668 1160 1 SM PDF
668 1160 1 SM PDF
ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is spread by Aedes female mosquito. The popular efforts to control the
vectors in the community is using chemical insecticides but can causing resistance to mosquitoes and
toxicated for humans. This type of control can be in form of natural insecticides derived from plants, which
is papaya leaves (Carica papaya L). The purpose of this study was to know the protection of the lotion from
papaya leaf extract to repel Aedes aegypti. This type of study is true experimental with post test only control
group design. Data were analyzed using Anova test and post hoc test. The research result is there a
difference percentage of the number mosquitoes on various concentrations lotion of papaya leaf extract with
p=0.001 (p<0.05). The result led to the conclusion that lotion of papaya leaf extract effectively repel
Aedes aegypti at a concentration 30% because of the repel effect is more than 90%.
ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes betina. Salah satu
upaya pengendalian vektor yang populer di masyarakat yaitu menggunakan insektisida
kimiawi akan tetapi menyebabkan resistensi pada nyamuk dan keracunan pada manusia.
Upaya pengendalian dapat berupa insektisida alami yang terbuat dari tumbuhan, salah
satunya yaitu daun pepaya (Carica papaya L). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui daya proteksi lotion ekstrak daun pepaya untuk menolak Aedes aegypti. Jenis
penelitian ini adalah eskperimen murni dengan rancangan penelitian post test only control group
design. Populasi penelitian adalah telur nyamuk Aedes aegypti yang dikembangbiakkan menjadi
nyamuk, sampel 50 ekor nyamuk Aedes aegypti umur 2-5 hari untuk setiap kelompok
perlakuan dengan 4 kali pengulangan, sehingga total nyamuk yang dibutuhkan 1.400
nyamuk Aedes aegypti karena jumlah perlakuan 7 kelompok. Data dianalisis menggunakan uji
Anova dan Post Hoc. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan persentase jumlah
nyamuk yang hinggap pada berbagai konsentrasi lotion ekstrak daun pepaya dengan nilai
signifikansi p=0,001 (p<0,05). Simpulan penelitian yaitu lotion ekstrak daun pepaya efektif
menolak nyamuk Aedes aegypti pada konsentrasi 30% karena daya tolaknya lebih dari 90%.
saponin, and tanin. Penelitian lain juga pengaruh akibat adanya perlakuan
menunjukkan bahwa daun pepaya tertentu (menggunakan lotion ekstrak
mengandung flavonoid, fenol, alkaloid, daun pepaya sebagai repellent / penolak).
dan asam amino (Cahyati, 2016). Rancangan penelitian ini menggunakan
Kandungan kimia yang terdapat dalam desain studi eksperimen murni (true
daun pepaya seperti flavonoid, tanin, experiment). Pelaksanaan penelitian
saponin, steroid, dan alkaloid berfungsi menggunakan rancangan post test only
sebagai insektisida alami dan racun control group design yaitu tidak dilakukan
serangga (Cahyati, 2016). pretes terhadap sampel sebelum
perlakuan karena telah dilakukan
Repellent adalah bahan kimia untuk randomisasi baik pada kelompok
menghindari gigitan dan gangguan eksperimen dan kelompok kontrol.
serangga terhadap manusia. Cara
memakai repellent bisa dioleskan atau Variabel bebas pada penelitian ini adalah
disemprotkan. Repellent yang aman yaitu berbagai konsentrasi lotion ekstrak daun
repellent yang tidak menggangu pemakai, pepaya (Carica papaya L) . Variabel terikat
tidak lengket, baunya menyenangkan, pada penelitian ini adalah jumlah nyamuk
tidak beracun, dan tidak menimbulkan Aedes aegypti yang hinggap pada lengan
iritasi kulit. Bahan yang terdapat pada yang diolesi lotion ekstrak daun papaya
repellent yaitu DEET (Diethyltoluamide) (Carica papaya L). Suhu diukur dengan
yang merupakan repellent tidak berbau, cara menempatkan media uji pada
tapi menimbulkan rasa terbakar jika ruangan yang tertutup sehingga suhunya
mengenai mata, jaringan membranous, stabil. Pengukuran suhu pada media
atau mengenai luka terbuka. Selain itu ada tempat pengujian dari awal sampai akhir
ethyl hexanediol yang efeknya berupa selama pengamatan. Pengukuran
DEET (Diethyltoluamide), tetapi waktu kelembaban menggunakan higrometer
kerjanya pendek (Soedarto, 2011). dilakukan dengan uji daya tolak dalam
ruangan yang tertutup, sehingga akan
METODE PENELITIAN memperoleh kelebaban yang stabil..
Metode penelitian yang digunakan adalah Umur nyamuk sangat berpengaruh pada
metode penelitian rancangan daya tahan nyamuk terhadap pajanan
eksperimental yaitu kegiatan percobaan insektisida, umur nyamuk yang digunakan
yang bertujuan untuk mngetahui suatu dalam penelitian ini dalah 2-5 hari, karena
322
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
pada umur tersebut ketahanan tubuh metil paraben. Kemudian ditambah bahan
masih kuat dan produktif. Jenis kelamin lain seperti trictanolamin, gliserin, dan
nyamuk yang digunakan yaitu Aedes aegypti minyak atsiri selanjutnya ditambah
betina sebagai sampel, karena nyamuk aquades sedikit demi sedikit (Manaf,
yang menghisap darah adalah nyamuk 2012). Daun pepaya (Carica papaya L)
betina. Jumlah nyamuk yang digunakan yang digunakan daun yang sudah tua dan
dalam penelitian sejumlah 50 ekor juga muda. Daun ini didapatkan dari
nyamuk. Lama waktu kontak setiap Ungaran Kabupaten Semarang.
perlakuan 5 menit.
Pengujian lotion ekstrak daun papaya
Populasi penelitian adalah telur nyamuk (Carica papaya L) dilakukan di Instalasi
Aedes aegypti yang dikembangbiakkan entomologi P2B2 Banjarnegara.
menjadi nyamuk di Laboratorium Rearing Pengulangan dilakukan sebanyak 4 kali
Balai Penelitian dan Pengembangan yang diperoleh dengan menggunakan
Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) rumus: (t)(r)-1≥15. Tahap pengujian
Banjarnegara. Besar sampel penelitian dengan menyiapkan kandang uji, tiap
adalah 50 ekor nyamuk Aedes aegypti umur kandang dimasukkan nyamuk 50 ekor.
2-5 hari untuk setiap kelompok perlakuan Kemudian lengan kiri diolesi lotion ekstrak
dengan 4 kali pengulangan, sehingga total daun pepaya (Carica papaya L) sebagai
nyamuk yang dibutuhkan 1.400 nyamuk perlakuan dan lengan kanan tidak diolesi
Aedes aegypti karena jumlah perlakuan lotion, dan dipaparkan selama 5 menit,
7 kelompok. Pengambilan sampel hitung jumlah nyamuk yang hinggap
dilakukan secara acak sederhana (simple selama pemaparan baik lengan kiri
random sampling) karena anggota populasi maupun kanan. Pengujian dilakukan
bersifat homogen atau diasumsikan selama 6 jam dibagi dalam 6 periode, 1
homogen. jam per periode dengan 5 menit
pemaparan. Setiap kali ada nyamuk yang
Proses ekstrasi daun papaya (Carica papaya lumpuh diganti dengan nyamuk segar.
L) dilakukan di Laboratorium Biologi Suhu tubuh probandus maupun suhu dan
FMIPA Unnes dengan metode maserasi. kelembaban udara diukur tiap jam selama
Kemudian dibuat dalam sediaan lotion pengujian. Konsentrasi yang digunakan
dengan bahan-bahan campuran seperti adalah konsentrasi ekstrak daun pepaya
setil alkohol, asam stearat, PEG400, dan (Carica papaya L) 5%, 10%, 15%, 20%,
323
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
25%, dan 30% ditambah kontrol positif pepaya dan juga dengan kontrol positif
lotion nyamuk merek x dengan bahan aktif yang digunakan yaitu lotion dengan
Diethyltoluamide 13%. Pengumpulan data diethyltoluamide 13%.
dilakukan dengan cara menghitung
jumlah nyamuk yang hinggap selama HASIL
perlakuan 6 jam. Uji statistik yang Berikut ini hasil pengamatan daya
digunakan adalah uji one way anova untuk proteksi lotion ekstrak daun pepaya
mencari perbedaan jumlah rata-rata (Carica papaya L).Berdasarkan data dari
nyamuk yang hinggap pada lengan Tabel 1 diperoleh data yang menunjukkan
dengan konsentrasi tertentu. rata-rata daya proteksi dari lotion ekstrak
daun pepaya (Carica papaya L) selama
Instrumen yang digunakan dalam 6 jam pengamatan. Dari data tersebut
penelitian ini adalah 1) lembar observasi diketahui daya proteksi total tertinggi
untuk memperoleh data jumlah nyamuk yaitu pada lotion ekstrak daun pepaya
yang hinggap pada lengen kontrol dan (Carica papaya L) dengan konsentrasi 30%
lengan perlakuan; 2) termometer dan yaitu sebesar 91,3%, sedangkan untuk
higrometer untuk mengukur suhu dan daya proteksi total terendah adalah lotion
kelembaban ruang pada saat penelitian; ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi
3) lotion ekstrak daun pepaya yang diuji 5% yaitu sebesar 55,8%.
untuk menurunkan jumlah nyamuk yang
hinggap pada lengan. PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Data yang terkumpul diolah dan dianalisis nilai konsentrasi yang efektif adalah pada
dengan menggunakan program komputer konsentrasi 30%, karena daya tolak
analisis univariat dilakukan untuk nyamuk pada lengan yang diolesi lotion
mendeskripsikan setiap variabel dengan ektrak daun pepaya (Carica papaya L )
cara membuat tabel dan grafik distribusi lebih dari 90% sejalan dengan Komisi
frekuensi. Analisis bivariat digunakan Pestisida Departemen Pertanian (1995)
untuk mencari hubungan antar variabel. mensyaratkan bahwa repellent nyamuk
Penelitian ini menggunakan uji Anova dan dapat dikatakan efektif apabila daya
Post Hoc untuk mengetahui ada tidaknya proteksinya minimal 90% (Kardinan,
perbedaan jumlah nyamuk yang hinggap 2007).
antar konsentrasi lotion ekstrak daun
324
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
Berdasarkan hasil penelitian pada nyamuk (perlakuan). Hal itu dikarenakan lengan
Aedes aegypti jumlah rata-rata yang hinggap kanan tidak diolesi lotion ekstrak daun
pada lengan kanan (kontrol) lebih banyak pepaya, sedangkan lengan sebelah kiri
dibandingkan dengan lengan sebelah kiri diolesi lotion ekstrak daun papaya
Daya proteksi ekstrak daun pepaya setiap waktu, sehingga bau dari ekstrak daun
konsentrasi mengalami kenaikan dan pepaya akan hilang dan mengakibatkan
penurunan. Hal ini disebabkan oleh penurunan potensi repellent. Yang kedua
beberapa faktor diantaranya ketahanan adalah aktivitas nyamuk Aedes aegypti yang
ekstrak tersebut tidak cukup lama dan semakin menurun seiring bertambahnya
berkurang setiap jamnya. Berkurangnya waktu, sehingga seakan-akan nyamuk
daya tahan dari aroma ekstrak tersebut yang hinggap pada lengan semakin
dapat disebabkan besarnya laju sedikit. Penurunan aktivitas nyamuk
penguapan selama pengujian berlangsung tersebut disebabkan oleh perbedaan umur
pada setiap waktu pengamatan. Semakin dan keadaan oviparitas dari masing-
turun daya proteksinya maka semakin masing nyamuk (Kardinan, 2007).
rendah daya tolak dari ekstrak daun
pepaya. Perubahan potensi lotion ekstrak Penyebab nyamuk tidak mendekat karena
daun pepaya dari jam ke jam dipengaruhi adanya kontak dengan lotion daun pepaya
oleh dua hal, yang pertama adalah memiliki aroma khas yang tidak disukai
penguapan senyawa-senyawa kimia yang oleh nyamuk, karena aroma tersebut
terdapat dalam ekstrak daun pepaya yang mengganggu proses fisiologis reseptor
semakin meningkat seiring berjalannya kimia yang terdapat pada antena. Proses
325
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
tersebut kemudian akan diubah menjadi saponin, and tanin. Penelitian lain juga
impuls, dan diteruskan oleh akson syaraf menunjukkan bahwa daun pepaya
ke syaraf pusat, kemudian akan terjadi mengandung flavonoid, fenol, alkaloid,
integrasi pada syaraf motorik ke otak dan asam amino (Cahyati, 2016).
sehingga nyamuk menghindar (Syalfinaf, Kandungan kimia yang terdapat dalam
2012). Tingkah laku nyamuk pada saat daun pepaya seperti flavonid, tanin,
mencari makanan dipengaruhi oleh saponin, steroid dan alkaloid berfungsi
berbagai rangsangan yang dikeluarkan sebagai insektisida alami dan racun
oleh sumber makanan (manusia, hewan), serangga (Cahyati, 2016).
yaitu kehangatan, kelembaban, bau, ada
tidaknya CO2 dan rangsangan visual. Salah satu senyawa kimia yang
Nyamuk lebih suka suasana hangat dan mempunyai fungsi sebagai insektisida
menyukai tangan yang kurang yaitu flavonoid. Flavonoid bekerja
memancarkan uap air. Nyamuk lebih menghambat mitokondria dalam sel,
menyukai CO2 dan warna kulit yang gelap sedangkan mitokondria tersebut
dibandingkan yang terang. berfungsi sebagai tempat terjadinya
proses respirasi yaitu transport elektron
Daun pepaya (Carica papaya L) merupakan dan siklus kerbs. Dimana transport
tanaman yang sangat potensial, murah, elektron dan siklus kerbs pada
mudah didapat, dan belum banyak mitokondria itu berperan dalam
dimanfaatkan. Uji fitokimia daun pepaya metabolisme energi dan pembentukan
menggunakan spektrofotometry ATP (Adenosin Tri Fosfat). Jika pada
menghasilkan bahwa daun pepaya mitokondria terganggu, maka produksi
mengandung 0,25% alkaloid, 0,14% ATP akan terhambat, sehingga
flavonoid, 0,30% saponin, dan 11,34% pengikatan terhadap oksigen rendah pada
tanin. Uji fitokimia menggunakan Thin akhirnya penggunaan oksigen oleh
Layer Chromatography (TLC) menghasilkan mitokondria tidak maksimal maka
bahwa daun pepaya juga mengandung menyebabkan gangguan pada pernafasan.
<68 mg/ml steroid, tetapi terpenoid (Qinahyu, 2016).
negatif. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (A’yun , 2015) Berdasarkan penelitian, dapat
dimana daun pepaya mengandung disimpulkan bahwa lotion ekstrak daun
alkaloid, tripernoid, steroid, flavonoid, pepaya (Carica papaya L) efektif sebagai
326
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017
repellent karena kandungan zat aktif yang penggunaan insektisida nabati itu sendiri
ada pada daun pepaya tersebut dapat yaitu tidak meninggalkan residu pada
mempengaruhi jumlah rata-rata nyamuk lingkungan sehingga relatif aman bila
yang hinggap pada lengan. Konsentrasi dibandingkan dengan insektisida kimiawi
yang efektif saat pengujian yaitu pada atau sintetis.
konsentrasi 30% dengan daya proteksi
91%. Penelitian lebih lanjut untuk KESIMPULAN
mengembangkan lotion anti nyamuk Berdasarkan hasil penelitian dapat
bebahan daun pepaya diperlukan dengan disimpulkan konsentrasi yang paling
pertimbangan lotion anti nyamuk ini efektif adalah konsentrasi 30% dengan
sebagai repellent atau insektisida nabati, rata – rata daya proteksi selama enam jam
sehingga lebih aman untuk bisa sebesar 91%. Terdapat perbedaan
digunakan di masyarakat dibandingkan persentase jumlah nyamuk Aedes aegypti
dengan insektisida sintetik atau kimiawi. yang hinggap pada berbagai konsentrasi
lotion ekstrak daun pepaya yaitu 5%, 10%,
Insektisida nabati merupakan insketisida 15%, 20%, 25%, dan 30%. Saran yang
yang berbahan dasar dari tanaman. diberikan peneliti adalah masyarakat
Insektisida nabati biasanya tidak hanya sebagai konsumen agar dapat
mengandung satu macam bahan aktif , mempertimbangkan sebagai alternatif
tetapi beberapa jenis bahan aktif (Manaf, pemanfaatan bahan-bahan alami seperti
2012). Senyawa yang terkandung dalam daun pepaya dalam upaya pengendalian
tumbuh-tumbuhan dapat berpengaruh vektor nyamuk. Perlu adanya penelitian
terhadap serangga hama melalui beberapa lebih lanjut untuk menganalisis faktor
mekanisme seperti penghambat nafsu waktu penyimpanan ekstrak dan bahan
makan, repellent (penolak), menghambat aktif yang terkandung dalam daun pepaya
perkembangan, menurunkan reproduksi, beserta karakteristik zat tersebut untuk
dan sebagai racun (Hersanti, dkk,2013). dikembangkan menjadi lotion anti
nyamuk. Bagi instansi kesehatan bekerja
Penggunaan insektisida alami atau nabati sama dengan lembaga penelitian dan
di masayarakat merupakan suatu potensi departemen pertanian untuk
dan alternatif pemecahan masalah yang mengembangkan hasil penelitian ini
perlu dikembangkan. Beberapa sebagai pengendalian nyamuk alami yang
keunggulan yang bisa didapat dari
327
Jurnal Care Vol .5, No.3,Tahun 2017