Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka
dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan
masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan
antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta
masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.
Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan
masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian
dalam memecahkan masalah kesehatan.Oleh karena itu layanan kesehatan
utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan
bagi semua pada tahun 2020.
Sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Dalam Indonesia Sehat 2020, lingkungan yang
diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu
lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan
yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan
yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang
saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Selain
lingkungan, perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2020 yang diharapkan
adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Yuddi,2008).
Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan
adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa
adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi
(Yuddi,2008). Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat
serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal
(Yuddi,2008).
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu,
keluarga , kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan
proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Riyadi,
2007).Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada
peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002). Untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu,
kelompok sampai tingkat RT dan RW. Di Wilayah Dusun Gagakasinan Desa
SUmber PAsir KEcamatan Pakis Kabupaten Malang, terdiri dari 2 RW
dengan jumlah kepala keluarga yang terkaji sebanyak 294 KK lebih rinci
hasilnya adalah sebagai berikut jumlah penduduk 1017jiwa (laki-laki 518
jiwa dan perempuan 499 jiwa), kondisi lingkungan di Desa Sumber Ngepoh
merupakan daerah dimana sebagian besar masyarakatnnya berprifesi sebagai
petani dan buruh dari pabrik, lingkungan kerja yang kurang sehat dan pola
hidup yang kurang sehat sehingga memungkinkan terjadinya penyakit yang
berbasis pada lingkungan dan gaya hidup seperti Hipertensi, ISPA, Diabetes
Mellitus, dan penyakit degeneratif lainya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang
kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk
mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan.
Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah melalui praktik keperawatan
komunitas di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang.
Latar Belakang penelitian mengungkapkan keingin tahua mahasiswa
tentang fenomena / gejala yang menarik untuk diteliti dengan menunjukan
signifikasi aplikasi askep komunitas bagi pengenmbangan ilmu pengetahuan
keperawatan. Empat komponen latar belakang masalah yang perlu
diperhatikan :
1) Gambaran karateristik masyarakat
2) Adanya gejala tentang permasalahan yang akan di intervensi
3) Relevansi dan intesitas pengaruh masalah yang akan diteliti
terhadap aspek ilmu dengan segala akibat yang ditimbulkannya
4) Gambaran kegunaan hasil aplikasi askep komunitas pada
masyarakat target.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di Dusun
Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang
2) Bagaimana alternatif untuk memecahkan masalah yang telah
teridentifikasi
3) Bagaimana mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit di Dusun
Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang
4) Bagaimana menanamkan perilaku sehat melalui kegiatan pendidikan
kesehatan pada masyarakat di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec.
Pakis Kab. Malang
5) Bagaimana mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di Dusun Gagakasinan Desa
Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Menerapkan konsep keperawatan komunitas guna meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai
derajatkesehatan yang optimal bagi masyarakat di Dusun Gagakasinan
Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di Dusun
Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malangmulai tanggal
2 Mei - 17 diharapkan mahasiswa dapat :
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di
Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang
2) Merumuskan alternatif untuk memecahkan masalah yang telah
teridentifikasi
3) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit di Dusun
Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang
4) Menanamkan perilaku sehat melalui kegiatan pendidikan kesehatan
pada masyarakat di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec.
Pakis Kab. Malang
5) Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk
mengatasi masalah kesehatan yang ada di Dusun Gagakasinan Desa
Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang
1.4 Manfaat Laporan
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Masyarakat di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab.
Malang
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk,
kesehatan lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan
kesehatan yang ada serta pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial
kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-
kegiatan kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat di
Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang
3. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan
komunitas khususnya di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec.
Pakis Kab. Malang
1.5.Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan
Praktik Belajar Lapangan Keperawatan Komunitas di Dusun Gagakasinan
Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang ini sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
manfaatpenulisan dan sistimatika penulisan laporan.
Bab II: Tinjauan teori yang terdiri dari tinjauan tentang pelayanankesehatan
utama, konsep keperawatan komunitas, peran perawat komunitas,
asuhan keperawatan komunitas, teori perubahan komunitas
Bab III: Pelaksanaan terdiri dari tahap pengkajian, analisa data, perumusan
diagnosa keperawatan komunitas, tahap perencanaan, tahap
implementasi, tahap evaluasi
Bab IV: Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktik
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas.
Bab V: Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pelayanan Kesehatan Utama
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang
sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif
dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan
diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta
memecahkan masalah tersebut (Stanhope, 2004).
Menurut Helvie Tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan
kesehatan utama adalah:
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik self care pada
masyarakat.
4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan
dan kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat.
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam
praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
1. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan
menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).
2. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,
2007).
3. Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu
indentitas bersama (Riyadi, 2007).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/
kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder
dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong
semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan
nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal
(Naomi, 2002).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan.
Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu
mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian
akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu
secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat
(Mubarak, 2005).

2.2 Konsep Keperawatan Komunitas


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi,
social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga
dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia
(Riyadi, 2007).
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik
maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju
kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan,
pencegahanpenyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan
dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health
care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat
dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung
jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia
yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Dalam rapat
kerja keperawatan kesehatan masuyarakat (1990) dijelaskan bahwa
keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan
masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara
aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan
(Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu
institusi yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Naomi,
2002). Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu:

1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas (Riyadi, 2007). Intervensi atau
pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam pengertian
melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas (Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan
dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan (Naomi, 2002).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan


kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai
suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi, 2008). Menurut
Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep
pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yangterdapat di
dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies
dan McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya
peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat
dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu:
perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan
dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis
mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan
model pengembangan masyarakat (community development) (Palestin,
2007).
3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau ker a sama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien/masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala
kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kese
ahteraan (Palestin, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait
dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara
komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya
upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang
dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Palestin, 2007).
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau
pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif
masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari
upaya¬upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan
partisipasi masyarakat (Palestin, 2007).
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Nasrul Effendy, 1998),
sasaran ini terdiri dari :
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien/klien (Riyadi, 2007).
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri
(Riyadi,2007).

3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan (Mubarak,
2005).
4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga
dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan
untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat
komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).

2.3 Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan
masyarakat diantaranya adalah :
1. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang
telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
(Helvie, 1997).
2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat
secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga
terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal (Helvie, 1997).
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan
seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual
(Mubarak, 2005).
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji
kebutuhanpembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama
perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran.
Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama
evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh
yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat (Helvie, 1997).
4. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat (Helvie, 1997).
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak, 2005). Tugas
yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien,
harusdilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya
(Helvie, 1997).
6. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien (Mubarak, 2005). Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap
proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).
7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan (Helvie, 1997).
8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
yangmenyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang
timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan
rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie,
1997).
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien (Mubarak, 2005). Pelayanan dari semua anggota
tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional
(Mubarak, 2005).
10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan
pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,
membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien
melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari
perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu
klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjagaperubahan seperti :
pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat
meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain
juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas (Helvie, 1997).

2.4 Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis,
sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2005).
Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang
berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga
pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah,
terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil
wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses
keperawatan (Mubarak, 2005).
2. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi
aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka
menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format
proses keperawatan (Mubarak, 2005).
3. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga,
maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu
menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi,
Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
b. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan
data denga cara sebagai berikut :
1. Klasifikasi data atau kategori data
2. Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3. Tabulasi data
4. Interpretasi data

c. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan (Mubarak, 2005).
d. Penentuanmasalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun
demikianmasalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak,
2005).
e. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi kejadian
3. Berat ringannya masalah
4. Kemungkinan masalah untuk diatasi
5. Tersedianya sumberdaya masyarakat
6. Aspek politis
Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis
komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan
dalam keperawatan komunitas adalah format penapisan menurut
Stanhope , Lancaster, 1988 :
No Kriteria Bobot kriteria 1-10 Masalah Bobot1 - 10
Rasional Makna masalah
1. Kesadaran masyarakatterhadap masalah
2. Motivasi komuniti untukmengatasi masalah
3. Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah
4. Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi
5. Bertanya akibat jika masih tetap
6. Cepat masalah teratasi
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian (ANA). Jadi diagnosa keperawatan
adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan
masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan
demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang
mungkinterjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Diagnosa keperawatan
mengandung komponen utama yaitu problem (masalah), etiologi
(penyebab), sign atau symtom (tanda gejala) (Mubarak, 2005).
3.Perencanaan keperawatan.
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan
keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun
harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang
akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak,
2005).
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,
perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa
dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Prinsip yang umum digunakan
dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah :
a. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas
dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2005).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi
tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2005).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta
kompeten (Mubarak, 2005).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas
dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community
(model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).
5. Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkankeberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari
dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang
telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).
Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi,
1998 :
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa
evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap program
kesehatan. Macam evaluasi : formatif dan sumatif, input procces dan out
put (Mubarak, 2005).
BAB III
ASUHAN KERAWATAN KOMUNITAS

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan di Dusun


Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang – Jawa Timur bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat, yang dalam
pelaksanaannya menerangkan berbagai konsep keperawatan komunitas yang ada.
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh
mahasiswa di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang(2
Mei – 27 Mei 2017) dalam pelaksanaannya mahasiswa bekerja sama dengan
Kepala Desa, ketua RW, ketua RT, kader dan pihak yang terkait lainnya.
Ketua RW, ketua RT dan kader sebagai motor penggerak yang akan
melaksanakan kegiatan praktek keperawatan komunitas bersama-sama dengan
mahasiswa. Sedangkan fokus intervensi yang dilaksanakan oleh warga dan
mahasiswa di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab.
Malangadalah pada gangguan kesehatan akibat lingkungan yang kurang sehat.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa yang berada di dusun Dusun
Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang, meliputi tahap persiapan
dan pelaksanaan. Pada tahap persiapan akan dijelaskan tentang persiapan
masyarakat dan persiapan teknis. Sedangkan pada tahap pelaksanaan diuraikan
secara sistematis dimulai dari pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi
dan rencana tindak lanjut.

3.1 Persiapan
1. Persiapan masyarakat
Persiapan masyarakat dilakukan untuk mengetahui secara langsung
karakteristik wilayah daerah binaan. Kegiatan dalam perencanaan ini antara
lain dengan mencari informasi ke berbagai informasi. Sumber informasi yang
digunakan adalah Kepala Desa Sumberpasir, Puskesmas Pakis, Ketua RW,
Ketua RT, kader dan tokoh masyarakat. Dari sumber-sumber tersebut
mahasiswa mendapatkan hasil tentang gambaran umum wilayah Dusun
Gagakasinan, berkaitan dengan luasnya wilayah binaan, maka mahasiswa
yang berjumlah 52 orang dibagi menjadi 8 kelompok dan setiap satu RT
menjadi tanggung jawab 2-10 orang mahasiswa, hal ini disesuaikan dengan
jumlah KK pada masing- masing RT. Setelah dilakukan pembagian wilayah
RT yang menjadi tanggung jawab mahasiswa, selanjutnya setiap mahasiswa
mengidentifikasi dan berkenalan dengan ketua RT dan segenap pengurus
lainnya, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta kader yang ada di RT masing–
masing berdasarkan perkenalan dengan kader kesehatan, selanjutnya
mahasiswa mengidentifikasi keluarga dengan resiko kesehatan yang akan
dijadikan keluarga binaan.
2. Persiapan Teknis
Kelancaran dalam teknis pelaksanaan praktek keperawatan komunitas
memerlukan upaya pendekatan oleh mahasiswa terhadap aparat desa yang
berada di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang,
dan tokoh masyarakat, serta tokoh agama untuk membina dan
mempertahankan hubungan saling percaya dan dapat menjadi motor
penggerak dalam kegiatan menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
diwilayah Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang

3.2 Pelaksanaan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Pertemuan pertama yang telah dilakukan pada hari senin, tanggal 1
Mei 2017 Pukul15.00 WIB telah menghasilkan kesepakatan untuk
melakukan pengumpulan data di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir
Kec. Pakis Kab. Malangyang dilakukan mulai hari Selasa tanggal 2Mei
2017. Pada tahap pengkajian dilakukan beberapa metode antara lain
:Whienshield survey yaitu survey yang dilakukan melalui pengamatan
sekilas di jalan-jalan utama untuk mengobservasi kondisi lingkungan yang
mungkin dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Dari proses
Whienshield Survey tersebut didapatkan data bahwa, Dusun Gagakasinan
Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malangtidak mempunyai akses
transportasi yang baik, hal ini bisa dilihat dari tidak adanya angkutan
umum seperti angkot tetapi hanya ada ojek dan kendaraan pribadi.
Sebagian besar warga dusun Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec.
Pakis Kab. Malang masih mempunyai kebiasaan membuang sampah di
lingkungan sekitar rumah dan sungai. Selain itu, banyak juga warga yang
memelihara ternak, kandang ternak berada di dapur atau samping dapur.
Sedangkan untuk masalah buang air besar (BAB) sebagian penduduk
Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab.
Malangmenggunakan WC pribadi, meskipun demikian masih ada
penduduk yang BAB di sungai karena sudah menjadi kebiasaan.
Fasilitas kesehatan terdekat terdapat di POSKESDES Anggrek
yang berada di RT 22 RW 7 Dusun Gagakasinan .Wawancara dilakukan
kepada ketua RT, RW, tokoh masyarakat, kader kesehatan untuk
mengetahui karakteristik wilayah dan masalah kesehatan yang muncul di
Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang. Beberapa
kader kesehatan mengatakan bahwa antusiasme warga untuk membawa
balita ke posyandu di Dusun Gagakasinan Desa Sumberpasir Kec. Pakis
Kab. Malangsudah baik.
Pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan tehnik
Questioner yang disebarkan pada 294 kepala keluarga yang terdata dari
total jumlah penduduk 1017 jiwa. Quesioner ini dilakukan dengan cara
wawancara dan observasi. Setelah data terkumpul, lalu dilakukan tabulasi
data yang meliputi pengelompokan data sesuai dengan masing¬masing RT
sehingga tersusun menjadi data RW dan desa. Langkah selanjutnya adalah
melakukan pengolahan data.

4.3 Pengkajian
a. Sejarah Desa Sumberpasir
Tentang asal usul Desa Sumberpasir tidak kami temukan adanya sejarah
permulaan kapan dan siapa yang menamakan Desa Sumberpasir beserta
nama-nama dusunnya. Hanya saja berdasarkan cerita masyarakat pada
masa dulu nama Desa Sumberpasir berasal dari kondisi lahan desa yang
sepanjang sungainya banyak mengandung pasir, sehingga menjadi tempat
sumber penghasilan masyarakat dengan cara menggali pasir disepanjang
sungai. Desa Sumberpasir terdiri dari 4 Dusun yaitu Dusun Krajan ,
Dusun Ngrangin, Dusun Gagakasinan dan Dusun Botoputih yang
kesemuanya mayoritas penduduknya Suku Jawa dan hanya sebagian kecil
suku Madura dan Arab
Desa Sumberpasir dipimpin oleh seorang Petinggi/Kepala Desa yang
dipilih langsung oleh rakyat, namun yang paling awal memimpin desa
Sumberpasir tidak bisa diketahui kapan dan siapa.
Dan berikut nama-nama Petinggi / Kepala Desa yang pernah menjabat di
Desa Sumberpasir :

1. Bapak ATMO SUPARTO ( 1960 – 1970 ) / Dusun Ngrangin


2. Bapak JATMIKO ( 1970 – 1972 ) / Caretaker dari Kecamatan
3. Bapak H. MACHRUS ( 1972 – 1984 ) / Dusun Krajan
4. Bapak H. MACHFUD ( 1984 – 1998 ) / Dusun Krajan
5. Bapak MUHDLOR ( 1998 – 2013 ) Dusun Krajan
6. Ibu INDAH PRIBADI, S.Pi ( 2013 – sekarang ) / Dusun Krajan

2. Sejarah Pembangunan Desa


Desa Sumberpasir mempunyai ketinggian tanah rata-rata 559 M di
atas permukaan air laut berhawa sedang, suhu 20-35 C dan tanah rata tidak
berbukit. Secara administratif, Desa Sumberpasir terletak di wilayah
Kecamatan Pakis Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah
desa-desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sukolilo
Kecamatan Jabung. Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pakis
Kembar dan Pakis Jajar Kecamatan Pakis. Di sisi Selatan berbatasan
dengan Desa Pucangsongo Kecamatan Pakis, sedangkan di sisi timur
berbatasan dengan Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis dan Desa Sidorejo
Kecamatan Jabung.
Jarak tempuh Desa Sumberpasir ke Ibu Kota Kecamatan adalah 3
Km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 5 menit. Sedangkan jarak
tempuh ke Ibu Kota Kabupaten adalah 35 Km, yang dapat ditempuh
dengan waktu sekitar 1,5 jam. Luas Wilayah Desa Sumberpasir adalah
320,724 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan,
yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman,
persawahan, perkebunan dan lain-lain.
Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 61,25 Ha. Luas
lahan yang diperuntukkan untuk persawahan adalah 232 Ha. Luas lahan
untuk ladang tegalan dan perkebunan adalah 12,165 Ha. . Sedangkan luas
lahan untuk fasilitas/prasarana umum adalah 11,06 Ha dan tempat
pemakaman umum/kuburan 4,249 Ha.
Wilayah Desa Sumberpasir secara umum mempunyai ciri geologis
berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan
perkebunan. Secara umum kesuburan tanah Desa Sumberpasir cukup baik
dan merata Hal ini memungkinkan tanaman padi untuk dapat panen
dengan menghasilkan 7 ton/ ha. Tanaman jenis palawija juga cocok
ditanam di sini. Produk pertanian Desa Sumberpasir untuk lahan sawah
monoton pada unggulan padi dan ketela rambat. Hal ini disebabkan
masyarakat kurang berani (berspekulasi) dengan menanam sayur-sayuran
atau jenis palawija lainnya, jika melihat kesuburan tanah yang ada di Desa
Sumberpasir maka hal tersebut sangat disayangkan. Namun hal tersebut
bukan tanpa alasan, karena memang untuk menanam sayur-sayuran
tertentu membutuhkan modal yang cukup besar dan perawatan yang
bagus. Persoalan mendasar lainnya adalah sistem pengairan yang kurang
baik (maksimal) sehingga berdampak adanya kekurangan air pada saat
musim kemarau dan terjadi banjir pada musim hujan. Oleh karenanya
harus ada langkah strategis dalam mengatasi persoalan pertanian dengan
melakukan berbagai upaya-upaya : perbaikan sistem irigasi/pengairan;
penggunaan teknologi tepat guna; perbaikan pola tanam dan pemilihan
komoditas alternatif dengan mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak
terkait (Dinas Pengairan, Dinas Pertanian). Untuk lahan kering (tegal)
kebanyakan ditanami jagung, tebu, cabe dan jenis palawija lainnya. Untuk
tanaman tebu sudah mulai berkurang dibanding tahun-tahun sebelumnya
seiring adanya larangan dari Pemerintah Desa Sumberpasir penanaman
tebu khususnya untuk lahan basah (sawah).

b. Data Demografi
Tempat praktek profesi komunitas di Dusun Gagakasinan Desa
Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malang yang berbatasan langsung dengan :
1. Wilayah Utara dengan Kecamata Jabung
2. Wilayah Barat dengan Desa Pakiskembar dan Desa pakisjajar
3. Wilayah Timur dengan Desa Sidorejo
4. Wilayah Selatan dengan Desa Pucangsongo
Kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Dusun Gagakasinan Desa
Sumberpasir Kec. Pakis Kab. Malangadalah kerja bakti, pengajian, arisan,
shalawatan, shalat berjamaah, fasilitas yang dimiliki Poskesdes, sekolah ,
Pondok Pesantren ,TK, Masjid dan mempunyai 294 KK serta 1017 Jiwa.
c. Hasil Pengkajian
Hasil pengkajian dengan Questioner disajikan sebagai berikut :
DATA ANGGOTA KELUARGA
1. Distribusi penduduk berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
NO UMUR FREKUENSI PROSENTASE (%)
1. 0-6 Bulan 10 1%
2. 6-12 Bulan 4 0,4%
3. 1-3 Tahun 30 2,9%
4. 3-5 Tahun 32 3.1%
5. 6-10 Tahun 84 8%
6. 11-20 Tahun 158 16%
7. 21-30 Tahun 155 15,5%
8. 31-40 Tahun 171 17,3%
9. 41-50 Tahun 147 15%
10. 51-60 Tahun 136 14%
11. 61-70 Tahun 30 2,9%
12. 71-80 Tahun 31 3%
13. 81-90 Tahun 6 0,6%
14. 90 ke atas 3 0,3%
TOTAL 1017 orang 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang di peroleh di RT 22-29
RW 07-08 di dusun Gagak Asinan sebagian besar warga
berumur 31-40 tahun sebanyak 171 orang (17,3%) dan
sebagian kecil berumur90 ke atasyang hanya 3 orang (0,3%).

NO JENIS KELAMIN FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Laki-Laki 518 51%
2 Perempuan 499 49%
TOTAL 1017 0rang 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusun Gagak Asinan lebih banyak yang berjenis kelamin
laki-laki dengan jumlah 518 orang (51%) dan perempuan dengan
jumlah 499 orang (49%).
2. Distribusi penduduk berdasarkan Pendidikan

NO PENDIDIKAN FREKUENSI PROSENTASE(%)


1 Belum Sekolah 74 7,3%
2 Tidak Sekolah 35 3,4%
3 Paud 1 0,1%
4 TK 39 3,8%
5 Masih SD 35 3,4%
6 Tidak Tamat SD 14 1,4%
7 SD 409 40,2%
8 Masih SMP 15 1,5%
9 SMP 185 18,2%
10 Masih SMA 20 2%
11 SMA 137 13,5%
12 Masih PT 5 0,5%
13 Perguruan Tinggi 48 4,7%
TOTAL 1017 orang 100%
Penjelasan: Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusun Gagak Asinansebagian besar berpendidikan
SD sebanyak 409 orang (40,2%) dan sebagian kecil
berpendidikan Paud1orang (0,1 %).

3. Distribusi penduduk berdasarkan Pekerjaan

NO PEKERJAAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Pelajar / Belum bekerja 322 31,7%
2 Tidak bekerja 48 4,7%
3 PNS 24 2,4%
4 Pensiunan 3 0,3%
5 Swasta 210 20,6%
6 Wiraswasta 56 5,5%
7 Ibu Rumah Tangga 164 16,1%
8 Pembantu - %
9 Petani 76 7,4%
10 Buruh tani 43 4,2%
11 TNI - %
12 Karyawan 29 2,9%
13 Kuli 24 2,4%
14 Perawat - %
15 Wirausaha 16 1,6%
16 Supir 2 0,2%
TOTAL 1017 orang 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusun Gagak Asinanmenurut pekerjaannya sebagian
besarmerupakan pelajar/belumbekerja sebanyak 322 orang
(31,7%), dan sebagian kecil sebagai supirsebanyak 2 orang
(0,2%).

4. Distribusi penduduk berdasarkan Agama

NO AGAMA FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Islam 1017 100%
2 Kristen - %
3 Hindu - %
4 Budha - %
5 Konghucu - %
TOTAL 1017 orang 100%
Penjelasan:Gagak Asinan seluruh warganya beragama islam 1017 orang
(100%).

DATA LINGKUNGAN FISIK


5. Perumahan
a. Tipe Perumahan

NO TIPE FREKUENSI PROSENTASE (%)


PERUMAHAN
1 Permanen 268 91 %
2 Semi Permanen 26 9%
3 Tidak Permanen - %
TOTAL 294 100%
Penjelasan: Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan sebagian besar
warganya tipe perumahan permanen sebanyak
268orang (91%) dan sebagian kecil tipe perumahan
semi permanen sebanyak 26 orang (9%).

b. Status Kepemilikan Rumah

NO STATUS FREKUENSI PROSENTASE (%)


KEPEMILIKAN
1 Milik Sendiri 273 93%
2 Numpang 20 6%
3 Sewa 1 1%
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan sebagian
besarstatus kepemilikan rumah adalah milik sendiri
sebanyak 273 KK (93%) dan sebagian kecil sewa
sebanyak 1 KK (1%).
c. Jenis Lantai

NO JENIS LANTAI FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Tanah 9 4%
2 Papan - %
3 Tegel 212 72%
4 Semen 73 24%
TOTAL 294 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-
29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinandengan jenis lantai
yang paling banyak menggunakan tegel sebanyak 212
KK (72%),dan paling sedikit menggunakan tanah 9 KK
(4%).
d. Sistem Ventilasi Rumah

NO VENTILASI FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Ada 288 98%
2 Tidak Ada 6 2%
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-
29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan sebagaian besar
rumah warga ada ventilasi rumah sebanyak 288 rumah
(98%) dan sebagian kecil tidak ada ventilasi sebanyak 6
rumah (2%).
e. Sistem Pencahayaan Rumah pada Siang Hari

NO PENCAHAYAAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Terang 194 66%
2 Remang – remang 100 34%
3 Gelap - -
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan yang
mempunyai sistem pencahayaan terang sebanyak 194
rumah (66%) dan yang remang-remang 100 rumah
(34%).
f. Jarak Rumah dengan Tetangga

NO JARAK RUMAH FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Bersatu 69 23%
2 Dekat 207 70%
3 Terpisah 18 7%
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan jarak rumah
antar tetangga yang paling banyak dengan jarak dekat
yaitu 207 rumah (70%), yang bersatu 69 rumah (23%)
dan yang terpisah 18 rumah (7%).

g. Halaman disekitar Rumah

NO PEKARANGAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


RUMAH
1 Ada 173 59%
2 Tidak Ada 121 41%
TOTAL 294 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan keluarga yang
mempunyai halaman sebanyak 173 rumah (59%), dan
yang tidak mempunyai halaman 121 rumah (41%).
h. Pemanfaatan Pekarangan Rumah

NO PEMANFAATAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


PEKARANGAN
1 Kebun 54 31%
2 Kolam 5 3%
3 Kandang 15 9%
4 Tidak dimanfaatkan 99 57%
5 Tidak Ada - -
TOTAL 178 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan pekarangan
rumahnya kebanyakan ridak dimanfaatkan sebanyak 99
rumah (57%), sebagai kebun sebanyak 54 rumah
(31%), kandang sebanyak 15 rumah (9%), dan kolam5
rumah (3%).

6. Sumber Air Bersih

a. Sumber Air untuk Memasak dan Minum

NO SUMBER AIR FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 PAM - -
2 Sumur 290 98%
3 Air Mineral 4 2%
4 Sumber - -
TOTAL 294 100%
Penjelasan: Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan untuk air
memasak dan meminumpaling banyak warga
menggunakan air sumur sebanyak 290KK (98%) dan
paling sedikit menggunakan air mineral sebanyak 4 KK
(2%).

b. Sistem Pengolahan Air Minum

NO PENGOLAHAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Di masak 286 97%
2 Tidak di masak 1 0,3%
3 Galon 7 27%
TOTAL 294 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-
29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan untuk air minum
kebanyakan dimasak yaitu 286 KK (97%), dan paling
sedikit tidsk di masak sebanyak 1 KK (0,3%).

c. Sumber Air untuk Mandi dan Mencuci

NO SUMBER AIR FREKUENSI PROSENTASE(%)


1 PAM - -
2 Sumur 287 98%
3 Air sungai / jublang 7 2%
4 Air Sumber - -
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan untuk air
mandi dan mencuci sebagian warga menggunakan
sumur sebanyak 287 KK (98%) dan menggunakan air
sungai sebanyak 7 KK (2%).

d. Sumber Jarak Air dengan Septik Tank

NO JARAK FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Kurang dari 10 meter 105 35,7%
2 Lebih dari 10 meter 188 64%
3 Tidak ada 1 0,34%
TOTAL 294 100%
Penjelasan: Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08di dusun Gagak Asinan jarak antara air
dengan septik tank yang kurang dari 10 meter 188 KK
(64%) , lebih dari 10 meter 105 KK (35,7%), dan tidak
ada 1 KK (0,34%).

e. Tempat Penampungan Air Sementara

NO PENAMPUNGAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Bak 146 49,7%
2 Ember 18 6.1%
3 Gentong 71 24,1%
4 Lain-lain 59 20,1%
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08di dusun Gagak Asinan yang
menggunakan tempat penampungan air dengan
menggunakan baksebanyak 146 rumah (49,7%),
menggunakan ember sebanyak 18 rumah (6,1%),
gentong 71 rumah (24,1%) dan lain-lain sebanyak 59
rumah (20,1%).

f. Kondisi Tempat Penampungan Air

NO TEMPAT FREKUENSI PROSENTASE (%)


PENAMPUNGAN
AIR
1 Terbuka 135 46%
2 Tertutup 158 53,74%
3 Langsung dari kran 1 0,34%
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan kondisi tempat
penampungan air yang tertutup sebanyak 158 rumah
(53,74%) , yang terbuka sebanyak 138 rumah (46%),
dan yang langsung dari kran sebanyak 1 rumah (3,8%).

g. Kondisi Air

NO KONDISI AIR FREKUENSI PROSENTASE


(%)
1 Berwarna
2 Berbau
3 Berasa
4 Tidakberasa/tidakberwarna 294 100%
TOTAL 294 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29
RW 07-08 di dusun Gagak Asinan kondisi airnya tidak
berasa / tidak berbau 294 rumah (100%).
7. Sistem Pembuangan Sampah
a. Pembuangan Sampah

NO PEMBUANGAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


SAMPAH
1 Pembuangan umum 269 91%
2 Di sungai 2 1%
3 Di timbun 2 1%
4 Di bakar 21 7%
5 Di sembarang tempat - -
TOTAL 294 100%
Penjelasan: Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan sistem
pembuangan sampah dengan pembuangan umum
sebanyak 269 (91%), dan membuang sampah di
bakar sungai (2%).

b. Tempat Penampungan Sampah Sementara

NO PENAMPUNGAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


SEMENTARA
1 Ada 284 96%
2 Tidak ada 10 4%
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan yang
mempunyai tempat penampungan sampah sementara
ada 284 (96%) dan yang tidak ada penampungan
sampah ada 10 (4%)

c. Kondisi Tempat Penampungan Sampah Sementara

NO KONDISI FREKUENSI PROSENTASE (%)


PENAMPUNGAN
1 Terbuka 138 49%
2 Tertutup 146 51%
3 Lain-lain - -
TOTAL 284 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan kondisi
tempat penampungan sampah sementara yang tertutup
ada 146 (51%), dan tempat penampungan sampah
sementara yang terbuka ada 138 (49 %).

d. Jarak Tempat Penampungan Sampah dengan Rumah

NO JARAK DENGAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


RUMAH
1 Kurang dari 5 meter 174 61%
2 Lebih dari 5 meter 110 39%
TOTAL 284 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan, jarak
tempat penampungan sampah dengan rumah kurang
dari 5 meter ada 174 rumah (61%), dan lebih dari 5
meter ada 110 rumah (39%).

8. Sistem Pembuangan Kotoran Rumah Tangga


a. Kebiasaan Keluarga Buang Air Besar

NO SISTEM FREKUENSI PROSENTASE (%)


PEMBUANGAN
1 WC 268 91%
2 Sungai 26 9%
3 Sembarang tempat
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan
kebiasaan keluarga buang air besar di WC ada 268
(91%) dan buang air besar di sungai ada 26 (9%).

b. Jenis Jamban yang digunakan

NO JENIS JAMBAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Cemplung 24 8%
2 Plengsengan 3 1%
3 Duduk 4 2%
4 Leher Angsa 263 89%
5 Tidak Ada - -
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusun Gagak Asinan yang memakai jamban leher
angsa 263 KK (89%), yang memakai cemplung ada 24 KK
(8%), yang memakai dudukada 4 KK (4%) dan yang memakai
plengsengan 3 KK (1%)

c. Sistem Pembuangan Air Limbah

NO TEMPAT FREKUENSI PROSENTASE (%)


PEMBUANGAN
1 Resapan 99 34%
2 Selokan 184 62%
3 Sembarang tempat 11 4%
4 Tidak Ada - -
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan yang
mempunyai sistem pembuangan air limbah
denganselokan ada 184 (62%), sistem
pembuangan air lembah dengan sembarang
tempat ada 11(4%).

9. Hewan Peliharaan
a. Kepemilikan Hewan Ternak di Rumah

NO HEWAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


PELIHARAAN
1 Ada 91 31%
2 Tidak ada 203 69%
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan yang
tidak mempunyai hewan ternak ada 203 KK
(69%) dan yang mempunyai hewan ternak ada 91
KK (31%).
b. Letak Kandang

NO LETAK FREKUENSI PROSENTASE (%)


KANDANG
1 Dalam rumah 13 14%
2 Luar rumah 72 79%
3 Tidak Ada 6 7%
TOTAL 91 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan letak
kandang yang terdapat di luar rumah ada 72
(79%) , dan kandang yang ada di dalam rumah
ada 13 (14%).

c. Kondisi Kandang

NO KONDISI FREKUENSI PROSENTASE (%)


KANDANG
1 Terawat 79 86%
2 Tidak terawat 9 9%
3 Tidak Ada 3 5%
TOTAL 91 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusun Gagak Asinan kondisi
kandang yang terawat ada 79 (86%), yang tidak
terawat ada 9 (9%), dan yang tidak ada kandang
ada 3 (5%)

KONDISI KESEHATAN UMUM


10. Pelayanan Kesehatan
a. Sarana kesehatan yang Paling Dekat

NO SARANA KESEHATAN FREKUENSI PROSENTASE


TERDEKAT (%)
1 Puskesmas 4 1,3%
2 Praktek Swasta 16 5%
3 Balai Pengobatan 272 93%
4 Lain-lain 2 0,7%
TOTAL 294 100%
Penjelasan:Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusun Gagak Asinan sarana kesehatan yang paling
dekat adalah balai pengobatan 272 KK (93%) dan lain-lain ada 2
(0,7%)

b. Tempat Berobat Keluarga

NO TEMPAT BEROBAT FREKUENSI PROSENTASE


KELUARGA (%)
1 Puskesmas 130 44%
2 Rumah Sakit 6 4%
3 Dokter Praktek Swasta 21 7%
4 Bidan / Perawat 99 33%
5 Balai pengobatan / 38 12%
Poliklinik
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29
RW 07-08 di dusun Gagak Asinan tempat berobat keluarga ke
puskesmas 130 (44%), dan yang berobat di rumah sakit ada 6
(4%)

c. Kebiasaan Sebelum Berobat

NO KEBIASAAN FREKUENSI PROSENTASE


SEBELUM BEROBAT (%)
1 Beli obat bebas 127 43,2%
2 Jamu 40 13,6%
3 Tidak ada 127 43,2%
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusun Gagak Asinan keluarga yang yang mempunyai
kebiasaan sebelum berobat yang beli obat bebas 127(43,2%),
dan yang beli jamu ada 40 (13%)

d. Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga

NO PENDANAAN KESEHATAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Askes / Astek 16 5,4%
2 Dana Sehat 4 1,4%
3 Jamkesmas / JPS / Askin / BPJS 161 54,8%
4 Umum 113 38,4%
TOTAL 294 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusun Gagak Asinan yang mempunyai sumber
pendanaan kesehatan keluarga yang paling banyak
menggunakan dana jamkesmas/JPS/Askin/BPJS sebanyak 161
(54,8%), dan paling sedikit menggunakan dana umum 4
(1,4%).

e. Penyakit yang di Derita Keluarga dalam 6 Bulan Terakhir

NO JENIS PENYAKIT FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Batuk pilek 116 31,2%
2 Asma 3 0,8%
3 TBC 3 0,8%
4 Typoid 4 1%
5 Asam urat 29 7,8%
6 Hipertensi 59 16%
7 DM 4 1%
8 Diare 1 0,3%
9 Rematik 12 3,2%
10 Gatal-gatal 1 0,3%
11 Anemia - -
12 DBD - -
13 Oste athritis - -
14 CVA 2 0,5%
15 Gangguan jiwa 3 0,8%
16 Cikungunya - -
17 Lain-lain 46 12,3%
18 Tidak ada 89 24%
TOTAL 372 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusun Gagak Asinan penyakit yang diderita keluarga
selama 6 bulan terakhir paling banyak yaitu batuk pilek
sebanyak 116 orang (31,2%), Asma, gangguan jiwa dan TBC 3
orang (0,8%), Typoid 4 orng (1%), Asam urat 29 orang (7,8%),
Hipertensi 59 orang (16%), DM 4 orang (1%), Diare dan gatal-
gatal 1 orang (0,3%), Rematik 12 orang (3,2%), CVA 2 orang
(0,5%), Lain-lain 46 orang(12,3%), Tidak ada 89 orang (24%)

11. Ibu Hamil dan Menyusui


a. Jumlah Pasangan Usia Subur

NO PUS FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Ya 116 39,5%
2 Tidak 128 60,5%
TOTAL 294 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29
RW 07-08 di dusunGagak Asinan jumlah pasangan usia tidak
subur ada 128 KK(60,5%) pasangan usia subur sebanyak 116
KK (39,5%)

b. Pasangan Usia Subur yang menjadi Akseptor KB

NO AKSEPTOR KB FREKUENSI PROSENTASE


(%)
1 Ya, menggunakan KB 95 82%
2 Tidak, menggunakan KB 21 18%
TOTAL 116 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusun Gagak Asinan pasangan usia subur yang
menjadi akseptor KB sebanyak 95 ibu (82%) dan tidak
menggunakan 21 ibu (18%).

c. Jenis Kontrasepsi yang digunakan

NO JENIS KONTRASEPSI FREKUENSI PROSENTASE


(%)
1 IUD 10 10,5%
2 Suntik 67 70,5%
3 Pil 13 14%
4 Susuk 2 2%
5 Tubektomi 1 1%
6 Kalender 1 1%
7 Implant 1 1%
TOTAL 95 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusunGagak Asinan pasangan usia subur yang
menggunakan kontrasepsi suntik sebanyak 67 ibu (70,5%).

d. Jumlah Ibu Hamil

NO JUMLAH IBU FREKUENSI PROSENTASE


HAMIL (%)
1 Hamil 10 2%
2 Tidak hamil 489 98%
TOTAL 499 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusunGagak Asinan jumlah ibu hamil tidak hamil ada
sebanyak 489 perempuan (98%).

e. Usia Kehamilan

NO USIA FREKUENSI PROSENTASE (%)


KEHAMILAN
1 Trisemester I 3 30%
2 Trisemester II 5 50%
3 Trisemester III 2 20%
TOTAL 10 100%
Penjelasan: Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusunGagak Asinan jumlah ibu
hamil trimester 2 ada 5 (50%)

NO KEHAMILAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


KEBERAPA
1 I 7 70%
2 II 1 10%
3 III 2 20%
4 Lebih dari III - -
TOTAL 10 100%
Penjelasan: Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusunGagak Asinan jumlah ibu
hamil pertama ada 7 (70%)

f. Usia Ibu Hamil

NO USIA IBU HAMIL FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Kurang dari 25 7 70%
2 25 – 35 3 30%
3 Lebih dari 35 - -
TOTAL 10 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusunGagak Asinan usia ibu hamil
ada 7 (70%)

g. Tempat Periksa Kehamilan

NO TEMPAT FREKUENSI PROSENTASE (%)


PERIKSA
KEHAMILAN
1 Puskesmas 2 20%
2 Bidan 8 80%
3 Lainnya - -
TOTAL 10 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusunGagak Asinan tempat
pemeriksaan kehamilan di bidan sebanyak 8 (80%)

h. Frekuensi Periksa Kehamilan

NO FREKUENSI FREKUENSI PROSENTASE (%)


PERIKSA
KEHAMILAN
1 1 kali 2 20%
2 2 kali 4 40%
3 4 kali 4 40%
TOTAL 10 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusunGagakasinan yang memeriksakan kehamilan
sebanyak 2 dan 4 kali ada 8 (80%)
i. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

NO IMUNISASI FREKUENSI PROSENTASE (%)


TETANUS
TOXOID (TT)
1 Lengkap 2 100%
2 Tidak lengkap - -
TOTAL 2 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusunGagak Asinan yang
melakukan imunisasi TT lengkap sebanyak 2 (100%)

j. Penyakit yang diderita Ibu Hamil

NO PENYAKIT YANG FREKUENSI PROSENTASE (%)


DIDERITA
1 Hipotensi 2 18%
2 Anemia - -
3 Bengkak - -
4 Mual / muntah 6 54,5%
5 Pendarahan 1 9,5%
6 Tidak ada keluhan 2 18%
7 Hipertensi - -
TOTAL 11 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT
22-29 RW 07-08 di dusunGagak Asinan penyakit yang
diderita ibu hamil ada 6 (54,5%)

k. Jumlah Ibu Menyusui

NO JUMLAH IBU FREKUENSI PROSENTASE (%)


MENYUSUI
1 Ya, menyusui 19 49
2 Tidak, menyusui 20 51
Total 39 100
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29
RW 07-08 di dusunGagak Asinan jumlah ibu tidak menyusui
ada 20 orang (50%) dan menyusui ada 19 orang (49%).

l. Lama Ibu Menyusui

NO LAMA IBU FREKUENSI PROSENTASE (%)


MENYUSUI
1 Kurang dari 1 bulan 2 11%
2 1 – 4 bulan 4 21%
3 5 – 12 bulan 8 42%
4 Lebih dari 12 bulan 5 26%
Total 19 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29
RW 07-08di dusunGagak Asinan lama ibu menyusui 5 sampai
12 bulan sebanyak 8 orang (42%) dan kurang dari 1 bulan
sebanyak 2 otrang (11%).

12. Balita
a. Jumlah Balita

NO JUMLAH FREKUENSI PROSENTASE (%)


BALITA
1 Balita 76 47,5%
2 Tidak tergolong 84 52,5%
balita
TOTAL 160 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29
RW 07-08 di dusunGagak Asinan jumlah balita sebanyak 76
orang (47,5%).

b. Kebiasaan Posyandu

NO KEBIASAAN FREKUENSI PROSENTASE


(%)
1 Ke Posyandu 76 100%
2 Tidak ke Posyandu - -
TOTAL 76 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29
RW 07-08 di dusunGagak Asinan jumlah kebiasaan posyandu
sebanyak 76 (100%)
c. Imunisasi Balita

NO IMUNISASI FREKUENSI PROSENTASE


BALITA (%)
1 Lengkap 60 78,9%
2 Belum lengkap 16 21,1%
3 Tidak lengkap - -
TOTAL 76 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29
RW 07-08 di dusunGagak Asinan jumlah balita yang sudah
imunisasi lengkap sebanyak 60 (78,9%) dan yang belum
lengkap ada 16 (21,1%)

d. Kepemilikan Kartu Menuju Sehat (KMS)

NO KEPEMILIKAN KARTU FREKUENSI PROSENTASE (%)


MENUJU SEHAT (KMS)
1 Memiliki 76 100%
2 Tidak memiliki - -
TOTAL 76 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29
RW 07-08 di dusunGagak Asinan jumlah kepemilikan KMS
ada 76 (100%)

e. Hasil Penimbangan Balita

NO HASIL PENIMBANGAN FREKUENSI PROSENTASE


BALITA (%)
1 Hijau 73 96,1%
2 Di atas hijau kuning 3 3,9%
3 Di bawah titik-titik - -
4 Di bawah merah - -
TOTAL 76 100%
Penjelasan: Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusunGagak Asinan hasil penimbangan balita dengan
hasil hijau ada 73 (96,1%)
13. Remaja
a. Kegiatan Remaja di Luar Sekolah

NO KEGIATAN REMAJA DI FREKUENSI PROSENTASE (%)


LUAR SEKOLAH
1 Keagamaan 98 74%
2 Karang taruna 7 5%
3 Olah raga 13 10%
4 Musik - -
5 Lain-lain 14 11%
TOTAL 132 100%
Penjelasan: Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29 RW
07-08 di dusunGagak Asinan kegiatan remaja diluar sekolah
paling banyak adalah dengan kegiatan keagamaan 98 (74%)

b. Penggunaan Waktu Luang

NO PENGGUNAAN FREKUENSI PROSENTASE


WAKTU LUANG (%)
1 Musik / TV 11 8%
2 Olahraga 26 18%
3 Rekreasi 8 6%
4 Keagamaan 80 61%
5 Di rumah 4 4%
6 Lain-lain 3 3%
TOTAL 132 100%
Penjelasan : Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-29
RW 07-08 di dusunGagak Asinan kegiatan remaja pada
waktu luang paling banyak adalah dengan kegiatan
keagamaan 80 (61%)

c. Kebiasaan Remaja

NO KEBIASAAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


REMAJA
1 Merokok 16 12%
2 Alkohol - -
3 Tidak ada atau 116 88%
lainnya
TOTAL 132 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-
29 RW 07-08 di dusunGagak Asinan kegiatan remaja
paling banyak adalah dengan tidak ada kegiatan 116 (88%)
14. Lansia
a. Keluhan Lansia

NO KELUHAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


LANSIA
1 Ya mengeluh 61 77%
2 Tidak ada keluhan 18 23%
TOTAL 79 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-
29 RW 07-08 di dusunGagak Asinan keluha lansia ada 61
(77%)

b. Jenis Penyakit yang diderita Lansia

NO JENIS PENYAKIT FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Asma - -
2 TBC - -
3 Hipertensi 25 35%
4 DM 3 3%
5 Rematik 24 33,3%
6 Katarak 1 1,3%
7 Asam urat 1 1,3%
8 CVA 2 2,7%
9 Lain-lain 16 22,2%
TOTAL 72 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-
29 RW 07-08 di dusunGagak Asinan penyakit yang paling
banyak diderita lansia adalah hipertensi sebanyak 24
(33,3%)
c. Penanganan Penyakit Lansia

NO PENANGANAN FREKUENSI PROSENTASE (%)


PENYAKIT
1 Sarana kesehatan 53 74%
2 Non medis 3 4%
3 Di obati sendiri 16 22%
TOTAL 72 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-
29 RW 07-08 di dusunGagak Asinan penanganan penyakit
lansia adalah dengan sarana kesehatan sebanyak 53 (74%)

d. Penggunaan Waktu Senggang

NO WAKTU SENGGANG FREKUENSI PROSENTASE (%)


1 Berkebun 31 39%
2 Rekreasi 6 8%
3 Senam - -
4 Lain-lain ( TV, 42 53%
Keagamaan)
TOTAL 79 100%
Penjelasan :Berdasarkan tabel diatas, data yang diperoleh di RT 22-
29 RW 07-08 didusunGagak Asinan penggunaan waktu
senggang adalah dengam lain- lain seperti menonton tv.
Keagamaan sebanyak 42 (53%)

ANALISA DATA
N SUBYEKTIF OBYEKTIF MASALAH
O KESEHATAN
1 Wargamengatakanbanyakpeka Data yang di Hambatanpemel
rangan yang tidak di peroleh di RW 07 iharaanrumah
manfaatkandenganbaik. dan 08 di
dusunGagakasina
nterdapat 178 KK,
99 KK(57%) tidak
memanfaatkanpek
arangan, 54 KK
(31%)
dimanfaatkanuntu
kberkebun, 15 KK
(9%)dimanfaatkan
untukkandang,
dan 5 KK (3%)
dimanfaatkanuntu
kkolam
2. Beberapawargabelummemiliki Data yang Kesiapan
jaminankesehatanseperti BPJS diperoleh di RW meningkatkan
danmasihmenggunakanbiayas 07 dan 08 di manajemen
dusun Gagak
endiriuntukberobat di kesehatan
Asinan yang
karenakantidaksempatmengur mempunyai berhubungan
us, sumber dengan
kurangmemahamiprosedur, pendanaan optimaalisasisu
dan tidak adanya biaya untuk kesehatan mber
membayar setiap bulan keluarga yang pembiayaan
paling banyak kesehatan
menggunakan
pemerintah.
dana KIS/BPJS
sebanyak 161 KK
(54,8%), Umum
113 KK (38,4%),
Askes sebanyak
16 KK (5,4%),
dan Dana Sehat
sebanyak 4 KK
(1,4%)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatanpemeliharaanrumah b/d
kurangnyapengetahuantentangpemeliharaanrumahdanpenyakit yang
berdampakpadakemampuanpemeliharaanrumah
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan berhubungan dengan
optimaalisasisumber pembiayaan kesehatan pemerintah.
BAB IV
PEMBAHASAN

Praktek Keperawatan komunitas merupakan bagian aplikasi dari


keperawatan komunitas yang diadakan sejak tanggal2 Mei – 27 Mei 2017atau
selama 4 minggu. Praktek Keperawatan komunitas ini merupakan bagian dari
praktek keperawatan yang memiliki beberapa tahapan proses keperawatan, yaitu
proses Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
Keperawatan.
4.1 Pengkajian.
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis,
sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2005).
Berdasarkan rencana, proses pengkajian ini dilakukan dalam waktu 3 hari
atau sejak tanggal 02 Mei – 04 Mei 2017 di Desa Sumberpasirterutama di
wilayah Dusun Gagakasinan. Hasil pengkajian yang didapatkan saat ini
secara keseluruhan adalah jumlah 294 KK dengan jumah jiwa 1017 Jiwa.
Penyakit yang pernah diderita warga desa Sumberpasir dalam 6 bulan
terakhir, terbanyak adalah menderitabatuk pilek sebanyak 116 orang (31,2%).
Dari pengkajian didapatkan data lingkungan (Whinshield survey) berupa
pemukiman yang padat, terdapat beberapa rumah yang tidak memanfaatkan
pekarangan rumah dengan baik.
Dalam melaksanakan proses pengkajian mahasiswa mendapat beberapa faktor
pendukung dan penghambat, antara lain :
1. Faktor pendukung.
Faktor pedukung dalam pengkajian yaitu ketua RT dan kader-kader serta
tokoh masyarakat yang aktif, terdapat masyarakat yang kooperatif.
2. Faktor penghambat.
Dalam tahap pengkajian, kelompok mengalami banyak kendala atau
faktor penghambat antara lain hambatan dalam bahasa, kesulitan
menemui warga pada pagi dan malam hari dikarenakan pada pagi hingga
sore hari warga bekerja, dan pada malam hari warga gunakan untuk
beristirahat, warga tidak berada di tempat saat pendataan, Kesulitan lain
yang dihadapi adalah letak geografis antar RT yang kurang mendukung
dan keterbatasan waktu, area pengkajian yang luas dengan tehnik total
sampling memaksa mahasiswa untuk bekerja ekstra dalam melaksanakan
pendataan (pengkajian), serta faktor budaya, yang mana masih terdapat
beberapa keluarga yang menolak untuk didata dan mahasiswa masih
mendapatkan ketua RT yang kurang aktif.Untuk mengatasi masalah
keterbatasan waktu, mahasiswa berusaha melakukan pengkajian pada
malam hari.

4.2 Perumusan masalah


Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah
yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian (ANA). Jadi diagnosa keperawatan
adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan
masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan
demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan
status kesehatanmasyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin
terjadi (potensial) (Mubarak, 2005).
Setelah dilakukan proses pengkajian di desa sumber ngepoh
mahasiswa menemukan beberapa masalah hambatanpemeliharaanrumah yang
berhubungan dengan
kurangnyapengetahuantentangpemeliharaanrumahdanpenyakit yang
berdampakpadakemampuanpemeliharaanrumah dan kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan berhubungan dengan optimaalisasi sumber pembiayaan
kesehatan pemerintah.
Penapisan masalah keperawatan (prioritas) dilakukan bersama
warga desa sumber ngepoh dalam acara Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) yang dilakukan dalam proses penapisan masalah ini, mahasiswa
masih mendapatkan beberapa faktor pendukung dan penghambat antara lain:
1. Faktor pendukung.
Faktor pendukung yang dalam hal ini yaitu sebagian besar warga
sangat antusias dengan acara yang diadakan, penggunaan media yang
menarik perhatian warga, penguasaan materi yang baik oleh
mahasiswa.
2. Faktor penghambat.
Waktu pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang
dilaksanakan pada waktu malam hari dan tempat pelaksanaan MMD
yang jauh dari rumah warga sehingga jumlah warga yang hadir kurang
dari harapan (undangan, dan begitu pula sebaliknya, hal ini
disebabkan karena sebagian besar tingkat pendidikan warga masih
rendah.

4.3 Perencanaan.
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan
keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun
harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak,
2005).
Rencana tindakan keperawatan komunitas dirumuskan bersama-
sama dengan warga setempat pada waktu pelaksanaan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) di tingkat RT,tingkat RW dan Dusun. Pada proses
ini diperoleh kesepakatan dengan warga yang meliputi waktu, tempat dan
penanggung jawab setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan yang
direncanakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang muncul antara lain
:upaya meningkatkanpengetahuantentangpemeliharaanrumahdanpenyakit
yang berdampakpadakemampuanpemeliharaanrumah melalui pelaksanaan
pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang masalah yang muncul di
masyarakat dan melakukan penanaman toga dan bumbu dapur serta
melakukan kerja bakti, upaya untuk meningkatkan manajemen kesehatan
warga melalui upaya mendatangkan pihak BPJS untuk melakukan sosialisai
tentang sumber pembiayaan kesehatan khususnya BPJS.
Dalam proses perencanaan tindakan keperawatan komunitas ini mahasiswa
masih mendapatkan beberapa faktor pendukung dan penghambat antara lain:
1. Faktor pendukung.
Faktor pendukung yang dalam hal ini yaitu sebagian besar warga sudah
mempunyai kegiatan yang terjadwal sehingga dapat digunakan untuk
tempat memberikan penyuluhan kesehatan, antusias warga yang baik
untuk melakukan kegiatan kebersihan lingkungan dapat mempermudah
proses perencanaan kegiatan, selain itu jadwal kegiatan Posyandu yang ada
dapat mempermudah dalam menentukan waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Faktor penghambat.
Kurangnya pemahaman warga tentang pendanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan membuat warga kurang termotivasi untuk menyampaikan
pendapat tentang rencana yang akan dilakukan hal ini disebabkan karena
sebagian besar tingkat pendidikan warga masih rendah.

Anda mungkin juga menyukai