PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka
dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan
masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan
antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta
masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.
Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan
masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian
dalam memecahkan masalah kesehatan.Oleh karena itu layanan kesehatan
utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan
bagi semua pada tahun 2020.
Sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Dalam Indonesia Sehat 2020, lingkungan yang
diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu
lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan
yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan
yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang
saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Selain
lingkungan, perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2020 yang diharapkan
adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Yuddi,2008).
Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan
adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa
adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi
(Yuddi,2008). Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat
serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal
(Yuddi,2008).
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu,
keluarga , kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan
proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Riyadi,
2007).Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada
peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002). Untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu,
kelompok sampai tingkat RT dan RW. Di Wilayah Dusun Gagakasinan Desa
SUmber PAsir KEcamatan Pakis Kabupaten Malang, terdiri dari 2 RW
dengan jumlah kepala keluarga yang terkaji sebanyak 294 KK lebih rinci
hasilnya adalah sebagai berikut jumlah penduduk 1017jiwa (laki-laki 518
jiwa dan perempuan 499 jiwa), kondisi lingkungan di Desa Sumber Ngepoh
merupakan daerah dimana sebagian besar masyarakatnnya berprifesi sebagai
petani dan buruh dari pabrik, lingkungan kerja yang kurang sehat dan pola
hidup yang kurang sehat sehingga memungkinkan terjadinya penyakit yang
berbasis pada lingkungan dan gaya hidup seperti Hipertensi, ISPA, Diabetes
Mellitus, dan penyakit degeneratif lainya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang
kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk
mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan.
Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah melalui praktik keperawatan
komunitas di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang.
Latar Belakang penelitian mengungkapkan keingin tahua mahasiswa
tentang fenomena / gejala yang menarik untuk diteliti dengan menunjukan
signifikasi aplikasi askep komunitas bagi pengenmbangan ilmu pengetahuan
keperawatan. Empat komponen latar belakang masalah yang perlu
diperhatikan :
1) Gambaran karateristik masyarakat
2) Adanya gejala tentang permasalahan yang akan di intervensi
3) Relevansi dan intesitas pengaruh masalah yang akan diteliti
terhadap aspek ilmu dengan segala akibat yang ditimbulkannya
4) Gambaran kegunaan hasil aplikasi askep komunitas pada
masyarakat target.
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas (Riyadi, 2007). Intervensi atau
pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam pengertian
melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas (Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan
dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan (Naomi, 2002).
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan (Mubarak,
2005).
4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga
dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan
untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat
komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).
c. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan (Mubarak, 2005).
d. Penentuanmasalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun
demikianmasalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak,
2005).
e. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi kejadian
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumberdaya masyarakat
6. Aspek politis
Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis
komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan
dalam keperawatan komunitas adalah format penapisan menurut
Stanhope , Lancaster, 1988 :
No Kriteria Bobot kriteria 1-10 Masalah Bobot1 - 10
Rasional Makna masalah
1. Kesadaran masyarakatterhadap masalah
2. Motivasi komuniti untukmengatasi masalah
3. Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah
4. Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi
5. Bertanya akibat jika masih tetap
6. Cepat masalah teratasi
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian (ANA). Jadi diagnosa keperawatan
adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan
masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan
demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang
mungkinterjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Diagnosa keperawatan
mengandung komponen utama yaitu problem (masalah), etiologi
(penyebab), sign atau symtom (tanda gejala) (Mubarak, 2005).
3.Perencanaan keperawatan.
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan
keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun
harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang
akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak,
2005).
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,
perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa
dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Prinsip yang umum digunakan
dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah :
a. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas
dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2005).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi
tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2005).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta
kompeten (Mubarak, 2005).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas
dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community
(model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).
5. Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkankeberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari
dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang
telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).
Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi,
1998 :
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa
evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap program
kesehatan. Macam evaluasi : formatif dan sumatif, input procces dan out
put (Mubarak, 2005).
BAB III
ASUHAN KERAWATAN KOMUNITAS
3.1 Persiapan
1. Persiapan masyarakat
Persiapan masyarakat dilakukan untuk mengetahui secara langsung
karakteristik wilayah daerah binaan. Kegiatan dalam perencanaan ini antara
lain dengan mencari informasi ke berbagai informasi. Sumber informasi yang
digunakan adalah Kepala Desa Sumberpasir, Puskesmas Pakis, Ketua RW,
Ketua RT, kader dan tokoh masyarakat. Dari sumber-sumber tersebut
mahasiswa mendapatkan hasil tentang gambaran umum wilayah Dusun
Gagakasinan, berkaitan dengan luasnya wilayah binaan, maka mahasiswa
yang berjumlah 52 orang dibagi menjadi 8 kelompok dan setiap satu RT
menjadi tanggung jawab 2-10 orang mahasiswa, hal ini disesuaikan dengan
jumlah KK pada masing- masing RT. Setelah dilakukan pembagian wilayah
RT yang menjadi tanggung jawab mahasiswa, selanjutnya setiap mahasiswa
mengidentifikasi dan berkenalan dengan ketua RT dan segenap pengurus
lainnya, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta kader yang ada di RT masing–
masing berdasarkan perkenalan dengan kader kesehatan, selanjutnya
mahasiswa mengidentifikasi keluarga dengan resiko kesehatan yang akan
dijadikan keluarga binaan.
2. Persiapan Teknis
Kelancaran dalam teknis pelaksanaan praktek keperawatan komunitas
memerlukan upaya pendekatan oleh mahasiswa terhadap aparat desa yang
berada di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang,
dan tokoh masyarakat, serta tokoh agama untuk membina dan
mempertahankan hubungan saling percaya dan dapat menjadi motor
penggerak dalam kegiatan menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
diwilayah Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang
3.2 Pelaksanaan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Pertemuan pertama yang telah dilakukan pada hari senin, tanggal 1
Mei 2017 Pukul15.00 WIB telah menghasilkan kesepakatan untuk
melakukan pengumpulan data di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir
Kec. Pakis Kab. Malangyang dilakukan mulai hari Selasa tanggal 2Mei
2017. Pada tahap pengkajian dilakukan beberapa metode antara lain
:Whienshield survey yaitu survey yang dilakukan melalui pengamatan
sekilas di jalan-jalan utama untuk mengobservasi kondisi lingkungan yang
mungkin dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Dari proses
Whienshield Survey tersebut didapatkan data bahwa, Dusun Gagakasinan
Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malangtidak mempunyai akses
transportasi yang baik, hal ini bisa dilihat dari tidak adanya angkutan
umum seperti angkot tetapi hanya ada ojek dan kendaraan pribadi.
Sebagian besar warga dusun Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec.
Pakis Kab. Malang masih mempunyai kebiasaan membuang sampah di
lingkungan sekitar rumah dan sungai. Selain itu, banyak juga warga yang
memelihara ternak, kandang ternak berada di dapur atau samping dapur.
Sedangkan untuk masalah buang air besar (BAB) sebagian penduduk
Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab.
Malangmenggunakan WC pribadi, meskipun demikian masih ada
penduduk yang BAB di sungai karena sudah menjadi kebiasaan.
Fasilitas kesehatan terdekat terdapat di POSKESDES Anggrek
yang berada di RT 22 RW 7 Dusun Gagakasinan .Wawancara dilakukan
kepada ketua RT, RW, tokoh masyarakat, kader kesehatan untuk
mengetahui karakteristik wilayah dan masalah kesehatan yang muncul di
Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang. Beberapa
kader kesehatan mengatakan bahwa antusiasme warga untuk membawa
balita ke posyandu di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis
Kab. Malangsudah baik.
Pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan tehnik
Questioner yang disebarkan pada 294 kepala keluarga yang terdata dari
total jumlah penduduk 1017 jiwa. Quesioner ini dilakukan dengan cara
wawancara dan observasi. Setelah data terkumpul, lalu dilakukan tabulasi
data yang meliputi pengelompokan data sesuai dengan masing¬masing RT
sehingga tersusun menjadi data RW dan desa. Langkah selanjutnya adalah
melakukan pengolahan data.
4.3 Pengkajian
a. Sejarah Desa Sumberpasir
Tentang asal usul Desa Sumberpasir tidak kami temukan adanya sejarah
permulaan kapan dan siapa yang menamakan Desa Sumberpasir beserta
nama-nama dusunnya. Hanya saja berdasarkan cerita masyarakat pada
masa dulu nama Desa Sumberpasir berasal dari kondisi lahan desa yang
sepanjang sungainya banyak mengandung pasir, sehingga menjadi tempat
sumber penghasilan masyarakat dengan cara menggali pasir disepanjang
sungai. Desa Sumberpasir terdiri dari 4 Dusun yaitu Dusun Krajan ,
Dusun Ngrangin, Dusun Gagakasinan dan Dusun Botoputih yang
kesemuanya mayoritas penduduknya Suku Jawa dan hanya sebagian kecil
suku Madura dan Arab
Desa Sumberpasir dipimpin oleh seorang Petinggi/Kepala Desa yang
dipilih langsung oleh rakyat, namun yang paling awal memimpin desa
Sumberpasir tidak bisa diketahui kapan dan siapa.
Dan berikut nama-nama Petinggi / Kepala Desa yang pernah menjabat di
Desa Sumberpasir :
b. Data Demografi
Tempat praktek profesi komunitas di Dusun Gagakasinan Desa
Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang yang berbatasan langsung dengan :
1. Wilayah Utara dengan Kecamata Jabung
2. Wilayah Barat dengan Desa Pakiskembar dan Desa pakisjajar
3. Wilayah Timur dengan Desa Sidorejo
4. Wilayah Selatan dengan Desa Pucangsongo
Kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Dusun Gagakasinan Desa
Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malangadalah kerja bakti, pengajian, arisan,
shalawatan, shalat berjamaah, fasilitas yang dimiliki Poskesdes, sekolah ,
Pondok Pesantren ,TK, Masjid dan mempunyai 294 KK serta 1017 Jiwa.
c. Hasil Pengkajian
Hasil pengkajian dengan Questioner disajikan sebagai berikut :
DATA ANGGOTA KELUARGA
1. Distribusi penduduk berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
NO UMUR FREKUENSI PROSENTASE (%)
1. 0-6 Bulan 10 1%
2. 6-12 Bulan 4 0,4%
3. 1-3 Tahun 30 2,9%
4. 3-5 Tahun 32 3.1%
5. 6-10 Tahun 84 8%
6. 11-20 Tahun 158 16%
7. 21-30 Tahun 155 15,5%
8. 31-40 Tahun 171 17,3%
9. 41-50 Tahun 147 15%
10. 51-60 Tahun 136 14%
11. 61-70 Tahun 30 2,9%
12. 71-80 Tahun 31 3%
13. 81-90 Tahun 6 0,6%
14. 90 ke atas 3 0,3%
TOTAL 1017 orang 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang di peroleh di RT 22-29
RW 07-08 di dusun Gagak Asinan sebagian besar warga
berumur 31-40 tahun sebanyak 171 orang (17,3%) dan
sebagian kecil berumur90 ke atasyang hanya 3 orang (0,3%).
g. Kondisi Air
9. Hewan Peliharaan
a. Kepemilikan Hewan Ternak di Rumah
c. Kondisi Kandang
e. Usia Kehamilan
12. Balita
a. Jumlah Balita
b. Kebiasaan Posyandu
c. Kebiasaan Remaja
ANALISA DATA
N SUBYEKTIF OBYEKTIF MASALAH
O KESEHATAN
1 Wargamengatakanbanyakpeka Data yang di Hambatanpemel
rangan yang tidak di peroleh di RW 07 iharaanrumah
manfaatkandenganbaik. dan 08 di
dusunGagakasina
nterdapat 178 KK,
99 KK(57%) tidak
memanfaatkanpek
arangan, 54 KK
(31%)
dimanfaatkanuntu
kberkebun, 15 KK
(9%)dimanfaatkan
untukkandang,
dan 5 KK (3%)
dimanfaatkanuntu
kkolam
2. Beberapawargabelummemiliki Data yang Kesiapan
jaminankesehatanseperti BPJS diperoleh di RW meningkatkan
danmasihmenggunakanbiayas 07 dan 08 di manajemen
dusun Gagak
endiriuntukberobat di kesehatan
Asinan yang
karenakantidaksempatmengur mempunyai berhubungan
us, sumber dengan
kurangmemahamiprosedur, pendanaan optimaalisasisu
dan tidak adanya biaya untuk kesehatan mber
membayar setiap bulan keluarga yang pembiayaan
paling banyak kesehatan
menggunakan
pemerintah.
dana KIS/BPJS
sebanyak 161 KK
(54,8%), Umum
113 KK (38,4%),
Askes sebanyak
16 KK (5,4%),
dan Dana Sehat
sebanyak 4 KK
(1,4%)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatanpemeliharaanrumah b/d
kurangnyapengetahuantentangpemeliharaanrumahdanpenyakit yang
berdampakpadakemampuanpemeliharaanrumah
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan berhubungan dengan
optimaalisasisumber pembiayaan kesehatan pemerintah.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.3 Perencanaan.
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan
keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun
harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak,
2005).
Rencana tindakan keperawatan komunitas dirumuskan bersama-
sama dengan warga setempat pada waktu pelaksanaan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) di tingkat RT,tingkat RW dan Dusun. Pada proses
ini diperoleh kesepakatan dengan warga yang meliputi waktu, tempat dan
penanggung jawab setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan yang
direncanakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang muncul antara lain
:upaya meningkatkanpengetahuantentangpemeliharaanrumahdanpenyakit
yang berdampakpadakemampuanpemeliharaanrumah melalui pelaksanaan
pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang masalah yang muncul di
masyarakat dan melakukan penanaman toga dan bumbu dapur serta
melakukan kerja bakti, upaya untuk meningkatkan manajemen kesehatan
warga melalui upaya mendatangkan pihak BPJS untuk melakukan sosialisai
tentang sumber pembiayaan kesehatan khususnya BPJS.
Dalam proses perencanaan tindakan keperawatan komunitas ini mahasiswa
masih mendapatkan beberapa faktor pendukung dan penghambat antara lain:
1. Faktor pendukung.
Faktor pendukung yang dalam hal ini yaitu sebagian besar warga sudah
mempunyai kegiatan yang terjadwal sehingga dapat digunakan untuk
tempat memberikan penyuluhan kesehatan, antusias warga yang baik
untuk melakukan kegiatan kebersihan lingkungan dapat mempermudah
proses perencanaan kegiatan, selain itu jadwal kegiatan Posyandu yang ada
dapat mempermudah dalam menentukan waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Faktor penghambat.
Kurangnya pemahaman warga tentang pendanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan membuat warga kurang termotivasi untuk menyampaikan
pendapat tentang rencana yang akan dilakukan hal ini disebabkan karena
sebagian besar tingkat pendidikan warga masih rendah.