METABOLISME
Energy debt
Metabolisme secara aerob memerlukan peranan oksigen, kebutuhan akan oksigen dipenuhi
oleh sistem respirasi.
Tujuan sistem respirasi :
1. Memenuhi kebutuhan oksigen untuk proses metabolisme sel
2. Mengeluarkan CO2 sebagai sisa metobisme
Ventilasi
Proses masuk - keluarnya udara dari atmosfir menuju paru - paru ( inspirasi – expirasi )
karena perbedaan tekanan.
Kerja ventilasi dipengaruhi oleh 3 hal :
a. Status Asam – Basa dan kadar O2 dalam darah ( P02 )
b. Kerja sistem syaraf ( kemosensitif sentral dan perifer
- Kemosensitif sentral terletak pada medulla sdg kemosensitif perifer terletak
pada aorta dan badan karotis
- Kemosensitif sentral ( medulla ) hanya sensitif thd perubahan ion H + / PH,
sdg kemosensitif perifer sensitif thd sekali perubahan H +, C02 dan 02
c. Otot – otot pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam proses ventilasi :
1. Kenaikan / penurunan PCO2 dan perubahan Ph dalam darah
Ph, P CO2 ↑ ( hiperkapni )
dalam darah
↓
Kemosensitif sentral & perifer
terstimulasi
↓
Mengirim impuls ke area
insp & eksp di otak
↓
Diteruskan melalui N. IX ( glossopharingeal )
dan N. X ( Vagus )
↓
Diafragma & otot pernafasan
( otot dada )
↓
Hiperventilasi ( pe ↑ frek napas )
↓
Kadar H + dlm darah mjd normal, CO2 menjadi banyak yg terbuang
Sebaliknya bila terjadi hipokapni ( PCO2 rendah )
↓
Hipoksemia.
↓
DaO2 menurun
↓
Hipoksemia
↓
DaO2 menurun
↓
Hipoksia ( kekurangan O2 dlm jaringan )
↓
Hiperventilasi ( frek napas ↑ ).
hipoksia (kekurangan oksigen dlm jaringan ), menyebabkan terjadinya metabolisme
anaerob, sehingga terjadi penumpukan as lactat sbg hasilnya Lactic acidosis.
Difusi
Difusi adalah Pertukaran gas dari alveoli ke pembuluh darah kapiler paru karena
perbedaan tekanan. Perpindahan molekul gas terjadi dari kosentrasi tinggi ( berteka -
nan tinggi ) menuju kosentrasi rendah / tekanan lebih rendah.
Gas Atmosfir Alveolus Arteri Vena Jaringan
PO2 160 105 105 40 40
PCO2 0,3 40 40 45 45
Normal : Kecepatan difusi gas di Alveoli - Kapiler paru adalah 0,25 dtk dari total
waktu inspirasi 0,75 dtk.
Faktor yg mempengaruhi dalam proses difusi :
1. Cardiac Output
Difusi yg baik terjadi bila jumlah ventilasi semenit sebanding dg Cardiac output yg
dihasilkan, sehingga V/ Q = 1.
laju kecepatan aliran sel darah meningkat
↓
waktu difusi menjadi singkat
↓
vol udara yang berdifusi menjadi berkurang
↓
PaO2 menurun
↓
hipoksemia ( kadar oksigen dlm drh rendah ).
Perfusi
Perfusi adalah besarnya volume darah kapiler paru yg melewati membran alveoli,
Lambang ( Q ).
Oksigen hasil difusi diangkut oleh darah menuju sel dan CO2 hasil metabolisme
V : menurun
V/ Q < 1 Ventilasi mengalami penurunan krn adanya
Q : normal gangguan, perfusi normal / adekuat.
Penyebab V/ Q mismathcing :
1. Penurunan vol ruang alveoli
Penurunan vol ruang alveoli menyebabkan vol udara ( TV ) dalam ruang alveoli
menjadi berkurang ( hipoventilasi ).
- pada kasus asthma
- bronchitis
2. Gangguan pada luas daerah untuk perfusi
Gangguan pada luas daerah untuk perfusi menyebabkan vol darah kapiler paru yg
melewati membran alveoli mengalami penurunan.
- emboli paru
- penurunan cardiac output
Beberapa penyebab terjadinya ventilasi yg menurun diantaranya :
- adanya obstruksi jalan napas ( sekret, ataupun sumbatan krn tumor )
- Bronchokontriksi
- Spasme bronchus
- Udema mukosa
- Kerusakan neuromuskular, otot pernapasan shg expansi dada mjd menurun
- Edema paru
- Pneumothorak
- Hematothorak
- Sekret alveolus
Beberapa penyebab terjadinya perfusi yg menurun ( Q ) diantaranya :
- Emboli paru
- Pecahnya arteri pulmo
- Kontriksi kapiler paru
- Obat – obatan vasokontriksi
- Shock sehingga CO menjadi me
- Pemberian PEEP yang terlalu besar shg menyebabkan kapiler paru mjd terjepit.
Transportasi
Oksigen dalam darah terikat / dibawa oleh plasma dan Hb ( hemoglobin ) ;
- O2 dalam plasma dalam bentuk PO2
Saturasi Oksigen ( SaO2 ) adalah kadar oksigen ( % ) yang terikat oleh Hb dalam
2. Suhu Tubuh
Suhu tubuh berpengaruh pada afinitas Hb terhadap oksigen ;
Suhu tubuh meningkat
↓
metabolisme meningkat
↓
oksigen lebih banyak berdifusi ke dalam plasma dibanding dg Hb
( sebaliknya )
Jika VO : 150 ml / mnt, maka suplay O akan dipertahankan sebesar 600 ml / mnt / m
Pada kondisi peningkatan VOyang hebat maka kompensasi tubuh adalah:
a. Menigkatkan DO2 dg jalan menaikan CO ( Cardiac Output )
b. HR menjadi meningkat
c. Ventilasi meningkat ( Hiperventilasi )
d. Produk Hb ditingkatkan
Bila PCO2 di arteri naik PCO2 cairan cerebrospinal juga naik Ph cairan
b. Peningkatan suhu
c. Ph ( Asam )
d. PCO2 ( Hipercarbia / Hiperkapnia )
e. Hipotensi
VENTILATOR MEKANIK
Definisi
Alat Bantu napas secara mekanik yang mampu membantu sebagian dan atau mengambil
alih (seluruh) fungsi pertukaran gas ( ventilasi paru ) untuk mempertahankan hidup.
Indikasi
1. Henti jantung
2. Henti napas ( apnoe )
3. Pasien gagal napas
4. Pasien dg gangguan nps yg tdk bisa diatasi dg pemberian oksigen non invasif
5. Hipoksia yang tak dpt diatasi dengan pemberian oksigen non invasif
6. Asidosis respiratorik yg tdk dpt teratasi dg obat – obatan.
7. Pasien dengan pemberian obat Relaxan otot
8. Anestesi pada pasien OP besar.
9. Penggunaan dengan tujuan untuk menurunkan tekanan intrakranial
Setting Ventilator
1. TV ( Tidal Volume )
Jumlah udara yang masuk paru dalam 1x inspirasi.
Ukuran normal : 10 – 12 ml / kg BB, dimana 1/3 ( 30% ) dari total TV adalah ruang rugi
sehingga tidak terlibat dalam difusi
Setting TV pd ventilator :
- Pasien dg gangguan paru dimulai dari 5 – 8 ml / kg BB
- Pasien dg ARDS dimulai dari 4 – 6 ml / kg BB
- Pasien dg PPOK dimulai dari 5 – 8 ml / kg BB
- Pasien gagal napas dg kondisi paru normal dimulai dari 10 – 12ml / kg BB
2. MV ( Minute Volume )
Total jumlah udara yang masuk paru dalam waktu 1 menit.
MV = TV x RR ( frek napas )
3. RR ( frek napas )
Setting dimulai dari 12 x / mnt
= (600 x 60 ) : 2
= 36000 : 2
= 1800 ml ( 18 L/mnt )
Mode Ventilator
Bantuan Total
Aspek ketergantungan
Bantuan Sebagian
2. Press Control ( PC )
Mode bantuan total dengan target tekanan yang digunakan jika pasien tidak sanggup lagi
memenuhi kebutuhan TV dengan usaha napas sendiri. Mesin mengambil alih seluruh
pertukaran gas / udara ke paru ( fungsi ventilasi paru ).
Identik dengan VC hanya pada PC sasaran mesin adalah memenuhi kebutuhan TV / MV
melalui pemberian tekanan.
Setting :
- IPL - I:E
- RR - Trigger Sensitivity
- PIP - FiO2
- PEEP
3. SIMV ( SYNCHRONIZED INTERMITTEN MANDATORY VENTILATION )
Mode bantuan sebagian melalui pemberian volume ( sperti VC ) dg cara mengikuti irama
napas pasien . Pasien sudah mampu bernapas spontan ( mampu memenuhi kebutuhan TV
dengan usaha napas sendiri ) hanya belum adekuat.
SIMV memberikan bantuan ketika usaha napas spontan memicu mesin ventilator, tetapi
jika usaha napas tidak sanggup memicu mesin, ventilator akan tetap memberikan bantuan
sesuai dg jumlah frek napas ( RR ) yg sudah diatur.
Setting :
- TV / MV - PIP - Trigger Sensitivity
- RR - PEEP - FiO2
4. PS ( Press Suport )
Mode bantuan sebagian dengan target tekanan ( melalui pemberian tekanan ).
Pasien sudah mampu bernapas spontan ( mampu memenuhi kebutuhan TV dengan usaha
napas sendiri ) tetapi belum adekuat.
Mode bantuan PS identik dengan mode bantuan PC, PS memberikan bantuan ketika
usaha napas spontan memicu mesin ventilator sedangkan pada PC tidak.
Pada mode ini RR tidak perlu di setting karena frek napas ditentukan sendiri oleh pasien.
Setting :
- IPL
- PIP
- PEEP
- Trigger Sensitivity
- FiO2
5. SIMV + PS
Mode bantuan gabungan antara SIMV dan mode PS.
Pasien sudah mampu bernapas spontan ( mampu memenuhi kebutuhan TV dengan usaha
napas sendiri ) tetapi belum adekuat.
SIMV memberikan bantuan mengikuti irama napas pasien, aedangkan PS memberikan
bantuan ketika usaha napas spontan memicu mesin.
Setting :
- TV / MV - PIP - FiO2
- RR - PEEP
- IPL - Trigger Sensitivity
6. CPAP
Mode bantuan sebagian melalui pemberian PEEP.
Pasien sudah mampu bernapas spontan ( mampu memenuhi kebutuhan TV dengan usaha
napas sendiri dan komplain paru yg adekuat ).
Setting :
- PEEP
- FiO2
1. CONTROL VENTILATION / VOLUME CONTROL ( V C )
TV ( tidal vol ) : 6 - 8 ml / Kg BB
MV ( Minute Vol ) : TV x RR
RR : Mulai 12 x/mnt , sesuaikan kebutuhan
Ratio I : E : 1 : 2 atau disesuaikan dg kondisi
Trigger Sensitivity : - 2 CmH2O ( sensitive )
4. PRESSURE SUPORT ( PS )
Inspiratory Pressure Level ( IPL ) : 5 - 30 CmH2O, normal 5 CmH2O
7. CPAP
PEEP : 5 – 20 CmH2O, normal 5 CmH2O