Anda di halaman 1dari 8

Step 7.

Sintesis

INFEKSI AKUT SALURAN NAFAS ATAS

INFLUENZA

Definisi
Infeksi virus yg menyebabkan yg menyebabkan demam, pilek, batuk, sakit kepala, malaise,
dan peradangan selaput lendir hidung dan saluran pernapasan.

Etiologi
Pada saat ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B dan C. Ketiga tipe ini dapat dibedakan
dengan complement fixasion test. Tipe A merupakan virus penyebab influenza yang bersifat
epidemik. Tipe B biasanya hanya menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari tipe A dan
kadang-kadang saja sampai mengakibatkan epidemi. Tipe C adalah tipe yang diragukan
patogenitasnya untuk manusia, mungkin hanya menyebabkan gangguan ringan saja. Virus
penyebab influenza merupakan suatu orthomixovirus golongan RNA dan berdasarkan
namanya sudah jelas bahwa virus ini mempunyai afinitas untuk myxo atau musin.
Virus influenza A dibedakan menjadi banyak subtipe berdasarkan tanda berupa tonjolan
protein pada permukaan sel virus. Ada 2 protein petanda virus influenza A yaitu protein
hemaglutinin dilambangkan dengan H dan protein neuraminidase dilambangkan dengan N.
Ada 15 macam protein H, H1 hingga H15, sedangkan N terdiri dari sembilan macam, N1
hingga N9. Kombinasi dari kedua protein ini bisa menghasilkan banyak sekali varian subtipe
dari virus influenza tipe A.
Semua subtipe dari virus influenza A ini dapat menginfeksi unggas yang merupakan pejamu
alaminya, sehingga virus influenza tipe A disebut juga sebagai avian influenza atau flu
burung. Sebagian virus influenza A juga menyerang manusia, anjing, kuda dan babi. Variasi
virus ini sering dinamai dengan hewan yang terserang, seperti flu burung, flu manusia, flu
babi, flu kuda dan flu anjing. Subtipe yang lazim dijumpai pada manusia adalah dari
kelompok H1, H2, H3 serta N1, N2 dan disebut human influenza.

Patogenesis
Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada traktus respiratorius.
Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa virus tersebut masuk ke
dalam saluran napas. Pada dosis infeksius, 10 virus/droplet, maka 50% orang-orang yang

Kelainan pada Thorax – Infeksi Akut Saluran Nafas 8


terserang dosis ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung
dan bronkus.
Setelah virus berhasil menerobos masuk kedalam sel, dalam beberapa jam sudah mengalami
replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan menggabungkan diri dekat
permukaan sel, dan langsung dapat meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain. Virus
influenza dapat mengakibatkan demam tetapi tidak sehebat efek pirogen lipopoli-sakarida
kuman Gram-negatif.
Masa inkubasi dari penyakit ini yakni satu hingga empat hari (rata-rata dua hari).  Pada orang
dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari sebelum timbulnya gejala influenza hingga
lima hari setelah mulainya penyakit ini.  Anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai
lebih dari sepuluh hari dan anak-anak yang lebih kecil dapat menyebarkan virus influenza
kira-kira enam hari sebelum tampak gejala pertama penyakit ini.  Para penderita
imunocompromise dapat menebarkan virus ini hingga berminggu-minggu dan bahkan
berbulan-bulan.

Manifestasi Klinis
Pada umumnya pasien yang terkena influenza mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot,
batuk, pilek dan kadang-kadang sakit pada waktu menelan dan suara serak. Gejala-gejala ini
dapat didahului oleh perasaan malas dan rasa dingin. Pada pemeriksaan fisik tidak dapat
ditemukan tanda-tanda karakteristik kecuali hiperemia ringan sampai berat pada selaput
lendir tenggorok.
Gejala-gejala akut ini dapat berlangsung untuk beberapa hari dan hilang dengan spontan.
Setelah periode sakit ini, dapat dialami rasa capek dan cepat lelah untuk beberapa waktu.
Badan dapat mengatasi infeksi virus influenza melalui mekanisme produksi zat anti dan
pelepasan interferon. Setelah sembuh akan terdapat resistensi terhadap infeksi oleh virus yang
homolog.
Pada pasien usia lanjut harus dipastikan apakah influenza juga menyerang paru-paru. Pada
keadaan tersebut, pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan bunyi napas yang abnormal.
Penyakit umumnya akan membaik dengan sendirinya tapi kemudian pasien acapkali
mengeluh lagi mengenai demam dan sakit dada. Permeriksaan radiologis dapat menunjukkan
infiltrat di paru-paru.

Kelainan pada Thorax – Infeksi Akut Saluran Nafas 9


Pemeriksaan Penunjang
Hematologi : hemoglobin, lekosit, trombosit, hitung jenis lekosit, total limfosit. Umumnya
ditemukan leukopeni, limfositopeni atau limfositosis relatif dan trombositopeni.
Kimia : albumin/globulin, SGOT/SGPT, ureum, kreatinin, kreatin kinase, analisa gas darah.
Umumnya dijumpai penurunan albumin, peningkatan SGOT/SGPT, peningkatan ureum dan
kreatinin, peningkatan kreatin kinase, analisa gas darah dapat normal atau abnormal.
Kelainan laboratorium sesuai dengan perjalanan penyakit dan komplikasi yang ditemukan.
Pemeriksaan Radiologi : pemeriksaan foto toraks PA dan lateral (bila diperlukan). Dapat
ditemukan gambaran infiltrat di paru yang menunjukkan bahwa kasus ini adalah pneumonia.

Penatalaksanaan
- Pemberian obat antiviral, harus dinilai dari berat ringannya gejala yang ditimbulkan.
Apabila sakitnya ringan, sebaiknya hanya diberikan terapi suportif.
- Pemberian terapi simptomatis dapat dilakukan
- Pemberian antibiotic dapat diberikan, jika dicurigai adanya infeksi sekunder dari bakteri.

FARINGITIS

Definisi
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring) yang biasanya disebabkan oleh
infeksi akut. Biasanya disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A. Namun bakteri lain
seperti N. gonorrhoeae, C. diphtheria, H. influenza juga dapat menyebabkan faringitis.
Apabila disebabkan oleh infeksi virus biasanya oleh rhinovirus, adenovirus, parainfluenza
virus dan coxsackie virus.

Gejala dan Tanda


Yang sering muncul pada faringitis adalah:
 Nyeri tenggorokan dan nyeri menelan
 Tonsil (amandel) yang membesar
 Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan
tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah
 Demam
 Pembesaran kelenjar getah bening di leher

Kelainan pada Thorax – Infeksi Akut Saluran Nafas 10


 Peningkatan jumlah sel darah putih

Gejala tersebut di atas bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih
merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.

Faringitis Virus Faringitis Bakteri


Biasanya tidak ditemukan nanah di Sering ditemukan nanah di tenggorokan
tenggorokan
Demam ringan atau tanpa demam Demam ringan sampai sedang
Jumlah sel darah putih normal atau agak Jumlah sel darah putih meningkat ringan
Meningkat sampai sedang
Kelenjar getah bening normal atau sedikit Pembengkakan ringan sampai sedang pada
Membesar kelenjar getah bening
Tes apus tenggorokan memberikan hasil Tes apus tenggorokan memberikan hasil
negative positif
untuk strep throat
Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium
bakteri

Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan terhadap apus tenggorokan
 Skrining terhadap bakteri streptokokus
 Leukositosis

Penatalaksanaan
Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik) seperti
asetaminofen, obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat. Aspirin tidak boleh
diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa
menyebabkan sindroma Reye. Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik.
Penting bagi penderita untuk meminum obat antibiotik sampai habis sesuai anjuran dokter,

Kelainan pada Thorax – Infeksi Akut Saluran Nafas 11


agar tidak terjadi resistensi pada kuman penyebab faringitis. Untuk mengatasi infeksi dan
mencegah komplikasi (misalnya demam rematik), jika penyebabnya streptokokus, diberikan
tablet penicillin. Jika penderita memiliki alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan
erythromycin atau antibiotik lainnya.

LARINGITIS
Definisi
Laringitis adalah peradangan pada laring (pangkal tenggorok). Laring terletak di puncah
saluran udara yang menuju ke paru-paru (trakea) dan mengandung pita suara.

Etiologi
Penyebab yang paling sering adalah infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas
(misalnya common cold). Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia, influenza,
pertusis, campak dan difteri. Laringitis juga dapat terjadi akibat:
 Penggunaan suara yang berlebihan
 Reaksi alergi
 Menghirup iritan (misalnya asap rokok).

Gejala
Gejala biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai hilangnya suara. Tenggorokan
terasa gatal dan tidak nyaman.
Gejala lain yang dapat ditemukan ialah, sebagai berikut.
 Demam
 Tidak enak badan
 Kesulitan menelan
 Sakit tenggorokan.
Pembengkakan laring juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan.

Diagnosa

Kelainan pada Thorax – Infeksi Akut Saluran Nafas 12


Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Dengan cermin kecil
bersudut seperti yang digunakan dokter gigi, dokter bisa melihat kemerahan dan
pembengkakan pada laring.

Penatalaksanaan

Pengobatan pada infeksi oleh virus tergantung kepada gejalanya. Penderita sebaiknya
mengistirahatkan pita suaranya dengan tidak bicara atau bicara dengan berbisik. Menghirup
uap bisa meringankan gejala dan membantu penyembuhan daerah yang meradang.

TONSILITIS AKUT

Definisi
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer
disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

Etiologi
Tonsillitis akut ini lebih disebabkan oleh kuman grup A Streptokokus beta hemolitikus,
pneumokokus, Streptokokus viridian dan Streptokokus piogenes. Virus terkadang juga
menjadi penyebab penyakit ini. Tonsillitis ini seringkali terjadi mendadak pada anak-anak
dengan peningkatan suhu 1 - 4 derajat celcius.

Patofisiologi
Penularan penyakit ini terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian
bila kuman ini terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi, terjadi pembendunagn
radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.

Manifestasi Klinik

Kelainan pada Thorax – Infeksi Akut Saluran Nafas 13


Tonsillitis Streotokokus grup A harus dibedakan dri difteri, faringitis non bacterial, faringitis
bakteri bentuk lain dan mononucleosis infeksiosa. Gejala dan tanda-tanda yang ditemukan
dalam tonsillitis akut ini meliputi suhu tubuh naik hingga 40 o celcius, nyeri tenggorok dan
nyeri sewaktu menelan, nafas yang berbau, suara akan menjadi serak, demam dengan suhu
tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di persendian, tidak nafsu makan, dan rasa nyeri di
telinga. Pada pemeriksaan juga akan nampak tonsil membengkak, hiperemis, dan terdapat
detritus berbentuk folikel, lacuna akan tertutup oleh membrane semu. Kelenjar submandibula
membengkak dan nyeri tekan.

Pemeriksaan
1. Tes Laboratorium
Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam
tubuh pasien merupkan bakteri grup A, karena grup ini disertai dengan demam runmatik,
glomerulnefritis, dan demam jengkering.
2. Pemeriksaan Penunjang
Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.
3. Terapi
Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik, dan obat
kumur yang mengandung desinfektan.

Penatalaksanaan
Perawatan yang dilakukan pada penderita tonsillitis biasanya dengan perawatan sendiri dan
dengan menggunakan antibiotik. Tindakan operasi hanya dilakukan jika sudah mencapai
tonsillitis yang tidak dapat ditangani sendiri.
 Perawatan sendiri
Apabila penderita tonsillitis diserang karena virus sebaiknya biarkan virus itu hilang
dengan sendirinya. Selama satu atau dua minggu sebaiknya penderita banyak istirahat,
minum minuman hangat juga mengkonsumsi cairan menyejukkan.
 Antibiotik
Jika tonsillitis disebabkan oleh bakteri maka antibiotic yang akan berperan dalam
proses penyembuhan. Antibiotic oral perlu dimakan selama setidaknya 10 hari.

 Tindakan operasi
Kelainan pada Thorax – Infeksi Akut Saluran Nafas 14
Tonsillectomy biasanya dilakukan pada anak-anak jika ank mengalami tonsillitis
selama tujuh kali atau lebih dalam setahun, anak mengalami tonsillitis lima kali atau
lebih dalam dua tahun, amandel membengkak dan berakibat sulit bernafas, adanya
abses.

Kelainan pada Thorax – Infeksi Akut Saluran Nafas 15

Anda mungkin juga menyukai