Anda di halaman 1dari 3

Introducing: Seperti pada operasi umumnya, komplikasi selama operasi katarak tidak dapat dihindari dan

menyebabkan penekanan pada dokter bedah dan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor
yang berkontribusi terhadap komplikasi, hasil dan pengurangi kasus terkait.
Bahan dan Metode: Analisis data sekunder dilakukan dengan menggunakan National Eye Database dari
2007 sampai 2014. Fitur demografis, penyakit tersering pada mata, teknik pembedahan, tingkat ahli bedah, tipe
Komplikasi intraoperatif, dan alasan untuk tidak mendapatkan ketajaman visual yang baik setelah intraoperatif
Komplikasi dipelajari. Statistik dilakukan dengan menggunakan Paket Statistik untuk Ilmu Sosial versi 20.
Hasil: Dari 12.992 mata, 6,1% mengalami komplikasi intraoperatif. Tingkat komplikasi tertinggi adalah
Ketika lebih banyak trainee (dokter umum dan residen ) melakukan operasi. Kapsul posterior pecah (PCR) adalah
komplikasi yang paling umum diikuti oleh hilangnya vitreous dan dehiscencekelemahan zonular. Mereka yang
berusia Di bawah 40 tahun memiliki lebih banyak komplikasi (P <0,05), dan perempuan memiliki lebih banyak
komplikasi. Etnis tertentu tidak mempengaruhi komplikasi Pseudoexfoliation adalah satu-satunya komorbiditas yang
menyebabkan komplikasi (P <0,05). Phacolytic Lensa memiliki 8,188 kali kemungkinan mendapatkan komplikasi
saat operasi. Penanganan oleh Dokter umum dan residen ditemui lebih banyak menimbulkan komplikasi. Hasil yang
baik diperoleh dalam kasus tanpa komplikasi operasi dilakukan oleh dokter spesialis. Selinder tinggi merupakan
penyebab terjadinya hasil yang kurang baik saat operasi.
rupture kapsul posterior (PCR) adalah komplikasi terumum diikuti kehilangan vitreous dan kelemahan zonula zinii..
Kesimpulan: Komplikasi saat operasi sebagian besar disebabkan oleh dokter yang kurang berpengalaman (dokter
umum atau residen) Usia di atas 40 tahun, wanita , adanya pseudoexfoliation dan lensa phacolytic memiliki
komplikasi lebih banyak. PCR juga merupakan komplikasi tersering.

Kata kunci :,,,,,,

Katarak dan kelainan refraksi yang tidak di koreksi dan penyebab utama kebuataan di Malaysia.

Modalitas utama tatalaksana catarak adalah pembedahan. Kebanyakan dokter bedah tidak
bisa menghindari hasil dari komplikasi intra operatif. Komplikasi juga bisa membawa dokter bedah ke
proses pengadilan
Belakangan ini kurangnya penelitian intraoperatife komplikasi di Malaysia. Tujuan kita untuk
melihat factor kontribusi dan hubungan dengan komplikasi pembedahan intraoperative dalam
pengaturan dan rekomendasi panduan untuk menurunkan komplikasi ke depannya. Kita berharap
edukasi yang baik kepada pasien bisa menurunkan komplein dan tuntutan hukum dari pasien
kedepannya.

Materi dan metode


Kami melakukan analisa retrospektof selama 8 tahun pada semua pasien yang mana mempunyai
komplikasi intraoperative dari operasi katarak di Rumah sakit malaka. Data yang dikumpulkan berasal
dari Kumpulan Data National Eye (NED). Izin melakukan penelitian ini telah diberikan oleh Medical Ethics
Communitee.

Usia, Jenis kelamin dan operasi penglihatan mata yang telah tercatat. Grup usia terbagi atas
<40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun, 71-80 tahun dan diatas 80 tahun. Penyakit penyerta pada mata
seperti pterigium termasuk kornea, kornea opacity, glukoma, uveitis kronik, psedoexfoliasi yang dicatat.
Lensa yang berhubungan dengan komplikasi phacomorphic phacolitic dan subluksasi dan dislokasi lensa
yang tercatat.
Tipe operasi katarak yang dikerjakan seperti menggunakan cannula simcoe, ekstrasi catarak
extrakpsular, phacoemulsifikasi (phaco). Phaco yang dikonfersi ke ECCE. Atau intracapsular katarak
ekstrasi yang sudah di data sebelumnya
Bagaimanapun operasi yang sudah dilakukan sendiri atau dikombinasikan dengan prosedur yang lain
seperti eksisi pterigium, filtering surgery operasi vitreoretina dan Penetrasi keratoplasty yang tercatat
sebelumnya. Tingkatan operator yang melakukan operasi apakah spesialis, residen, atau petugas medis
yang semuanya tercatat. Dokter spesialis adalah seseorang yang bisa membuat diagnosa setelah
melewati ujian kelulusan dan telah bekerja sendiri. Residen adalah seseorang yang telah lulus di ujian
kelulusan bagian mata tetapi bekerja di bawah pengawasan konsultan atau dokter spesalis senior. Dan
dokter umum adalah seseorang yang lulus MBBS dan bisa menjadi diawasi oleh spesialis selama
berlangsungnya operasi ??? (auk deh )

Tipe tipe komplikasi intraoperative seperti rupture capsula posterior (PCR) tanpa kehilangan vitreous,
PCR dengan kehilangan vitreous, edema kornea sentral, kelemahan otot zonular, penurunan nucleus,
pendarahan sub arachnoid yang tercatat.

Halaman 2

(((((Yang salah translate halaman 3 ))))))


Dan phaco menggabungkan ECCE (50,3%) Yang mana hampir umumnya teknik pembedahan operasi
katarak menyebabkan intraoperative komplikasi. Diikuti dengan kekeruhan lensa (9.9%), ECCE (58.9%),
dan phaco (4.4%) ditampilkan pada label 5

Komplikasi intraoperative yang mana berarti berhubungan dengan hasil visus di tampilkan pada table 7.
Banyak pasien intraoperative yang mengalami komplikasi terdapat kerusakan atau penurunan hasil
penglihatan (12,4%). Pasien dnegan komplikasi intraoperative mempunyai 3.3 kali kemungkinan seperti
kerusakan atau penurunan visus yang menghasilkan perbandingan pasien dengan pasien tanpa
intraoperative komplikasi.(3.033, 2552-3601)
Table 8 menjelaskan hubungan signifikan antara tingkatan dokter ahli bedah dan hasil dari visus.
Tercatat bahwa pasien yang dilakukan operasi oleh spesialis mempuanyai peluan 1.25 hasil
penglihatannya lebih baik dibandingkan dengan pasien yang dioperasi oleh residen atau dokter umum.
(p<0.001)
menganalisa penyebab tidak diperolehnya penglihatan ketajaman visus yang baik setelah

kesimpulan

penelitian ini mengikut sertakan sejumlah besar pasien untuk melengkapi data. Bagaimanapun hasil ini
berasal dari satu tempat pelayanan. Dan tidak menunjukan pola hasil dari suatu keseluruhan bangsa.
Kedepannya penelitian ini akan dilakukan menggunakan data pusat.

Acknowledgment
We seharusnya berterimakasih kepada direktur umum kesehatan telah memberikan izin untuk
mengumumkan hasil penelitian. Kami berterimaksih kepada direktur CRC dr. Goh PP dan Kordinasi dari
NED teng KM telah menyediakan data.

Anda mungkin juga menyukai