MUDAHNYA MEMBUAT
PROPOSAL SKRIPSI
BIDANG EPIDEMIOLOGI
© MT PUBLISHING SAMARINDA
All right reserved
Penulis :
SISWANTO, M.Kes
Desain :
Totok
Editor :
Pujiati
2
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 3
Sepatah Kata 4
Kata Pengantar 6
Pendahuluan 11
BAB 1 Apa Itu Skripsi 19
BAB 2 Bagaimana Membuat Skripsi 24
BAB 3 Membuat BAB 1 Latar Belakang 29
Tahap-tahap Persiapan 19
Membuat BAB 1 Latar Belakang 25
BAB 4 Apa Yang Mesti Dilakukan Untuk Membuat BAB 2 41
BAB 5 Hal yang Mesti Dilakukan di BAB 3 46
Membuat Desain Penelitian 62
Penentuan Jumlah Sampel 82
Membuat definisi operasional dan instrumen yang selaras
BAB 6 Hal Yang Perlu Diperhatikan 137
Membuat analisa hasil penelitian untuk pembahasan
Penutup 167
Daftar Pustaka 168
3
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Sepatah kata
Belajar dari kehidupan yang ada, ibarat mengambil segelas air dari dalam
lautan. Semakin mencoba untuk difahami, semakin tidak dimengerti. Saat ini, setahu
Saya, bahwa hanya sedikit hal yang saya ketahui. Dan Saya mengetahui, bahwa
masih banyak hal yang saya tidak ketahui. Serta saya tidak tahu, hal-hal yang saya
tidak ketahui. Ibarat sebuah gambar yang tampak seperti mahkota yang ternyata
jengger ayam yang dilihat dari alam semesta yang besar dan luas. (Robert Angkasa,
Leadership Seminar, Surabaya, Maret 2013)
Dengan memegang prinsip “Tidak ada yang tidak mungkin bila kita bekerja
bersama Tuhan”, maka mulailah melakukan sesuatu dengan prinsip “Selesaikan apa
yang sudah Anda mulai”, lakukan terus dan “Jangan pernah menyerah”, dan fahami
bahwa “People don’t care how much you know until they know how much you care”,
mencoba untuk menjalani hidup ini dengan berusaha menjadi diri yang terbaik setiap
harinya.
Kupersembahkan karya ini untuk anak-anakku tersayang :
· Muhammad Raihan Nur Razan
· Muhammad Alif Nur Rohim
· Muhammad Yasin Hilmi Nur Rohman
· Raudhatun Nisya
· Adinda Madhuri
Semoga menjadi inspirasi dan motivasi, untuk selalu berkarya, dengan
melakukan yang terbaik untuk orang banyak dan selalu Bersedekah dengan ilmu
yang bermanfaat
4
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Kata Pengantar
Alhamdulillahi Robbil 'Alamin, segala puji bagi Allah SWT. Puji Syukur
kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat
dan hidayah serta ridho NYA kepada hamba-hamba-Nya serta Shalawat dan
salam kami haturkan ke junjungan kami Rasulullah SAW. yang telah berjasa
menghantarkan umat manusia menuju pencapaian akhlak yang mulia.
Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada para Nabi dan para
Waliyullah, keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir
zaman.
Buku yang berjudul “ Mudahnya Membuat Proposal Skripsi Bidang
Epidemiologi” dibuat dengan tujuan membantu mahasiswa semester akhir dalam
proses penyuusunan skripsi / tugas akhir dan menjadi Berkah ilmu yang bermanfaat,
untuk amal jariyah, Semoga bermanfaat bagi semua orang yang memanfaatkannya.
Aamiin. Dalam penyusunannya, Beberapa sumber bahan penulisan ini
diambil dari beberapa buku, internet dengan bantuan google search dan
pengalaman penulis selama membimbing KTI (Karya Tulis Ilmiah) siswa
sejak tahun 1997 dan membimbing mahasiswa praktik lapangan sejak
tahun 2000 dan pengalaman selama menjadi dosen. Buku ini
mengkompilasi pengalaman penulis dengan bantuan sistim Network 21
dan bahan-bahan yang berkaitan dengan topik buku ini, dari berbagai
sumber.
Namun, beruntung sekali ada pihak-pihak (sumber bahan bacaan yang
tidak bisa disebutkan semua) yang bersedia membantu kelancaran dalam penyusunan
buku ini. Oleh karena itu, dengan tulus, kami ucapkan terima kasih kepada segenap
pihak yang telah membantu kami khususnya yang menjadi sumber bacaan dalam
buku ini. Kami juga mengalami beberapa kendala dan hambatan dalam
proses penyusunannya karena tidak semua literatur persis, sesuai
keinginan penulis.
5
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Buku yang dibuat saat menjabat Kepala Bidang Keperawatan RSI tahun 2002 - 2004
- Buku SAK (Standar Asuhan Keperawatan) dipergunakan di Ruang perawatan
RS Islam
- Buku Juknis pengisian rekam medis MPKP (Model Praktek Keperawatan
6
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Maret, 2013
Penyusun
7
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Pendahuluan
Fenomena yang paling takuti mahasiswa terjadi dari dulu hingga saat ini pada
mahasiswa di semester akhir di semua Universitas adalah membuat SKRIPSI, hal
yang menjadi momok dan menakutkan. Berdasarkan pengamatan penulis, sejak
memulai membuat skripsi tahun 1996, sebagian besar mahasiswa selalu mencari
judul penelitian untuk skripsinya dan bukan topik masalahnya sehingga seringkali
mengalami kesulitan dalam proses konsultasi awal karena terkadang judul tidak
sesuai dengan data masalahnya (tidak evidence base). Sudah banyak mahasiswa
semester akhir yang mengkonsultasikan judul penelitiannya ke dosen pembimbing
dan hasilnya terkadang mesti mengubah judul skripsinya.
Seringkali terjadi, mahasiswa mesti berganti-ganti judul hingga beberapa kali
ketika konsultasi dan terkadang mahasiswa bertanya pda rekannya sesama mahasiswa
yang sama-sama kurang mengetahui dan memahami tentang skripsi. Hal ini membuat
para mahasiswa menjadi kebingungan dan stress serta GALAU.
Menyikapi hal ini maka perlu solusi yang tepat dan efektif, bagaimana agar
judul proposal penelitian tidak berganti-ganti ketika konsultasi ? perlu diketahui, Ada
beberapa tahapan yang mesti dilakukan mahasiswa dalam membuat proposal skripsi
khususnya bidang Epidemiologi (metode ini, bisa diterapkan juga pada disiplin ilmu
lainnya seperti ekonomi, kehutanan, industri, pendidikan selain Kesehatan
Masyarakat ketika membuat proposal skripsi).
Tahap membuat skripsi epidemiologi yang Penulis sarankan adalah :
1. Mencari Tema / topik penelitian dari variabel Dependen (sebaiknya tema /
topik penelitian berawal dari sebuah masalah / fenomena yang terjadi saat ini atau
sedang trend saat ini (Current Issue)). Jangan mencari judul tetapi mencari
masalah yang terjadi karena berdasarkan pemahaman tentang EPIDEMIOLOGI
APLIKATIF dari 1 topik masalah (yang evidence base) dapat dibuat puluhan
bahkan bisa mencapai 100 judul penelitian dengan beda fokus variabel
independennya dan metode / disain penelitiannya serta tempatnya penelitiannya.
8
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Contoh : masalah penyakit Demam Berdarah Dengue yang terjadi di kota X (kota
Endemis DBD).
Dari topik masalah DBD ini bisa dicermati determinan atau hal yang menjadi
Faktor Risiko, Faktor Pencetus timbulnya permasalahan DBD dan Faktor Pendorong
berkurangnya masalah DBD di Kota Tersebut dan hal ini bisa dilihat dari sudut
pandang segitiga Epidemiologi, yaitu :
Dari sudut pandang AGENT atau AGENT PENYAKIT / Penyebab permasalahan
kesehatannya yaitu vektor dari DBD (jentik dan nyamuk), hal ini bisa diteliti
keberadaan jentik dan nyamuknya berdasarkan tempat habitatnya seperti keberadaan
jentik yaitu Breeding Place (tempat perindukannya), keberadaan nyamuk yaitu
Resting Place (tempat peristirahatannya) dan Feeding Place (tempat makanannya),
kemudian dilihat hubungan kedua variabel tersebut maka proposal penelitian yang
bisa di rekomendasikan adalah “Hubungan antara keberadaan Breeding Place
dengan kejadian DBD di kota X endemis DBD” atau “Hubungan antara
keberadaan Resting Place dengan kejadian DBD di kota X endemis DBD” atau
“Hubungan antara keberadaan Feeding Place dengan kejadian DBD di kota X
endemis DBD”. Atau analisis breeding Place nyamuk Aedes Aygipty dan Aedes
Albopictus wilayah endemis di kota X. Atau kajian Resting dan Feeding place
nyamuk Aedes Albopictus vektor penyakit DBD di perkebunan kelapa sawit.
Dapat juga di rekomendasikan langsung pada tempat perindukannya yaitu
“hubungan antara Keberadaan Jentik Aedes Aygipty pada TPA (Tempat
Penampungan Air) di dalam dan luar rumah dan Kajian Angka Bebas Jentik
terhadap kejadian DBD di kota X. selain itu, judul lain berkaitan dengan program
pencegahan DBD yaitu “Pengaruh pelaksanaan 3 M, penanaman tanaman
pengusir nyamuk dan abatisasi dengan kejadian DBD di daerah endemis” atau
“kajian terapan program surveilans dengan kejadian DBD” atau “efektifitas
abatisasi pada daerah rawa dengan penurunan kejadian DBD di daerah
endemis”.
Atau pengaruh penanganan breeding place secara alami dan kimiawi
9
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
10
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
11
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
4. Mencari teori-teori dan atau hasil penelitian yang mendukung penelitian tersebut
Dan kemudian secara teknis awalnya bisa mengikuti panduan singkat ini.
Panduan Teknis membuat proposal Skripsi Epidemiologi yaitu :
- Mencari topik permasalahan penelitian yang ada (bagaimana menentukan
masalah kesehatan/trend/current issue)
- Membaca minimal 5 skripsi yang sama dengan topik masalah / penelitian (bila
meneliti tentang Malaria, sebaiknya membaca skripsi penelitian tentang Malaria,
dengan metode penelitian apapun. Yang terpenting topik masalah penelitian adalah
tentang penyakit Malaria).
- Membaca minimal 5 skripsi yang sama dengan metode penelitian (bila meneliti
dengan metode Case Control, sebaiknya membaca skripsi penelitian yang
menggunakan metode penelitian Case Control. Walaupun topik masalahnya berbeda-
beda seperti penelitian Malaria, DBD, Jantung, KLL (Kecelakaan Lalu Lintas), yang
terpenting, metode penelitiannya menggunakan metode Case Control)
- Membuat latar belakang dengan pemikiran sendiri (sebaiknya ditulis dengan
kata-kata atau kalimat sendiri tanpa menggunakan literatur)
- Membuat folder Literatur yang berisi tentang Topik penelitian, Proposal dan
Hasil Skripsi
NB : sebaiknya, saat membaca buku ini, bila ada inspirasi topik atau metode dapat
sambil ditulis dikertas biasa agar ide anda tidak hilang atau terlupakan. Dan lanjutkan
membaca buku ini. Saya yakin, bila hal ini dilakukan, ide anda akan banyak yang
anda tulis dikertas anda. Akan banyak pilihan untuk skripsi anda. Lakukan dan jangan
dipikirkan dan dianalisa.
12
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
FOLDER FOLDER
FOLDER
PROPOSAL HASIL
TOPIK
Semua literatur Semua literatur
Semua literatur data yang data yang
data yang dipergunakan dipergunakan di
berkaitan di Proposal di
Proposal di
dengan topik kumpulkan
difolder ini dan kumpulkan
masalah di difolder ini
dimasukkan ke
kumpulkan dalam Daftar
difolder ini Pustaka Dan dimasukkan
Proposal ke dalam Daftar
Pustaka Hasil
Secara prinsip, literatur pada Scanning folder topik selalu lebih banyak dari pada
Hasil dan Proposal
6. Scanning Literatur / Mencari literatur (dikumpulkan dalam folder topik
masalah)
7. Screening Literatur / Menskrining / memilah literatur yang sesuai dengan
proposal
8. Screening Literatur / Menskrining / memilah literatur yang sesuai dengan hasil
dan pembahasan (skripsi)
Dalam pembuatan sebuah proposal ada beberapa hal yang biasanya dibuat secara detil
yaitu :
· Penjabaran mendetail mengenai tujuan penelitian.
· Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan penelitian
tersebut.
· Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses penelitian sehingga mencapai
tujuan yang ingin dicapai.
13
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Skripsi dapat diartikan sebagai karya tulis yang disusun oleh seorang
mahasiswa yang telah menyelesaikan jumlah SKS yang disyaratkan, dengan
dibimbing oleh dosen pembimbing, sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai
gelar pendidiksan S1 (Sarjana). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
skripsi adalah karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan
pendidikan akademis. Dimana, buat sebagian mahasiswa, skripsi adalah sesuatu yang
lumrah dan wajib. Tetapi buat sebagian mahasiswa yang lain, skripsi bisa jadi momok
yang terus menghantui dan menjadi mimpi buruk yang menakutkan.
Tujuan dalam penulisan skripsi adalah memberikan pemahaman terhadap
mahasiswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan
membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan
terstruktur. Banyak mahasiswa yang merasa bahwa skripsi hanya “ditujukan” untuk
mahasiswa-mahasiswa dengan kecerdasan di atas rata-rata. Penulisan skripsi adalah
kombinasi antara kemauan, rencana, kerja keras dan relationships yang baik. Dimana,
Kesuksesan dalam menulis skripsi tidak selalu sejalan dengan tingkat kepintaran atau
tinggi / rendahnya IPK mahasiswa yang bersangkutan. Seringkali terjadi mahasiswa
dengan kecerdasan rata-rata lebih cepat menyelesaikan skripsinya daripada
mahasiswa yang di atas rata-rata. Bahkan mahasiswa yang tidak disangka-sangka
dalam kesehariannya dikampus (contohnya mahasiswa yang tampak pendiam dikelas)
ternyata bisa menyelesaikan skripsi lebih cepat.
Masalah yang juga sering terjadi adalah seringkali mahasiswa konsultasi dan
datang berbicara ngalor ngidul pada saat konsultasi tanpa arah, topik yang jelas dan
membawa topik skripsi yang terlalu muluk dan meluas. Padahal, untuk tataran
mahasiswa S1, skripsi sejatinya adalah belajar melakukan penelitian dan menyusun
laporan menurut kaidah keilmiahan yang baku. Skripsi bukan untuk menemukan teori
baru atau memberikan kontribusi ilmiah. Karenanya, untuk mahasiswa S1 sebenarnya
replikasi adalah sudah cukup.
14
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian yang ada,
secara umum, terbagi dalam dua pendekatan yang berbeda : pendekatan saintifik dan
pendekatan naturalis. Pendekatan saintifik (scientific approach) biasanya mempunyai
struktur teori yang jelas, ada pengujian kuantitif (statistik), dan juga menolak
grounded theory. Sebaliknya, pendekatan naturalis (naturalist approach) umumnya
tidak menggunakan struktur karena bertujuan untuk menemukan teori dan hipotesis
dijelaskan hanya secara implisit, lebih banyak menggunakan metode eksploratori
(mengekslorasi teori), dan sejalan dengan grounded theory.
Manakah yang lebih baik antara kedua pendekatan tersebut ? Semua
pendekatan, sama saja. Pendekatan satu dengan pendekatan lain bersifat saling
melengkapi satu sama lain (komplementer). Jadi, tidak perlu diragukan jika Anda
mengacu pada pendekatan yang satu, sementara teman Anda menggunakan
pendekatan yang lain. Juga, tidak perlu khawatir jika menggunakan pendekatan
tertentu akan menghasilkan nilai yang lebih baik / buruk daripada menggunakan
pendekatan yang lain.
Oleh karenanya, Isi dari penulisan skripsi diharapkan memenuhi aspek-aspek
sebagai berikut :
1. Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.
2. Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3. Masalah dibatasi, sesempit mungkin.
Dimana, beberapa pemahaman penelitian ini, terkadang difahami secara
berbeda setiap mahasiswa. Penelitian merupakan suatu kata yang berasal dari kata
‘teliti’, yang artinya sesuatu yang dilakukan dengan cermat dan tidak sembrono /
gegabah dan hati-hati. Dalam pengertian ini, penelitian merupakan suatu proses
pekerjaan yang dilakukan dengan cermat, hati-hati untuk memperoleh suatu hasil
yang diinginkan. Di lain hal bahwa penelitian diterjemahkan dari kata research yang
berasal dari kata re artinya ‘kembali’ dan search artinya ‘mencari’.
Berdasarkan beberapa pemahaman ‘penelitian’ dapat diartikan sebagai suatu
pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan
15
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum. Penelitian dapat juga diartikan
sebagai transformasi yang terkendali atau terarah dari situasi yang dikenal dari
kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsur
dari situasi orisinil menjadi keseluruhan yang bersatu-padu. Penelitian sebagai sebuah
metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis.
Agar suatu metode yang digunakan dalam suatu penelitian disebut metode ilmiah,
hendaknya memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta; keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam
penelitian dan yang dikumpulkan maupun yang dianalisis harus berdasarkan
fakta yang nyata / realita.
2. Bebas dari prasangka; metode ilmiah harus bebas dari prasangka buruk.
3. Menggunakan prinsip analisa; semua masalah harus dicari sebab-akibat serta
pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis dan sesuai. Fakta-
fakta yang mendukung tidak dibiarkan mentah saja, tapi dianalisa secara
cermat dan seksama.
4. Menggunakan Hipotesa; hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap
permasalahan penelitian. Hipotesa merupakan pegangan untuk menentukan
jalannya pikiran peneliti, yang nantinya akan dibuktikan melalui data
lapangan dengan menggunakan alat bantu.
5. Menggunakan ukuran objektif; kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan
dalam ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh diterka-terka menurut
kehendak peneliti, tetapi hendaknya semua dilakukan secara objektif dan
fikiran yang waras dan rasional.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi; semua pengukuran data hendaknya
menggunakan ukuran kuantitatif, kecuali kualitatif yang tidak dapat
dikuantifikasikan dan umumnya yang tidak bersifat kuantitatif hendaknya
dikuantitatifkan.
16
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Dalam membuat proposal skripsi ada beberapa hal yang Perlu Anda Lakukan :
Siapkan Diri. Hal pertama yang wajib dilakukan adalah persiapan dari diri Anda
sendiri. Niatkan kepada Tuhan bahwa Anda ingin menyelesaikan studi / kuliah anda
dengan membuat skripsi. Persiapkan segalanya dengan baik. Lakukan dengan penuh
kesungguhan dan harus ada kesediaan untuk menghadapi kendala / tantangan /
hambatan seberat apapun.
Minta Doa Restu. doa restu orang tua adalah hal terpenting. Kalau Anda tinggal
bersama orang tua, komuikasikan dan mintalah pengertian kepada mereka dan
anggota keluarga lainnya bahwa selama beberapa waktu ke depan Anda akan
konsentrasi untuk menulis skripsi. Kalau Anda tinggal di kos-kosan, komunikasikan
dan minta pengertian dengan teman-teman lain.
Buat Time Table. Ini penting agar penulisan skripsi tidak terlalu time-consuming.
Buat planning yang jelas mengenai kapan Anda mencari referensi, kapan Anda harus
mendapatkan topik penelitian, judul, kapan Anda melakukan bimbingan / konsultasi,
juga target waktu kapan proposal dan skripsi harus sudah benar-benar selesai.
Bagan 2 time schedule penelitian saya
Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
Topik penelitian, konsultasi, membuat proposal X
Maju seminar proposal, revisi proposal X
Mengambil data di lokasi penelitian X X
Membuat hasil penelitian, persiapan maju seminar X X
hasil dan pendadaran
17
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Anda karena aktivitas dosen bukan hanya membimbing anda tetapi ada aktivitas lain
sesuai dengan Tridharma perguruan tinggi yaitu Pengajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat serta kehidupan pribadinya. Selalu bersikaplah proaktif.
Mulai dari mencari topik, mengumpulkan bahan, “mengejar” untuk konsultasi
bimbingan, belajar communication skill agar anda mudah berurusan dalam konsultasi
dan seterusnya.
Be Flexible. Skripsi mempunyai tingkat “ketidakpastian” tinggi. Bisa saja skripsi
anda sudah setengah jalan tetapi dosen pembimbing meminta Anda untuk mengganti
topic (hal ini memang jarang dilakukan). Yang mungkin anda temui seperti Tidak
jarang dosen Anda tiba-tiba membatalkan janji untuk bimbingan pada waktu yang
sudah disepakati sebelumnya karena adanya urusan mendesak. Terkadang Anda
merasa bahwa kesimpulan / penelitian Anda sudah benar, tetapi dosen Anda merasa
sebaliknya. Jadi, tetaplah fleksibel dan tidak usah merasa sakit hati dengan hal-hal
yang demikian.
Jujur. Sebaiknya jangan menggunakan jasa “pihak ketiga” yang akan membantu
membuatkan skripsi untuk Anda atau menolong dalam mengolah data. Skripsi adalah
buah tangan dan hasil karya Anda sendiri. Kalau dalam perjalanannya Anda benar-
benar tidak tahu atau menghadapi kesulitan dan kendala besar, sampaikan saja kepada
dosen pembimbing Anda. Kalau disampaikan dengan tulus, pastilah dengan senang
hati ia akan membantu Anda untuk mencari solusi terbaik buat anda.
Siapkan Dana. Skripsi jelas menghabiskan dana yang cukup lumayan (dengan
asumsi tidak ada sponsorships / bantuan beasiswa). Mulai dari akses internet, biaya
cetak mencetak, ongkos untuk membeli souvenir bagi responden penelitian, biaya
transportasi menuju tempat responden atau lokasi penelitian, biaya telekomunikasi,
biaya makan dan sebagainya. Jangan sampai penulisan skripsi macet hanya karena
kehabisan dana yang tidak sesuai budget anda.
18
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Tahap-tahap Persiapan
Kalau Anda beruntung, bisa saja dosen pembimbing anda sudah memiliki
topik dan menawarkan judul skripsi ke Anda. Biasanya, dosen pembimbing anda
sedang terlibat dalam proyek penelitian dan Anda akan “ditarik” masuk ke dalamnya.
Kalau sudah begini, penulisan skripsi jauh lebih mudah dan (dijamin) lancar karena
segalanya akan dibantu dan disiapkan oleh dosen pembimbing.
Sayangnya, kebanyakan mahasiswa tidak memiliki keberuntungan semacam
itu. Mayoritas mahasiswa, seperti ditulis sebelumnya, harus bersikap proaktif sedari
awal. Jadi, persiapan sedari awal adalah sesuatu yang mutlak diperlukan. Idealnya,
skripsi disiapkan satu-dua semester sebelum waktu terjadwal (bukan pada saat
mendekati ujian skripsi atau mendekati waktu untuk wisuda. Karena hal ini sering
terjadi, kebanyakan mahasiswa mulai termotivasi saat waktu wisuda sudah dekat).
Satu semester tersebut bisa dilakukan untuk mencari referensi,
mengumpulkan bahan, memilih topik dan alternatif topik, hingga menyusun proposal
dan melakukan bimbingan informal. Dan semester selanjutnya persiapan maju
proposal, bimbingan perbaikan proposal dan turun lapangan untuk melakukan
penelitian. Kemudian konsultasi bimbingan hasil penelitian dan seminar hasil
penelitian.
Dalam mencari referensi / bahan acuan, sebaiknya memilih jurnal / paper
yang mengandung unsur kekinian (Up to date / 5 – 10 tahun sebelumnya) dan
diterbitkan oleh jurnal yang terakreditasi. Jurnal-jurnal berbahasa asing juga bisa
menjadi pilihan untuk melengkaoi literatur anda. Kalau Anda mereplikasi jurnal /
paper yang berkelas, maka bisa dipastikan skripsi Anda pun akan cukup berkualitas.
Unsur kekinian juga perlu diperhatikan. Pertama, topik-topik baru lebih disukai dan
lebih menarik, bahkan bagi dosen pembimbing/penguji. Kalau Anda mereplikasi
topik-topik lama (dibawah 5 sampai 10 tahun), penguji biasanya sudah “hafal di luar
kepala” sehingga akan sangat mudah untuk menjatuhkan Anda pada ujian skripsi
nantinya. Jangan lupa untuk tidak mengambil referensi dari Blogspot di internet,
sebaiknya jurnal dari website yang diakui.
19
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Kedua, jurnal / paper yang terbit dalam waktu 10 tahun terakhir, biasanya mengacu
pada referensi yang terbit 5-10 tahun sebelumnya. Yakinlah bahwa mencari dan
menelusur referensi yang terbit tahun sepuluh-dua puluh tahun terakhir jauh lebih
mudah daripada melacak referensi lebih dari 20 tahun sebelumnya seperti literatur
tahun 1970-1980.
Salah satu tahap persiapan yang penting lagi adalah penulisan proposal. Tentu
saja proposal tidak selalu harus ditulis secara “baku”. Bisa saja ditulis secara garis
besar (pointer) saja untuk direvisi kemudian (tahap awal sebaiknya lakukan hal ini
untuk memudahkan anda menelusuri benang merah penelitian anda. Proposal ini
akan menjadi guidance Anda selama penulisan skripsi agar tidak terlalu keluar jalur
nantinya. Proposal juga bisa menjadi alat bantu yang akan digunakan ketika Anda
mengajukan topik / judul kepada dosen pembimbing Anda. Proposal yang bagus bisa
menjadi indikator yang baik bahwa Anda adalah mahasiswa yang serius dan benar-
benar berkomitmen untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.
Biasanya, setiap fakultas / universitas sudah membuat dan menerbitkan acuan
/ pedoman penulisan skripsi dan hasil penelitian yang baku. Mulai dari penyusunan
konten, tebal halaman, jenis kertas dan sampul, hingga ukuran / jenis huruf dan spasi
yang digunakan. Akan tetapi, secara umum format hasil penelitian dibagi ke dalam
beberapa bagian sebagai berikut.
Pendahuluan. Bagian pertama ini menjelaskan tentang isu penelitian, urgensi dan
motivasi yang melandasi penelitian tersebut dilakukan, tujuan yang diharapkan dapat
tercapai melalui penelitian ini, dan kontribusi yang akan diberikan dari penelitian ini.
Pengkajian Teori & Pengembangan Hipotesis. Setelah latar belakang penelitian
dipaparkan jelas di bab pertama, kemudian dilanjutkan dengan kaji teori dan
pengembangan hipotesis. Pastikan bahwa bagian ini align juga dengan bagian
sebelumnya. Mengingat banyak juga mahasiswa yang “gagal” menyusun alignment
ini. Akibatnya, skripsinya terasa kurang make sense dan tidak nyambung.
Metodologi Penelitian. Berisi penjelasan tentang data yang digunakan, pemodelan
empiris yang dipakai, tipe dan rancangan sampel, bagaimana menyeleksi data dan
20
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
karakter data yang digunakan, model penelitian yang diacu, pengujian validitas dan
reliabilitas dan lain sebagainya.
Hasil Penelitian. Bagian ini memaparkan hasil pengujian hipotesis, biasanya
meliputi hasil pengolahan secara statistik dan diterima / tidaknya hipotesis yang
diajukan dan Keterbatasan penelitian
Penutup. Berisi ringkasan, kesimpulan, diskusi, dan saran. Hasil penelitian harus
disarikan dan didiskusikan mengapa hasil yang diperoleh begini dan begitu. Anda
juga harus menyimpulkan keberhasilan tujuan riset yang dapat dicapai, manakah
hipotesis yang didukung / ditolak, keterbatasan apa saja yang mengganggu, juga
saran-saran untuk penelitian mendatang akibat dari keterbatasan yang dijumpai pada
penelitian ini.
21
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Prolog. Berupa kalimat tentang Variabel Dependen atau hal yang akan diteliti
(dengan kalimat yang menarik secara ilmiah. Sehingga orang-orang tertarik
untuk membaca lebih lanjut)
Define / berisi penjelasan mengenai variabel dependen penelitian anda
Problems / urgensi masalah yang akan diteliti (misalnya bidang Epidemiologi :
tentang Mortalitas, Morbiditas, Disability, kelemahan, kelumpuhan,
Kecacatan, Masa Hidup dan Harapan hidup, keparahan, komplikasi, dampak
penularan, produktivitas dan lain-lain)
Data (dibuat dengan prinsip piramida terbalik, dari data umum ke khusus, seperti
data masalah kesehatan yang terjadi di dunia internasional, nasional, daerah
dan lokasi penelitian). Dari data seluruh dunia ke lokasi penelitian seperti
bagan dibawah ini :
Bagan 3. Sistematikan data masalah dalam latar belakang penelitian
Internasional
Indonesia
Daerah
Lokasi penelitian
22
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Agent Environment
Faktor Pendorong
23
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Di bawah ini adalah beberapa contoh latar belakang yang sesuai sistematika / kaidah
diatas :
Contoh 1 : Latar Belakang (ditulis dalam 1 spasi yang semestinya 2 spasi)
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera badan, jiwa, dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social ekonomi (UU Kesehatan
No. 23 Tahun 1992). Oleh karena itu, pembangunan kesehatan bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
peningkatan sumber daya manusia serta kualitas hidup, peningkatan kesejahteraan
keluarga dan masyarakat serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan
pentingnya hidup sehat. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral
kesehatan secara keseluruhan dan perihal hidup sehingga perlu dibudayakan di
seluruh lapisan masyarakat. (Yuyus, hal 16 : 2000)
Peningkatan kasus karies gigi dan gingivitis akan terus terjadi. Walaupun
tidak menimbulkan kematian, dapat menurunkan tingkat produktivitas seseorang,
karena dari aspek biologis akan dirasakan sakit atau gigi goyang, sehingga aktivitas
belajar, makan dan tidur terganggu. Selain itu, dari aspek estetikpun dapat
menimbulkan masalah psikososial. (Dwiati, 2003). Beberapa penyakit yang
diakibatkan oleh gigi berlubang antara lain dapat berakibat pada serangan jantung,
gangguan pernapasan, TB paru, kanker, rematik, eksim, migraine dan pada ibu
hamil berdampak pada BBLR. (Sarwono, 2004)
Data dari The World Oral Health Report 2006 menunjukkan, penyakit gigi
dan mulut merupakan peringkat ke-4 penyakit termahal dalam perawatannya setelah
penyakit jantung, kanker dan stroke. Artinya, selain menurunkan produktivitas,
penyakit gigi dan mulut juga akan menguras pengeluaran untuk pengobatannya.
(Astoeti, 2009). Hasil studi morbiditas SKRT-Suskesnas 2004 menunjukkan penyakit
gigi menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering
dikeluhkan masyarakat. Data terbaru tahun 2007 menunjukkan 72,1 persen
penduduk Indonesia mempunyai pengalaman gigi berlubang (karies) dan sebanyak
46, 5 persen di antaranya karies aktif yang belum dirawat.(Astoeti, 2009)
Masalah gigi berlubang atau karies dialami oleh sekitar 85 persen anak usia
di bawah lima tahun di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan minum
susu botol pada usia akhir balita. Bila tidak segera diatasi, hal itu akan menurunkan
kualitas perkembangan anak. (Evy, 2009). Anak balita merupakan kelompok
masyarakat yang jumlahnya cukup besar dan memiliki prevalensi karies gigi yang
24
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
cukup tinggi, Survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang dilakukan pada
Pelita III dan IV menunjukkan bahwa prevalensi penduduk Indonesia yang menderita
karies gigi sebesar 80%, dan 90% di antaranya adalah anak-anak. Penelitian
Taverud menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi pada anak berusia satu tahun
sebesar 5%, anak usia dua tahun sebesar 10%, anak usia tiga tahun sebesar 40%,
anak usia empat tahun 55%, dan anak usia lima tahun sebesar 75%. (Sukmono,
2003)
Sekitar 92% anak usia prasekolah atau Taman Kanak-Kanak mengalami
karies gigi. Karies gigi tersebut disebabkan antara lain kualitas gigi yang kurang
bagus. Mungkin sejak dari kandungan ibunya nutrisinya kurang. Penyebab lainnya
adalah gosok gigi yang tidak menyeluruh. (Kuswandari, 2005). Dalam studinya
dengan anak-anak usia 3-5 tahun sebagai subjek penelitian, menjadikan susu botol
sebagai pengantar tidur meningkatkan risiko SKB (sindroma karies botol) 1,03 kali
lebih besar daripada yang tidak menjadikannya sebagai pengantar tidur. Frekuensi
minum susu botol dua kali atau lebih per hari juga akan meningkatkan risiko
kejadian SKB 2,27 kali. (Evy, 2009)
Kebiasaan menghisap jari ini kerap dilakukan oleh anak-anak. Jika
kebiasaan ini berlanjut sampai pada periode gigi permanennya tumbuh, maka dapat
mengakibatkan gigi - gigi depan (anterior menjadi protrusive atau tongos).
Terutama bagian depan menjadi lebih terbuka (open bite) dan menimbulkan
penyempitan lengkung rahang atas. (Hanniaty, 2009). Hasil penelitian Evi Rumini
tentang hubungan pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan gigi dan mulut terhadap
karies gigi di SD Melati Sleman Yogyakarta tahun 2006 diperoleh hasil pengetahuan
cukup sebanyak 39 orang (50,6%), pengetahuan baik 31 orang (40,3%) dan
pengetahuan kurang hanya 7 orang (9,1%). (Rumini. 2009)
Hal ini juga dibuktikan dari hasil Riskedas (2007-2008) di Provinsi
Kalimantan Timur ini, ditemukan sebanyak 49,8 % penduduk menerima perawatan
gigi dan 20,9 % mengalami masalah gigi atau mulut. Di Samarinda penyakit gigi dan
mulut termasuk dalam 10 besar penyakit yang banyak diderita penduduk Samarinda
yaitu berada pada urutan ke-8 penyakit terbesar yang diderita dan sampai sekarang
belum adanya penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi terhadap kesehatan gigi dan mulut. (Husairi, 2009).
Puskesmas Bengkuring merupakan salah satu puskesmas yang berada di
wilayah Kecamatan Samarinda Utara dengan luas wilayah 40.33 Km². Data tahun
2008 menyatakan penyakit gigi dan mulut berada pada peringkat ke-8 penyakit
terbanyak yang diderita masyarakat di Puskesmas Bengkuring dengan jumlah pasien
sebanyak 635 pasien dibandingkan data 2008 di Puskesmas Lempake sendiri berada
pada peringkat ke-7 dengan pasien sebanyak 628 pasien sementara. di Puskesmas
Pasundan yang menyatakan penyakit gigi dan mulut berada pada peringkat 8 namun
dengan jumlah pasien sebanyak 351 pasien, (Laporan Tahunan Puskesmas Lempake
dan Pasundan: 2008)
Wilayah kerja Puskesmas Bengkuring memiliki 8 Sekolah Taman Kanak-
kanak dengan jumlah murid yang diperiksa pada waktu itu sebanyak 238 siswa
25
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
dengan prevalensi karies gigi sebanyak 139 siswa, kemudian siswa yang cabut gigi
sebanyak 10 siswa. (Laporan Tahunan Puskesmas Bengkuring Kec. Samarinda Utara
: 2008). Kesehatan masyarakat sebagai disiplin ilmu yang mempunyai tujuh pilar
utama kesehatan yang dari masalah di atas maka akan berhubungan erat dengan
pilar epidemiologi dan pilar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku sebagai
langkah kegiatan untuk mencegah penyakit (preventif) dan dapat meningkatkan
kesehatan masyarakat (promotif) agar prevalensi masalah gigi dapat berkurang.
Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan gangguan kesehatan gigi pada anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja
Puskesmas Bengkuring Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat mengambil rumusan masalah yaitu :
Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan gangguan kesehatan gigi
pada anak Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas Bengkuring?
Apakah ada hubungan kebiasaan mengedot dengan gangguan kesehatan gigi pada
anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas Bengkuring?
Apakah ada hubungan Kebiasaan menghisap jari tangan dengan gangguan
kesehatan gigi pada anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas
Bengkuring?
Tujuan umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan kesehatan gigi
pada anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas Bengkuring Kecamatan
Samarinda Utara Kota Samarinda tahun 2009
Tujuan Khusus
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan gangguan kesehatan gigi
pada anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas Bengkuring
Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda
Mengetahui hubungan kebiasaan mengedot dengan gangguan kesehatan gigi pada
anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas Bengkuring Kecamatan
Samarinda Utara Kota Samarinda
Mengetahui hubungan kebiasaan menghisap jari tangan dengan gangguan
kesehatan gigi pada anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas
Bengkuring Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda.
26
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
terserang penyakit karena lemahnya sistem kekebalan tubuh. Bila terkena penyakit
yang tidak berbahaya, seperti Influenza atau penyakit ringan lainnya akan sukar
sembuh dan akan berdampak lamanya proses penyembuhan bahkan membuat orang
tersebut meninggal dunia.
Pada akhir tahun 2011, UNAIDS melaporkan bahwa terdapat 34 juta orang
hidup dengan HIV. Selain itu dilaporkan pula pada Global Report Chapter 3 bahwa
di 10 negara tertinggi jumlah penderita HIV/AIDS, lebih banyak penderitanya
adalah perempuan dengan rentang umur 15 sampai 24 tahun. Prevalensi HIV/AIDS
di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan. Sebagai contoh, di
Zambia tahun 2001/2002 angka prevalensi penderita HIV/AIDS di daerah perkotaan
berbanding pedesaan adalah 4:3, sedangkan di Indonesia pada 31 Desember tahun
2007 jumlah penderita HIV/AIDS 11.141 kasus per 100.000 penduduk, angka
kejadian HIV/AID sebanyak 4,91 kasus per 100.000 penduduk (Departemen
Kesehatan RI, 2008).
Para ahli memperkirakan bahwa hingga saat ini terdapat antara 90.000–
130.000 orang Indonesia yang hidup dengan HIV. Sehingga dengan menggunakan
perhitungan angka kelahiran sebesar 2,5 persen, diperkirakan terdapat 2.250–3.250
bayi yang mempunyai risiko terlahir dengan infeksi HIV. Pola penyebaran infeksi
yang umum terjadi adalah melalui hubungan seksual tidak aman (heteroseksual)
sebanyak 76,3%, kemudian diikuti dengan penularan melalui penggunaan napza
melalui jarum suntik yang tidak steril secara bergantian sebanyak 16,3%, hubungan
seks lelaki dengan lelaki sebanyak 2,2%, dan proses melahirkan dan menyusui dari
ibu yang terinfeksi HIV yaitu sebanyak 4,7% (Yayasan AIDS Indonesia, 2011).
Data kumulatif kasus HIV/AIDS Komisi Penanggulangan AIDS Kota
Samarinda tercatat sampai pada tahun 2011, jumlah kasus HIV/AIDS adalah 651,
dengan didukung data RSUD A. Wahab Syahranie Samarinda Periode Desember
2005 – November 2011 tercatat 86 kasus HIV/AIDS atau 21,1% merupakan remaja
penderita HIV/AIDS yang berusia 10 – 24 tahun (KPA Samarinda, 2011).
Upaya yang dilakukan pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI dan lembaga-
lembaga lainnya dalam mengurangi penderita HIV/AIDS dilakukan melalui edukasi
dan promosi yaitu penyuluhan melalui kampanye, media massa, penyebaran leaflet
dan kampanya penggunaan kondom. Tetapi upaya tersebut masih saja kurang atau
belum menurunkan angka HIV/AIDS. Hal lain yang dilakukan oleh LSM adalah
memberdayakan individu penderita HIV/AIDS untuk bisa mandiri dan siap
menghadapi kehidupan selanjutnya. Edukasi atau penyuluhan tentang perilaku
tertular HIV/AIDS sudah dilakukan di DKI Jakarta tetapi belum memberikan dampak
karena masih dirasakan tingginya angka kejadian tertular HIV/AIDS (Sulekale,
2003).
SMA Negeri 1 Samarinda merupakan sekolah menengah atas pertama yang
ada di Kalimantan Timur, berdiri tahun 1953. Hingga sekarang SMA Negeri 1
Samarinda masih menjadi salah satu SMA favorit, oleh sebab itu sarana dan
prasarana yang ada antara lain perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas wi-fi untuk
akses internet. Jadi setiap siswa bisa dengan cepat mengakses informasi mengenai
27
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
28
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah
yaitu apakah ada pengaruh dari penggunaan radio spot terhadap pencegahan
HIV/AIDS pada siswa SMA Negeri 2 Samarinda tahun 2012.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh penggunaan radio spot terhadap pencegahan HIV/AIDS pada
siswa SMA Negeri 2 Samarinda tahun 2012.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengaruh penggunaan radio spot terhadap tingkat pengetahuan
pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMA Negeri 2 Samarinda tahun 2012.
2. Mengetahui pengaruh penggunaan radio spot terhadap perubahan sikap
pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMA Negeri 2 Samarinda tahun 2012.
3. Mengetahui pengaruh penggunaan radio spot terhadap tingkat motivasi
pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMA Negeri 2 Samarinda tahun 2012
Anda bisa menelaah kesesuaian dengan sistematika penulisan dari prolog, define,
problems, data, determinan, urgensi variabel independen. Sebaiknya, anda buat
dengan tulisan tangan anda terlebih dahulu tanpa melihat literatur, agar ada benang
merah / alur yang sesuai dengan penelitian anda. Selamat mencoba membuat latar
belakang.
29
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
30
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
nantinya dijadikan indikator dari alat ukur yang digunakan, faktor-faktor yang
mempengaruhi, dan sebagainya.
Subjek Penelitian : untuk menggambarkan subjek penelitian -- berisi pengertian,
karakteristik dan sebagainya) mengenai subjek penelitian (misal : bayi, balita, anak-
anak, remaja, ibu rumah tangga, waria, pekerja seks komersial, individu rentan,
individu terpapar, komunitas rentan, komunitas terpapar, daerah atau lokasi atau
wilayah endemis dan sebagainya)
Hipotesis
Untuk memudahkan dalam pencarian pustaka sebaiknya anda memanfaatkan
Perpustakaan kampus anda, dan juga dapat memanfaatkan fasilitas internet dengan
menggunakan Google Search, Yahoo Search dan lain-lain. Kemudian menggunakan
tehnik pengumpulan literature dalam bagan di bawah ini.
Bagan 5. Alur topik literatur penelitian
31
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Scanning Literatur
Bila topik masalah penelitian anda tentang Penyakit Diare maka anda scanning / cari
semua hal yang berkaitan dengan Diare baik dari buku, jurnal, website internet dan
skripsi atau hasil penelitian tentang Diare. Semua skripsi atau hasil penelitian dengan
metode penelitian parametrik maupun non parametrik atau eksperimen.
Screening Literatur
Bila topik masalah penelitian anda tentang Diare dan variabel independen anda
tentang Status Gizi, Perilaku Mencuci Tangan maka anda perlu melakukan pemilihan
dan pemilahan semua hal yang berkaitan dengan Diare dan 3 variabel tersebut pada
folder literatur anda pada proposal dan hasil dan pembahasan
32
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
33
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
34
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
2) Jika sampel yang dipilih jelek, tak ada yang bisa dilakukan untuk
memperbaikinya.
3) Tidak dapat menambah variabel baru.
4) Sulitnya mempertahankan kerjasama subjek dalam waktu yang lama.
b. Pendekatan Cross-sectional
Metode ini meliputi lebih banyak subjek dalam satuu waktu atau lebih dikenal dengan
penelitian potong lintang. Kelemahan dari metode ini adalah:
1) Perbedaan yang ada pada sampel-sampel dapat membuat penyidikan ini sangat
luas.
2) Kemungkinan adanya variabel luar yang telah menimbulkan perbedaan diantara
populasi-populasi yang ditarik sampelnya.
35
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
36
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
37
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
38
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Ada berbagai macam teknik statistik yang dapat digunakan dalam penelitian
khususnya dalam pengujian hipotesis. Teknik statistik mana yang akan digunakan
untuk pengujian tergantung pada interaksi dua hal yaitu macam data yang akan
dianalisis dan bentuk hipotesisnya. Seperti dalam jenis penelitian, maka bentuk
hipotesis ada tiga, yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiasi.
Hipotesis komparatif ada dua macam yaitu komparatif dua sampel dan lebih
dari dua sampel. Untuk masing-masing hipotesis komparatif dibagi menjadi dua yaitu
sampel berpasangan (related) dan sampel yang independen.
Contoh sampel yang berpasangan adalah sampel yang diberi pretest dan
posttest, atau sampel yang digunakan dalam penelitian eksperimen sebagi kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Jadi antara sampel yang diberi perlakuan
(treatment) dan yang tidak diberi perlakuan adalah sampel yang related. Contoh
sampel yang independen adalah misalnya membandingkan antara prestasi kerja
pegawai pria dan wanita.
Berikut ini adalah contoh rumusan hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif.
Hipotesis Deskriptif
H0 : Daya tahan lampu merk X = 500 jam
Ha : Daya tahan lampu merk X =/ 500 jam
Hipotesis Komparatif
H0 : Daya tahan lampu merk X = merk Y
Ha : Daya tahan lampu merk X =/ merk Y
Hipotesis Asosiasi
H0 : Tidak ada hubungan antara tegangan dengan daya tahan lampu.
Ha : Ada hubungan antara tegangan dengan daya tahan lampu.
39
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Berikut ini tabel cara memilih teknik statistik untuk pengujian hipotesis penelitian.
Tabel 1. Cara memilih teknik statistik untuk pengujian hipotesis penelitian
40
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
41
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
42
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
43
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka
(Depdiknas,2008).
Penelitian kualitatif umumnya mengambil sampel lebih kecil, dan
pengambilannya cenderung memilih yang purposif daripada acak. Penelitian
kualitatif lebih mengarah ke penelitian proses daripada produk; dan biasanya
membatasi pada satu kasus.
Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data
misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfolus, atau observasi yang telah
dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah
gambar yang peroleh melalui pemotretan atau rekaman video.
ANALISIS DATA KUALITATIF
Pada awalnya para peneliti kualitatif tidak menjelaskan secara rinci kegiatan
analisis dalam penelitiannya. Pada perkembangan selanjutnya para peneliti sejenis
telah berupaya untuk menjelaskan proses analisisnya secara rinci, meskipun masih
beragam caranya. Namun, hal itu dapat dipahami sesuai dengan sifat keterbukaan dan
kelenturan metode ini (Sutopo, 2002).
Data-data yang diperoleh selama melaksanakan penelitian tidak memiliki arti
apapun jika tidak diolah, dianalisis dan disajikan dengan cermat dan sistematis.
Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan. Tujuan
akhir analisis data kualitatif adalah untuk memperoleh makna, menghasilkan
pengertian-pengertian, konsep-konsep serta mengembangkan hipotesis atau teori
baru. Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya
sehingga mudah dipahami agar dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data penelitian kualitatif dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan mana yang akan dikaji dimulai sejak sebelum
peneliti memasuki lapangan, dilanjutkan pada saat peneliti berada di lapangan secara
44
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh.
Kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru.
ANALISIS DATA KUALITATIF SEBELUM DI LAPANGAN
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder,
yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun hal ini bersifat
sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
Semisal penelitian difokuskan pada pohon jati, setelah peneliti masuk ke hutan
beberapa lama, ternyata hutan tersebut tidak ada pohon jati. Bagi peneliti kuantitatif
tentu akan membatalkan penelitiannya, tetapi kalau peneliti kualitatif tidak, karena
fokus penelitiannya bersifat sementara dan akan berkembang setelah di lapangan.
Bagi peneliti kualitatif kalau fokus penelitian yang dirumuskan pada proposal tidak
ada di lapangan, maka peneliti akan merubah fokusnya.
ANALISIS DATA KUALITATIF SELAMA DI LAPANGAN MODEL MILES
DAN HUBERMAN
Miles dan Hubermen (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak
diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display) serta Penarikan kesimpulan
dan verifikasi (conclusion drawing / verification).
Sejumlah peneliti kualitatif berupaya mengumpulkan data selama mungkin
dan bermaksud akan menganalisis setelah meninggalkan lapangan. Cara tersebut
untuk peneliti kualiatatif salah, karena banyak situasi atau konteks yang tak terekam
dan peneliti lupa penghayaatan situasinya, sehingga berbagai hal yang terkait dapat
berubah menjadi fragmen-fragmen tak berarti. Sehingga pekerjaan pengumpulan data
bagi peneliti kaulitatif harus langsung diikuti dengan pekerjaan menuliskan,
mengedit, mengklasifikasikan, mereduksi, dan menyajikan; yang selanjutnya
Analisis data kualitatif model Miles dan Hubermen terdapat 3 (tiga) tahap:
1. Tahap Reduksi Data
45
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Sejumlah langkah analisis selama pengumpulan data menurut Miles dan Huberman
adalah :
Pertama, meringkaskan data kontak langsung dengan orang, kejadian dan
situasi di lokasi penelitian. Pada langkah pertama ini termasuk pula memilih dan
meringkas dokumen yang relevan.
Kedua, pengkodean. Pengkodean hendaknya memperhatikan setidak-
tidaknya empat hal :
a. Digunakan simbul atau ringkasan.
b. Kode dibangun dalam suatu struktur tertentu.
c. Kode dibangun dengan tingkat rinci tertentu
d. Keseluruhannya dibangun dalam suatu sistem yang integratif.
Ketiga, dalam analisis selama pengumpulan data adalah pembuatan catatan
obyektif.Peneliti perlu mencatat sekaligus mengklasifikasikan dan mengedit jawaban
atau situasi sebagaimana adanya, faktual atau obyektif-deskriptif.
Keempat, membuat catatan reflektif. Menuliskan apa yang terangan dan
terfikir oleh peneliti dalam sangkut paut dengan catatan obyektif tersebut diatas.
Harus dipisahkan antara catatan obyektif dan catatan reflektif
Kelima, membuat catatan marginal. Miles dan Huberman memisahkan
komentar peneliti mengenai subtansi dan metodologinya. Komentar subtansial
merupakan catatan marginal.
Keenam, penyimpanan data. Untuk menyimpan data setidak-tidaknya ada
tiga hal yang perlu diperhatikan :
a. Pemberian label
b. Mempunyai format yang uniform dan normalisasi tertentu
c. Menggunakan angka indeks dengan sistem terorganisasi baik.
Ketujuh, analisis data selama pengumpulan data merupakan pembuatan
memo. Memo yang dimaksud Miles dan Huberman adalah teoritisasi ide atau
konseptualisasi ide, dimulai dengan pengembangan pendapat atau porposisi.
46
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
47
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
48
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
49
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
bukti-bukti buat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk
mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat
dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke
lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.
Langkah verifikasi yang dilakukan peneliti sebaiknya masih tetap terbuka
untuk menerima masukan data, walaupun data tersebut adalah data yang tergolong
tidak bermakna. Namun demikian peneliti pada tahap ini sebaiknya telah
memutuskan anara data yang mempunyai makna dengan data yang tidak diperlukan
atau tidak bermakna. Data yang dapat diproses dalam analisis lebih lanjut seperti
absah, berbobot, dan kuat sedang data lain yang tidak menunjang, lemah, dan
menyimpang jauh dari kebiasaan harus dipisahkan.
Kualitas suatu data dapat dinilai melalui beberapa metode, yaitu :
a. mengecek representativeness atau keterwakilan data
b. mengecek data dari pengaruh peneliti
c. mengecek melalui triangulasi
d. melakukan pembobotan bukti dari sumber data-data yang dapat dipercaya
e. membuat perbandingan atau mengkontraskan data
f. menggunakan kasus ekstrim yang direalisasi dengan memaknai data negatif
Dengan mengkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh dengan
menggunakan satu cara atau lebih, diharapkan peneliti memperoleh informasi yang
dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penarikan
kesimpulan penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang belum
pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya remang-remang atau gelap menjadi jelas setelah diteliti. Temuan tersebut
berupa hubungan kausal atau interaktif, bisa juga berupa hipotesis atau teori.
Analisis data penelitian kualitatif menurut Miles dan Hubermen ada tiga tahap, yaitu :
a. Tahap reduksi data
b. Tahap penyajian data
50
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
51
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
keajegan (sama dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan
yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.
2. Analisis penelitian kualitatif menurut Miles dan Hubermen dapat disimpulkan
mampu menjawab permasalahan penelitian kualitatif. Hal ini didasarkan pada
tahapan-tahapan penelitian yang tersusun secara sistematis dan runtut, alamiah (tanpa
memanipulasi data), logis, aktual dan dapat dipertanggungjawabkan. Di samping itu,
kesimpulan yang diambil pada penelitian kualitatif menggunakan analisis data Miles
dan Hubermen dapat dipertanggungjawabkan karena telah melalui tahapan verifikasi
data.
Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan desain yang terbaik untuk menguji
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain karena adanya manipulasi dan kontrol
terhadap kondisi atau perlakuan yang diberikan pada subjek. Akan tetapi, karena
dalam bidang pendidikan banyak kondisi yang tidak memungkinkan atau secara etis
tidak diperkenankan untuk melakukan manipulasi terhadap suatu atau sejumlah
variabel , seperti broken home, orang tua tunggal, mengulang kelas, dan lain-lain
sebagainya, penelitian eksperimen tidak dapat dilakukan. Untuk menguji variabel-
variabel tersebut terhadap prestasi, hubungan sosial, perkembangan kognitif dapat
menggunakan ex post facto.
Penelitian ex post facto menguji apa yang telah terjadi pada subjek. Ex post
facto secara harfiah berarti “sesudah fakta”, karena kausa atau sebab yang diselidiki
tersebut sudah berpengaruh terhadap variabel lain. Penelitian ini disebut penelitian
kausal komparatif karena dimaksud untuk menyelidiki kausa yang mungkin untuk
suatu pola prilaku yang dilakukan dengan cara membandingkan subjek dimana pola
tersebut ada dengan subjek yang serupa dimana pola tersebut tidak ada atau berbeda
(Glass & Hopkin, 1979). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menyelidiki
apakah satu atau lebih kondisi yang sudah terjadi mungkin menyebabkan perbedaan
52
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
perilaku pada subjek. Dengan kata lain, penelitian ini untuk menentukan apakah
perbedaan yang terjadi antar kelompok subjek (dalam variabel independen)
menyebabkan terjadinya perbedaan pada variabel dependen.
Penelitian ex post facto mempunyai kesamaan dengan penelitian eksperimen
dalam hal : (a) Tujuan : untuk menentukan hubungan kausa. (b) Kelompok
perbandingan, dan (c) Teknik analisis statistik yang digunakan (Mc Millan &
Schumacher, 1989). Hanya saja dalam penelitian ex Post facto tidak ada manipulasi
kondisi karena kondisi tersebut sudah terjadi sebelum penelitian ini mulai
dilaksanakan. Karena itu penelitian ini memerlukan waktu yang relatif singkat.
Sebagai contoh, seorang peneliti tertarik untuk menyelidiki pengaruh broken
home (perpecahan antar orang tua) terhadap tingkat kenakalan remaja. Dalam hal ini
peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen karena ia tidak mungkin memanipulasi
kondisi subjek (membuat agar terjadi broken home pads keluarga/orang tua mereka)
kemudian mengukur tingkat kenakalan remaja. Meskipun demikian, pengaruh
tersebut dapat diuji dengan cara membandingkan tingkat kenakalan remaja yang
berasal dari keluarga yang broken home dan yang harmonis jika pengaruh tersebut
memang ada, maka anak yang berasal dari keluarga broken home mempunyai tingkat
kenakalan yang lebih tinggi daripada mereka yang berasal dari keluarga yang
harmonis.
Karena tidak melibatkan manipulasi, maka interprestasi hasil penelitian ini
perlu dilakukan dengan hati-hati. Dalam kasus contoh diatas, misalnya peneliti tidak
yakin bahwa perbedaan tingkat kenakalan antar kelompok subjek tersebut terjadi
karena broken home yang dialami oleh orang tua salah satu kelompok subjek. Hal ini
karena tingkat kenakalan tersebut hanya diukur sekali, yakni setelah terjadinya
broken home. Karena itu dalam menafsirkan hasil penelitian ini, peneliti dihadapkan
pada pertanyaan : apakah broken home mendorong kenakalan pada anak?. Apakah
tingkat kenakalan yang tinggi pads anak dari keluarga broken home sudah terjadi
sebelum timbulnya broken home?.
Apakah perbedaan tersebut karena pengaruh orang tua yakni, tingkat
53
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
“kenakalan” orang tua yang broken home lebih tinggi daripada orang tua yang
harmonis? Ataukah kenakalan tersebut muncul karena adanya faktor lain, misalnya
kurangnya perhatian orang tua mereka, yang dapat terjadi pada keluarga broken home
maupun yang harmonis?. Meskipun interprestasinya terbatas, dalam bidang
pendidikan hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi
kemungkinan adanya hubungan kausal dari pola variasi kondisi yang diamati.
54
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
55
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
56
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu. kesimpulannya akan dapat diberlakukan populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Sampel dapat di definisikan pula sebagai himpunan sebagian dari unsur – unsur
populasi yang memiliki ciri – ciri sama. Keseluruhan dari bagian itu disebut populasi
terhadap populasi hasil penelitian hendak digeneralisasikan.
Bila sampel tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan
karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka la menyimpulkan
gajah itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan
gajah itu seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka la
menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih
tidak representatif, maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan salah
tentang gajah.
Pendapat lain menyatakan bahwa sampel adalah suatu himpunan bagian dari
populasi. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
57
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
ada pada populasi, maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.
58
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Teknik yang paling dianggap paling baik adalah teknik random. Kebaikan
teknik ini tidak hanya landasan teori yang digunakan, namun berdasarkan hasil
eksperimen. Dalam random sampling semua anggota populasi, secara individual atau
kolektif, diberi peluang sama untuk menjadi anggota sampel. Alat yang dianggap
paling shahih untuk random sampling ini adalah tabel bilangan random. Jika besarnya
populasi terbatas, peluang random dapat diberikan kepada anggota populasi secara
individual, tetapi jika populasinya sangat besar peluang random diberikan kepada
anggota populasi sangat besar. Peluang random diberikian kepada anggota populasi
secara kolektif seperti misalnya dalam sampling geografis.
Pengklasifikasian sampel tergantung pada jenis variabel yang digunakan
sebagai dasar klasifikasi. Jika variabel klasifikasinya diskrit maka pengklasifikasian
sampelnya juga secara diskrit. Semua sampel yang dihasilkan dari klasifikasi secara
diskrit disebut sampel rumpun (cluster sample), sedangkan klasifikasinya didasarkan
pada besar kecil variabel klasifikasinya disebut sampel bertingkat (stratified sample).
Baik dalam sampel rumpun maupun sampel bertingkat, jika proporsi sub populasinya
dicerminkan dalam sampel disebut sampel proposional.
Beberapa teknik sampling ditunjukkan pada gambar:
Bagan 6. Teknik sampling
Dari gambar teknik sampling dapat diketahui bahwa secara umum terdapat dua
kelompok teknik sampling yaitu: (1) probability sampling, dan (2) non-probability
sampling.
59
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Probability Sampling
Non-probability sampling merupakan teknik penarikan sampel yang memberi
peluang /kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
terpilih menjadi sampel. Teknik sampling ini meliputi:
Simple Random Sampling
Untuk menghilangkan kemungkinan bias, kita perlu mengambil sampel random
sederhana atau sampel acak. Pengambilan sampel dari semua anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
anggota poipulasi. Hal ini dapat dilakukan apabila anggota poipulasi dianggap
homogen.
Teknik Simple Random sampling seperti pada gambar berikut:
Bagan 7. Teknik Simple Random sampling
60
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
61
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Non-probability Sampling
Non-probability sampling merupakan teknik penarikan sampel yang memberi
peluang /kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
terpilih menjadi sampel.
62
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
sementara penelitian sebanyak 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih
sampel secara bebas dengan karakteristik yang telah ditentukan (golongan II)
sebanyak 20 orang.
Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel, berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila orang yang ditemukan pada waktu menentukan sampel cocok dengan
yang diperlukan sebagai sumber data.
Purposive Sampling
Purposive sampling, adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan untuk tujuan
tertentu saja. Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka
sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja.
Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penarikan sampel apabila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah npopuloasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain dari sampling jenuh ini adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penarikan sampel yang mula-mula dilakukan dalam
jumlah kecil (informan kunci) kemudian sampal yang terpilih pertama disuruh
memilih sampel berikutnya, yang akhirnya jumlah sampel akan bertambah banyak
seperti bola salju yang bergelinding makin lama makin besar.
Sampling Seadanya
Merupakan pengambilan sampel sebagian dari populasi berdasarkan seadanya data
atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan apapun mengenai derajat
kerepresesntatipannya. Dalam pembuatan kesimpulan masih sangat kasar dan bersifat
sementara.
63
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Untuk jumlah subyek dalam populasi sebanyak 100 sampai 150 subyek, maka
jumlah sampel yang diambil sebanyak lebih kurang 25-30%. Besarnya sampel juga
diambil dengan menggunakan rumus Cohran sebagai berikut:
64
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
65
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
66
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
67
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
68
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
data ini, walaupun datanya nol, tetapi masih mempunyai nilai. Data rasio adalah data
yang jaraknya sama dan mempunyai nol absolut (mutlak). Jadi kalau ada data nol
berarti tidak ada apa-apanya.
Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan
menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan. Misalnya data jumlah
penduduk, data berat badan, data sikap konsumen, data laporan keuangan, dan lain-
lain.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Tipe-tipe data
kuantitatif adalah sebagai berikut:
a. Data Nominal
Data Nominal adalah data hasil penggolongan atau kategorisasi yang sifatnya setara
dan tidak dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan hanya
sebagai simbol saja dan tidak menunjukan tingkatan tertentu. Misalnya:
Laki-laki = 1 dan perempuan = 2
Dari contoh di atas, 2 tidak lebih tinggi dan 1 tidak lebih setara.
b. Data Ordinal
Data Ordinal adalah data hasil kategorisasi yang sifatnya tidak setara dan tidak dapat
dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan menunjukan peringkat dan
tingkatan tertentu. Tipe data ini tidak memperhatikan jarak data, jadi jarak data bisa
berbeda-beda. Misalnya:
Nilai A = 1
69
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Nilai B = 2
Nilai C = 3
Pada contoh di atas, 1 lebih tinggi dari 2, dan 2 lebih tinggi dari 3
c. Data Interval
Data interval adalah data bukan dari hasil kategorisasi dan dapat dilakukan
perhitungan aritmatika. Tipe data ini menggunakan jarak data yang sama. Walaupun
dapat dilakukan operasi hitung, data ini tidak mempunyai nilai nol (0) absolut,
maksudnya angka 0 tetap ada nilainya. Contohnya dalam pengukuran suhu. Data ini
dapat dibuat menjadi tipe ordinal yang menggunakan peringkat seperti dalam
pengukuran skala likert. Misalnya:
Sangat Setuju = 5
Setuju = 4
Ragu-ragu = 3
Tidak Setuju = 2
Sangat Tidak Setuju = 1
d. Data Rasio
Data Rasio adalah data yang dapat dilakukan perhitungan aritmatika dan
menggunakan jarak yang sama. Data ini mempunyai nilai nol (0) absolut, maksudnya
angka nol (0) benar-benar tidak ada nilainya. Contohnya dalam pengukuran berat
badan, jika beratnya 0 kg berarti tidak ada bobotnya. Tipe data ini misalnya data berat
badan, tinggi badan, data keuangan perusahaan, data nilai siswa, dll.
70
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
cermat, hati-hati untuk memperoleh suatu hasil yang diinginkan. Di lain hal bahwa
penelitian diterjemahkan dari kata research yang berasal dari kata re artinya
‘kembali’ dan search artinya ‘mencari’.
Berdasarkan beberapa pemahaman ‘penelitian’ dapat diartikan sebagai suatu
pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan
antara fakta dan menghasilkan dalil atau hokum. Penelitian dapat juga diartikan
sebagai transformasi yang terkendali atau terarah dari situasi yang dikenal dari
kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsur
dari situasi orisinil menjadi keseluruhan yang bersatu-padu. Penelitian sebagai sebuah
metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis.
Agar suatu metode yang digunakan dalam suatu penelitian disebut metode ilmiah,
hendaknya memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta; keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam
penelitian dan yang dikumpulkan maupun yang dianalisis harus berdasarkan
fakta yang nyata.
2. Bebas dari prasangka; metode ilmiah harus bebas dari prasangka buruk.
71
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Tujuan utama dari proses penelitian ialah bagaimana peneliti dapat memperoleh
kesimpulan dengan dilandasi dan didukung oleh fakta-fakta yang representatif. Untuk
dapat memperoleh fakta-fakta yang representatif, diperlukan data dan informasi yang
objektif. Tingkat keobjektifan data hasil penelitian tergantung pada seberapa jauh
kemampuan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data.
72
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
73
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
1. Angket
Angket, seperti telah dikemukakan pengertiannya di atas, merupakan daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang yang
74
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
75
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
b. Angket tertutup
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden
tinggal memberikan tanda centang (x) pada kolom atau tempat yang sesuai.
Contoh pertanyaan angket tertutup:
1) pernahkan Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan
bidang studi yang sekarang Anda ajarkan?
Jawab: ........................... ....a. Pernah ....b. Tidak
Jika pernah, penataran tentang apa saja? (dapat memberikan centang lebih dari satu)
....a. materi bidang studi
....b. metode mengajar/strategi belajar-mengajar
....c. memilih dan penggunaan media/alat pelajaran
....d. menyusun alat evaluasi
c. Angket campuran
yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup.
Contoh pertanyaan angket campuran:
1) Pernahkah Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan
bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Jika pernah berapa kali?
....a. Tidak pernah (langsung ke nomor 3)
....b. Pernah, yaitu ...kali (teruskan nomor
2) Penataran tentang apa saja yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya?
Materi pelajaran hari
Metode mengajar hari
Pemilihan dan penggunaan media hari
Penyusunan alat evaluasi hari
76
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Daftar cocok mempunyai bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok
peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali responden
dalam memberikan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang
bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada beberapa
pertanyaan mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk membaca, maka disusunlah
daftar cocok tersebut sebagai pengganti.
Contoh:
Berikan tanda silang tepat pada kolom yang menunjukkan kebiasaan Anda
melakukan pekerjaan di rumah yang tertera di bawah ini.
No. Dikerjakan Dikerjakan Dikerjakan
Jenis kegiatan di rumah
oleh Anda bersama pembantu
1. Menyiapkan makan pagi
2. Membersihkan rumah
3. Mencuci pakaian sendiri
4. Mencuci sprei, korden, dan seterusnya.
Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa variasi jawaban yang harus diberikan oleh
responden hanya empat macam yakni:. “Dikerjakan oleh Anda”, “Dikerjakan
bersama”, dan “Dikerjakan pembantu”. Dengan daftar cocok ini barang kali peneliti
77
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
3. Skala (scale)
Skala menunjuk pada sebuah instrumen pengumpul data yang bentuknya seperti
daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Di
dalam Encyclophedia of Educational Evaluation disebutkan: The term scale in the
measurement sense, comes from the Latin word scale, meaning “ladder” or “flight of
stairs”. Hence, anything with gradation can be thought of as “scaled”.
Contoh :
Peneliti ingin mengungkapkan bagaimana seseorang mempunyai sesuatu kebiasaan.
Alternatif yang diajukan berupa frekuensi orang tersebut dalam melakukan suatu
kegiatan. Gradasi frekuensi dibagi atas: “Selalu”, “Sering”,. “Jarang”, “Tidak
pernah”.
78
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
79
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Likert dan dikenal dengan skala Likert ini biasanya menggunakan lima tingkatan.
Tentu saja peneneliti dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga
tingkatan:
Selalu - Kadang-kadang - Tidak Pernah
Baik - Cukup - Jelek
Besar - Sedang - Kecil
Jauh - Cukup - Dekat
Misalnya:
Pemilihan alternatif diserahkan pada keinginan dan kepentingan peneliti yang
menciptaka instrumen tersebut. Ada Jenis lain yang telah dikembangkan oleh Inkels,
bukan menyajikan alternative jenjang kualitas untuk sesuatu predikat, tetapi jenjang
dari kualitas mini suatu perbuatan. Bentuk skala model. indeks ini menyerupai tes
objektif bentuk pilihan ganda, tetapi alternatifnya menunjuk pada gradasi.
80
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Validitas Instrumen
Validitas instrumen adalah kemampuan instrumen untuk mengukur dan
menggambarkan keadaan suatu aspek sesuai dengan maksudnya untuk apa instrumen
tersebut dibuat, sebagaimana dinyatakan oleh Gay (1983:110) sebagai berikut: the
most simplistic definition of validity is that it is the degree to which a test measured
what it is supposed to measured. Kerlinger (200:685) juga memberikan rumusan
sangat umum mengenai validity, yaitu dengan mengajukan suatu pertanyaan, apakah
instrumen yang kita buat mampu mengukur apa yang kita maksudkan, sebagaimana
dinyatakan.. does the instrumen measure what it is supposed to measure.
Persoalan validitas instrumen berhubungan dengan pertanyaan, apakah suatu
instrumen yang dibuat mampu menggambarkan ciri-ciri, sifat-sifat. atau aspek apa
saja yang akan diukur, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Validitas juga dapat
dimaknai sebagai ketepatan dalam memberikan interpretasi terhadap hasil
pengukurannya.
81
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Untuk validitas konstruk dan validitas isi, kriteria yang digunakan dalam
pengambilan keputusan, dilakukan dengan menggunakan pertimbangan-
pertimbangan logis, konseptual, dan menggunakan dasar-dasar penalaran tertentu,
tanpa harus melakukan uji empiris atau uji lapangan. Sebaliknya, pada validitas
kriterion, proses validasinya dilakukan melalui pengujian empiris atau uji lapangan,
yaitu dengan jalan mengkorelasikan hasil pengukuran dari instrumen yang kits susun
dengan suatu kriterium yang dipandang valid. Bila peneliti memilih tipe validitas
korelasional, maka pengambilan keputusan untuk menyatakan apakah instrumen
tersebut valid atau tidak, dilakukan dengan menghitung korelasi dengan
82
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
menggunakan taraf siginifikansi 0,05. Ada dua tipe dari validitas korelasional ini,
yaitu validitas konkuren (concurrent validity), dan validitas prediktif (predictive
validity).
a. Validitas konstruk
Validitas konstruk berhubungan dengan pertanyaan: seberapa jauh instrumen yang
kita susun mampu menghasilkan butir-butir pertanyaan yang telah dilandasi oleh
konsep teoritik tertentu. Validitas konstruk disusun dengan mendasarkan diri pada
pertimbangan-pertimbangan rasional dan konseptual yang didukung oleh teori yang
sudah mapan. Proses menentukan validitas bukan merupakan pekerjaan yang mudah.
Untuk dapat menyusun validitas konstruk, peneliti harus menguasai secara mendalam
teori-teori yang relevan, ditambah dengan pengalaman menyusun instrumen,
konsultasi dengan ahli di bidangnya, dan diskusi dengan teman sejawat (peers). Oleh
karena itu untuk memantapkan validitas konstruk ini, peneliti dianjurkan untuk
memperoleh masukan berupa penilaian, pertimbangan dan kritik-kritik dari pars ahli
dalam bidang yang terkait. Prosedur seperti itu dikenal dengan apa yang disebut
dengan expert judgment.
83
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
b. Validitas Isi
Validitas isi berhubungan dengan kemampuan instrumen untuk menggambarkan atau
melukiskan secara tepat mengenai domain perilaku yang akan diukur. Misalnya
instrumen yang dibuat untuk mengukur kinerja karyawan, maka instrumen tersebut
harus dapat melukiskan secara benar mengenai kinerja karyawan sebagaimana
diuraikan dalam deskripsi tugas-tugas karyawan. Contoh lain lagi misalnya instrumen
yang disiapkan untuk mengukur prestasi belajar siswa, maka instrumen tersebut harus
84
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
dapat melukiskan dengan benar prestasi belajar siswa sesuai dengan standar prestasi
sesuai dengan materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Kalau pada instrumen
kinerja peneliti melakukan analisis kinerja sebagaimana yang ditetapkan dalam
deskripsi tugas (job description), maka pada instrumen untuk mengukur prestasi
belajar, peneliti harus melakukan analisis materi pelajaran, mulai dari pembagian bab
per bab, sampai pada uraian setiap pokok bahasan.
Ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam memaknai validitas isi,
yaitu:
1) Menyangkut validitas butir, dan
2) Menyangkut validitas sampling.
Validitas butir berhubungan dengan pertanyaan: seberapa jauh butir-butir instrumen
dapat mencerminkan keseluruhan isi dari aspek atau domain yang hendak diukur.
Validitas sampling dihadapkan pada pertanyaan: seberapa jauh butir-butir instrumen
tersebut merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan aspek atau bahan atau
domain yang diukur.
Dengan memaknai komponen-komponen tersebut (butir dan sampling),
penyusun instrumen sebelum menyajikan butir-butir pertanyaan, terlebih dahulu ia
harus menyusun daftar yang memuat keseluruhan isi dari materi atau domain yang
dimaksud. Keseluruhan domain tersebut dijabarkan ke dalam aspek-aspek yang yang
lebih terperinci. kemudian dideskripsikan indikator-indikatornya, sampai ke sub-sub
indikator, sehingga gejalanya dapat diukur dan diamati. Selanjutnya untuk lebih
meyakinkan diri tentang semua yang telah dilakukan tersebut, penyusun instrumen
dapat meminta pertimbangan dari kolegia atau ahli yang kompeten melalui forum
diskusi antar ahli. Pertimbangan-pertimbangan itu berupa saran, masukan, kritik, dan
evaluasi, yang dimaksudkan memperbaiki dan menyempurnakan instrumen yang kita
susun.
85
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
c. Validitas Kriterion
Validitas kriterion yang dimaksud di sini ialah validitas instrumen yang diperoleh
dengan membandingkan instrumen yang kita susun/buat dengan suatu kriterium
eksternal. Kriterion eksternal yang dimaksud di sini adalah berupa hasil pengukuran
yang menurut pertimbangan rasional dapat dipertanggungjawabkan. Ada dua kriteria
yang sering digunakan oleh para ahli, yaitu:
1) Kriterion konkaren (concurrent criterion), dan
2) Kriterion prediktif (predictive criterion).
Apabila peneliti menggunakan kriterion konkaren, peneliti harus mencari
hasil-hasil pengukuran lain yang pernah dilakukan orang, mengenai domain yang
sama dengan domain yang sedang kita siapkan instrumennya,yang dipandang atau
diakui sudah valid. Sebagai contoh misalnya peneliti ingin menyusun instrumen
mengenai tes masuk suatu perguruan tinggi. Untuk keperluan ini peneliti
mengkomparasikan hasil tes masuk perguruan tinggi dengan nilai rapor akhir kelas
III SMU, melalui analisis statistik korelasi.
Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas Instrumen sangat penting dilakukan untuk instrument (dalam
bentuk angket maupun kuesioner yang akan di aplikasikan di masyarakat, dimana bila
responden yang sama akan menunjukkan hasil yang sama walaupun dilaksanakan
dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas instrumen menunjukkan tingkat kestabilan,
konsistensi, keajegan, dan atau kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala
seperti apa adanya. Reliabilitas dari kata Inggris “reliability” yang sama maknanya
dengan kata konsistensi (concistency or stability), dapat dipercaya (dependability).
Reliabilitas merupakan bentuk “noun”, sedang kata sifatnya adalah
“reliable”. Secara konsep instrumen yang reliabel ialah instrumen yang apabila
digunakan terhadap subjek yang sama, akan menunjukkan hasil yang sama,
walaupun dilaksanakan dalam kondisi dan waktu yang berbeda. Jadi suatu instrumen
dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut digunakan untuk subjek yang sama,
86
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
dalam waktu dan kondisi yang berbeda, tetap menunjukkan hasil yang sama.
Untuk objek-objek penelitian yang sifatnya alamiah, persoalan mengenai
reliabilitas ini tidak perlu menimbulkan banyak pertimbangan, oleh karena objek-
objek alamiah relatif stabil dalam dimensi waktu dan kondisi yang berbeda. Lain
hainya bila instrumen penelitian digunakan untuk mengukur gejala-gejala sosial dan
perilaku. Objek-objek sosial dan perilaku selalu menunjukkan adanya variasi dalam
dimensi waktu dan kondisi.
Ambil saja sebagai contoh misainya kayu, batu, pasir, tanah, dan
semacamnya, semuanya menunjukkan adanya sifat-sifat yang jauh lebih stabil
dibandingkan dengan aspek-aspek perilaku seperti sikap sikap sosial, aktivitas
belajar, prestasi belajar, kinerja pegawai, intensitas berdiskusi, dan sebagainya.
Semuanya akan sangat mudah berubah karena waktu dan kondisi pengukurannya
berbeda.
Hal tersebut menuntut perlunya masalah instrumen untuk mengukur gejala-
gejala sosial dan perilaku, perlu disiapkan dengan saksama dan hati-hati sebelum
instrumen tersebut digunakan, karena instrumen yang tidak stabil, dipastikan akan
memperoleh hasil penelitian yang tidak baik, dalam arti hasil penelitian yang tidak
dapat menggambarkan keadaan gejala yang diukur seperti apa adanya.
87
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
88
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
2. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian meliputi siswa dan guru SMA N 1 Mojotengah.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Mojotengah.
b. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengamati
terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lokasi penelitian. Melalui teknik ini
diharapkan akan mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh menge-
nai obyek yang diamati. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan
pemberdayaan siswa dan guru di kelas dalam kegiatan pembelajaran.
c. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menelaah dokumen,
arsip, maupun referensi yang mempunyai relevansi dengan tema penelitian, seperti
RPP, dokumentasi nilai siswa dan data lain yang relevan dengan penelitian ini.
89
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
5. Jenis Data
Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari informan penelitian. Data
primer dalam penelitian ini berupa hasil wawancara dengan kepala guru dan siswa
dalam rangka meningkatkan nilai ujian nasional.
Data sekunder, yaitu data yang didapat dari telaah terhadap dokumen-dokumen
terkait serta hasil observasi. Data sekunder dalam penelitian ini berupa dokumentasi
rencana kegiatan sekolah dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa serta
pencapaian hasil belajar siswa.
Pemberdayaan guru
6. Fokus Kajian
Kompetensi professional Pemberdayaan siswa
1) Fisik
2) Psikologis
B. Metode Analisis
1. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model
interaktif (Interactive Model of Analysis). Menurut Miles dan Huberman (1992:16)
dalam model ini tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan
kesimpulan, dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data
(data collecting) sebagai suatu siklus. Ketiga kegiatan dalam analisis model interaktif
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Reduksi data (data reduction)
Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyerderhanaan data “kasar” yang muncul dalam catatan-catatan tertulis di
lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian. Reduksi data
90
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
91
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
2. Validitas Data
Dalam penelitian ini validitas atau keabsahan data diperiksa dengan metode
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk kepentingan pengecekan data
atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2004:178).
92
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
93
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
94
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
95
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
2. Coding
Merupakan kegiatan memberikan kode-kode untuk memudahkan
proses pengolahan data dengan memberikan angka nol atau satu.
3. Entry
Dilakukan dengan cara memasukkan data kuesioner ke dalam
komputer agar diperoleh data masukan yang sudah siap diolah dengan
menggunakan perangkat lunak pengolah statistik SPSS.
4. Tabulating
Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian
dimasukkan kedalam table yang sudah disiapkan guna memudahkan analisis
data.
96
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Uji Instrumen :
Meskipun instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel- variabel dalam penelitian ini adalah adaptasi dari instrumen-
instrumen penelitian yang telah ada, pengujian kualitas instrumen tetap
perlu dilakukan karena penelitian ini diterapkan pada unit analisis yang
berbeda.
Sekaran (2009) menyatakan bahwa penggunaan instrumen yang
lebih baik akan lebih menjamin akurasi hasil yang pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas penelitian. Oleh karena itu, perlu untuk dilakukan
penilaian terhadap seberapa baiknya pengukuran (goodness of measures)
yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian kualitas instrumen
dilakukan melalui:
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan-pernyataan
yang terdapat di dalamnya mampu untuk mengungkapkan apa yang ingin
diungkapkan oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005).
Selanjutnya, Salah satu cara untuk melakukan pengujian validitas
adalah dengan menggunakan perbandingan antara corrected item-total
correlation dengan koeefisien korelasi yang ditentukan sebesar r = 5,50.
Butir kuesioner dianggap valid apabila corrected item-total correlation
lebih besar dari 0,50 dan sebaliknya jika corrected item-total correlation
lebih kecil dari 0,50, maka dikatakan butir pertanyaan tidak valid
(Sunyoto, 2013).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Reliabilitas pengukuran
mengindikasikan pengukuran yang tanpa bias (bebas dari kesalahan) dan
97
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
98
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
b. Variabel Minat
corrected item-
Kode Item total r=0.50 Keterangan
correlation
B1 0.780 0.50 VALID
B2 0.808 0.50 VALID
B3 0.819 0.50 VALID
B4 0.820 0.50 VALID
B5 0.362 0.50 TIDAK VALID
B6 0.440 0.50 TIDAK VALID
B7 0.851 0.50 VALID
B8 0.780 0.50 VALID
99
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
d. Variabel Kinerja
corrected item-
Kode Item total r=0.50 Keterangan
correlation
D1 0.666 0.50 VALID
D2 0.571 0.50 VALID
D3 0.661 0.50 VALID
D4 0.428 0.50 TIDAK VALID
D5 0.472 0.50 TIDAK VALID
D6 0.364 0.50 TIDAK VALID
D7 -0.026 0.50 TIDAK VALID
D8 -0.097 0.50 TIDAK VALID
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai cronbach’s alpha untuk
keseluruhan butir pernyataan dari variabel pelatihan yang valid adalah
100
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
> 0,60, sehingga butir A2, A3, A4, A6, A7, dan A8 dinyatakan valid
dan reliabel atau andal.
b. Variabel Minat
Cronbach’s
Kode Item 0.60 Keterangan
alpha
B1 0.919 0.60 Reliabel
B2 0.917 0.60 Reliabel
B3 0.926 0.60 Reliabel
B4 0.915 0.60 Reliabel
B7 0.918 0.60 Reliabel
B8 0.919 0.60 Reliabel
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai cronbach’s alpha untuk
keseluruhan butir pernyataan dari variabel minat yang valid adalah >
0,60, sehingga butir B1, B2, B3, B4, B7, dan B8 dinyatakan valid dan
reliabel atau andal.
c. Variabel Motivasi
Cronbach’s
Kode Item 0.60 Keterangan
alpha
C1 0.932 0.60 Reliabel
C5 0.920 0.60 Reliabel
C6 0.874 0.60 Reliabel
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai cronbach’s alpha untuk
keseluruhan butir pernyataan dari variabel motivasi yang valid adalah
> 0,60, sehingga butir C1, C5 dan C6 dinyatakan valid dan reliabel
atau andal.
101
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
d. Variabel Kinerja
Cronbach’s
Kode Item 0.60 Keterangan
alpha
D1 0.697 0.60 Reliabel
D2 0.713 0.60 Reliabel
D3 0.792 0.60 Reliabel
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai cronbach’s alpha untuk keseluruhan butir
pernyataan dari variabel kinerja yang valid adalah > 0,60, sehingga butir D1, D2 dan
D3 dinyatakan valid dan reliabel atau andal.
102
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
103
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
104
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
105
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
106
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
107
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Dari tabel 4.15 diketahui bahwa proporsi yang memiliki kualitas makanan
baik lebih tinggi terdapat pada pedagang makanan dengan pengetahuan keamanan
yang baik pula (71.8%) dibandingkan dengan pedagang yang memiliki pengetahuan
kurang (42.9%).
Hasil uji statistik menunjukkan angka P value = 0.033 yang artinya pada
alpha 5% terlihat bahwa ada hubungan antara pengetahuan keamanan makanan
pedagang dengan kualitas makanan jajanan aneka macam pentol dan mihun di
sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Segiri , serta diketahui Phi value
108
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data maka dilakukan pembahasan
hasil penelitian sesuai dengan variabel yang di teliti.
Hubungan pengetahuan keamanan makanan pedagang dengan kualitas makanan
jajanan aneka macam pentol dan mihun.
Kualitas makanan harus memenuhi syarat-syarat diantaranya adalah Enak
rasanya, Bersih dan sehat, Memenuhi gizi yang cukup, Mudah dicerna dan diserap
oleh tubuh,Aman dikonsumsi Diatur dengan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
722/Menkes/Per/IX/88. (Marlina, Nina,2001).
Keamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah makanan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Keamanan
makanan adalah sebuah tanggung jawab yang mengikat semua pihak, dari petani
hingga konsumen yang menyiapkan makanan. Jika tanggung jawab ini diabaikan
maka resiko yang akan dihadapi adalah keracunan yang dapat menyebabkan
kematian, (Dwiari,2008).
Berdasarkan hal tersebut terlihat dari hasil uji bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan keamanan makanan dengan kualitas makanan
jajanan. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatma,(2007)
menyatakan Adanya hubungan antara pengetahuan penjamah makanan terhadap
kualitas makanan di pinggir jalan raya dengan nilai signifikansi yaitu 0,020. Dengan
demikian, hal ini sesuai berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa
ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan pedagang mkanan dengan
kualitas maknan jajanan anak sekolah di Wilayah kerja Puskesmas Segiri 2009.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa responden
dengan kriteria pengetahuan kurang dan positif Kualitas makanan jajanan sebanyak
12 responden (42.9%) disebabkan adanya faktor pendukung lain yaitu faktor
pemantauan yang baik dari pihak sekolah, hal ini sesuai dengan penelitian adanya
perbedaan yang didapatkan antara sekolah yang memilih pemantauan terhadap
kantin maupun pedagang makanan yang berjualan di sekitar wilayah sekolah dengan
sekolah yang tidak memantau makanan yang dijual oleh para pedagang, faktor sikap
dan tindakan yang diberikan dari pedagang untuk menjaga kualitas makanan.
Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan sekolah yang melakukan
pengawasan yang baik dalam menjaga kondisi kualitas makanan jajanan seperti
pada sekolah dasar Fistabiqul Khairat, SDN 034, SDN 028,dan SDN 011. dengan
adanya pemantauan yang baik bagi pihak sekolah dan pedagang maknan akan
sangat mengimbangi akan pengetahuan yang dimiliki oleh pedagang tersebut.
109
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
110
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
111
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Dari tabel 4.16, diketahui bahwa proporsi yang memiliki kualitas makanan
baik lebih tinggi terdapat pada pedagang makanan dengan pengetahuan penyimpanan
yang baik pula (78.3%) dibandingkan dengan pedagang yang memiliki pengetahuan
kurang (50.0%).
Hasil uji statistik menunjukkan angka P value = 0.048 yang artinya pada alpha
5% terlihat bahwa ada hubungan antara pengetahuan penyimpanan pedagang dengan
kualitas makanan jajanan aneka macam pentol dan mihun di sekolah dasar wilayah
kerja Puskesmas Segiri , serta diketahui Phi value menunjukkan hubungan keeratan
yakni sebesar 0.264, yang artinya memiliki keeratan hubungan yang rendah dan Odds
Ratio (OR) 0.3 yang artinya pada pedagang makanan jajanan dengan pengetahuan
personal hygiene yang kurang berpeluang 1 kali menghasilkan kualitas makanan
yang kurang baik.
112
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
113
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
114
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
C. Bagian Akhir.
Bagian akhir terdiri dari: 1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
Penjelasan secara terinci dari struktur penulisan skripsi dapat dilihat sebagai berikut:
A. Bagian Awal.
Pada bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan skripsi yakni
sebagai berikut:
1. Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Skripsi standar Universitas
Gunadarma.
2. Lembar Pernyataan
Yakni merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan skripsi ini
merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap
hasil karya orang lain.
3. Lembar Pengesahan
Pada Lembar Pengesahan ini berisi Daftar Komisi Pembimbing, Daftar Nama
Panitia Ujian yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Pada Bagian
bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing dan Kepala Bagian
Sidang Sarjana.
4. Abstraksi
Yakni berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari
Penulisan Skripsi dengan maximal 1 halaman.
5. Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam
pelaksanaan penelitian dan penulisan Skripsi (a.l. Rektor, Dekan, Ketua
Jurusan, Pembimbing, Perusahaan, dll ).
115
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
116
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
f. Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Skripsi
2. Landasan Teori
Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa
diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.
3. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-
alat analisis yang ada.
4. Analisis Data dan Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari
masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode
yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
5. Kesimpulan (dan Saran)
Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
- Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari
penelitian.
- Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.
B. BAGIAN AKHIR
- Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam
penulisan.
- Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhi tungan,
grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di
bagian-bagian terkait sebelumnya.
117
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
5. TEKNIK PENULISAN
1. Penomoran Bab serta subbab
- Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
- Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor
bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
II ………. (Judul Bab)
2.1 ………………..(Judul Subbab)
2.2 ………………..(Judul Subbab)
2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)
- Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14,
tebal.
- Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar,
ukuran font 12, tebal.
2. Penomoran Halaman
- Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil
(i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar
judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap
dihitung.
- Bagian pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari
bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk
setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok
kanan atas.
- Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin
dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.
3. Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel
- Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel
diketik di sebelah atas tengah dari tabel.
118
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
- Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh: gambar 3.1 berarti
gambar pertama yang aga di bab III.
119
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
Tiga Pengarang
1. Heidjrahman R., Sukanto R., dan Irawan. 1980. Pengantar Ekonomi Perusahaan.
Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
2. Nelson, R.., P. Schultz, and R. Slighton. 1971. Structural change in a Developing
Economy. Princeton: Princeton University Press.
Lebih dari Tiga Pengarang
1. Barlow, R. et al. 1966. Economics Behavior of the Affluent. Washington D.C.: The
Brooking Institution.
2. Sukanto R. et al. 1982. Business Frocasting. Yogyakarta: Bagian penerbitan
Fakultas Ekonomi UGM.
Pengarang Sama
1. Djarwanto Ps. 1982. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian penerbitan
Fakultas Ekonomi UGM.
2. ____________. 1982. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian penerbitan
Fakultas Ekonomi UGM.
Tanpa Pengarang
1. Author’s Guide. 1975. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall.
2. Interview Manual. 1969. Ann Arbor, MI: Institute for Social Research,
Universiy of Michigan.
Buku Terjemahan, Saduran atau Suntingan.
1. Herman Wibowo (Penterjemah). 1993. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Erlangga.
2. Karyadi dan Sri Suwarni (Penyadur). 1978. Marketing Management. Surakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
120
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
5. Format Pengetikan
- Menggunakan kertas ukuran A4.
- Margin Atas : 4 cm Bawah : 3 cm
Kiri : 4 cm Kanan : 3 cm
- Jarak spasi: 1,5 (khusus ABSTRAKSI hanya 1 spasi)
- Jenis huruf (Font): Times New Roman.
- Ukuran / variasi huruf : Judul Bab 14 / Tebal + Huruf Besar
Isi 12 / Normal
Subbab 12 / Tebal
6. LAMPIRAN.
Lampiran ini berisi data, gambar, tabel atau analisis dan lain-lain yang karena terlalu
banyak, sehingga tidak mungkin untuk dimasukkan kedalam bab-bab sebelumnya.
121
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
7. KUTIPAN
Dalam penulisan hasil penelitian ilmiah biasanya dimasukkan kutipan-kutipan. Ada
beberapa macam kutipan sebagai berikut:
a. Kutipan langsung (Direct Quatation) yang terdiri dari kutipan langsung pendek
dan kutipan langsung panjang. Kutipan langsung pendek adalah kutipan yang harus
persis sama dengan sumber aslinya dan ini biasanya untuk mengutip rumus,
peraturan, puisi, difinisi, pernyataan ilmiah dan lain-lain. Kutipan langsung pendek
ini adalah kutipan yang panjangnya tidak melebihi tiga baris ketikan. Kutipan ini
cukup dimasukkan kedalam teks dengan memberi tanda petik diantara kutipan
tersebut. Sedangkan kutipan panjang langsung adalah kutipan yang panjangnya
melebihi tiga baris ketikan dan kutipan harus diberi tempat tersendiri dalam alinea
baru.
b. Kutipan tidak langsung (Indirect Quatation) merupakan kutipan yang tidak persis
sama dengan sumber aslinya. Kutipan ini merupakan ringkasan atau pokok-pokok
yang disusun menurut jalan pikiran pengutip. Baik kutipan tidak langsung pendek
maupun panjang harus dimasukkan kedalam kalimat atau alinea. Dalam kutipan tidak
langsung pengutip tidak boleh memasukkan pendapatnya sendiri.
Catatan kaki atau footnone adalah catatan tentang sumber karangan dan setiap
mengutip suatu karangan harus dicantumkan sumbernya. Kewajiban mencantumkan
sumber ini untuk menyatakan penghargaan kepada pengarang lain yang menyatakan
bahwa penulis meminjam pendapat atau buah pikiran orang lain. Unsur-unsur dalam
catatan kaki meliputi: nama pengarang, judul karangan, data penerbitan dan nomor
halaman.
Ada dua cara dalam menempatkan sumber kutipan sebagai berikut:
a. Cara ringkas yaitu menempatkan sumber kutipan dibelakangbahan yang dikutip
yang ditulis dalam tanda kurung dengan menyebutkan “Nama pengarang, Tahun
penerbitan dan Halaman yang dikutip”.
b. Cara langsung yaitu menempatkan sumber kutipan langsung dibawah pernyataan
yang dikutip yang dipisahkan dengan garis lurus sepanjang garis teks. Jarak antara
122
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
garis pemisah dengan teks satu spasi, jarak antara garis pemisah dengan sumber
kutipan dua spasi, dan jarak baris dari kutipan harus satu spasi.
Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat
desain penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang
menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan
tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang
peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan
tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.
Agar tercapai pembuatan desain yang benar, maka peneliti perlu menghindari
sumber potensial kesalahan dalam proses penelitian secara keseluruhan. Kesalahan-
kesalahan tersebut ialah:
a. Kesalahan Dalam Perencanaan
Kesalahan dalam perencanaan dapat terjadi saat peneliti membuat kesalahan
dalam menyusun desain yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi.
Kesalahan ini dapat terjadi pula bila peneliti salah dalam merumuskan masalah.
Kesalahan dalam merumuskan masalah akan menghasilkan infromasi yang tidak
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sedang diteliti. Cara mengatasi
kesalahan ini ialah mengembangkan proposal yang baik dan benar yang secara jelas
menspesifikasikan metode dan nilai tambah penelitian yang akan dijalankan.
b. Kesalahan Dalam Pengumpulan Data
Kesalahan dalam pengumpulan data terjadi pada saat peneliti melakukan
kesalahan dalam proses pengumpulan data di lapangan. Kesalahan ini dapat
memperbesar tingkat kesalahan yang sudah terjadi dikarenakan perencanaan yang
tidak matang. Untuk menghindari hal tersebut data yang dikoleksi harus merupakan
represntasi dari populasi yang sedang diteliti dan metode pengumpulan datanya harus
dapat menghasilkan data yang akurat. Cara mengatasi kesalahan ini ialah kehati-
123
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
hatian dan ketepatan dalam menjalankan desain penelitian yang sudah dirancang
dalam proposal.
c. Kesalahan Dalam Melakukan Analisa
Kesalahan dalam melakukan analisa dapat terjadi pada saat peneliti salah
dalam memilih cara menganalisa data. Selanjutnya, kesalahan ini disebabkan pula
adanya kesalahan dalam memilih teknik analisa yang sesuai dengan masalah dan data
yang tersedia. Cara mengatasi masalah ini ialah buatlah justifikasi prosedur analisa
yang digunakan untuk menyimpulkan dan memanipulasi data.
d. Kesalahan Dalam Pelaporan
Kesalahan dalam pelaporan terjadi jika peneliti membuat kesalahan dalam
menginterprestasikan hasil-hasil penelitian. Kesalahan seperti ini terjadi pada saat
memberikan makna hubungan-hubungan dan angka-angka yang diidentifikasi dari
tahap analisa data. Cara mengatasi kesalahan ini ialah hasil analisa data diperiksa oleh
orang-orang yang benar-benar ahli dan menguasai masalah hasil penelitian tersebut.
124
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
PENUTUP
125
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
DAFTAR PUSTAKA
Ariawan, Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Jurusan
Biostatistik dan kependudukan FKM UI. Jakarta : FKM UI.
Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka
Cipta
Azwar, Saifuddin. 2000. Realibilitas Dan Validitas. Pustaka Belajar : Yogyakarta
Badri, (2008). Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Bandung.
http://digilib.litbang. Diakses pada tgl 12 Mei 2011
Brannen, Julia, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, 1997. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Budiarto, Eko. 2002 . Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : EGC
Depdiknas, Pengolahan dan Analisis Data Penelitian; 2008
Effendi. 1999. Pedoman Skripsi Tesis. Jogjakarta: Graha Ilmu
Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti : Bandung
Faisal, Sanapiah, 1990, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi. YA-3-
Malang.
Glaser, B.G. dan A.L. Strauss. 1967. The Discovery of Grounded Theory. Aldine de
Gruyter Inc., New York.
Hayati, Riza, skripsi “The effectiveness of radio spot as health promotion's media to
HIV/AIDS prevention for the student of SMAN 2 Samarinda in 2012,”
FKM UNMUL tidak dipublikasikan
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage
Publication
Miles, M.B. dan M.A. Huberman. 1992, Analisis Data Kualitatif, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
126
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
127
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
128