Menurut (Nada, 2007) Hernia adalah protusi (penonjolan) ruas organ , isi organ ataupun
jaringan melalui bagian lemah dari dindingrongga yang bersangkutan atau lubang abnormal.
Sedangkan menurut Mutakin (2011), hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur
melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut.
Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang
terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke
Istilah hernia berasal dari bahasa Latin yaitu herniae yang berarti penonjolan isi suatu
rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah
itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah
perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala, 2009).
Menurut Jennifer (2007) hernia adalah protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
a. Anatomi
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritonium, isi hernia yang
biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ ekstraperitoneal seperti ovarium,
appendiks divertikel dan buli-buli. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi kantong hernia
yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ-organ lain misalnya paru dan sebagainya
(Martini, H, 2001).
b. Fisiologi
1. Krista illika berfungsi sebagai penopang seikum dan sebelah depan menyentuh kolon desendes.
2. Mukulus obliges externus abdominus fungsinya adalah mengencangkan dan melindunngi organ
intra abdomen.
3. Saluran ingunialis atau lingkaran ingunialis berfungsi sbagai tempat berjalan tali mani (funukulus
spermatikus) pada pria dan ligamen bundar dari uterus pada wanita dan juga beberapa urat saraf
4. Liena alba atau garis putih berfungsi memisahkan otot relatus abdominus.
5. Tembuk lubang dalam atau internal berfungsi sebagai tempat pada fosia otot tranfersal dimana tali
mani masuk melintasi salura ingunial, tembuk lubang tepi atau external adalah tempat di dalam
abdominal oblik external dimana tali mani muncul atau turun ke lipat paha atau masuk skrotum.
6. Vena safena magma yang panjang fungsinya untuk mengalirkan darah kotor dari seluruh tubuh ke
jantung.
3. Etiologi
a. Batuk
c. Tekanan intra abdomen yang meningkatkan secara kronis seperti batuk kronik, hipertrofi prostat,
d. Kelemahan otot dinding perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.
4. Klasifikasi
Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia, berikut ini penjelasannya:
1) Hernia inguinal
a) Indirek/ lateralis
Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda spermatikus melalui kanalis
inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria dibanding wanita. Umumnya pasien mengeluh adanya
benjolan pada selangkangan dan bias mengecil atau menghilang saat tidur.
b) Direk/ medialis
Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot. Hernia ini disebut dierk karena
langsung menuju anulus inguinalis eksterna sehingga meskipun annulus inguinalis interna ditekan
2) Femoral
Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum terjadi pada wanita dari pada pria.
Ini mulai sebagai penyumbatan lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara bertahap
menarik peritonium dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk kedalam kantung.
3) Umbilikal
Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan
abdominal Ini biasanya terjadi pada klien gemuk atau wanita multipara.
4) Insisional
Batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut lemah.
Yaitu bila isi hernia bisa keluar dan masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi
jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus.
2) Hernia ireponibel
Yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga. Ini biasanya terjadi karena
perlengketan isi kantong pada peritonium kantung hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta.
3) Hernia strangulata
Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata berarti isi kantong terperangkap
dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibatnya berupa gangguan vaskularisasi.
Hernia strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak mendapat
5. Manifestasi Klinis
Menurut Heather Herdman (2012), tanda dan gejala yang sering muncul pada pasien hernia adalah
a. Berupa benjolan keluar masuk/ keras dan yang tersering tampak benjolan dilipat paha.
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai perasaan mual.
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila lelah adakomplikasi
d. Bila terjadi hernia inguinalis strangulata kulit diatasnya menjadi merah dan panas serta terasa sakit
e. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan gajala
Sedangkan menurut Long (1996), gejala klinis yang mungkin timbul setelah dilakukan operasi :
a. Nyeri
b. Peradangan
c. Edema
d. Pendarahan
f. Retensi urin
Pathway
6. Komplikasi
a. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak
dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut hernia inguinalis irreponibilis. Pada keadaan ini
belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersering menyebabkan
keadaanirreponibilis adalh omentum, karena mudah melekat pada dinding hernia dan isinya dapat
menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak. Usus besar lebih sering menyebabkan irreponibilis
menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan vaskuler (proses strangulasi).
Keadaan ini disebut hernia inguinalis strangulata.Pada keadaan strangulata akan timbul gejala
illeus, yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi. Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat
dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah dan pasien menjadi gelisah
7. Penatalaksanaan Medis
2) Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia
dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu
dipotong.
3) Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang
terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus abdominus
ke ligamen inguinal.
1) Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan menuju
2) Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 menit
di evaluasi kembali.
3) Celana penyangga
4) Istirahat baring
5) Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya asetaminofen, antibiotic untuk
6) Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang
dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi,
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekrjaan, no register, diagnosa medis,
2) Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien mengejar, menangis, berdiri, mual
– mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini menciptakan gejala klinis yang khas pada penderita
HIL
Biasanya px dengan HIL akan mengalami penyakit kronis sebelumnya. Missal : adanya batuk
kronis, gangguan proses kencing (BPH). Kontipasi kronis, ascites yang semuanya itu merupakan
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di selangkangan / di daerah lipatan pada
benjolan itu timbul bila penderita berdiri lama, menangis, mengejar waktu defekasi atau miksi
mengangkat benda berat dsb, sehingga ditemukan rasa nyeri pada benjolan tersebut. Selain itu juga
di dapatkan adanya gejala lain seperti mual dan muntah akibat dari peningkatan tekanan intra
abdominal.
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit HIL atau penyakit menular lainnya.
6) Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan laboratorium : Analisa darah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal
hemostasis, dan jumlah leukosit. Analisis urin untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing.
c. Pemeriksaan penunjang
Foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru. Pemeriksaan ECG, dilakukan pada
2. Diagnosa Keperawatan
-Kolaborasi dalam
therapy.
2. Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan -Monitor tanda dan gej
dengan luka operasi diharapkan diharapkan tidak ada resiko sistemik dan lokal
infeksi.
-Tanda dan gejala infeksi tidak ada -Monitor kerentanan
-Jumlah leukosit dalam batas normal penyakit menular
-Menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi
-Inspeksi kondisi luka
bedah
-Monitor perubahan
(frekuensi,konsisten,volum
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA Intervention
Project, Mosby.
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2002, Nursing Interventions Classification (NIC) second Edition, IOWA
Smeltzer, Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddart. Edisi 8. Volume 2.
Jakarta, EGC