Anda di halaman 1dari 2

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kadar gula atau glukosa di dalam darah merupakan faktor penting yang
dapat menyebabkan berbagai penyakit, apabila kadar gula dalam darah terlalu
tinggi maupun terlalu rendah. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu
penyakit yang disebabkan kadar gula dalam darah terlalu tinggi. Penyakit ini
memiliki tingkat komplikasi yang lebih banyak dari penyakit lain. Sehingga
apabila tidak ditangani dengan tepat, akan berakibat fatal terhadap penderita
diabetes melitus seperti gagal ginjal, penyakit jantung, dan kebutaan. Data World
Diabetes Foundation mencatat sejak tahun 2014 hingga tahun 2016 penderita
DM di Indonesia sangat tinggi, yakni mencapai 382 juta jiwa.
Kadar gula dalam darah yang terlalu rendah juga akan sangat berpengaruh
terhadap tubuh manusia. Kondisi tersebut membuat manusia tidak sadarkan diri
bahkan bisa saja memasuki tahapan koma. Oleh karena itu, pentingnya kontrol
kadar gula darah harus selalu dilakukan. Terutama bagi penderita diabetes
melitus yang sangat dianjurkan untuk memonitoring kadar gula minimal 4 kali
dalam sehari.
Diagnosis dini merupakan langkah awal yang dapat mencegah penyakit
bertambah parah, terutama penyakit yang disebabkan kadar gula darah
menurun ataupun meningkat. Pada saat ini, langkah diagnosis terhadap
penderita DM bergantung kepada pengontrolan gula darah yang dapat dilakukan
dengan teknink invasive, yakni dengan menusuk jari penderita DM untuk
mendapatkan sampel darah yang akan diuji. kemudian darah tersebut diproses
dengan suatu alat. hal tersebut yang membuat para penderita DM enggan
melakukan pengontrolan kadar gula dalam darah secara rutin. selain itu, hasil
pengujian menggunakan tekink Invasive memerlukan waktu sekitar 2 jam.
Teknik non-invasive merupakan solusi bagi penderita DM yang enggan
melakukan pengontrolan kadar gula dalam darah secara rutin karena teknik
tersebut tidak memerlukan sampel darah untuk diuji. Sehingga tidak melukai
anggota tubuh penderita. Dewasa ini telah dilakukan berbagai penelitian
terhadap teknik non-invasive. salah satunya yaitu dengan memanfaatkan
fenomena optik berupa penyerapan cahaya pada panjang gelombang spesifik gula
darah (cahaya tampak 534 nm dan inframerah 939 sampai 2326 nm). Pada teknik
ini, kadar gula dalam darah akan mempengaruhi besarnya penyerapan cahaya
(Jonathan,2016). Adanya alat pengukur kadar gula dalam darah dengan
menggunakan teknik tersebut diharapkan dapat mempermudah dalam
pengontrolan kadar gulah darah secara non-invasive, terutama bagi penderita
DM. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas jurnal dengan judul
“SISTEM INSTRUMENTASI ALAT UKUR KADAR GULA DARAH NON INVASIVE
BERBASISKAN ARDUINO”.

1.2 Rumusan Masalah


Pengukuran kadar gula darah secara invasive dinilai tidak efisien waktu.
Untuk itu dibuat suatu alat pengukur kadar gula dengan teknik non-invasive.
Alat ini menggunakan sensor photodiode dan LED 1600L serta dikontrol melalui
sistem android.

1.3 Batasan Masalah


Pada pembuatan alat pengukur kadar gula darah secara non-invasive, akan
dibatasi pada:
1. Penggunaaan sensor pada alat ini harus bisa menutup rapat jari tangan
tanpa ada rongga antara sensor dan jari tangan.
2. Tidak dibahas lebih lanjut mengenai glukosa baik proses fisika maupun
proses kimia.
3. Alat ini hanya mampu mendeteksi kadar gula dalam darah, dengan
penyinaran pada jari tangan yang tidak tertutup oleh lapisan lain seperti
cat kuku.

1.4 Tujuan Penelitian


1. Membuat suatu perangkat keras optik untuk mengukur kadar gula dalam
darah secara non-invasive menggunkan sensor photodiode dan arduino.
2. Mendeteksi kelainan kadar gula dalam darah dan pengaruhnya terhadap
aktivitas

1.5 Manfaat Penelitian


1. Alat yang dibuat diharapkan dapat digunakan untuk mendeteksi kadar
gula dalam darah pada manusia secara non-invasive dan murah.
2. Mengurangi reagen dan rasa nyeri yang dialami pasien saat pengambilan
sampel darah.
3. Alat dapat mengetahui kadar gula dalam darah secara cepat.

Anda mungkin juga menyukai