing resistance to mosquitoes and
toxicated for humans. This type of control can be in form of natural insecticides derived from plants, which
is papaya leaves (Carica papaya L). The purpose of this study was to know the protection of the lotion from
papaya leaf extract to repel Aedes aegypti. This type of study is true experimental with post test only control
group design. Data were analyzed using Anova test and post hoc test. The research result is there a
difference percentage of the number mosquitoes on various concentrations lotion of papaya leaf extract with
p=0.001 (p<0.05). The result led to the conclusion that lotion of papaya leaf extract effectively repel
Aedes aegypti at a concentration 30% because of the repel effect is more than 90%.

Keywords: Aedes aegypti; Papaya Leaf Extract; Repellent.

ABSTRAK

Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes betina. Salah satu
upaya pengendalian vektor yang populer di masyarakat yaitu menggunakan insektisida
kimiawi akan tetapi menyebabkan resistensi pada nyamuk dan keracunan pada manusia.
Upaya pengendalian dapat berupa insektisida alami yang terbuat dari tumbuhan, salah
satunya yaitu daun pepaya (Carica papaya L). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui daya proteksi lotion ekstrak daun pepaya untuk menolak Aedes aegypti. Jenis
penelitian ini adalah eskperimen murni dengan rancangan penelitian post test only control group
design. Populasi penelitian adalah telur nyamuk Aedes aegypti yang dikembangbiakkan menjadi
nyamuk, sampel 50 ekor nyamuk Aedes aegypti umur 2-5 hari untuk setiap kelompok
perlakuan dengan 4 kali pengulangan, sehingga total nyamuk yang dibutuhkan 1.400
nyamuk Aedes aegypti karena jumlah perlakuan 7 kelompok. Data dianalisis menggunakan uji
Anova dan Post Hoc. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan persentase jumlah
nyamuk yang hinggap pada berbagai konsentrasi lotion ekstrak daun pepaya dengan nilai
signifikansi p=0,001 (p<0,05). Simpulan penelitian yaitu lotion ekstrak daun pepaya efektif
menolak nyamuk Aedes aegypti pada konsentrasi 30% karena daya tolaknya lebih dari 90%.

Kata Kunci : Aedes aegypti; Ekstrak Daun Pepaya;Repellent.


319
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

PENDAHULUAN penderita, IR 13,77/100.000 penduduk,


Demam Berdarah Dengue (DBD) dan CFR DBD tahun 2011 sebesar
merupakan penyakit yang disebabkan 0,93% (Dinkesprov Jateng, 2011). Dinas
oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran Kesehatan Kota Semarang mencatat pada
darah manusia melalui gigitan nyamuk tahun 2012 ada 1250 kasus dan ada
dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti 22 yang meninggal. Pada tahun 2013
atau Aedes albopictus. Penyakit DBD ini jumlah penderita ada 780 kasus dan
dapat muncul sepanjang tahun dan 7 yang meniggal (DKK Semarang, 2013).
menyerang seluruh kelompok umur. Pada tahun 2015 terdapat kasus DBD
Penyakit DBD berkaitan dengan kondisi sebanyak 1737 dengan angka kesakitan /
lingkungan dan perilaku yang dilakukan IR mencapai 98,61 / 100.000 penduduk,
oleh masyarakat (Kemenkes RI, 2013). dengan kasus kematian adalah 21 orang
Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak dan CFR mencapai 1,21 % turun
memenuhi syarat kesehatan merupakan dibandingkan dengan tahun 2014 (DKK
faktor risiko sumber penularan berbagai Semarang, 2015). Kelompok umur yang
jenis penyakit khususnya penyakit yang rentan terkena DBD adalah anak-anak,
berbasis lingkungan salah satunya yaitu hal tersebut dikarenakan faktor daya
DBD (Cahyati, 2011). Kondisi rumah tahan tubuh yang masih rendah, dan
memegang peranan penting dalam aktivitas rutin sehari-hari yang rata-rata
munculnya DBD, berdasarkan penelitian berada di dalam gedung atau ruang
yang dilakukan oleh (Cahyati, 2011) sekolah, mobilitas tinggi dan banyak
menunjukkan bahwa rumah yang terdapat bertemu dengan orang lain atau teman
jentik pada bak mandi memiliki risiko lain di sekolah atau tempat bermain.
2,612 kali lebih besar di banding rumah Kelompok umur < 12 tahun memiliki
yang tidak terdapat jentik pada bak daya tahan tubuh yang masih rendah
mandi. dibandingkan kelompok umur yang lebih
tua, sedangkan aktivitasnya sering
Angka kesakitan DBD pada tahun 2013 bermain di luar selama beberapa jam atau
terdapat 112.511 kasus dengan bahkan hampir seharian berada di dalam
871 kematian. Pada tahun 2014 ada kondisi dan waktu yang meningkatkan
13.031 kasus dengan 1110 kematian risiko terkena gigitan nyamuk penular
(Kemenkes, 2014). Jumlah kasus baru di DBD (Cahyati, 2016).
Jawa Tengah tahun 2011 mencapai 4.474
320
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

Upaya penanggulangan dan pencegahan (biodegradable) di alam, sehingga tidak


penyakit DBD sudah diatur dalam Perda mencemarkan lingkungan dan relatif
No 5 Tahun 2010 tentang Pengendalian aman bagi manusia dan ternak, karena
Penyakit DBD, upaya tersebut lebih residunya akan terurai dan mudah hilang
difokuskan pada pengendalian vektornya (Sugiata, 2011 dalam Mirnawaty, 2012).
yaitu pengendalian nyamuk Aedes aegypti. Penggunaan insektisida dirumah tangga
(Cahyati, 2016). Pengendalian nyamuk memiliki beberapa keunggulan antara lain
yang sering digunakan dikalangan tidak meninggalkan residu pada
masyarakat yaitu menggunakan anti lingkungan sehingga relatif lebih aman
nyamuk semprot, bakar, dan lotion anti dibandingkan insektisida kimiawi, dan
nyamuk yang terbuat dari bahan-bahan apabila meninggalkan residu, residu
kimia. Bahan kimia yang digunakan dalam tersebut tidak menimbulkan resistensi
anti nyamuk tersebut mempunyai dampak pada sasaran karena lebih cepat terurai
negatif seperti residu yang bahan aktifnya dibandingkan insektisida kimia.( Qinahyu,
sulit terurai di alam. Penggunaan 2016).
insektisida kimiawi apabila digunakan
secara tepat sasaran, tepat dosis, tepat Tanaman pepaya (Carica papaya L)
waktu, dan cakupan akan mampu merupakan salah satu komoditas besar
mengendalikan vektor dan mengurangi yang ada di Indonesia dan memiliki
dampak negatif terhadap lingkungan dan kemampuan sebagai insektisida nabati
organisme yang bukan sasaran, salah satu pada larva dan nyamuk (Rehena, 2008).
contoh bahan yang digunakan yaitu tawas Uji fitokimia daun pepaya menggunakan
sebagai larvasida terhadap larva nyamuk spektrofotometry menghasilkan bahwa daun
Anopheles stephansi (Sulastri, 2016). pepaya mengandung 0,25% alkaloid,
Meskipun bisa digunakan sesuai standar, 0,14% flavonoid, 0,30% saponin dan
akan tetapi untuk mencegah dampak 11,34% tanin. Uji fitokimia menggunakan
lebih lanjut dari efek penggunaan Thin Layer Chromatography (TLC)
insektisida, maka perlu untuk mencari menghasilkan bahwa daun pepaya juga
alternatif insektisida alami atau nabati. mengadung <68 mg/ml steroid, tetapi
terpenoid negatif. Hal ini sejalan dengan
Insektisida alami adalah suatu insektisida penelitian yang dilakukan oleh A’yun
yang bahan dasarnya berasal dari alam. (2015) dimana daun pepaya mengandung
Jenis insektisida ini mudah terurai alkaloid, tripernoid, steroid,f lavonoid,
321
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

saponin, and tanin. Penelitian lain juga pengaruh akibat adanya perlakuan
menunjukkan bahwa daun pepaya tertentu (menggunakan lotion ekstrak
mengandung flavonoid, fenol, alkaloid, daun pepaya sebagai repellent / penolak).
dan asam amino (Cahyati, 2016). Rancangan penelitian ini menggunakan
Kandungan kimia yang terdapat dalam desain studi eksperimen murni (true
daun pepaya seperti flavonoid, tanin, experiment). Pelaksanaan penelitian
saponin, steroid, dan alkaloid berfungsi menggunakan rancangan post test only
sebagai insektisida alami dan racun control group design yaitu tidak dilakukan
serangga (Cahyati, 2016). pretes terhadap sampel sebelum
perlakuan karena telah dilakukan
Repellent adalah bahan kimia untuk randomisasi baik pada kelompok
menghindari gigitan dan gangguan eksperimen dan kelompok kontrol.
serangga terhadap manusia. Cara
memakai repellent bisa dioleskan atau Variabel bebas pada penelitian ini adalah
disemprotkan. Repellent yang aman yaitu berbagai konsentrasi lotion ekstrak daun
repellent yang tidak menggangu pemakai, pepaya (Carica papaya L) . Variabel terikat
tidak lengket, baunya menyenangkan, pada penelitian ini adalah jumlah nyamuk
tidak beracun, dan tidak menimbulkan Aedes aegypti yang hinggap pada lengan
iritasi kulit. Bahan yang terdapat pada yang diolesi lotion ekstrak daun papaya
repellent yaitu DEET (Diethyltoluamide) (Carica papaya L). Suhu diukur dengan
yang merupakan repellent tidak berbau, cara menempatkan media uji pada
tapi menimbulkan rasa terbakar jika ruangan yang tertutup sehingga suhunya
mengenai mata, jaringan membranous, stabil. Pengukuran suhu pada media
atau mengenai luka terbuka. Selain itu ada tempat pengujian dari awal sampai akhir
ethyl hexanediol yang efeknya berupa selama pengamatan. Pengukuran
DEET (Diethyltoluamide), tetapi waktu kelembaban menggunakan higrometer
kerjanya pendek (Soedarto, 2011). dilakukan dengan uji daya tolak dalam
ruangan yang tertutup, sehingga akan
METODE PENELITIAN memperoleh kelebaban yang stabil..
Metode penelitian yang digunakan adalah Umur nyamuk sangat berpengaruh pada
metode penelitian rancangan daya tahan nyamuk terhadap pajanan
eksperimental yaitu kegiatan percobaan insektisida, umur nyamuk yang digunakan
yang bertujuan untuk mngetahui suatu dalam penelitian ini dalah 2-5 hari, karena
322
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

pada umur tersebut ketahanan tubuh metil paraben. Kemudian ditambah bahan
masih kuat dan produktif. Jenis kelamin lain seperti trictanolamin, gliserin, dan
nyamuk yang digunakan yaitu Aedes aegypti minyak atsiri selanjutnya ditambah
betina sebagai sampel, karena nyamuk aquades sedikit demi sedikit (Manaf,
yang menghisap darah adalah nyamuk 2012). Daun pepaya (Carica papaya L)
betina. Jumlah nyamuk yang digunakan yang digunakan daun yang sudah tua dan
dalam penelitian sejumlah 50 ekor juga muda. Daun ini didapatkan dari
nyamuk. Lama waktu kontak setiap Ungaran Kabupaten Semarang.
perlakuan 5 menit.
Pengujian lotion ekstrak daun papaya
Populasi penelitian adalah telur nyamuk (Carica papaya L) dilakukan di Instalasi
Aedes aegypti yang dikembangbiakkan entomologi P2B2 Banjarnegara.
menjadi nyamuk di Laboratorium Rearing Pengulangan dilakukan sebanyak 4 kali
Balai Penelitian dan Pengembangan yang diperoleh dengan menggunakan
Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) rumus: (t)(r)-1≥15. Tahap pengujian
Banjarnegara. Besar sampel penelitian dengan menyiapkan kandang uji, tiap
adalah 50 ekor nyamuk Aedes aegypti umur kandang dimasukkan nyamuk 50 ekor.
2-5 hari untuk setiap kelompok perlakuan Kemudian lengan kiri diolesi lotion ekstrak
dengan 4 kali pengulangan, sehingga total daun pepaya (Carica papaya L) sebagai
nyamuk yang dibutuhkan 1.400 nyamuk perlakuan dan lengan kanan tidak diolesi
Aedes aegypti karena jumlah perlakuan lotion, dan dipaparkan selama 5 menit,
7 kelompok. Pengambilan sampel hitung jumlah nyamuk yang hinggap
dilakukan secara acak sederhana (simple selama pemaparan baik lengan kiri
random sampling) karena anggota populasi maupun kanan. Pengujian dilakukan
bersifat homogen atau diasumsikan selama 6 jam dibagi dalam 6 periode, 1
homogen. jam per periode dengan 5 menit
pemaparan. Setiap kali ada nyamuk yang
Proses ekstrasi daun papaya (Carica papaya lumpuh diganti dengan nyamuk segar.
L) dilakukan di Laboratorium Biologi Suhu tubuh probandus maupun suhu dan
FMIPA Unnes dengan metode maserasi. kelembaban udara diukur tiap jam selama
Kemudian dibuat dalam sediaan lotion pengujian. Konsentrasi yang digunakan
dengan bahan-bahan campuran seperti adalah konsentrasi ekstrak daun pepaya
setil alkohol, asam stearat, PEG400, dan (Carica papaya L) 5%, 10%, 15%, 20%,
323
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

25%, dan 30% ditambah kontrol positif pepaya dan juga dengan kontrol positif
lotion nyamuk merek x dengan bahan aktif yang digunakan yaitu lotion dengan
Diethyltoluamide 13%. Pengumpulan data diethyltoluamide 13%.
dilakukan dengan cara menghitung
jumlah nyamuk yang hinggap selama HASIL
perlakuan 6 jam. Uji statistik yang Berikut ini hasil pengamatan daya
digunakan adalah uji one way anova untuk proteksi lotion ekstrak daun pepaya
mencari perbedaan jumlah rata-rata (Carica papaya L).Berdasarkan data dari
nyamuk yang hinggap pada lengan Tabel 1 diperoleh data yang menunjukkan
dengan konsentrasi tertentu. rata-rata daya proteksi dari lotion ekstrak
daun pepaya (Carica papaya L) selama
Instrumen yang digunakan dalam 6 jam pengamatan. Dari data tersebut
penelitian ini adalah 1) lembar observasi diketahui daya proteksi total tertinggi
untuk memperoleh data jumlah nyamuk yaitu pada lotion ekstrak daun pepaya
yang hinggap pada lengen kontrol dan (Carica papaya L) dengan konsentrasi 30%
lengan perlakuan; 2) termometer dan yaitu sebesar 91,3%, sedangkan untuk
higrometer untuk mengukur suhu dan daya proteksi total terendah adalah lotion
kelembaban ruang pada saat penelitian; ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi
3) lotion ekstrak daun pepaya yang diuji 5% yaitu sebesar 55,8%.
untuk menurunkan jumlah nyamuk yang
hinggap pada lengan. PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Data yang terkumpul diolah dan dianalisis nilai konsentrasi yang efektif adalah pada
dengan menggunakan program komputer konsentrasi 30%, karena daya tolak
analisis univariat dilakukan untuk nyamuk pada lengan yang diolesi lotion
mendeskripsikan setiap variabel dengan ektrak daun pepaya (Carica papaya L )
cara membuat tabel dan grafik distribusi lebih dari 90% sejalan dengan Komisi
frekuensi. Analisis bivariat digunakan Pestisida Departemen Pertanian (1995)
untuk mencari hubungan antar variabel. mensyaratkan bahwa repellent nyamuk
Penelitian ini menggunakan uji Anova dan dapat dikatakan efektif apabila daya
Post Hoc untuk mengetahui ada tidaknya proteksinya minimal 90% (Kardinan,
perbedaan jumlah nyamuk yang hinggap 2007).
antar konsentrasi lotion ekstrak daun
324
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

Berdasarkan hasil penelitian pada nyamuk (perlakuan). Hal itu dikarenakan lengan
Aedes aegypti jumlah rata-rata yang hinggap kanan tidak diolesi lotion ekstrak daun
pada lengan kanan (kontrol) lebih banyak pepaya, sedangkan lengan sebelah kiri
dibandingkan dengan lengan sebelah kiri diolesi lotion ekstrak daun papaya

Tabel 1. Hasil Pengamatan Daya Proteksi


Konsentrasi Rata-rata Daya Proteksi (%) Pada Jam Ke-
Ekstrak Daun I II III IV V VI DP Total
Pepaya (%)
5% 64,2 55 50 52,2 56 45,8 55,8
10% 69,5 68,3 60,7 66,3 68 71,5 67,3
15% 56 64,5 54 63 56 66,8 59,2
20% 75,7 77 82,8 72 60,2 70 73,8
25% 82,6 61,4 73 84,2 73,4 78,4 75,7
30% 90 89,6 100 95 92,4 86,2 91,3
Lotion X 78,9 90,9 94,9 92,8 87 86,7 87,4
Sumber: Data hasil penelitian, 2017

Daya proteksi ekstrak daun pepaya setiap waktu, sehingga bau dari ekstrak daun
konsentrasi mengalami kenaikan dan pepaya akan hilang dan mengakibatkan
penurunan. Hal ini disebabkan oleh penurunan potensi repellent. Yang kedua
beberapa faktor diantaranya ketahanan adalah aktivitas nyamuk Aedes aegypti yang
ekstrak tersebut tidak cukup lama dan semakin menurun seiring bertambahnya
berkurang setiap jamnya. Berkurangnya waktu, sehingga seakan-akan nyamuk
daya tahan dari aroma ekstrak tersebut yang hinggap pada lengan semakin
dapat disebabkan besarnya laju sedikit. Penurunan aktivitas nyamuk
penguapan selama pengujian berlangsung tersebut disebabkan oleh perbedaan umur
pada setiap waktu pengamatan. Semakin dan keadaan oviparitas dari masing-
turun daya proteksinya maka semakin masing nyamuk (Kardinan, 2007).
rendah daya tolak dari ekstrak daun
pepaya. Perubahan potensi lotion ekstrak Penyebab nyamuk tidak mendekat karena
daun pepaya dari jam ke jam dipengaruhi adanya kontak dengan lotion daun pepaya
oleh dua hal, yang pertama adalah memiliki aroma khas yang tidak disukai
penguapan senyawa-senyawa kimia yang oleh nyamuk, karena aroma tersebut
terdapat dalam ekstrak daun pepaya yang mengganggu proses fisiologis reseptor
semakin meningkat seiring berjalannya kimia yang terdapat pada antena. Proses
325
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

tersebut kemudian akan diubah menjadi saponin, and tanin. Penelitian lain juga
impuls, dan diteruskan oleh akson syaraf menunjukkan bahwa daun pepaya
ke syaraf pusat, kemudian akan terjadi mengandung flavonoid, fenol, alkaloid,
integrasi pada syaraf motorik ke otak dan asam amino (Cahyati, 2016).
sehingga nyamuk menghindar (Syalfinaf, Kandungan kimia yang terdapat dalam
2012). Tingkah laku nyamuk pada saat daun pepaya seperti flavonid, tanin,
mencari makanan dipengaruhi oleh saponin, steroid dan alkaloid berfungsi
berbagai rangsangan yang dikeluarkan sebagai insektisida alami dan racun
oleh sumber makanan (manusia, hewan), serangga (Cahyati, 2016).
yaitu kehangatan, kelembaban, bau, ada
tidaknya CO2 dan rangsangan visual. Salah satu senyawa kimia yang
Nyamuk lebih suka suasana hangat dan mempunyai fungsi sebagai insektisida
menyukai tangan yang kurang yaitu flavonoid. Flavonoid bekerja
memancarkan uap air. Nyamuk lebih menghambat mitokondria dalam sel,
menyukai CO2 dan warna kulit yang gelap sedangkan mitokondria tersebut
dibandingkan yang terang. berfungsi sebagai tempat terjadinya
proses respirasi yaitu transport elektron
Daun pepaya (Carica papaya L) merupakan dan siklus kerbs. Dimana transport
tanaman yang sangat potensial, murah, elektron dan siklus kerbs pada
mudah didapat, dan belum banyak mitokondria itu berperan dalam
dimanfaatkan. Uji fitokimia daun pepaya metabolisme energi dan pembentukan
menggunakan spektrofotometry ATP (Adenosin Tri Fosfat). Jika pada
menghasilkan bahwa daun pepaya mitokondria terganggu, maka produksi
mengandung 0,25% alkaloid, 0,14% ATP akan terhambat, sehingga
flavonoid, 0,30% saponin, dan 11,34% pengikatan terhadap oksigen rendah pada
tanin. Uji fitokimia menggunakan Thin akhirnya penggunaan oksigen oleh
Layer Chromatography (TLC) menghasilkan mitokondria tidak maksimal maka
bahwa daun pepaya juga mengandung menyebabkan gangguan pada pernafasan.
<68 mg/ml steroid, tetapi terpenoid (Qinahyu, 2016).
negatif. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (A’yun , 2015) Berdasarkan penelitian, dapat
dimana daun pepaya mengandung disimpulkan bahwa lotion ekstrak daun
alkaloid, tripernoid, steroid, flavonoid, pepaya (Carica papaya L) efektif sebagai
326
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

repellent karena kandungan zat aktif yang penggunaan insektisida nabati itu sendiri
ada pada daun pepaya tersebut dapat yaitu tidak meninggalkan residu pada
mempengaruhi jumlah rata-rata nyamuk lingkungan sehingga relatif aman bila
yang hinggap pada lengan. Konsentrasi dibandingkan dengan insektisida kimiawi
yang efektif saat pengujian yaitu pada atau sintetis.
konsentrasi 30% dengan daya proteksi
91%. Penelitian lebih lanjut untuk KESIMPULAN
mengembangkan lotion anti nyamuk Berdasarkan hasil penelitian dapat
bebahan daun pepaya diperlukan dengan disimpulkan konsentrasi yang paling
pertimbangan lotion anti nyamuk ini efektif adalah konsentrasi 30% dengan
sebagai repellent atau insektisida nabati, rata – rata daya proteksi selama enam jam
sehingga lebih aman untuk bisa sebesar 91%. Terdapat perbedaan
digunakan di masyarakat dibandingkan persentase jumlah nyamuk Aedes aegypti
dengan insektisida sintetik atau kimiawi. yang hinggap pada berbagai konsentrasi
lotion ekstrak daun pepaya yaitu 5%, 10%,
Insektisida nabati merupakan insketisida 15%, 20%, 25%, dan 30%. Saran yang
yang berbahan dasar dari tanaman. diberikan peneliti adalah masyarakat
Insektisida nabati biasanya tidak hanya sebagai konsumen agar dapat
mengandung satu macam bahan aktif , mempertimbangkan sebagai alternatif
tetapi beberapa jenis bahan aktif (Manaf, pemanfaatan bahan-bahan alami seperti
2012). Senyawa yang terkandung dalam daun pepaya dalam upaya pengendalian
tumbuh-tumbuhan dapat berpengaruh vektor nyamuk. Perlu adanya penelitian
terhadap serangga hama melalui beberapa lebih lanjut untuk menganalisis faktor
mekanisme seperti penghambat nafsu waktu penyimpanan ekstrak dan bahan
makan, repellent (penolak), menghambat aktif yang terkandung dalam daun pepaya
perkembangan, menurunkan reproduksi, beserta karakteristik zat tersebut untuk
dan sebagai racun (Hersanti, dkk,2013). dikembangkan menjadi lotion anti
nyamuk. Bagi instansi kesehatan bekerja
Penggunaan insektisida alami atau nabati sama dengan lembaga penelitian dan
di masayarakat merupakan suatu potensi departemen pertanian untuk
dan alternatif pemecahan masalah yang mengembangkan hasil penelitian ini
perlu dikembangkan. Beberapa sebagai pengendalian nyamuk alami yang
keunggulan yang bisa didapat dari
327
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

dapat direkomendasikan kepada Container Index (CI) Melalui


masyarakat. Penerapan Ovitrap di Sekolah
Dasar Kota Semarang. Unnes
UCAPAN TERIMAKASIH Journal of Public Health,
Ucapan terima kasih kami sampaikan Vol.5,No.4: 330-334.
kepada Kepala Laboratorium Biologi Hersanti, Santosa, E., & Dono,
FMIPA Unnes, Teknisi Laboratorium D.(2012).Pelatihan Pembuatan
Biologi FMIPA Unnes, Kepala B2P2VRP Pestisida Alami untuk
Salatiga, serta Kepala Balai Litbang P2B2 Mengendalikan Hama dan
Banjarnegara. Penyakit Tanaman Padi di Desa
Tenjolaya dan Desa Sukamelang,
REFERENSI Kecamatan Kasomalang,
Kabupaten Subang, Jurnal
Cahyati, W.H, dan Sulastri. (2016). Dosis Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat,
Konsentrasi Tawas (Al2(SO4)3) Vol. 2, No. 2, November: 139 –
Terhadap Kematian Larva Aedes 145.
aegypti. Jurnal Care. Vol.4, No.2:
Kardinan, Agus. (2007). Potensi Selasih
1-7.
Sebagai Repellent Terhadap
Cahyati, W.H, Widya Asmara, S.R
Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Litri
Umniyati, dan B.Mulyaningsih.
13 (2):38-42.
(2017). The Pthytochemical
Analysis Of Hay Infusions and Kementerian Kesehatan Republik
Papaya Leaf Juice As An Indonesia. (2013). Profil Kesehatan
Attractant Containing Indonesia 2013. Diperoleh dari
Insecticide For Aedes aegypti. http://www.depkes.go.id/resourc
Jurnal Kemas 12(2): 96-101 es/download/pusdatin/buletin/b
Cahyati, W.H dan Tur Endah uletindbd.Pdf.
Sukowinarsih.(2010). Hubungan
Manaf, Syalfinaf, Helmiyetti dan Ely
Sanitasi Rumah dengan Angka
Gustiyo. (2012). Efektivitas
Bebas Jentik Aedes aegypti. Jurnal
Minyak Arsiri Daun Kemangi (
Kemas. Vol.6,No.1:30-35
Ocium basillicum) sebagai Bahan
Cahyati, W.H, D.M.Sukendra, Yunita
Aktif Losion Antinyamuk Aedes
D.P.Santik. (2016). Penurunan
328
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017

aegypti L. Konservasi Hayati Vol. 08 Serbuk Bunga Sukun (Artocarpus


No. 02:27-32 ISSN 0216-9487 altilis) di Masyarakat. Jurnal Care,
Vol.4, No.3: 9-18.
Mirnawaty, Supriadi, dan Budiman Jaya.
(2012). Uji Efektivitas Ekstrak Rehena, JF. 2008. Pengaruh Ekstrak
Kulit Langsat (Lansium domesticum) Daun Pepaya Terhadap
sebagai Anti Nyamuk Elektrik Pertumbuhan Parasit Malaria dan
Terhadap Nyamuk Aedes aegypti. J. Sosialisasinya. Jurnal Ilmu
Akad. Kim. 1(4): 147-152, Dasar.Vol.11 No.1, Januari
November 2012 ISSN 2302-6030. 2010:96-100
Qinahyu, W.D, dan Widya Hary Cahyati.
Soedarto. 2011. Buku Ajar Parasitologi
(2016). Uji Kemampuan Anti
Kedokteran. Jakarta: CV Sagung
Nyamuk Alami Elektrik Mat
Seto

Anda mungkin juga menyukai