BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
wilayah adalah jumlah kasus baru yang ditemukan, Prevalence Rate (PR)
penduduk serta angka penemuan kasus baru dalam satu tahun (Case
tahun terakhir akan tetapi penularan masih terjadi dan kusta masih menjadi
2
250.000 kasus baru yang terdaftar setiap tahun (Kemenkes RI, 2007).
Report mengenai kusta tahun 2010, selama tahun 2009 terdapat 17.260
kusta tipe Multi Basiler (MB) yang merupakan tipe menular. Dari data
kasus kusta baru tahun 2009 tersebut 6.887 kasus diantaranya di derita
NCDR (New Case Detection Rate) 8,3 per 100.000 penduduk dengan tipe
1.252 kasus dan tipe PB sebanyak 207 kasus (Dinkes Jateng 2015).
sebanyak 23 orang, meninggal dunia 2 orang, Drop out 1 orang dan pindah
2 orang. Data tahun 2015 terdapat 24 kasus baru dengan angka prevalensi
tipe MB sebesar 98,9 % dan 6,9 % merupakan kasus anak serta proporsi
terlihat sebagian besar menjadi tidak produktif karena mereka tidak dapat
secara fisik dan finansial, dengan demikian penderita kusta yang tidak
dalam mayarakat (Kemenkes RI, 2007). Hal ini sejalan dengan strategi
berkualitas bagi pasien kusta dan mengurangi beban kusta yang dilakukan
tidak hanya dengan meningkatkan penemuan kasus dini tapi juga dengan
WHO Expert Comitte on Leprosy dalam laporan yang dimuat dalam WHO
4
Technical Report Series No. 607 telah membuat klasifikasi cacat bagi
orang yang menderita kusta. Hal ini tidak menunjang proses pengobatan
menonjol dibandingkan masalah medis itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh
paham dan informasi yang keliru mengenai penyakit kusta. Sikap dan
orang lain, merasa tertekan dan malu untuk berobat. Dari segi ekonomi
hidup, harapan, standar, dan lainnya yang terkait. Masalah yang mencakup
kualitas hidup sangat luas dan kompleks termasuk masalah kesehatan fisik,
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kabupaten Purbalingga.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
c. Bagi perawat
d. Bagi responden
8
E. KEASLIAN PENELITIAN
Tabel 1.1