Anda di halaman 1dari 128

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

MUDAHNYA MEMBUAT
PROPOSAL SKRIPSI
BIDANG EPIDEMIOLOGI

© MT PUBLISHING SAMARINDA
All right reserved

Penulis :
SISWANTO, M.Kes

Desain :
Totok

Editor :
Pujiati

Perpustakaan Nasional : ISBN :

Cetakan 1, MARET 2013


Cetakan 2, Edisi Revisi Mei 2015

Jln. KHA HASAN gg 11 RT 21 No 31


SAMARINDA 75111

2
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 3
Sepatah Kata 4
Kata Pengantar 6
Pendahuluan 11
BAB 1 Apa Itu Skripsi 19
BAB 2 Bagaimana Membuat Skripsi 24
BAB 3 Membuat BAB 1 Latar Belakang 29
Tahap-tahap Persiapan 19
Membuat BAB 1 Latar Belakang 25
BAB 4 Apa Yang Mesti Dilakukan Untuk Membuat BAB 2 41
BAB 5 Hal yang Mesti Dilakukan di BAB 3 46
Membuat Desain Penelitian 62
Penentuan Jumlah Sampel 82
Membuat definisi operasional dan instrumen yang selaras
BAB 6 Hal Yang Perlu Diperhatikan 137
Membuat analisa hasil penelitian untuk pembahasan
Penutup 167
Daftar Pustaka 168

3
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Sepatah kata

Belajar dari kehidupan yang ada, ibarat mengambil segelas air dari dalam
lautan. Semakin mencoba untuk difahami, semakin tidak dimengerti. Saat ini, setahu
Saya, bahwa hanya sedikit hal yang saya ketahui. Dan Saya mengetahui, bahwa
masih banyak hal yang saya tidak ketahui. Serta saya tidak tahu, hal-hal yang saya
tidak ketahui. Ibarat sebuah gambar yang tampak seperti mahkota yang ternyata
jengger ayam yang dilihat dari alam semesta yang besar dan luas. (Robert Angkasa,
Leadership Seminar, Surabaya, Maret 2013)
Dengan memegang prinsip “Tidak ada yang tidak mungkin bila kita bekerja
bersama Tuhan”, maka mulailah melakukan sesuatu dengan prinsip “Selesaikan apa
yang sudah Anda mulai”, lakukan terus dan “Jangan pernah menyerah”, dan fahami
bahwa “People don’t care how much you know until they know how much you care”,
mencoba untuk menjalani hidup ini dengan berusaha menjadi diri yang terbaik setiap
harinya.
Kupersembahkan karya ini untuk anak-anakku tersayang :
· Muhammad Raihan Nur Razan
· Muhammad Alif Nur Rohim
· Muhammad Yasin Hilmi Nur Rohman
· Raudhatun Nisya
· Adinda Madhuri
Semoga menjadi inspirasi dan motivasi, untuk selalu berkarya, dengan
melakukan yang terbaik untuk orang banyak dan selalu Bersedekah dengan ilmu
yang bermanfaat

4
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Kata Pengantar

Alhamdulillahi Robbil 'Alamin, segala puji bagi Allah SWT. Puji Syukur
kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat
dan hidayah serta ridho NYA kepada hamba-hamba-Nya serta Shalawat dan
salam kami haturkan ke junjungan kami Rasulullah SAW. yang telah berjasa
menghantarkan umat manusia menuju pencapaian akhlak yang mulia.
Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada para Nabi dan para
Waliyullah, keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir
zaman.
Buku yang berjudul “ Mudahnya Membuat Proposal Skripsi Bidang
Epidemiologi” dibuat dengan tujuan membantu mahasiswa semester akhir dalam
proses penyuusunan skripsi / tugas akhir dan menjadi Berkah ilmu yang bermanfaat,
untuk amal jariyah, Semoga bermanfaat bagi semua orang yang memanfaatkannya.
Aamiin. Dalam penyusunannya, Beberapa sumber bahan penulisan ini
diambil dari beberapa buku, internet dengan bantuan google search dan
pengalaman penulis selama membimbing KTI (Karya Tulis Ilmiah) siswa
sejak tahun 1997 dan membimbing mahasiswa praktik lapangan sejak
tahun 2000 dan pengalaman selama menjadi dosen. Buku ini
mengkompilasi pengalaman penulis dengan bantuan sistim Network 21
dan bahan-bahan yang berkaitan dengan topik buku ini, dari berbagai
sumber.
Namun, beruntung sekali ada pihak-pihak (sumber bahan bacaan yang
tidak bisa disebutkan semua) yang bersedia membantu kelancaran dalam penyusunan
buku ini. Oleh karena itu, dengan tulus, kami ucapkan terima kasih kepada segenap
pihak yang telah membantu kami khususnya yang menjadi sumber bacaan dalam
buku ini. Kami juga mengalami beberapa kendala dan hambatan dalam
proses penyusunannya karena tidak semua literatur persis, sesuai
keinginan penulis.

5
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Oleh karenanya, K a m i m e n ya d a r i bahwa buku ini masih


m e m i l i k i k e l e m a h a n d a n k e k u r a n g a n . O l e h karena itu, kami memohon
maaf atas kekurangan tersebut. Kami juga senantiasa membuka tangan untuk
menerima masukan saran yang membangun dengan pengharapan, akan direvisi
untuk memberikan yang terbaik dan akan tetap dilakukan perbaikan oleh penulis demi
ilmu pengetahuan yang selalu mengalami transisi dan berkembang mengikuti situasi
dan kondisi keadaan lingkungan dan manusianya.
Dimana nantinya, agar kelak buku ini menjadi lebih bermanfaat dan
kami bisa berkarya menjadi lebih baik lagi. Harapan kami, semoga karya
besar ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Semoga pula buku ini dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Edisi pertama ini, memberikan keyakinan penulis
untuk selalu menjadi tempat belajar untuk menjadi diri yang terbaik setiap harinya,
meyakinkan akan kemauan dan kemampuan menulis untuk berdampak bagi orang
lain. Buku ini adalah buku ke 5 yang dibuat penulis dalam masa berkarirnya dan buku
pertama saat berkarir di bidang pendidikan kesehatan masyarakat. Dan akan ada
buku-buku lagi yang akan tersusun. This is the first time to move. Semoga
semangat dalam membuat buku ini berdampak bagi keturunan kami kelak, agar
menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak.
Dengan Motto “tidak ada yang tidak mungkin kalau kita bekerja bersama
Tuhan “ dan “Dunia tidak pernah membayar seberapa banyak yang anda ketahui
tetapi dunia membayar apa yang anda lakukan yang anda ketahui” serta
“People don't care how much you know UNTIL they know how much you care”
Beberapa hasil karya sejak awal menulis buku :
- Buku Pintar (saat kelas 2 SMP) tidak dipublikasikan

Buku yang dibuat saat menjabat Kepala Bidang Keperawatan RSI tahun 2002 - 2004
- Buku SAK (Standar Asuhan Keperawatan) dipergunakan di Ruang perawatan
RS Islam
- Buku Juknis pengisian rekam medis MPKP (Model Praktek Keperawatan

6
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Profesional) dipergunakan di Ruang perawatan RS Islam


- Buku juknis MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional) dipergunakan di
Ruang perawatan RS Islam
Buku yang dibuat saat menjadi Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Mulawarman tahun 2005 hingga sekarang
- Buku Kenangan : Latihan Pra Jabatan calon PNS di LPMP Sei Keledang tahun
2005
- Buku Agent Penyakit tahun 2010
- Buku Agent Penyakit pada Manusia tahun 2011
- Buku Bagaimana Mengatasi Masalah Kesehatan dengan Analisis Epidemiologi
tahun 2012
Sebagai penutup kata pengantar, penulis mengharapkan buku ini ikut menjadi
setetes air di tengah samudera pemikiran filsafat ilmu yang sudah ditorehkan sekian
abad lamanya. Penulis sepenuhnya mengerti akan ketidaksempurnaan. Oleh karena
itu, saran untuk kebaikan dari pembaca tentu sangat berharga bagi penulis demi
perbaikan di masa yang akan datang.

Maret, 2013

Penyusun

7
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Pendahuluan

Fenomena yang paling takuti mahasiswa terjadi dari dulu hingga saat ini pada
mahasiswa di semester akhir di semua Universitas adalah membuat SKRIPSI, hal
yang menjadi momok dan menakutkan. Berdasarkan pengamatan penulis, sejak
memulai membuat skripsi tahun 1996, sebagian besar mahasiswa selalu mencari
judul penelitian untuk skripsinya dan bukan topik masalahnya sehingga seringkali
mengalami kesulitan dalam proses konsultasi awal karena terkadang judul tidak
sesuai dengan data masalahnya (tidak evidence base). Sudah banyak mahasiswa
semester akhir yang mengkonsultasikan judul penelitiannya ke dosen pembimbing
dan hasilnya terkadang mesti mengubah judul skripsinya.
Seringkali terjadi, mahasiswa mesti berganti-ganti judul hingga beberapa kali
ketika konsultasi dan terkadang mahasiswa bertanya pda rekannya sesama mahasiswa
yang sama-sama kurang mengetahui dan memahami tentang skripsi. Hal ini membuat
para mahasiswa menjadi kebingungan dan stress serta GALAU.
Menyikapi hal ini maka perlu solusi yang tepat dan efektif, bagaimana agar
judul proposal penelitian tidak berganti-ganti ketika konsultasi ? perlu diketahui, Ada
beberapa tahapan yang mesti dilakukan mahasiswa dalam membuat proposal skripsi
khususnya bidang Epidemiologi (metode ini, bisa diterapkan juga pada disiplin ilmu
lainnya seperti ekonomi, kehutanan, industri, pendidikan selain Kesehatan
Masyarakat ketika membuat proposal skripsi).
Tahap membuat skripsi epidemiologi yang Penulis sarankan adalah :
1. Mencari Tema / topik penelitian dari variabel Dependen (sebaiknya tema /
topik penelitian berawal dari sebuah masalah / fenomena yang terjadi saat ini atau
sedang trend saat ini (Current Issue)). Jangan mencari judul tetapi mencari
masalah yang terjadi karena berdasarkan pemahaman tentang EPIDEMIOLOGI
APLIKATIF dari 1 topik masalah (yang evidence base) dapat dibuat puluhan
bahkan bisa mencapai 100 judul penelitian dengan beda fokus variabel
independennya dan metode / disain penelitiannya serta tempatnya penelitiannya.

8
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Contoh : masalah penyakit Demam Berdarah Dengue yang terjadi di kota X (kota
Endemis DBD).
Dari topik masalah DBD ini bisa dicermati determinan atau hal yang menjadi
Faktor Risiko, Faktor Pencetus timbulnya permasalahan DBD dan Faktor Pendorong
berkurangnya masalah DBD di Kota Tersebut dan hal ini bisa dilihat dari sudut
pandang segitiga Epidemiologi, yaitu :
Dari sudut pandang AGENT atau AGENT PENYAKIT / Penyebab permasalahan
kesehatannya yaitu vektor dari DBD (jentik dan nyamuk), hal ini bisa diteliti
keberadaan jentik dan nyamuknya berdasarkan tempat habitatnya seperti keberadaan
jentik yaitu Breeding Place (tempat perindukannya), keberadaan nyamuk yaitu
Resting Place (tempat peristirahatannya) dan Feeding Place (tempat makanannya),
kemudian dilihat hubungan kedua variabel tersebut maka proposal penelitian yang
bisa di rekomendasikan adalah “Hubungan antara keberadaan Breeding Place
dengan kejadian DBD di kota X endemis DBD” atau “Hubungan antara
keberadaan Resting Place dengan kejadian DBD di kota X endemis DBD” atau
“Hubungan antara keberadaan Feeding Place dengan kejadian DBD di kota X
endemis DBD”. Atau analisis breeding Place nyamuk Aedes Aygipty dan Aedes
Albopictus wilayah endemis di kota X. Atau kajian Resting dan Feeding place
nyamuk Aedes Albopictus vektor penyakit DBD di perkebunan kelapa sawit.
Dapat juga di rekomendasikan langsung pada tempat perindukannya yaitu
“hubungan antara Keberadaan Jentik Aedes Aygipty pada TPA (Tempat
Penampungan Air) di dalam dan luar rumah dan Kajian Angka Bebas Jentik
terhadap kejadian DBD di kota X. selain itu, judul lain berkaitan dengan program
pencegahan DBD yaitu “Pengaruh pelaksanaan 3 M, penanaman tanaman
pengusir nyamuk dan abatisasi dengan kejadian DBD di daerah endemis” atau
“kajian terapan program surveilans dengan kejadian DBD” atau “efektifitas
abatisasi pada daerah rawa dengan penurunan kejadian DBD di daerah
endemis”.
Atau pengaruh penanganan breeding place secara alami dan kimiawi

9
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

dengan kejadian DBD di daerah endemis di kota X. Dapat juga di


rekomendasikan yang fokus penelitian kearah pemetaan wilayah yaitu ”Analisis
Spasial Breeding Place di wilayah endemis DBD di kota X” atau ”Analisis
Spasial Resting dan Feeding Place di wilayah perkebuanan” atau fokus penelitian
kearah peramalan kejadian masalah seperti “ Analisis Peramalan (Forecasting)
kejadian DBD tahun 2011 - 2014 di Puskesmas Bontang Selatan Kota Bontang”
atau ”kajian peramalan kejadian DBD dengan indikator ABJ, Jumantik dan
Abatisasi”.
Bisa juga di rekomendasikan fokus penelitian kearah analisis yaitu “ Analisis
Surveilans kejadian DBD tahun 2011 - 2014 di Puskesmas XY di wilayah
Endemis” atau analisis dengan uji beda seperti “Analisis Surveilans perbedaan
kejadian DBD tahun 2011 - 2014 di Puskesmas XY dan WZ di wilayah
Endemis”. Judul lain dapat pula “Analisis Pemetaan wilayah endemis DBD di
kota K” atau “prediksi tingkat kerawanan DBD di wilayah non endemis”.
Sedangkan bila dilihat dari HOST (manusianya) bisa diteliti tentang
karakteristik Host, perilaku, stamina dan daya tahan tubuhnya seperti umur,
pekerjaan, status gizi, status imunisasi, pendidikan, pengetahuan, status perkawinan,
jenis pekerjaan, kondisi fisik anak, kondisi fisik lansia, upaya pencegahan, upaya
penanganan, kebiasaan menggantung baju, kebiasaan membersihkan TPA (Tempat
Penampungan Air), kebiasaan keluar rumah dan lain-lain.
Kemudian dilihat hubungan kedua variabel tersebut maka judul penelitian yang
bisa di di rekomendasikan adalah hubungan antara karakteristik penduduk
(Umur, Pekerjaan dan jenis pekerjaan), kebiasaan menggantung pakaian dan
kebiasaan membersihkan TPA (Tempat Penampungan Air) dengan kejadian
DBD di kota X, bisa juga hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan
kebiasaan keluar rumah dengan penyakit DBD di kota X.
Dapat juga dilihat hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan
komunitas rentan di daerah endemis DBD dengan penanganan pencegahan
penyakit DBD di kota X. (judul penelitian ini masuk dalam bidang Promosi

10
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Kesehatan spesifik kearah perilaku komunitas / kelompok rentan seperti anak-anak,


lansia dan lain-lain).
Dari Bidang Gizi Masyarakat, dapat direkomendasikan penelitiannya jika
untuk mengetahui hubungan antara variabel yaitu Hubungan Status Gizi, Status
Imunisasi dan Asupan Nutrisi pada Balita (boleh Lansia, Pekerja anak, Anak
Jalanan, Ibu hamil / Ibu Menyusui, pekerja perkebuanan, pekerja kayu, pekerja
tambang, ) dengan kejadian DBD di kota X.
Dari Bidang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), dapat
direkomendasikan penelitiannya jika untuk mengetahui hubungan antara beberapa
variabel seperti Hubungan Kondisi Tempat Kerja dan Jenis Pekerjaan pada
karyawan perusahaan perkebunan Kelapa Sawit (atau perusahaaan tambang
batubara) dengan kejadian DBD di kota X, kajian wilayah endemis di tempat
kerja (perkebunan kelapa sawit/ daerah tamabng) dengan kejadian DBD dan
lain-lain.
Bidang Epidemiologi dan Biostatistik dapat direkomendasikan penelitian
Rapid Survey masyarakat rentan suku Y di wilayah endemis DBD atau Rapid
Survey kelompok rentan di wilayah endemis DBD.
Environtment, dilihat dari kondisi wilayah Indonesia yang beberapa daerah /
pulaunya dikatagorikan endemis dengan DBD. Judul penelitian yang dapat
direkomendasikan adalah Uji Beda Wilayah Pantai A dan pantai B dengan
temuan kasus DBD di kota X. atau Analisis kondisi wilayah Endemis DBD
dengan peningkatan kasus DBD di daerah X.

2. Mencari Alasan-alasan yang mendasari penelitian tersebut dilakukan (kenapa


masalah ini perlu diteliti, Apa urgensi dari topik ini ? Apakah karena angka
kesakitan yang tinggi ? Apakah karena Angka Kematian yang tinggi atau
permasalahan angka kesakitan yang meluas ? Atau apakah karena lambatnya
penanganan ? Apakah program penanganan kurang efektif ? Apakah besarnya
biaya yang ditimbulkan ?)

11
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

3. Mencari Temuan dilapangan (evidence base) tentang fenomena / permasalahan


penelitian tersebut dan

4. Mencari teori-teori dan atau hasil penelitian yang mendukung penelitian tersebut

Dan kemudian secara teknis awalnya bisa mengikuti panduan singkat ini.
Panduan Teknis membuat proposal Skripsi Epidemiologi yaitu :
- Mencari topik permasalahan penelitian yang ada (bagaimana menentukan
masalah kesehatan/trend/current issue)
- Membaca minimal 5 skripsi yang sama dengan topik masalah / penelitian (bila
meneliti tentang Malaria, sebaiknya membaca skripsi penelitian tentang Malaria,
dengan metode penelitian apapun. Yang terpenting topik masalah penelitian adalah
tentang penyakit Malaria).
- Membaca minimal 5 skripsi yang sama dengan metode penelitian (bila meneliti
dengan metode Case Control, sebaiknya membaca skripsi penelitian yang
menggunakan metode penelitian Case Control. Walaupun topik masalahnya berbeda-
beda seperti penelitian Malaria, DBD, Jantung, KLL (Kecelakaan Lalu Lintas), yang
terpenting, metode penelitiannya menggunakan metode Case Control)
- Membuat latar belakang dengan pemikiran sendiri (sebaiknya ditulis dengan
kata-kata atau kalimat sendiri tanpa menggunakan literatur)
- Membuat folder Literatur yang berisi tentang Topik penelitian, Proposal dan
Hasil Skripsi

NB : sebaiknya, saat membaca buku ini, bila ada inspirasi topik atau metode dapat
sambil ditulis dikertas biasa agar ide anda tidak hilang atau terlupakan. Dan lanjutkan
membaca buku ini. Saya yakin, bila hal ini dilakukan, ide anda akan banyak yang
anda tulis dikertas anda. Akan banyak pilihan untuk skripsi anda. Lakukan dan jangan
dipikirkan dan dianalisa.

12
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Folder untuk scanning dan screening data pustaka pada skripsi


Bagan 1. Membuat folder Literatur

FOLDER FOLDER
FOLDER
PROPOSAL HASIL
TOPIK
Semua literatur Semua literatur
Semua literatur data yang data yang
data yang dipergunakan dipergunakan di
berkaitan di Proposal di
Proposal di
dengan topik kumpulkan
difolder ini dan kumpulkan
masalah di difolder ini
dimasukkan ke
kumpulkan dalam Daftar
difolder ini Pustaka Dan dimasukkan
Proposal ke dalam Daftar
Pustaka Hasil

Secara prinsip, literatur pada Scanning folder topik selalu lebih banyak dari pada
Hasil dan Proposal
6. Scanning Literatur / Mencari literatur (dikumpulkan dalam folder topik
masalah)
7. Screening Literatur / Menskrining / memilah literatur yang sesuai dengan
proposal
8. Screening Literatur / Menskrining / memilah literatur yang sesuai dengan hasil
dan pembahasan (skripsi)
Dalam pembuatan sebuah proposal ada beberapa hal yang biasanya dibuat secara detil
yaitu :
· Penjabaran mendetail mengenai tujuan penelitian.
· Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan penelitian
tersebut.
· Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses penelitian sehingga mencapai
tujuan yang ingin dicapai.

13
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

BAB 1 Apa itu Skripsi

Skripsi dapat diartikan sebagai karya tulis yang disusun oleh seorang
mahasiswa yang telah menyelesaikan jumlah SKS yang disyaratkan, dengan
dibimbing oleh dosen pembimbing, sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai
gelar pendidiksan S1 (Sarjana). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
skripsi adalah karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan
pendidikan akademis. Dimana, buat sebagian mahasiswa, skripsi adalah sesuatu yang
lumrah dan wajib. Tetapi buat sebagian mahasiswa yang lain, skripsi bisa jadi momok
yang terus menghantui dan menjadi mimpi buruk yang menakutkan.
Tujuan dalam penulisan skripsi adalah memberikan pemahaman terhadap
mahasiswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan
membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan
terstruktur. Banyak mahasiswa yang merasa bahwa skripsi hanya “ditujukan” untuk
mahasiswa-mahasiswa dengan kecerdasan di atas rata-rata. Penulisan skripsi adalah
kombinasi antara kemauan, rencana, kerja keras dan relationships yang baik. Dimana,
Kesuksesan dalam menulis skripsi tidak selalu sejalan dengan tingkat kepintaran atau
tinggi / rendahnya IPK mahasiswa yang bersangkutan. Seringkali terjadi mahasiswa
dengan kecerdasan rata-rata lebih cepat menyelesaikan skripsinya daripada
mahasiswa yang di atas rata-rata. Bahkan mahasiswa yang tidak disangka-sangka
dalam kesehariannya dikampus (contohnya mahasiswa yang tampak pendiam dikelas)
ternyata bisa menyelesaikan skripsi lebih cepat.
Masalah yang juga sering terjadi adalah seringkali mahasiswa konsultasi dan
datang berbicara ngalor ngidul pada saat konsultasi tanpa arah, topik yang jelas dan
membawa topik skripsi yang terlalu muluk dan meluas. Padahal, untuk tataran
mahasiswa S1, skripsi sejatinya adalah belajar melakukan penelitian dan menyusun
laporan menurut kaidah keilmiahan yang baku. Skripsi bukan untuk menemukan teori
baru atau memberikan kontribusi ilmiah. Karenanya, untuk mahasiswa S1 sebenarnya
replikasi adalah sudah cukup.

14
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian yang ada,
secara umum, terbagi dalam dua pendekatan yang berbeda : pendekatan saintifik dan
pendekatan naturalis. Pendekatan saintifik (scientific approach) biasanya mempunyai
struktur teori yang jelas, ada pengujian kuantitif (statistik), dan juga menolak
grounded theory. Sebaliknya, pendekatan naturalis (naturalist approach) umumnya
tidak menggunakan struktur karena bertujuan untuk menemukan teori dan hipotesis
dijelaskan hanya secara implisit, lebih banyak menggunakan metode eksploratori
(mengekslorasi teori), dan sejalan dengan grounded theory.
Manakah yang lebih baik antara kedua pendekatan tersebut ? Semua
pendekatan, sama saja. Pendekatan satu dengan pendekatan lain bersifat saling
melengkapi satu sama lain (komplementer). Jadi, tidak perlu diragukan jika Anda
mengacu pada pendekatan yang satu, sementara teman Anda menggunakan
pendekatan yang lain. Juga, tidak perlu khawatir jika menggunakan pendekatan
tertentu akan menghasilkan nilai yang lebih baik / buruk daripada menggunakan
pendekatan yang lain.
Oleh karenanya, Isi dari penulisan skripsi diharapkan memenuhi aspek-aspek
sebagai berikut :
1. Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.
2. Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3. Masalah dibatasi, sesempit mungkin.
Dimana, beberapa pemahaman penelitian ini, terkadang difahami secara
berbeda setiap mahasiswa. Penelitian merupakan suatu kata yang berasal dari kata
‘teliti’, yang artinya sesuatu yang dilakukan dengan cermat dan tidak sembrono /
gegabah dan hati-hati. Dalam pengertian ini, penelitian merupakan suatu proses
pekerjaan yang dilakukan dengan cermat, hati-hati untuk memperoleh suatu hasil
yang diinginkan. Di lain hal bahwa penelitian diterjemahkan dari kata research yang
berasal dari kata re artinya ‘kembali’ dan search artinya ‘mencari’.
Berdasarkan beberapa pemahaman ‘penelitian’ dapat diartikan sebagai suatu
pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan

15
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum. Penelitian dapat juga diartikan
sebagai transformasi yang terkendali atau terarah dari situasi yang dikenal dari
kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsur
dari situasi orisinil menjadi keseluruhan yang bersatu-padu. Penelitian sebagai sebuah
metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis.
Agar suatu metode yang digunakan dalam suatu penelitian disebut metode ilmiah,
hendaknya memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta; keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam
penelitian dan yang dikumpulkan maupun yang dianalisis harus berdasarkan
fakta yang nyata / realita.
2. Bebas dari prasangka; metode ilmiah harus bebas dari prasangka buruk.
3. Menggunakan prinsip analisa; semua masalah harus dicari sebab-akibat serta
pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis dan sesuai. Fakta-
fakta yang mendukung tidak dibiarkan mentah saja, tapi dianalisa secara
cermat dan seksama.
4. Menggunakan Hipotesa; hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap
permasalahan penelitian. Hipotesa merupakan pegangan untuk menentukan
jalannya pikiran peneliti, yang nantinya akan dibuktikan melalui data
lapangan dengan menggunakan alat bantu.
5. Menggunakan ukuran objektif; kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan
dalam ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh diterka-terka menurut
kehendak peneliti, tetapi hendaknya semua dilakukan secara objektif dan
fikiran yang waras dan rasional.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi; semua pengukuran data hendaknya
menggunakan ukuran kuantitatif, kecuali kualitatif yang tidak dapat
dikuantifikasikan dan umumnya yang tidak bersifat kuantitatif hendaknya
dikuantitatifkan.

16
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

BAB 2 Bagaimana Membuat Skripsi

Dalam membuat proposal skripsi ada beberapa hal yang Perlu Anda Lakukan :
Siapkan Diri. Hal pertama yang wajib dilakukan adalah persiapan dari diri Anda
sendiri. Niatkan kepada Tuhan bahwa Anda ingin menyelesaikan studi / kuliah anda
dengan membuat skripsi. Persiapkan segalanya dengan baik. Lakukan dengan penuh
kesungguhan dan harus ada kesediaan untuk menghadapi kendala / tantangan /
hambatan seberat apapun.
Minta Doa Restu. doa restu orang tua adalah hal terpenting. Kalau Anda tinggal
bersama orang tua, komuikasikan dan mintalah pengertian kepada mereka dan
anggota keluarga lainnya bahwa selama beberapa waktu ke depan Anda akan
konsentrasi untuk menulis skripsi. Kalau Anda tinggal di kos-kosan, komunikasikan
dan minta pengertian dengan teman-teman lain.
Buat Time Table. Ini penting agar penulisan skripsi tidak terlalu time-consuming.
Buat planning yang jelas mengenai kapan Anda mencari referensi, kapan Anda harus
mendapatkan topik penelitian, judul, kapan Anda melakukan bimbingan / konsultasi,
juga target waktu kapan proposal dan skripsi harus sudah benar-benar selesai.
Bagan 2 time schedule penelitian saya
Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
Topik penelitian, konsultasi, membuat proposal X
Maju seminar proposal, revisi proposal X
Mengambil data di lokasi penelitian X X
Membuat hasil penelitian, persiapan maju seminar X X
hasil dan pendadaran

Berdayakan Internet. Internet memang membuat kita lebih produktif. Manfaatkan


untuk mencari referensi secara cepat dan tepat untuk mendukung skripsi Anda.
Bahan-bahan aktual untuk referensi / literatur bisa ditemukan lewat Google Scholar
atau melalui provider-provider komersial seperti EBSCO atau ProQuest.
Jadilah Proaktif. Dosen pembimbing memang “bertugas” membimbing Anda. Akan
tetapi, Anda tidak selalu bisa menggantungkan segalanya pada dosen pembimbing

17
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Anda karena aktivitas dosen bukan hanya membimbing anda tetapi ada aktivitas lain
sesuai dengan Tridharma perguruan tinggi yaitu Pengajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat serta kehidupan pribadinya. Selalu bersikaplah proaktif.
Mulai dari mencari topik, mengumpulkan bahan, “mengejar” untuk konsultasi
bimbingan, belajar communication skill agar anda mudah berurusan dalam konsultasi
dan seterusnya.
Be Flexible. Skripsi mempunyai tingkat “ketidakpastian” tinggi. Bisa saja skripsi
anda sudah setengah jalan tetapi dosen pembimbing meminta Anda untuk mengganti
topic (hal ini memang jarang dilakukan). Yang mungkin anda temui seperti Tidak
jarang dosen Anda tiba-tiba membatalkan janji untuk bimbingan pada waktu yang
sudah disepakati sebelumnya karena adanya urusan mendesak. Terkadang Anda
merasa bahwa kesimpulan / penelitian Anda sudah benar, tetapi dosen Anda merasa
sebaliknya. Jadi, tetaplah fleksibel dan tidak usah merasa sakit hati dengan hal-hal
yang demikian.
Jujur. Sebaiknya jangan menggunakan jasa “pihak ketiga” yang akan membantu
membuatkan skripsi untuk Anda atau menolong dalam mengolah data. Skripsi adalah
buah tangan dan hasil karya Anda sendiri. Kalau dalam perjalanannya Anda benar-
benar tidak tahu atau menghadapi kesulitan dan kendala besar, sampaikan saja kepada
dosen pembimbing Anda. Kalau disampaikan dengan tulus, pastilah dengan senang
hati ia akan membantu Anda untuk mencari solusi terbaik buat anda.
Siapkan Dana. Skripsi jelas menghabiskan dana yang cukup lumayan (dengan
asumsi tidak ada sponsorships / bantuan beasiswa). Mulai dari akses internet, biaya
cetak mencetak, ongkos untuk membeli souvenir bagi responden penelitian, biaya
transportasi menuju tempat responden atau lokasi penelitian, biaya telekomunikasi,
biaya makan dan sebagainya. Jangan sampai penulisan skripsi macet hanya karena
kehabisan dana yang tidak sesuai budget anda.

18
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Tahap-tahap Persiapan
Kalau Anda beruntung, bisa saja dosen pembimbing anda sudah memiliki
topik dan menawarkan judul skripsi ke Anda. Biasanya, dosen pembimbing anda
sedang terlibat dalam proyek penelitian dan Anda akan “ditarik” masuk ke dalamnya.
Kalau sudah begini, penulisan skripsi jauh lebih mudah dan (dijamin) lancar karena
segalanya akan dibantu dan disiapkan oleh dosen pembimbing.
Sayangnya, kebanyakan mahasiswa tidak memiliki keberuntungan semacam
itu. Mayoritas mahasiswa, seperti ditulis sebelumnya, harus bersikap proaktif sedari
awal. Jadi, persiapan sedari awal adalah sesuatu yang mutlak diperlukan. Idealnya,
skripsi disiapkan satu-dua semester sebelum waktu terjadwal (bukan pada saat
mendekati ujian skripsi atau mendekati waktu untuk wisuda. Karena hal ini sering
terjadi, kebanyakan mahasiswa mulai termotivasi saat waktu wisuda sudah dekat).
Satu semester tersebut bisa dilakukan untuk mencari referensi,
mengumpulkan bahan, memilih topik dan alternatif topik, hingga menyusun proposal
dan melakukan bimbingan informal. Dan semester selanjutnya persiapan maju
proposal, bimbingan perbaikan proposal dan turun lapangan untuk melakukan
penelitian. Kemudian konsultasi bimbingan hasil penelitian dan seminar hasil
penelitian.
Dalam mencari referensi / bahan acuan, sebaiknya memilih jurnal / paper
yang mengandung unsur kekinian (Up to date / 5 – 10 tahun sebelumnya) dan
diterbitkan oleh jurnal yang terakreditasi. Jurnal-jurnal berbahasa asing juga bisa
menjadi pilihan untuk melengkaoi literatur anda. Kalau Anda mereplikasi jurnal /
paper yang berkelas, maka bisa dipastikan skripsi Anda pun akan cukup berkualitas.
Unsur kekinian juga perlu diperhatikan. Pertama, topik-topik baru lebih disukai dan
lebih menarik, bahkan bagi dosen pembimbing/penguji. Kalau Anda mereplikasi
topik-topik lama (dibawah 5 sampai 10 tahun), penguji biasanya sudah “hafal di luar
kepala” sehingga akan sangat mudah untuk menjatuhkan Anda pada ujian skripsi
nantinya. Jangan lupa untuk tidak mengambil referensi dari Blogspot di internet,
sebaiknya jurnal dari website yang diakui.

19
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Kedua, jurnal / paper yang terbit dalam waktu 10 tahun terakhir, biasanya mengacu
pada referensi yang terbit 5-10 tahun sebelumnya. Yakinlah bahwa mencari dan
menelusur referensi yang terbit tahun sepuluh-dua puluh tahun terakhir jauh lebih
mudah daripada melacak referensi lebih dari 20 tahun sebelumnya seperti literatur
tahun 1970-1980.
Salah satu tahap persiapan yang penting lagi adalah penulisan proposal. Tentu
saja proposal tidak selalu harus ditulis secara “baku”. Bisa saja ditulis secara garis
besar (pointer) saja untuk direvisi kemudian (tahap awal sebaiknya lakukan hal ini
untuk memudahkan anda menelusuri benang merah penelitian anda. Proposal ini
akan menjadi guidance Anda selama penulisan skripsi agar tidak terlalu keluar jalur
nantinya. Proposal juga bisa menjadi alat bantu yang akan digunakan ketika Anda
mengajukan topik / judul kepada dosen pembimbing Anda. Proposal yang bagus bisa
menjadi indikator yang baik bahwa Anda adalah mahasiswa yang serius dan benar-
benar berkomitmen untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.
Biasanya, setiap fakultas / universitas sudah membuat dan menerbitkan acuan
/ pedoman penulisan skripsi dan hasil penelitian yang baku. Mulai dari penyusunan
konten, tebal halaman, jenis kertas dan sampul, hingga ukuran / jenis huruf dan spasi
yang digunakan. Akan tetapi, secara umum format hasil penelitian dibagi ke dalam
beberapa bagian sebagai berikut.
Pendahuluan. Bagian pertama ini menjelaskan tentang isu penelitian, urgensi dan
motivasi yang melandasi penelitian tersebut dilakukan, tujuan yang diharapkan dapat
tercapai melalui penelitian ini, dan kontribusi yang akan diberikan dari penelitian ini.
Pengkajian Teori & Pengembangan Hipotesis. Setelah latar belakang penelitian
dipaparkan jelas di bab pertama, kemudian dilanjutkan dengan kaji teori dan
pengembangan hipotesis. Pastikan bahwa bagian ini align juga dengan bagian
sebelumnya. Mengingat banyak juga mahasiswa yang “gagal” menyusun alignment
ini. Akibatnya, skripsinya terasa kurang make sense dan tidak nyambung.
Metodologi Penelitian. Berisi penjelasan tentang data yang digunakan, pemodelan
empiris yang dipakai, tipe dan rancangan sampel, bagaimana menyeleksi data dan

20
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

karakter data yang digunakan, model penelitian yang diacu, pengujian validitas dan
reliabilitas dan lain sebagainya.
Hasil Penelitian. Bagian ini memaparkan hasil pengujian hipotesis, biasanya
meliputi hasil pengolahan secara statistik dan diterima / tidaknya hipotesis yang
diajukan dan Keterbatasan penelitian
Penutup. Berisi ringkasan, kesimpulan, diskusi, dan saran. Hasil penelitian harus
disarikan dan didiskusikan mengapa hasil yang diperoleh begini dan begitu. Anda
juga harus menyimpulkan keberhasilan tujuan riset yang dapat dicapai, manakah
hipotesis yang didukung / ditolak, keterbatasan apa saja yang mengganggu, juga
saran-saran untuk penelitian mendatang akibat dari keterbatasan yang dijumpai pada
penelitian ini.

Jangan lupa untuk melakukan proof-reading dan peer-review. Proof-reading


dilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan tulis (typo) maupun ketidaksesuaian
tata letak penulisan skripsi. Peer-review dilakukan untuk mendapatkan second
opinion dari pihak lain yang kompeten. Bisa melalui dosen yang Anda kenal baik
(meski bukan dosen pembimbing Anda), kakak kelas / senior Anda, teman-teman
Anda yang dirasa kompeten, atau keluarga / orang tua (apabila latar belakang
pendidikannya serupa dengan Anda).

21
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

BAB 3 Membuat BAB 1 Latar Belakang

Dalam membuat Latar Belakang sebaiknya :


berisi 3 bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup yang pola
kalimatnya dari kalimat / maksud umum ke kalimat / maksud khusus dalam bentuk
bagan. Latar belakang dapat dibuat secara sistematis bagian per bagian yang penulis
anjurkan seperti dibawah ini :

Prolog. Berupa kalimat tentang Variabel Dependen atau hal yang akan diteliti
(dengan kalimat yang menarik secara ilmiah. Sehingga orang-orang tertarik
untuk membaca lebih lanjut)
Define / berisi penjelasan mengenai variabel dependen penelitian anda
Problems / urgensi masalah yang akan diteliti (misalnya bidang Epidemiologi :
tentang Mortalitas, Morbiditas, Disability, kelemahan, kelumpuhan,
Kecacatan, Masa Hidup dan Harapan hidup, keparahan, komplikasi, dampak
penularan, produktivitas dan lain-lain)
Data (dibuat dengan prinsip piramida terbalik, dari data umum ke khusus, seperti
data masalah kesehatan yang terjadi di dunia internasional, nasional, daerah
dan lokasi penelitian). Dari data seluruh dunia ke lokasi penelitian seperti
bagan dibawah ini :
Bagan 3. Sistematikan data masalah dalam latar belakang penelitian

Internasional
Indonesia
Daerah
Lokasi penelitian

22
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Determinan (keterkaitan, hubungan, pengaruh) masalah / hal-hal yang


berkaitan dengan terjadinya permasalahan / variabel independent (dalam
Bidang Epidemiologi dapat menggunakan prinsip segitiga Epidemiologi dengan
memilih salah satu, misalnya meneliti tentang Host saja, bisa meneliti tentang
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan dari Host atau Usia, Jenis Pekerjaan, Jenis
Kelamin, Status Gizi, Imunisasi atau Marital / Perkawinan. Bisa juga 2 variabel
antara Host dan Agent, seperti meneliti tentang status imunisasi dan keberadaan
jentik. Atau ke tiga variabelnya, yaitu gabungan antara Host, Agent dan
Environment seperti variabel Jenis Pekerjaan, Angka Bebas Jentik dan Wilayah
Endemis. Atau berdasarkan variabel dari Faktor Risiko, Faktor Pencetus dan
Faktor Pendorong.
Determinan sesuai segitiga epidemiologi dapat digambarkan dalam bagan seperti
dibawah ini :
Bagan 4. Determinan masalah penelitian sesuai segitiga epidemiologi
Host

Agent Environment

Atau Determinan sesuai analisis epidemiologi ditinjau dari Faktor Risiko,


Faktor Pencetusa dan Faktor Pendorong dapat digambarkan dalam bagan
seperti dibawah ini :
Faktor Risiko

Faktor Pencetus Masalah Kesehatan

Faktor Pendorong

Urgensi Variabel Independen. Jelaskan tentang variabel independen yang anda


mau teliti dengan alasan kenapa anda meneliti variabel independen tersebut

23
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Urgensi Lokasi Penelitian. Jelaskan tentang lokasi penelitian dengan alasan


ilmiah sesuai konteks akademisi kenapa anda meneliti di lokasi atau tempat
tersebut

Di bawah ini adalah beberapa contoh latar belakang yang sesuai sistematika / kaidah
diatas :
Contoh 1 : Latar Belakang (ditulis dalam 1 spasi yang semestinya 2 spasi)
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera badan, jiwa, dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social ekonomi (UU Kesehatan
No. 23 Tahun 1992). Oleh karena itu, pembangunan kesehatan bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
peningkatan sumber daya manusia serta kualitas hidup, peningkatan kesejahteraan
keluarga dan masyarakat serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan
pentingnya hidup sehat. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral
kesehatan secara keseluruhan dan perihal hidup sehingga perlu dibudayakan di
seluruh lapisan masyarakat. (Yuyus, hal 16 : 2000)
Peningkatan kasus karies gigi dan gingivitis akan terus terjadi. Walaupun
tidak menimbulkan kematian, dapat menurunkan tingkat produktivitas seseorang,
karena dari aspek biologis akan dirasakan sakit atau gigi goyang, sehingga aktivitas
belajar, makan dan tidur terganggu. Selain itu, dari aspek estetikpun dapat
menimbulkan masalah psikososial. (Dwiati, 2003). Beberapa penyakit yang
diakibatkan oleh gigi berlubang antara lain dapat berakibat pada serangan jantung,
gangguan pernapasan, TB paru, kanker, rematik, eksim, migraine dan pada ibu
hamil berdampak pada BBLR. (Sarwono, 2004)
Data dari The World Oral Health Report 2006 menunjukkan, penyakit gigi
dan mulut merupakan peringkat ke-4 penyakit termahal dalam perawatannya setelah
penyakit jantung, kanker dan stroke. Artinya, selain menurunkan produktivitas,
penyakit gigi dan mulut juga akan menguras pengeluaran untuk pengobatannya.
(Astoeti, 2009). Hasil studi morbiditas SKRT-Suskesnas 2004 menunjukkan penyakit
gigi menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering
dikeluhkan masyarakat. Data terbaru tahun 2007 menunjukkan 72,1 persen
penduduk Indonesia mempunyai pengalaman gigi berlubang (karies) dan sebanyak
46, 5 persen di antaranya karies aktif yang belum dirawat.(Astoeti, 2009)
Masalah gigi berlubang atau karies dialami oleh sekitar 85 persen anak usia
di bawah lima tahun di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan minum
susu botol pada usia akhir balita. Bila tidak segera diatasi, hal itu akan menurunkan
kualitas perkembangan anak. (Evy, 2009). Anak balita merupakan kelompok
masyarakat yang jumlahnya cukup besar dan memiliki prevalensi karies gigi yang

24
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

cukup tinggi, Survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang dilakukan pada
Pelita III dan IV menunjukkan bahwa prevalensi penduduk Indonesia yang menderita
karies gigi sebesar 80%, dan 90% di antaranya adalah anak-anak. Penelitian
Taverud menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi pada anak berusia satu tahun
sebesar 5%, anak usia dua tahun sebesar 10%, anak usia tiga tahun sebesar 40%,
anak usia empat tahun 55%, dan anak usia lima tahun sebesar 75%. (Sukmono,
2003)
Sekitar 92% anak usia prasekolah atau Taman Kanak-Kanak mengalami
karies gigi. Karies gigi tersebut disebabkan antara lain kualitas gigi yang kurang
bagus. Mungkin sejak dari kandungan ibunya nutrisinya kurang. Penyebab lainnya
adalah gosok gigi yang tidak menyeluruh. (Kuswandari, 2005). Dalam studinya
dengan anak-anak usia 3-5 tahun sebagai subjek penelitian, menjadikan susu botol
sebagai pengantar tidur meningkatkan risiko SKB (sindroma karies botol) 1,03 kali
lebih besar daripada yang tidak menjadikannya sebagai pengantar tidur. Frekuensi
minum susu botol dua kali atau lebih per hari juga akan meningkatkan risiko
kejadian SKB 2,27 kali. (Evy, 2009)
Kebiasaan menghisap jari ini kerap dilakukan oleh anak-anak. Jika
kebiasaan ini berlanjut sampai pada periode gigi permanennya tumbuh, maka dapat
mengakibatkan gigi - gigi depan (anterior menjadi protrusive atau tongos).
Terutama bagian depan menjadi lebih terbuka (open bite) dan menimbulkan
penyempitan lengkung rahang atas. (Hanniaty, 2009). Hasil penelitian Evi Rumini
tentang hubungan pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan gigi dan mulut terhadap
karies gigi di SD Melati Sleman Yogyakarta tahun 2006 diperoleh hasil pengetahuan
cukup sebanyak 39 orang (50,6%), pengetahuan baik 31 orang (40,3%) dan
pengetahuan kurang hanya 7 orang (9,1%). (Rumini. 2009)
Hal ini juga dibuktikan dari hasil Riskedas (2007-2008) di Provinsi
Kalimantan Timur ini, ditemukan sebanyak 49,8 % penduduk menerima perawatan
gigi dan 20,9 % mengalami masalah gigi atau mulut. Di Samarinda penyakit gigi dan
mulut termasuk dalam 10 besar penyakit yang banyak diderita penduduk Samarinda
yaitu berada pada urutan ke-8 penyakit terbesar yang diderita dan sampai sekarang
belum adanya penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi terhadap kesehatan gigi dan mulut. (Husairi, 2009).
Puskesmas Bengkuring merupakan salah satu puskesmas yang berada di
wilayah Kecamatan Samarinda Utara dengan luas wilayah 40.33 Km². Data tahun
2008 menyatakan penyakit gigi dan mulut berada pada peringkat ke-8 penyakit
terbanyak yang diderita masyarakat di Puskesmas Bengkuring dengan jumlah pasien
sebanyak 635 pasien dibandingkan data 2008 di Puskesmas Lempake sendiri berada
pada peringkat ke-7 dengan pasien sebanyak 628 pasien sementara. di Puskesmas
Pasundan yang menyatakan penyakit gigi dan mulut berada pada peringkat 8 namun
dengan jumlah pasien sebanyak 351 pasien, (Laporan Tahunan Puskesmas Lempake
dan Pasundan: 2008)
Wilayah kerja Puskesmas Bengkuring memiliki 8 Sekolah Taman Kanak-
kanak dengan jumlah murid yang diperiksa pada waktu itu sebanyak 238 siswa

25
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

dengan prevalensi karies gigi sebanyak 139 siswa, kemudian siswa yang cabut gigi
sebanyak 10 siswa. (Laporan Tahunan Puskesmas Bengkuring Kec. Samarinda Utara
: 2008). Kesehatan masyarakat sebagai disiplin ilmu yang mempunyai tujuh pilar
utama kesehatan yang dari masalah di atas maka akan berhubungan erat dengan
pilar epidemiologi dan pilar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku sebagai
langkah kegiatan untuk mencegah penyakit (preventif) dan dapat meningkatkan
kesehatan masyarakat (promotif) agar prevalensi masalah gigi dapat berkurang.
Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan gangguan kesehatan gigi pada anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja
Puskesmas Bengkuring Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat mengambil rumusan masalah yaitu :
Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan gangguan kesehatan gigi
pada anak Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas Bengkuring?
Apakah ada hubungan kebiasaan mengedot dengan gangguan kesehatan gigi pada
anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas Bengkuring?
Apakah ada hubungan Kebiasaan menghisap jari tangan dengan gangguan
kesehatan gigi pada anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas
Bengkuring?

Tujuan umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan kesehatan gigi
pada anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas Bengkuring Kecamatan
Samarinda Utara Kota Samarinda tahun 2009

Tujuan Khusus
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan gangguan kesehatan gigi
pada anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas Bengkuring
Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda
Mengetahui hubungan kebiasaan mengedot dengan gangguan kesehatan gigi pada
anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas Bengkuring Kecamatan
Samarinda Utara Kota Samarinda
Mengetahui hubungan kebiasaan menghisap jari tangan dengan gangguan
kesehatan gigi pada anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja Puskesmas
Bengkuring Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda.

Contoh 2 : Latar Belakang


HIV AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), yaitu suatu kumpulan
gejala yang ditimbulkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
Virus tersebut dinamakan HIV atau Human Immuno Deficiency Virus. HIV
menyerang sistem kekebalan tubuh (sel darah putih). Dimana tubuh akan mudah

26
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

terserang penyakit karena lemahnya sistem kekebalan tubuh. Bila terkena penyakit
yang tidak berbahaya, seperti Influenza atau penyakit ringan lainnya akan sukar
sembuh dan akan berdampak lamanya proses penyembuhan bahkan membuat orang
tersebut meninggal dunia.
Pada akhir tahun 2011, UNAIDS melaporkan bahwa terdapat 34 juta orang
hidup dengan HIV. Selain itu dilaporkan pula pada Global Report Chapter 3 bahwa
di 10 negara tertinggi jumlah penderita HIV/AIDS, lebih banyak penderitanya
adalah perempuan dengan rentang umur 15 sampai 24 tahun. Prevalensi HIV/AIDS
di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan. Sebagai contoh, di
Zambia tahun 2001/2002 angka prevalensi penderita HIV/AIDS di daerah perkotaan
berbanding pedesaan adalah 4:3, sedangkan di Indonesia pada 31 Desember tahun
2007 jumlah penderita HIV/AIDS 11.141 kasus per 100.000 penduduk, angka
kejadian HIV/AID sebanyak 4,91 kasus per 100.000 penduduk (Departemen
Kesehatan RI, 2008).
Para ahli memperkirakan bahwa hingga saat ini terdapat antara 90.000–
130.000 orang Indonesia yang hidup dengan HIV. Sehingga dengan menggunakan
perhitungan angka kelahiran sebesar 2,5 persen, diperkirakan terdapat 2.250–3.250
bayi yang mempunyai risiko terlahir dengan infeksi HIV. Pola penyebaran infeksi
yang umum terjadi adalah melalui hubungan seksual tidak aman (heteroseksual)
sebanyak 76,3%, kemudian diikuti dengan penularan melalui penggunaan napza
melalui jarum suntik yang tidak steril secara bergantian sebanyak 16,3%, hubungan
seks lelaki dengan lelaki sebanyak 2,2%, dan proses melahirkan dan menyusui dari
ibu yang terinfeksi HIV yaitu sebanyak 4,7% (Yayasan AIDS Indonesia, 2011).
Data kumulatif kasus HIV/AIDS Komisi Penanggulangan AIDS Kota
Samarinda tercatat sampai pada tahun 2011, jumlah kasus HIV/AIDS adalah 651,
dengan didukung data RSUD A. Wahab Syahranie Samarinda Periode Desember
2005 – November 2011 tercatat 86 kasus HIV/AIDS atau 21,1% merupakan remaja
penderita HIV/AIDS yang berusia 10 – 24 tahun (KPA Samarinda, 2011).
Upaya yang dilakukan pemerintah melalui Departemen Kesehatan RI dan lembaga-
lembaga lainnya dalam mengurangi penderita HIV/AIDS dilakukan melalui edukasi
dan promosi yaitu penyuluhan melalui kampanye, media massa, penyebaran leaflet
dan kampanya penggunaan kondom. Tetapi upaya tersebut masih saja kurang atau
belum menurunkan angka HIV/AIDS. Hal lain yang dilakukan oleh LSM adalah
memberdayakan individu penderita HIV/AIDS untuk bisa mandiri dan siap
menghadapi kehidupan selanjutnya. Edukasi atau penyuluhan tentang perilaku
tertular HIV/AIDS sudah dilakukan di DKI Jakarta tetapi belum memberikan dampak
karena masih dirasakan tingginya angka kejadian tertular HIV/AIDS (Sulekale,
2003).
SMA Negeri 1 Samarinda merupakan sekolah menengah atas pertama yang
ada di Kalimantan Timur, berdiri tahun 1953. Hingga sekarang SMA Negeri 1
Samarinda masih menjadi salah satu SMA favorit, oleh sebab itu sarana dan
prasarana yang ada antara lain perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas wi-fi untuk
akses internet. Jadi setiap siswa bisa dengan cepat mengakses informasi mengenai

27
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

apa saja melalui internet (Profil SMA Negeri 1 Samarinda, 2008)


SMA Negeri 2 Samarinda juga merupakan sekolah menengah atas yang ada di
Samarinda, berdiri sejak tahun 1982. Sekolah ini berada di wilayah Kecamatan
Samarinda Utara Kelurahan Pelita dan berada di wilayah perkotaan Samarinda.
Sama seperti halnya SMAN 1 Samarinda, SMAN 2 Samarinda juga merupakan salah
satu SMA favorit di Kota Samarinda. Fasilitas yang disediakan antara lain
perpustakaan, sarana olahraga, fasilitas wi-fi, dan lain-lain (Profil SMA Negeri 2
Samarinda, 2008).
Kedua sekolah tersebut merupakan dua sekolah menengah atas yang berada
di Samarinda dengan jumlah pendaftar siswa baru terbanyak setiap tahunnya, dan
ditunjang dengan fasilitas pendidikan yang sangat memadai khususnya internet.
Jumlah siswa SMAN 1 Samarinda tercatat sebanyak 1040 siswa dan SMAN 2
Samarinda sebanyak 895 siswa (Subid Data dan Informasi, Disdik Kota Samarinda
Tahun 2009/2010). Akses internet yang menunjang pendidikan di kedua sekolah
tersebut dapat disalahgunakan oleh siswanya, sehingga keterpaparan dengan hal
negatif contohnya pornografi dapat mengarahkan siswa ke arah hal yang negatif
pula. Jika permasalahan yang dihadapi remaja tersebut tidak segera ditanggulangi,
maka akan berdampak pada makin tingginya angka HIV/AIDS dan hilangnya masa
produktif dari penderita sehingga pada akhirnya berdampak pada kehilangan usia
produktif di Indonesia.
Promosi Kesehatan di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan media
agar lebih efektif karena media mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam
pembentukan kognitif seseorang. Media memberikan informasi dan pengetahuan
yang pada akhirnya dapat membentuk persepsi, banyak penelitian menunjukan
bahwa persepsi mempengaruhi sikap (attitude) dan perilaku seseorang. Edgar Dale
(1969) menjelaskan berbagai media yang dapat digunakan dalam promosi kesehatan
dan menggambarkannya dalam sebuah kerucut yang dinamakan Kerucut
Pengalaman (Cone of Experience) yang terdiri dari lapisan paling dasar adalah
benda asli dan paling atas adalah kata-kata.
Dari penelitian Endang (2007), salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan seputar kurangnya sumber informasi yang benar mengenai
perilaku seksual pranikah dan HIV/AIDS adalah melalui pendidikan kesehatan
dengan media pendukung pendidikan kesehatan yang tepat. Contohnya dengan
kombinasi ceramah dan media audiovisual berhasil meningkatkan pengetahuan dan
perilaku kelompok perlakuan. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan pengetahuan
dan perilaku pada saat pretes dan postes 1 dan postes 2. Rata-rata pengetahuan
meningkat setelah kelompok perlakuan mendapat pendidikan kesehatan, ada
perbedaan pengetahuan (p=0,000; p<0,05), dan perilaku (p=0,010; p<0,05).
Radio spot merupakan salah satu media yang terdapat di dalam kerucut Edgar dale
yang dapat digunakan untuk promosi kesehatan dan merupakan media yang sangat
efektif karena siswa diajak belajar dengan pendekatan pesan (message-learning
approach). Radio spot dengan latar belakang musik yang sudah akrab di telinga
siswa, satu pesan inti yang biasa diulang beberapa kali (repetition) akan

28
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

memudahkan pendengar (siswa) terutama dalam mengingat pesan yang disampaikan


melalui radio spot.
Oleh karena itu, yang perlu dilakukan adalah mengkaji perilaku yang
mengarah pada penularan HIV/AIDS sejak usia sekolah. Harapannya, apabila
teridentifikasi perilaku berisiko tertular HIV/AIDS, maka penanganan selanjutnya
menjadi lebih fokus dan tuntas. Sampai saat ini masih sedikit penelitian yang
mengidentifikasi faktor pencegahan terkait perilaku berisiko tertular sehingga suatu
model intervensi kegiatan pencegahan dini belum dapat dikembangkan.
Hal inilah yang membuat peneliti ingin mengetahui sejauh mana efektivitas
media promosi kesehatan berupa radio spot dapat meningkatkan pengetahuan, sikap
dan motivasi siswa dalam mencegah penularan HIV/AIDS.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah
yaitu apakah ada pengaruh dari penggunaan radio spot terhadap pencegahan
HIV/AIDS pada siswa SMA Negeri 2 Samarinda tahun 2012.

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh penggunaan radio spot terhadap pencegahan HIV/AIDS pada
siswa SMA Negeri 2 Samarinda tahun 2012.

Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengaruh penggunaan radio spot terhadap tingkat pengetahuan
pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMA Negeri 2 Samarinda tahun 2012.
2. Mengetahui pengaruh penggunaan radio spot terhadap perubahan sikap
pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMA Negeri 2 Samarinda tahun 2012.
3. Mengetahui pengaruh penggunaan radio spot terhadap tingkat motivasi
pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMA Negeri 2 Samarinda tahun 2012

Anda bisa menelaah kesesuaian dengan sistematika penulisan dari prolog, define,
problems, data, determinan, urgensi variabel independen. Sebaiknya, anda buat
dengan tulisan tangan anda terlebih dahulu tanpa melihat literatur, agar ada benang
merah / alur yang sesuai dengan penelitian anda. Selamat mencoba membuat latar
belakang.

29
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

BAB 4 Apa Yang Mesti Dilakukan Untuk Membuat BAB 2

Tinjauan pustaka harus menguraikan perkembangan teoritis dari awal


pemunculan sebuah teori hingga perkembangannya terkini (pada masa sekarang), dan
diberikan apresiasi berupa kekurangan dan kelebihan, serta relevansinya dengan topik
penelitian yang diteliti. Dalam tinjauan pustaka harus ada unsur definisi dan dimensi /
indikator. Tips dalam mempermudah mendapatkan bahan-bahan yang relevan dan
terpilih adalah sebagai berikut :
Cari jurnal ilmiah yang variabelnya sama dengan variabel yang akan digunakan
dalam proposal penelitian, di jurnal tersebut akan ditemukan teori-teori yang
relevan dan terpilih.
Baca skripsi yang variabelnya sama dengan variabel yang akan diteliti dalam
proposal penelitian, disistu akan memperoleh bahan-bahan yang berharga dan
relevan.
Beri tanda khusus pada bagian-bagian dari skripsi dan jurnal yang akan dikutip
dengan tidak lupa mencatat sumber aslinya.
Seleksi bahan-bahan yang diperoleh lalu himpun per variabel, bagian, sub-bagian
dan seterusnya hingga bagian terkecil.
Gunakan bahan-bahan tersebut sesuai kebutuhan, urutan, dan prioritas
penggunaannya.

Membuat BAB II yang berisi tentang TINJAUAN PUSTAKA, sebaiknya ada


beberapa hal yang mesti diperhatikan :
Variabel terikat / kriterium : berisi pengertian atau definisi variabel tersebut, aspek /
dimensi / komponen / bentuk / gejala dan sebagainya dari variabel tersebut yang
nantinya dijadikan indikator dari alat ukur yang digunakan, faktor-faktor yang
mempengaruhi, dan sebagainya
Variabel bebas / prediktor : berisi pengertian atau definisi variabel tersebut, aspek /
dimensi / komponen / bentuk / gejala dan sebagainya dari variabel tersebut yang

30
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

nantinya dijadikan indikator dari alat ukur yang digunakan, faktor-faktor yang
mempengaruhi, dan sebagainya.
Subjek Penelitian : untuk menggambarkan subjek penelitian -- berisi pengertian,
karakteristik dan sebagainya) mengenai subjek penelitian (misal : bayi, balita, anak-
anak, remaja, ibu rumah tangga, waria, pekerja seks komersial, individu rentan,
individu terpapar, komunitas rentan, komunitas terpapar, daerah atau lokasi atau
wilayah endemis dan sebagainya)

Hubungan antara Variabel A dengan B atau Perbedaan pada variabel A


berdasarkan variabel B : berupa dinamika yang menggambarkan keterkaitan antara
variabel A dan Variabel B (baik berupa hubungan, pengaruh, atau perbedaan),
sehingga nantinya dapat ditarik suatu hipotesis.

Hipotesis
Untuk memudahkan dalam pencarian pustaka sebaiknya anda memanfaatkan
Perpustakaan kampus anda, dan juga dapat memanfaatkan fasilitas internet dengan
menggunakan Google Search, Yahoo Search dan lain-lain. Kemudian menggunakan
tehnik pengumpulan literature dalam bagan di bawah ini.
Bagan 5. Alur topik literatur penelitian

31
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Scanning Literatur
Bila topik masalah penelitian anda tentang Penyakit Diare maka anda scanning / cari
semua hal yang berkaitan dengan Diare baik dari buku, jurnal, website internet dan
skripsi atau hasil penelitian tentang Diare. Semua skripsi atau hasil penelitian dengan
metode penelitian parametrik maupun non parametrik atau eksperimen.

Screening Literatur
Bila topik masalah penelitian anda tentang Diare dan variabel independen anda
tentang Status Gizi, Perilaku Mencuci Tangan maka anda perlu melakukan pemilihan
dan pemilahan semua hal yang berkaitan dengan Diare dan 3 variabel tersebut pada
folder literatur anda pada proposal dan hasil dan pembahasan

32
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

BAB 5 Hal Yang Mesti dilakukan dalam membuat di BAB 3

Penelitian merupakan salah satu penunjang dalam perkembangan ilmu


pengetahuan, tanpa adanya penelitian ilmu pengetahuan tidak akan bertambah maju.
Ada tiga syarat penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian, yaitu:
1. Sistematis, artinya dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana
sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien. Yang paling
mudah difahami adalah sistematis sama dengan berurutan sesuai tahapannya.
2. Berencana, artinya dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan
sebelumnya sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya. Direncanakan dari
latar belakang hingga hipotesis, peneliti yang cerdas dapat memperkirakan hasil yang
akan diperoleh hingga saran yang akan direkomendasikan
3. Mengikuti konsep ilmiah, artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian
mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip yang digunakan untuk
memperoleh ilmu pengetahuan. Berdasarkan keilmuan dari literatur berupa buku,
jurnal atau hasil penelitian orang lain dan berdasarkan situasi dan kondisi realita.
Dalam penyusunan BAB 3, mahasiswa mesti memahami hal-hal yang berkaitan
dengan statistik untuk metode penelitiannya. Bagaimana desain penelitian yang akan
digunakan. Beberapa hal yang mesti mahasiswa fahami :
Macam-macam Statistik
Dalam arti sempit statistik dapat diartikan sebagai data, tetapi dalam arti luas
statistik dapat diartikan sebagai alat. Alat untuk analisis dan alat untuk membuat
keputusan. Statistik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Selanjutnya statistik inferensial dapat dibedakan menjadi statistik
parametris dan non parametris.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian. Statistik inferensial adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan
(diinferensikan) untuk populasi di mana sampel di ambil.

33
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Terdapat dua macam statistik inferensial, yaitu; statistik parametris digunakan


untuk menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang
berdistribusi normal. Sedangkan statistik non parametris digunakan untuk
menganalisis data nominal dan ordinat dari populasi yang bebas distribusi.
Mengenai metode penelitian, mahasiswa mesti memahami bahwa ada
beberapa macam metode penelitian. Seperti dijelaskan dibawah ini :

Macam-macam Metode Penelitian


Dalam melakukan penelitian, mahasiswa dapat menggunakan berbagai
macam metode penelitian. Keputusan mengenai metode yang akan dipakai akan
tergantung kepada tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, sifat masalah yang
digarap dan alternatif yang mungkin digunakan serta waktu dan biaya.
Ada beberapa macam metode penelitian seperti dibawah ini :
1. Penelitian Ditinjau dari Tujuan
a. Penelitian Eksploratif
Digunakan apabila peneliti ingin menggali secara luas tentang sebab akibat atau hal-
hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
b. Penelitian Developmental
Digunakan apabila peneliti ingin melakukan percobaan dan penyempurnaan.
c. Penelitian Verifikatif
Digunakan apabila peneliti bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain.
2. Penelitian Ditinjau dari Pendekatan
a. Pendekatan Longitudinal
Pada metode ini, sample subjek yang sama dipelajari dalam waktu tertentu.
Metode ini memungkinkan adanya penyelidikan intensif terhadap individu karena
peneliti menyimpulkan data tentang subjek yang sama pada berbagai tingkatan.
Kelemahan metode ini, antara lain :
1) Menuntut adanya komitmen dari individu atau lembaga yang bersedia
menyediakan waktu, uang dan sumber daya lainnya selama beberapa tahun.

34
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2) Jika sampel yang dipilih jelek, tak ada yang bisa dilakukan untuk
memperbaikinya.
3) Tidak dapat menambah variabel baru.
4) Sulitnya mempertahankan kerjasama subjek dalam waktu yang lama.

b. Pendekatan Cross-sectional
Metode ini meliputi lebih banyak subjek dalam satuu waktu atau lebih dikenal dengan
penelitian potong lintang. Kelemahan dari metode ini adalah:
1) Perbedaan yang ada pada sampel-sampel dapat membuat penyidikan ini sangat
luas.
2) Kemungkinan adanya variabel luar yang telah menimbulkan perbedaan diantara
populasi-populasi yang ditarik sampelnya.

3. Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu


Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah penelitian terhadap
pendidikan, keteknikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan, kesehatan, kedokteran,
keolahragaan dan sebagainya.

4. Penelitian Ditinjau dari Tempatnya


a. Penelitian Laboratorium
Penelitian yang dilakukan didalam laboratorium, yang biasa dilakukan oleh
peneliti di fakultas MIPA
b. Penelitian Perpustakaan
Penelitian yang dilakukan didalam Perpustakaan menggunakan data sekunder.
c. Penelitian Lapangan
Penelitian yang dilakukan dilapangan seperti dimasyarakat pedesaan, perkotaan,
daerah industri dan lain-lain.

5. Penelitian Ditinjau dari Sifat Masalahnya

35
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, metode penelitian dapat digolongkan


menjadi sembilan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 sifat masalah dan metode penelitian


Metode Tujuan Ciri-ciri Langkah-langkah
Penelitian Pokok
Penelitian Membuat rekonstruksi Lebih tergantung pada data yang
Historis masa lampau secara diobservasi orang lain.
sistematis dan objektif Harus tertib, ketat, sistematis dan
dengan cara tuntas.
mengumpulkan, Menggunakan data primer dan
mengevaluasi, sekunder.
memverifikasi serta Dilakukan kritik eksternal dan
menkonsistensikan bukti- internal untuk menentukan bobot
bukti untuk menegakkan data.
fakta. Mirip penelaahan kepustakaan
Definisikan masalah
Rumuskan tujuan penelitian
Kumpulkan data
Evaluasi data
Tuliskan laporan

Penelitian Membuat pencandraan Tidak perlu mencari hubungan,


Deskriptif secara sistematis, faktual menguji hipotesis dan membuat
dan akurat mengenai ramalan
fakta-fakta dan sifat-sifat Mencari informasi tentang gejala
populasi. yang ada
Definisikan dengan jelas tujuan
yang akan dicapai
Rencanakan cara pendekatannya
Kumpulkan data
Laporan

Penelitian Untuk menyelidiki pola Memusatkan pada studi mengenai


Perkembangan dan perurutan variabel-variabel dan perkem-
pertumbuhan dan atau bangannya selama beberapa bulan
perubahan sebagai fungsi atau tahun
waktu Definisikan masalahnya
Lakukan penelaahan kepustakaan
Rancangan cara pendekatan
Kumpulkan data
Evaluasi data yang terkumpul
Susun laporan mengenai evaluasi itu

36
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Metode Tujuan Ciri-ciri Langkah-langkah


Penelitian Pokok
Penelitian Untuk mempelajari Penelitian mendalam mengenai Rumus-kan tujuan
Kasus dan secara intensif tentang unit sosial yang hasilnya yang akan dicapai
Penelitian latar belakang keadaan merupakan gambaran lengkap Rancangan cara
Lapangan sekarang dan interaksi tentang unit tersebut pendekat-annya
lingkungan sesuatu unit Meneliti jumlah unit yang kecil Kumpulkan data
sosial. tetapi mengenai variabel-variabel Organisasikan data
dan kondisi yang besar jumlahnya dan informasi menjadi
unit studi yang
koheren
Susun laporan

Penelitian Untuk mendeteksi sejauh Dilakukan untuk variabel yang


korelasional mana variasi-variasi pada diteliti rumit
suatu faktor berkaitan Memungkinkan pengukuran
dengan variasi-variasi beberapa varia-bel dan saling
pada satu atau lebih hubungannya secara serentak
faktor lain berdasarkan Apa yang diperoleh adalah taraf
pada koefisien korelasi atau tinggi rendahnya hubungan
atau tidak adanya hubungan.
Definisikan masalah
Lakukan penelaahan kepustakaan
Rancang cara pendekatannya
Kumpulkan data
Analisis data
Tuliskan laporannya

Penelitian Untuk menyelidiki Bersifat ex post facto, artinya data kepustakaan


Kausal- kemungkinan hubungan dikumpulkan setelah semua Rumuskan hipotesis
Komparatif sebab akibat dengan cara kejadian yang dipersoalkan Rumuskan asumsi
berdasar atas pengamatan berlangsung yang mendasari
terhadap akibat yang ada Definisikan masalah hipotesis
mencari kembali faktor Lakukan penelaahan Rancang cara
yang mungkin menjadi pendekatannya
penyebab melalui data Validasikan teknik
tertentu untuk mengumpulkan
data dan
interpretasikan dalam
cara yang jelas dan
cermat
Kumpulkan dan
analisis data
Susun laporannya

37
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Metode Tujuan Ciri-ciri Langkah-langkah


Penelitian Pokok
Penelitian Untuk menyelidiki Memusatkan usaha pada pengontrolan
Eksperimental- kemungkinan saling varians
Sungguhan hubungan sebab Tujuannya untuk internal dan
akibat dengan cara eksternal validity
mengenalkan kepada Lakukan survei kepustakaan
satu atau lebih Identifikasi dan definisi masalah
kelompok Rumuskan hipotesis
eksperimental satu Definisikan pengertian dasar dan
atau lebih kondisi variabel utama
perlakuan dan Susun rencana eksperimen
memperbandingkan Laksanakan eksprimen
hasilnya dengan satu Atur data kasar
atau lebih kelompok Terapkan test signifikasi
kontrol yang tidak Buat interpretasi mengenai hasil
dikenai kondisi testing dan susun laporannya
perlakuan

Penelitian Untuk memperoleh · Secara khas mengenai keadaan praktis


Eksperimental informasi yang · Mempunyai perbedaan yang kecil
Semu merupakan perkiraan dengan penelitian eksperimen
bagi informasi yang sungguhan
merupakan perkiraan · Sama dengan penelitian eksperimen
bagi informasi yang sungguhan
diperoleh dengan
eksperimen yang
sebenarnya dalam
keadaan yang tidak
memungkinkan untuk
mengontrol dan atau
memanipulasi semua
variabel yang relevan.

Penelitian Mengembangkan · Praktis dan relevan untuk situasi ·


Tindakan keterampilan- aktual dalam dunia kerja
keterampilan baru atau · Menyediakan rangka kerja yang
cara pendekatan baru dan teratur untuk pemecahan masalah
untuk memecahkan dan perkembangan-perkembangan
masalah dengan baru
penerapan langsung · Fleksibel dan adaptif
didunia kerja · Definisikan masalah
· Lakukan penelaahan kepustakaan
· Rumusan hipotesis atau strategi
pendekatan
· Aturlah research setting
· Tentukan kriteria evaluasi
· Analisis data yang terkumpul
· Tuliskan laporan

38
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Ada berbagai macam teknik statistik yang dapat digunakan dalam penelitian
khususnya dalam pengujian hipotesis. Teknik statistik mana yang akan digunakan
untuk pengujian tergantung pada interaksi dua hal yaitu macam data yang akan
dianalisis dan bentuk hipotesisnya. Seperti dalam jenis penelitian, maka bentuk
hipotesis ada tiga, yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiasi.
Hipotesis komparatif ada dua macam yaitu komparatif dua sampel dan lebih
dari dua sampel. Untuk masing-masing hipotesis komparatif dibagi menjadi dua yaitu
sampel berpasangan (related) dan sampel yang independen.
Contoh sampel yang berpasangan adalah sampel yang diberi pretest dan
posttest, atau sampel yang digunakan dalam penelitian eksperimen sebagi kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Jadi antara sampel yang diberi perlakuan
(treatment) dan yang tidak diberi perlakuan adalah sampel yang related. Contoh
sampel yang independen adalah misalnya membandingkan antara prestasi kerja
pegawai pria dan wanita.
Berikut ini adalah contoh rumusan hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif.
Hipotesis Deskriptif
H0 : Daya tahan lampu merk X = 500 jam
Ha : Daya tahan lampu merk X =/ 500 jam
Hipotesis Komparatif
H0 : Daya tahan lampu merk X = merk Y
Ha : Daya tahan lampu merk X =/ merk Y
Hipotesis Asosiasi
H0 : Tidak ada hubungan antara tegangan dengan daya tahan lampu.
Ha : Ada hubungan antara tegangan dengan daya tahan lampu.

39
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Berikut ini tabel cara memilih teknik statistik untuk pengujian hipotesis penelitian.
Tabel 1. Cara memilih teknik statistik untuk pengujian hipotesis penelitian

Membuat Desain Penelitian


Secara umum, penelitian dibagi atas dua jenis, yaitu penelitian dasar dan penelitian
terapan.
a). Penelitian Dasar (Basic Research)
Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu
karena ada perhatian atau keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian
dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan. Hasil dari
penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang atau
serta hubungan-hubungan. Pengetahuan umum ini untuk memecahkan masalah-
masalah praktis, jadi tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk tiap masalah
tersebut.
b). Penelitian Terapan (Applied Research/Practical Research)

40
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-


menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera pada
keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai suatu penemuan yang baru,
tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada.
Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan
masyarakat serta untuk memperbaiki praktek-praktek yang ada. Penelitian terapan
diharapkan hasilnya diperoleh dalam waktu dekat/secepatnya, karena bila
penelitiannya cukup lama maka diragukan hasilnya sudah kadaluarsa.
Metode penelitian dikelompokan sesuai dengan tujuan pengelompokannya.
Natsir mengelompokannya menjadi lima kelompok, yaitu:
a). Metode sejarah
Penelitian dengan menggunakan metode sejarah merupakan penyelidikan yang kritis
terhadap keadaan-keadaan, perkembangan-perkembangan serta pengalaman dimasa
lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dan
sumber sejarah serta interupsi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
b). Metode deskriptif
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran dan suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Adapun tujuan dari penelitian deskrpitif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematik faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan-hubungan antara fenomena yang diteliti.
c). Metode Eksperimental
Eksperimental adalah suatu observasi dibawah kondisi buatan, dimana kondisi
tersebut sengaja dibuat dan diatur oleh peneliti. Dengan demikian penelitian
eksperimental ialah penelitian yang dilakukan dengan memanipulasi terhadap objek
penelitian serta adanya kontrol.
d). Metode Grounded Research
Grounded Research adalah suatu metode penelitian yang didasarkan kepada fakta dan
menggunakan analisa perbandingan, bertujuan untuk mengadakan generasi empiris,

41
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori dan mengembangkan teori serta


analisa data yang berjalan pada saat bersamaan.
e). Metode Penelitian Tindakan
Metode penelitian tindakan ialah suatu penelitian yang berkembang bersama-sama
antara peneliti dan pengambil keputusan tentang variabel-variabel yang dimanipulasi
dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan. Peneliti
dan pengambil keputusan bersama-sama menentukan masalah, membuat desain serta
melakukan program-programnya.

Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif


Penelitian adalah suatu proses mencari suatu kebenaran yang menghasilkan
dalil atau hukum. Dalam hal lain bahwa penelitian merupakan suatu proses untuk
memecahkan masalah berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. Dlam
permasalahan penelitian ini ada dua bentuk dalam teknik penelitian ini yaitu
penelitian kuatitatif dan penelitian kualitatif.
a). Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah. Oleh karena itu penelitian ini
menggunakan metode ilmiah yang memiliki kriteria seperti: berdasarkan fakta, bebas
prasangka, menggunakan prinsip analisa, menggunakan hipotesa, menggunakan
ukuran objektif dan meggunakan data kuantitatif atau yang dikuantitatifkan. Adapun
langkah-langkah dalam penelitian ini menurut Suharsimi Arikunto (1993) adalah
sebagai berikut: 1) Memilih masalah, 2) studi pendahuluan, 3) Merumuskan masalah
4) Merumuskan anggapan dasar
5) memilih pendekatan
6) Menentukan variabel dan sumber data,
7) Menentukan dan menyusun instrument,
8) Mengumpulkan data,
9) Analisis data,
10) Menarik kesimpulan,

42
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

11) Menulis laporan.


Langkah 1 sampai 7 adalah rencana penelitian, langkah 8 sampai 10 adalah
pelaksanaan penelitian dan langkah 11 adalah pembuatan penelitian.

b). Penelitian Kualitatif


Penelitian dengan meggunakan metode kualitatif merupakan penelitian yang bersifat
non ilmiah yang datanya bersifat kualitatif. Penelitian ini bukan penelitian ilmiah
tetapi penelitian yang bersifat alamiah. Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri tertentu
yang membedakannya dengan penelitian jenis lainnya. Ciri-ciri tersebut diantaranya
adalah :
1) Berdasarkan alamiah,
2) Manusia sebagai instrument,
3) Modelnya kualitatif,
4) Analisis datanya secara induktif,
5) Teori dari dasar,
6) Deskriptif,
7) Lebih mementingkan proses daripada hasil,
8) Adanya batas yang ditentukan oleh fokus,
9) Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, dan
10) Desain penelitian dibandingkan dan disepakati bersama.
Dalam penelitian Kualitatif, banyak peneliti biasa menggunakan tehnik
penelitian kualitatif dari Miles dan Huberman. Seperti penjelasan di bawah ini :

ANALISIS DATA PENELITIAN KUALITATIF MODEL MILES DAN


HUBERMAN
Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif
sering disebut dengan penelitian naturalistik, etnografik, studi kasus atau
fenomenologi. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan tentang orang-orang atau perilaku yang dapat di amati. Data

43
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka
(Depdiknas,2008).
Penelitian kualitatif umumnya mengambil sampel lebih kecil, dan
pengambilannya cenderung memilih yang purposif daripada acak. Penelitian
kualitatif lebih mengarah ke penelitian proses daripada produk; dan biasanya
membatasi pada satu kasus.
Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data
misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfolus, atau observasi yang telah
dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah
gambar yang peroleh melalui pemotretan atau rekaman video.
ANALISIS DATA KUALITATIF
Pada awalnya para peneliti kualitatif tidak menjelaskan secara rinci kegiatan
analisis dalam penelitiannya. Pada perkembangan selanjutnya para peneliti sejenis
telah berupaya untuk menjelaskan proses analisisnya secara rinci, meskipun masih
beragam caranya. Namun, hal itu dapat dipahami sesuai dengan sifat keterbukaan dan
kelenturan metode ini (Sutopo, 2002).
Data-data yang diperoleh selama melaksanakan penelitian tidak memiliki arti
apapun jika tidak diolah, dianalisis dan disajikan dengan cermat dan sistematis.
Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan. Tujuan
akhir analisis data kualitatif adalah untuk memperoleh makna, menghasilkan
pengertian-pengertian, konsep-konsep serta mengembangkan hipotesis atau teori
baru. Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya
sehingga mudah dipahami agar dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data penelitian kualitatif dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan mana yang akan dikaji dimulai sejak sebelum
peneliti memasuki lapangan, dilanjutkan pada saat peneliti berada di lapangan secara

44
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh.
Kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru.
ANALISIS DATA KUALITATIF SEBELUM DI LAPANGAN
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder,
yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun hal ini bersifat
sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
Semisal penelitian difokuskan pada pohon jati, setelah peneliti masuk ke hutan
beberapa lama, ternyata hutan tersebut tidak ada pohon jati. Bagi peneliti kuantitatif
tentu akan membatalkan penelitiannya, tetapi kalau peneliti kualitatif tidak, karena
fokus penelitiannya bersifat sementara dan akan berkembang setelah di lapangan.
Bagi peneliti kualitatif kalau fokus penelitian yang dirumuskan pada proposal tidak
ada di lapangan, maka peneliti akan merubah fokusnya.
ANALISIS DATA KUALITATIF SELAMA DI LAPANGAN MODEL MILES
DAN HUBERMAN
Miles dan Hubermen (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak
diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display) serta Penarikan kesimpulan
dan verifikasi (conclusion drawing / verification).
Sejumlah peneliti kualitatif berupaya mengumpulkan data selama mungkin
dan bermaksud akan menganalisis setelah meninggalkan lapangan. Cara tersebut
untuk peneliti kualiatatif salah, karena banyak situasi atau konteks yang tak terekam
dan peneliti lupa penghayaatan situasinya, sehingga berbagai hal yang terkait dapat
berubah menjadi fragmen-fragmen tak berarti. Sehingga pekerjaan pengumpulan data
bagi peneliti kaulitatif harus langsung diikuti dengan pekerjaan menuliskan,
mengedit, mengklasifikasikan, mereduksi, dan menyajikan; yang selanjutnya
Analisis data kualitatif model Miles dan Hubermen terdapat 3 (tiga) tahap:
1. Tahap Reduksi Data

45
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Sejumlah langkah analisis selama pengumpulan data menurut Miles dan Huberman
adalah :
Pertama, meringkaskan data kontak langsung dengan orang, kejadian dan
situasi di lokasi penelitian. Pada langkah pertama ini termasuk pula memilih dan
meringkas dokumen yang relevan.
Kedua, pengkodean. Pengkodean hendaknya memperhatikan setidak-
tidaknya empat hal :
a. Digunakan simbul atau ringkasan.
b. Kode dibangun dalam suatu struktur tertentu.
c. Kode dibangun dengan tingkat rinci tertentu
d. Keseluruhannya dibangun dalam suatu sistem yang integratif.
Ketiga, dalam analisis selama pengumpulan data adalah pembuatan catatan
obyektif.Peneliti perlu mencatat sekaligus mengklasifikasikan dan mengedit jawaban
atau situasi sebagaimana adanya, faktual atau obyektif-deskriptif.
Keempat, membuat catatan reflektif. Menuliskan apa yang terangan dan
terfikir oleh peneliti dalam sangkut paut dengan catatan obyektif tersebut diatas.
Harus dipisahkan antara catatan obyektif dan catatan reflektif
Kelima, membuat catatan marginal. Miles dan Huberman memisahkan
komentar peneliti mengenai subtansi dan metodologinya. Komentar subtansial
merupakan catatan marginal.
Keenam, penyimpanan data. Untuk menyimpan data setidak-tidaknya ada
tiga hal yang perlu diperhatikan :
a. Pemberian label
b. Mempunyai format yang uniform dan normalisasi tertentu
c. Menggunakan angka indeks dengan sistem terorganisasi baik.
Ketujuh, analisis data selama pengumpulan data merupakan pembuatan
memo. Memo yang dimaksud Miles dan Huberman adalah teoritisasi ide atau
konseptualisasi ide, dimulai dengan pengembangan pendapat atau porposisi.

46
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Kedelapan, analisis antarlokasi. Ada kemungkinan bahwa studi dilakukan


pada lebih dari satu lokasi atau dilakukan oleh lebih satu staf peneliti. Pertemuan
antar peneliti untuk menuliskan kembali catatan deskriptif, catatan reflektif, catatn
marginal dan memo masing-masing lokasi atau masing-masing peneliti menjadi yang
konform satu dengan lainnya, perlu dilakukan.
Kesembilan, pembuatan ringkasan sementara antar lokasi. Isinya lebih
bersifat matriks tentang ada tidaknya data yang dicari pada setiap lokasi.
Mencermati penjelasan di atas, seorang peneliti dituntut memiliki kemampuan
berfikir sensitif dengan kecerdasan, keluasan serta kedalaman wawasan yang
tertinggi. Berdasarkan kemampuan tersebut peneliti dapat melakukan aktivitas
reduksi data secara mandiri untuk mendapatkan data yang mampu menjawab
pertanyaan penelitian. Bagi peneliti pemula, proses reduksi data dapat dilakukan
dengan mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui
diskusi tersebut diharapkan wawasan peneliti akan berkembang, data hasil reduksi
lebih bermakna dalam menjawab pertanyaan penelitian.
2. Tahap Penyajian Data/ Analisis Data Setelah Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau
penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya,
mengingat bahwa peneliti kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display adalah
format yang menyajikan informasi secara tematik kepada pembaca. Miles dan
Huberman (1984) memperkenalkan dua macam format, yaitu : diagram konteks
(context chart) dan matriks.
Penelitian kualitatif biasanya difokuskan pada kata-kata, tindakan- tindakan
orang yang terjadi pada konteks tertentu. Konteks tersebut dapat dilihat sebagai aspek
relevan segera dari situasi yang bersangkutan, maupun sebagai aspek relevan dari
sistem sosial dimana seseorang berfungsi (ruang kelas, sekolah, departemen,
keluarga, agen, masyarakat lokal), sebagai ilustrasi dapat dibaca Miles dan Huberman
(1984:133)

47
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisirkan, tersusun


dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan merencanakan kerja
penelitian selanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang yang
relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna
tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data, membuat
hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang
perlu ditindaklanjuti untuk mencapi tujuan penelitian. Penyajian data yang baik
merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan
handal.
Miles and Hubermen (1984) menyatakan : “the most frequent form of display
data for qualitative research data in the post has been narrative text”/yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif. Miles dan Huberman membantu para peneliti kualitatif
dengan model-model penyajian data yang analog dengan model-model penyajian data
kuantitatif statis, dengan menggunakan tabel, grafiks, amatriks dan semacamyan;
bukan diisi dengan angka-angka melainkan dengan kata atau phase verbal.
Dalam bukunya Qualitative Data Analysis disajikan mengenai model-model
penyajian data untuk analisis kualitatif. Miles dan Huberman dengan model-
modelnya itu dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya kreativitas membuat
modelnya sendiri, bukan hanya sekedar konsumen model Miles dan Huberman. Miles
dan Huberman menyajikan 9 model dengan 12 contoh penyajian data kualitatif
bentuk matriks, gambar atau grafik analog dengan model yang biasanya digunakan
dalam metodologi penelitian kuantitatif statistik.
Model 1 adalah model untuk mendeskripsikan model penelitian. Dapat berupa
sosiogram, organigram atau menyajikan peta geografis.
Model 2 adalah model yang dipakai untuk memantau komponen atau dimensi
penelitian, yaitu dengan checklist matrik. Karena matriks itu tabel dua dimensi, maka
pada barisnya dapat disajikan komponen atau dimensinya, pada kolom disajikan
kurun waktunya. Isi checklist hanyalah tanda-tanda singkat.

48
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Model 3 adalah model untuk mendeskripsikan perkembangan antar waktu.


Isinya bukan sekedar tanda cek, melainkan ada diskripsi verbal dengan satu kata atau
phase.
Model 4 adalah matriks tataperan, yang mendeskripsikan pendapat, sikap,
kemampuan atau lainnya dari berbagai pemeranan.
Model 5 adalah matriks konsep terklaster. Digunakan untuk meringkas
berbagai hasil penelitian dari berbagai ahli yang pokok perhatiannya berbeda.
Model 6 adalah matriks tentang efek atau pengaruh. Model ini hanya
mengubah fungsi-fungsi kolom-kolomnya, diganti untuk mendeskripsikan perubahan
sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan, sebelum dan sesudah deregulasi dan
yang semacamnya.
Model 7 adalah matriks dinamika lokasi. Melalui model ini diungkap
dinamika lokasi untuk berubah. Model ini berguna bagi peneliti yang memang
hendak melihat dinamika sosial suatu lokasi, tetapi memang tidak banyak peneliti
yang mengungkap hal tersebut cukup sulit.
Model 8 adalah menyusun daftar kejadian. Daftar kejadian dapat disusun
kronologis atau diklasterkan.
Model 9 adalah jaringan klausal dari sejumlah kejadian yang ditelitinya. Dari
deskripsi atau sajian yang diringkaskan dalam berbagai model tersebut dapat
diharapkan agar mempermudah kita untuk merumuskan prediksi kita.
Selanjutnya disarankan dalam melakukan display data, selain dengan teks
yang naratif juga dapat berupa : bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow
chart), pictogram, dan sejenisnya. Kesimpulan yang dikemukakan ini masih bersifat
sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap
pengumpulan data berikutnya.
3. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah selanjutnya adalah tahap penarikan kesimpulan berdasarkan temuan
dan melakukan verifikasi data. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan

49
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

bukti-bukti buat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk
mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat
dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke
lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.
Langkah verifikasi yang dilakukan peneliti sebaiknya masih tetap terbuka
untuk menerima masukan data, walaupun data tersebut adalah data yang tergolong
tidak bermakna. Namun demikian peneliti pada tahap ini sebaiknya telah
memutuskan anara data yang mempunyai makna dengan data yang tidak diperlukan
atau tidak bermakna. Data yang dapat diproses dalam analisis lebih lanjut seperti
absah, berbobot, dan kuat sedang data lain yang tidak menunjang, lemah, dan
menyimpang jauh dari kebiasaan harus dipisahkan.
Kualitas suatu data dapat dinilai melalui beberapa metode, yaitu :
a. mengecek representativeness atau keterwakilan data
b. mengecek data dari pengaruh peneliti
c. mengecek melalui triangulasi
d. melakukan pembobotan bukti dari sumber data-data yang dapat dipercaya
e. membuat perbandingan atau mengkontraskan data
f. menggunakan kasus ekstrim yang direalisasi dengan memaknai data negatif
Dengan mengkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh dengan
menggunakan satu cara atau lebih, diharapkan peneliti memperoleh informasi yang
dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penarikan
kesimpulan penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang belum
pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya remang-remang atau gelap menjadi jelas setelah diteliti. Temuan tersebut
berupa hubungan kausal atau interaktif, bisa juga berupa hipotesis atau teori.
Analisis data penelitian kualitatif menurut Miles dan Hubermen ada tiga tahap, yaitu :
a. Tahap reduksi data
b. Tahap penyajian data

50
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

c. Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data


Langkah-langkah dalam tahap reduksi, yaitu :
1. Meringkaskan data kontak langsung dengan orang, kejadian dan situasi di lokasi
penelitian.
2. Pengkodean.
3. Pembuatan catatan obyektif.
4. Membuat catatan reflektif.
5. Membuat catatan marginal.
6. Penyimpanan data.
7. Pembuatan memo.
8. Analisis antarlokasi.
9. Pembuatan ringkasan sementara antar lokasi.
Tahap penyajian, pada tahapan ini dikembangkan model-model:
1. Mendeskripsikan konteks dalam penelitian.
2. Cheklist matriks
3. Mendeskripsikan perkembangan antar waktu.
4. Matriks tata peran
5. Matriks konsep terklaster.
6. Matriks efek dan pengaruh
7. Matriks dinamika lokasi
8. Daftar Kejadian
Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Kesimpulan hasil penelitian yang
diambil dari hasil reduksi dan panyajian data adalah merupakan kesimpulan
sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti
kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data
dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk mengumpulkan data
kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti-bukti kuat lain yang dapat
merubah hasil kesimpulan sementara yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki

51
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

keajegan (sama dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan
yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.
2. Analisis penelitian kualitatif menurut Miles dan Hubermen dapat disimpulkan
mampu menjawab permasalahan penelitian kualitatif. Hal ini didasarkan pada
tahapan-tahapan penelitian yang tersusun secara sistematis dan runtut, alamiah (tanpa
memanipulasi data), logis, aktual dan dapat dipertanggungjawabkan. Di samping itu,
kesimpulan yang diambil pada penelitian kualitatif menggunakan analisis data Miles
dan Hubermen dapat dipertanggungjawabkan karena telah melalui tahapan verifikasi
data.

Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan desain yang terbaik untuk menguji
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain karena adanya manipulasi dan kontrol
terhadap kondisi atau perlakuan yang diberikan pada subjek. Akan tetapi, karena
dalam bidang pendidikan banyak kondisi yang tidak memungkinkan atau secara etis
tidak diperkenankan untuk melakukan manipulasi terhadap suatu atau sejumlah
variabel , seperti broken home, orang tua tunggal, mengulang kelas, dan lain-lain
sebagainya, penelitian eksperimen tidak dapat dilakukan. Untuk menguji variabel-
variabel tersebut terhadap prestasi, hubungan sosial, perkembangan kognitif dapat
menggunakan ex post facto.

Penelitian ex post facto menguji apa yang telah terjadi pada subjek. Ex post
facto secara harfiah berarti “sesudah fakta”, karena kausa atau sebab yang diselidiki
tersebut sudah berpengaruh terhadap variabel lain. Penelitian ini disebut penelitian
kausal komparatif karena dimaksud untuk menyelidiki kausa yang mungkin untuk
suatu pola prilaku yang dilakukan dengan cara membandingkan subjek dimana pola
tersebut ada dengan subjek yang serupa dimana pola tersebut tidak ada atau berbeda
(Glass & Hopkin, 1979). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menyelidiki
apakah satu atau lebih kondisi yang sudah terjadi mungkin menyebabkan perbedaan

52
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

perilaku pada subjek. Dengan kata lain, penelitian ini untuk menentukan apakah
perbedaan yang terjadi antar kelompok subjek (dalam variabel independen)
menyebabkan terjadinya perbedaan pada variabel dependen.
Penelitian ex post facto mempunyai kesamaan dengan penelitian eksperimen
dalam hal : (a) Tujuan : untuk menentukan hubungan kausa. (b) Kelompok
perbandingan, dan (c) Teknik analisis statistik yang digunakan (Mc Millan &
Schumacher, 1989). Hanya saja dalam penelitian ex Post facto tidak ada manipulasi
kondisi karena kondisi tersebut sudah terjadi sebelum penelitian ini mulai
dilaksanakan. Karena itu penelitian ini memerlukan waktu yang relatif singkat.
Sebagai contoh, seorang peneliti tertarik untuk menyelidiki pengaruh broken
home (perpecahan antar orang tua) terhadap tingkat kenakalan remaja. Dalam hal ini
peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen karena ia tidak mungkin memanipulasi
kondisi subjek (membuat agar terjadi broken home pads keluarga/orang tua mereka)
kemudian mengukur tingkat kenakalan remaja. Meskipun demikian, pengaruh
tersebut dapat diuji dengan cara membandingkan tingkat kenakalan remaja yang
berasal dari keluarga yang broken home dan yang harmonis jika pengaruh tersebut
memang ada, maka anak yang berasal dari keluarga broken home mempunyai tingkat
kenakalan yang lebih tinggi daripada mereka yang berasal dari keluarga yang
harmonis.
Karena tidak melibatkan manipulasi, maka interprestasi hasil penelitian ini
perlu dilakukan dengan hati-hati. Dalam kasus contoh diatas, misalnya peneliti tidak
yakin bahwa perbedaan tingkat kenakalan antar kelompok subjek tersebut terjadi
karena broken home yang dialami oleh orang tua salah satu kelompok subjek. Hal ini
karena tingkat kenakalan tersebut hanya diukur sekali, yakni setelah terjadinya
broken home. Karena itu dalam menafsirkan hasil penelitian ini, peneliti dihadapkan
pada pertanyaan : apakah broken home mendorong kenakalan pada anak?. Apakah
tingkat kenakalan yang tinggi pads anak dari keluarga broken home sudah terjadi
sebelum timbulnya broken home?.
Apakah perbedaan tersebut karena pengaruh orang tua yakni, tingkat

53
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

“kenakalan” orang tua yang broken home lebih tinggi daripada orang tua yang
harmonis? Ataukah kenakalan tersebut muncul karena adanya faktor lain, misalnya
kurangnya perhatian orang tua mereka, yang dapat terjadi pada keluarga broken home
maupun yang harmonis?. Meskipun interprestasinya terbatas, dalam bidang
pendidikan hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi
kemungkinan adanya hubungan kausal dari pola variasi kondisi yang diamati.

Pelaksanaan Penelitian ExPost Facto:


Tidak adanya manipulasi perlakuan dan penempatan subjek secara acak
menyebabkan validitas internal dalam penelitian ex post facto kurang dapat
dikendalikan. Dengan kata lain hipotesis tandingan yang logis sulit dibatasi. Akan
tetapi dengan perencanaan yang balk, hal ini dapat ditekan seminimal sehingga
hasilnya akan mendekati penelitian eksperimen. Untuk mendapatkan hasil yang
2. Setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu mengidentifikasi hipotesis
tandingan atau alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar variabel
independen dan dependen.
3. Penentuan kelompok subjek yang akan dibandingkan. Pertama-tama, kelompok
yang dipilih harus memiliki karakteristik yang menjadi konsen penelitian.
Selanjutnya peneliti memilih kelompok yang tidak memiliki karakteristik tersebut
atau berbeda tingkatannya.
4. Pengumpulan data. Hanya data yang diperlukan yang dikumpulkan, balk yang
berkenan dengan variabel dependen maupun berkenaan dengan faktor yang
dimungkinkan memunculkan hipotesis tandingan. Karena penelitian ini menyelidiki
fenomena yang sudah terjadi, seringkali data yang diperlukan sudah tersedia sehingga
peneliti tinggai memilih sumber yang sesuai. Disamping itu berbagai instrumen
seperti Les, angket, interview, dapat digunakan untuk mengumpulkan data bagi
peneliti.

54
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Menentukan Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian dan tempat sangatlah penting untuk ditentukan, mengingat sampel
yang akan diteliti tergantung waktu dan tempat. Seperti contoh : melakukan
penelitian tentang penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) pada waktu musim
kemarau atau di tempat yang tidak endemis DBD, maka hal ini akan sulit sekali
mendapatrkan respondennya.

Menentukan Populasi dan Sampel pada penelitian Kuantitatif


Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dapat berupa orang, mahkluk hidup lain,
benda tak hidup, perilaku, fenomena alam, dan sebagainya. Populasi juga bukan
sekedar

Menentukan Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian dan tempat sangatlah penting untuk ditentukan, mengingat sampel
yang akan diteliti tergantung waktu dan tempat. Seperti contoh : melakukan
penelitian tentang penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) pada waktu musim
kemarau atau di tempat yang tidak endemis DBD, maka hal ini akan sulit sekali
mendapatrkan respondennya.

Menentukan Populasi dan Sampel pada penelitian Kuantitatif


Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dapat berupa orang,
mahkluk hidup lain, benda tak hidup, perilaku, fenomena alam, dan sebagainya.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari,

55
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek itu.


Populasi tidak harus terdiri dari unsur manusia, apa saja yang dapat menjadi sumber
informasi atau data dapat dijadikan populasi, seperti hewan, tumbuhan, benda –
benda, peristiwa dan lain – lain, semuanya dapat dijadikan sebagai populasi
penelitian.
Bila misalnya kita mengadakan penelitian tentang mahasiswa Universitas
Sumatera Utara, maka populasi penelitian kita adalah seluruh mahasiswa Universitas
Sumatera Utara. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi yang akan kita teliti tersebut. Jadi, misalnya kita akan meneliti tentang
mahasiswa USU, maka kita bisa mengambil sampel sepuluh orang mahasiswa di tiap
Fakultas saja, dan itu dianggap sudah mewakili mahasiswa USU.
Contoh lain : Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini
merupakan populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subyek dan obyek yang
lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas.
Tetapi sekolah X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya
motivasi kedanya, disiplin kedanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya dan lain-
lain; dan juga mempunyai karakteristik obyek yang lain, misalnya kebijakan,
prosedur keiJa, tata rangkelas, lulusan yang dihasilkan dan lain-lain, Yang terakhir
berarti populasi dalam arti karakteristik.
Satu orang-pun dapat digunakan sebagai populasi, karena sate brang itu mempunyai
berbagai karakteristik, misalnya gaga bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul,
kepemimpinannya dan lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua
karakteristik yang dimiliki presiden Y.
Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi.
Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi, kalau,akan diperiksa cukup
diambil sebagian darah yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel tersebut
selanjutnya dibertakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut.

56
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu. kesimpulannya akan dapat diberlakukan populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Sampel dapat di definisikan pula sebagai himpunan sebagian dari unsur – unsur
populasi yang memiliki ciri – ciri sama. Keseluruhan dari bagian itu disebut populasi
terhadap populasi hasil penelitian hendak digeneralisasikan.

Alasan Pemilihan Sampel:


1. Kendala sumber daya, baik waktu, dana, maupun sumber daya lainnya.
Penggunaan sampel akan menghemat sumber daya untuk menghasilkan penelitian
yang lebih dapat dipercaya daripada sensus.
2. Ketepatan, dengan pemilihan desain sampel yang abik, peneliti akan memperoleh
data yang akurat, dengan tingkat kesalahan yang relative rendah.
3. Pengukuran destruktif, biasanya digunakan untuk menguji sesuatu yang bersifat
destruktif sehingga sampel tidak digunakan lagi.

Bila sampel tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan
karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka la menyimpulkan
gajah itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan
gajah itu seperti tembok besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka la
menyimpulkan gajah itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih
tidak representatif, maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan salah
tentang gajah.
Pendapat lain menyatakan bahwa sampel adalah suatu himpunan bagian dari
populasi. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

57
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

ada pada populasi, maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.

Kegunaan Metode Sampling


1. penelitian secara menyeluruh terhadap seluruh populasi tidak mungkin
dilakukan. Misalnya, bila kita ingin meneliti tentang kebiasaan makan balita di
Indonesia, bagaimana mungkin kita akan mengumpulkan data seluruh balita
yang ada di Indonesia.
2. objek penelitian bersifat homogen. Misalnya jika diduga terjadi pencemaran air
laut di Selat Sunda, maka peneliti hanya akan mengambil sampel beberapa
tabung air saja dari Selat.
3. dampak destruktif terhadap obyek yang diteliti. Misalnya kita akan menguji
berapa kilo meter daya mesin merk XYZ sepeda motor bila dihidupkan
terus‐menerus tanpa henti. Dalam melakukan penelitian ini, kita tidak mungkin
menggunakan seluruh sepeda motor merek XYZ, karena akan merusaknya.
4. menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

Penentuan Jumlah Sampel


Sebenarnya, tidak ada aturan yang baku dalam menentukan jumlah sampel dari suatu
populasi. Pada dasarnya, semakin besar jumlah sampelnya, semakin akurat hasil
penelitiannya. Tetapi, besar kecilnya sampel akan sangat dipengaruhi oleh besar
kecilnya biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Selain itu, jenis penelitian juga akan
mempengaruhi ukuran sampelnya. Untuk penelitian yang sifatnya deskriptif
umumnya membutuhkan jumlah sampel yang lebih banyak dari pada penelitian yang
dilakukan untuk menguji hipotesis.
Ada beberapa pendapat yang diajukan dalam penentuan jumlah sampel
ini,diantaranya, apabila populasi cukup homogen (serba sama), terhadap populasi di
bawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50%, di atas 1.000 sebesar 15%.

58
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Teknik yang paling dianggap paling baik adalah teknik random. Kebaikan
teknik ini tidak hanya landasan teori yang digunakan, namun berdasarkan hasil
eksperimen. Dalam random sampling semua anggota populasi, secara individual atau
kolektif, diberi peluang sama untuk menjadi anggota sampel. Alat yang dianggap
paling shahih untuk random sampling ini adalah tabel bilangan random. Jika besarnya
populasi terbatas, peluang random dapat diberikan kepada anggota populasi secara
individual, tetapi jika populasinya sangat besar peluang random diberikan kepada
anggota populasi sangat besar. Peluang random diberikian kepada anggota populasi
secara kolektif seperti misalnya dalam sampling geografis.
Pengklasifikasian sampel tergantung pada jenis variabel yang digunakan
sebagai dasar klasifikasi. Jika variabel klasifikasinya diskrit maka pengklasifikasian
sampelnya juga secara diskrit. Semua sampel yang dihasilkan dari klasifikasi secara
diskrit disebut sampel rumpun (cluster sample), sedangkan klasifikasinya didasarkan
pada besar kecil variabel klasifikasinya disebut sampel bertingkat (stratified sample).
Baik dalam sampel rumpun maupun sampel bertingkat, jika proporsi sub populasinya
dicerminkan dalam sampel disebut sampel proposional.
Beberapa teknik sampling ditunjukkan pada gambar:
Bagan 6. Teknik sampling

Dari gambar teknik sampling dapat diketahui bahwa secara umum terdapat dua
kelompok teknik sampling yaitu: (1) probability sampling, dan (2) non-probability
sampling.

59
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Probability Sampling
Non-probability sampling merupakan teknik penarikan sampel yang memberi
peluang /kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
terpilih menjadi sampel. Teknik sampling ini meliputi:
Simple Random Sampling
Untuk menghilangkan kemungkinan bias, kita perlu mengambil sampel random
sederhana atau sampel acak. Pengambilan sampel dari semua anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
anggota poipulasi. Hal ini dapat dilakukan apabila anggota poipulasi dianggap
homogen.
Teknik Simple Random sampling seperti pada gambar berikut:
Bagan 7. Teknik Simple Random sampling

Proportinate Stratified Random Sampling


Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/karakteristik yang tidak
homogen dan berstrata secara proportional. Sebagai contoh suatu organisasi
mempunyai personil yang terdiri dari latar belakang pendidikan yang berbeda yaitu:
SLTP, SLTA, S1, dan S2 dengan jumlah setiap kelas pendidikan juga berbeda.
Jumlah anggota populasi untuk setiap strata pendidikan tidak sama atau bervariasi.
Jumlah sampel yang harus diambil harus meliputi strata pendidikan yang ada yang
diambil secara proporsional.

60
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Bagan 8. Teknik Proportinate Stratified Random Sampling

Disproportionate Random Sampling


Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetatpi
kurang proporsional. Sebagai contoh sebuah perusahaan mempunyai personil sebagai
berikut: 3 orang S3, 5 orang S2, 100 orang S1, 800 orang SLTA, dan 700 orang
SLTP. Dalam penarikan sampel maka personil yang berijazah S2 dan S3 semuanya
diambil sebagai sampel, karena kedua kelompok tersebut jumlahnya terlalu kecil jika
dibandingkah dengan kelompok lainnya.

Cluster Sampling (sampling daerah)


Teknik sampling daerah (cluster sampling) digunakan untuk menentukan sampel bila
obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu
negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan
dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah dari
populasi yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh Indonesia terdiri dari 30 propinsi, sampel yang akan diambil
sebanyak 5 propinsi, maka pengambilan 5 propisnsi dari 30 propinsi dilakukan secara
random. Suatu hal yang perlu diingat adalah bahwa karena propinsi yang ada di
Indonesia juga berstrata, maka pengambilan sampel untuk 5 propinsi juga dilakuykan
dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Teknik cluster sampling
dilakukan dalam dua tahap yaitu: (1) menentukan sampel daerah, dan (2) menentukan

61
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

orang-orang yang ada pada daerah dengan cara sampling juga.


Teknik ini digambarkan seperti pada gambar berikut:
Bagan 9. Teknik Cluster Sampling (sampling daerah)

Non-probability Sampling
Non-probability sampling merupakan teknik penarikan sampel yang memberi
peluang /kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
terpilih menjadi sampel.

Teknik sampling ini meliputi:


Sampling Sistematis
Teknik sampling ini merupakan teknik penarikan sampel dengan cara penentuan
sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Sebagai contoh jumlah anggota populasi sebanyak 200 orang. Anggota populasi
diberi nomor urut dari no 1 sampai nomor 200. Selanjutnya pengambilan sampel
dilakukan dengan memilih nomor urut ganjil, atau genap saja, atau kelipatan dari
bilangan tertentu, seperti bilangan 5 dan lainnya.
Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik penarikan sampling dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai pada jumlah (quota) yang diinginkan. Sebagai contoh akan
melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II pada suatu instansi, dan
penelitian dilakukan secara kelompok. Jumlah sampel ditetapkan 100 orang

62
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

sementara penelitian sebanyak 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih
sampel secara bebas dengan karakteristik yang telah ditentukan (golongan II)
sebanyak 20 orang.
Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel, berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila orang yang ditemukan pada waktu menentukan sampel cocok dengan
yang diperlukan sebagai sumber data.
Purposive Sampling
Purposive sampling, adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan untuk tujuan
tertentu saja. Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka
sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja.
Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penarikan sampel apabila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah npopuloasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain dari sampling jenuh ini adalah sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penarikan sampel yang mula-mula dilakukan dalam
jumlah kecil (informan kunci) kemudian sampal yang terpilih pertama disuruh
memilih sampel berikutnya, yang akhirnya jumlah sampel akan bertambah banyak
seperti bola salju yang bergelinding makin lama makin besar.
Sampling Seadanya
Merupakan pengambilan sampel sebagian dari populasi berdasarkan seadanya data
atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan apapun mengenai derajat
kerepresesntatipannya. Dalam pembuatan kesimpulan masih sangat kasar dan bersifat
sementara.

63
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Sampling Purposif (sampling pertimbangan)


Sampling purposif dikenal juga dengan sampling pertimbangan, terjadi apabila
pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau
pertimbangan peneliti. Sampling purposif akan baik hasilnya di tangan seorang akhli
yang mengenal populasi. Cara penarikan sampel ini sangat cocok digunakan untuk
studi kasus.

Menentukan Jumlah Sampel


Untuk dapat menentukan dengan tepat banyaknya jumlah subyek penelitian yang
harus diambil, paneliti harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi unit
analisis dari penelitian. Unit analisis atau satuan subyek yang dianalisis sangat
tergantung pada siapa yang diteliti. Apabila penelitian tentang siswa maka sebagai
unit analisis adalah siswa.
Besarnya jumlah sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah
sampel yang mewakili 100 % populasi adalah sama dengan jumlah populasi. Makin
besar jumlah sampel mendekati jumlah populasi maka peluang kesalahan dalam
melakukan generalisasi akan semakin kecil, dan sebaliknya makin kecil jumlah
sampel penelitian maka diduga akan semakin besar kemungkinan kesalahan dalam
melakukan generalisasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya sampel adalah
sebagai berikut :
a) Unit analisis,
b) Pendekatan atau model penelitian,
c) Banyaknya karakteristik khusus yang ada pada populasi, dan
d) Keterbatasan Penelitian.

Untuk jumlah subyek dalam populasi sebanyak 100 sampai 150 subyek, maka
jumlah sampel yang diambil sebanyak lebih kurang 25-30%. Besarnya sampel juga
diambil dengan menggunakan rumus Cohran sebagai berikut:

64
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Menentukan Anggota Sampel


Secara umum terdapat dua teknik sampling, yaitu: (1) teknik probaility, dan (2)
teknik non-probability. Teknik sampling probability adalah teknik yang memberi
peluang yang sama kepada seluruh anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Pengambilan sampel secara acak/random dapat dilakukan engan bilangan
random, komputer, maupun dengan undian. Apabila pengambilan sampel dilakukan
dengan undian maka setiap anggota populasi diberi nomor sesuai dengan jumlah
populasi. Penarikan sampel dengan cara mencabut satu demi satu nomor yang ada
pada kotak undian sampai mencapai jumlah sampel yang telah ditetapkan dengan
rumus cohran atau dengan persentase.
Karakteristik Sampel yang baik:
1. memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan
besaran sampel untuk memperoleh jawaban yang dikehendaki.
2. mengidentifikasi probabilitas dari setiap unit analisis untuk menjadi sampel.
3. memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh (misalnya kesalahan)
dalam pemilihan sampel daripada harus melakukan sensus.
4. memungkinkan peneliti menghitung derajat kepercayaan yang diterapkan dalam
estimasi populasi yang disusun dari sampel statistika.

65
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Kesalahan yang sering terjadi dalam pengambilan sampel:


Kenyataan bahwa sampel tidak merupakan cermin yang sempurna dari keadaan
populasinya disebut sebagai kesalahan sampling (sampling error). Kesalahan
demikian bisa terjadi pada setiap penelitian, kecuali populasinya homogen
sempurna. Implikasi adanya kesalahan sampling adalah perlunya diperhitungkan
atau ditaksir besar kecilnya kesalahan itu dalam generalisasi atau inferensi.
1. Sampling Frame Error, yaitu kesalahan yang terjadi bila elemen sampel tertentu
tidak diperhitungkan, atau bila seluruh populasi tidak diwakili secara tepat oleh
kerangka sampel.
2. Random Sampling Error, yaitu kesalahan akibat adanya perbedaan antara hasil
sampel dan hasil sensus yang dilakukan dengan prosedur yang sama.
3. Nonresponse Error, yaitu kesalahan akibat perbedaan statistic antara survey yang
hanya memasukkan mereka yang merespon dan juga mereka yang gagal (tidak)
merespon.

Untuk penelitian yang menggunakan analisis statistik kesalahan itu


dinyatakan dalam standard error. Dasar teori probabilitas sampling, mungkin disini
letak peranan ilmu statistika. Berapa besar sampel yang dianggap paling baik ?.
Sampel yang paling baik adalah sampel yang memberikan pencerminan optimal
terhadap populasinya (representatif). Representativitas sampel tidak dapat dibuktikan,
hanya dapat didekati secara metodologi melalui parameter yang diketahui dan diakui
kebaikannya secara teoritik maupun eksperimental.
Ada empat parameter yang menentukan representativitas yaitu :
(1). Besar sampel,
(2). Teknik sampling,
(3). Variabilitas populasi,
(4). Kecermatan memasukkan ciri populasi kedalam sampel.
Parameter ke 3 bersifat given, sementara parameter – parameter sisanya dapat
dipermainkan guna meningkatkan representativitas sampel.

66
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Postulat – postulat dari parameter dengan andaian bahwa parameter lainnya


dalam keadaan konstan sebagai berikut :
1. Besar sampel : Makin besar sampel yang diambil akan makin tinggi
representativitas sampelnya. Populasi penelitian tidak bersifat homogen sempurna,
artinya untuk populasi yang homogen sempurna maka besar sampel sama sekali
tidak berpengaruh terhadap representativitas sampel.
2. Teknik sampling : Makin tinggi tingkat random dalam pengambilan sampel akan
makin tinggi representativitas sampel. Batasan untuk postulat ini adalah
homogenitas populasi penelitian. Sampling random sama sekali tidak diperlukan
jika populasinya homogen sempurna.

Jumlah sampel yang sesuai untuk suatu penelitian dipengaruhi oleh:


a. Homogenitas.
Semakin homogen suatu unit pemilihan sampel, semakin kecil jumlah sampel yang
diperlukan. Semakin heterogen suatu unit pemilihan sampel, semakin besar jumlah
sampel yang diperlukan agar dapat mencerminkan populasi.
b. Derajat Kepercayaan.
Derajat ini mengukur seberapa jauh peneliti yakin dalam mengestimasi parameter
populasi secara benar.
c. Presisi (ketelitian).
Untuk mengukur kesalahan standar dari estimasi yang dilakukan.
d. Prosedur analisis.
e. Kendala Sumber Daya.

Dalam penelitian – penelitian non eksperimental biasanya yang dipakai adalah


sampel proposional. Tetapi dalam penelitian eksperimental dan penelitian murni
besarnya sampel harus sama. Sekiranya dalam eksperimen sedang berjalan terdapat
kasus yang hilang (missing cases) harus dilakukan tindakan tertentu untuk

67
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

mempersamakan jumlah kasusnya kembali.


Secara garis besar teknik sampling terdiri dari Non‐Probability sampling
dua macam teknik yaitu teknik Probability cara pengambilan sampel di
Sampling dan Non‐probability Sampling. mana tidak semua anggota
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam bagan di populasi diberikan
bawah ini: Probability Sampling : kesempatan yang sama untuk
teknik sampling yang memberikan dijadikan sampel sampel.
kesempatan yang sama kepada seluruh
populasi untuk dipilih.

sampling acak sederhana (simple random sampling sistematis yaitu


sampling) adalah cara pengambilan sampel berdasarkan nomor urut
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan anggota populasi.
strata yang ada di dalam populasi. Teknik Misalnya populasi
sampling jenis ini dilakukan bila datanya penelitian diurutkan,
homogen. berdasarkan pengurutan itu
Misalnya bila populasi adalah 1,2,3,4,…25 kemudian diambil
diambil sampelnya secara acak sehingga sampelnya yang nomornya
menghasilkan sampel 1,3,9,10, 11, 15,18,21, genap saja atau ganjil saja.
24. Biasanya, untuk menentukan sampel jenis
ini dilakukan dengan cara pengundian.

Macam-macam Data Penelitian


Data penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata, atau gambar.
Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif
yang diangkakan (skoring). Data kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua besar,
yaitu data diskrit dan data kontinum.
Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung atau membilang (bukan
mengukur). Data ini dapat disebut juga sebagai data nominal atau kategorikal. Data
diskrit diperoleh dari penelitian yang bersifat eksploratif atau survey. Data kontinum
adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Data kontinum dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu data ordinal, interval, dan rasio.
Data ordinal adalah data yang berjenjang atau berbentuk peringkat. Data interval
adalah data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nol absolut (mutlak). Pada

68
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

data ini, walaupun datanya nol, tetapi masih mempunyai nilai. Data rasio adalah data
yang jaraknya sama dan mempunyai nol absolut (mutlak). Jadi kalau ada data nol
berarti tidak ada apa-apanya.
Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan
menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan. Misalnya data jumlah
penduduk, data berat badan, data sikap konsumen, data laporan keuangan, dan lain-
lain.

Jenis-jenis data adalah sebagai berikut:


1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi
berbenttuk kata, kalimat, atau gambar atau bagan.

2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Tipe-tipe data
kuantitatif adalah sebagai berikut:
a. Data Nominal
Data Nominal adalah data hasil penggolongan atau kategorisasi yang sifatnya setara
dan tidak dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan hanya
sebagai simbol saja dan tidak menunjukan tingkatan tertentu. Misalnya:
Laki-laki = 1 dan perempuan = 2
Dari contoh di atas, 2 tidak lebih tinggi dan 1 tidak lebih setara.

b. Data Ordinal
Data Ordinal adalah data hasil kategorisasi yang sifatnya tidak setara dan tidak dapat
dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan menunjukan peringkat dan
tingkatan tertentu. Tipe data ini tidak memperhatikan jarak data, jadi jarak data bisa
berbeda-beda. Misalnya:
Nilai A = 1

69
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Nilai B = 2
Nilai C = 3
Pada contoh di atas, 1 lebih tinggi dari 2, dan 2 lebih tinggi dari 3

c. Data Interval
Data interval adalah data bukan dari hasil kategorisasi dan dapat dilakukan
perhitungan aritmatika. Tipe data ini menggunakan jarak data yang sama. Walaupun
dapat dilakukan operasi hitung, data ini tidak mempunyai nilai nol (0) absolut,
maksudnya angka 0 tetap ada nilainya. Contohnya dalam pengukuran suhu. Data ini
dapat dibuat menjadi tipe ordinal yang menggunakan peringkat seperti dalam
pengukuran skala likert. Misalnya:
Sangat Setuju = 5
Setuju = 4
Ragu-ragu = 3
Tidak Setuju = 2
Sangat Tidak Setuju = 1

d. Data Rasio
Data Rasio adalah data yang dapat dilakukan perhitungan aritmatika dan
menggunakan jarak yang sama. Data ini mempunyai nilai nol (0) absolut, maksudnya
angka nol (0) benar-benar tidak ada nilainya. Contohnya dalam pengukuran berat
badan, jika beratnya 0 kg berarti tidak ada bobotnya. Tipe data ini misalnya data berat
badan, tinggi badan, data keuangan perusahaan, data nilai siswa, dll.

Membuat Kerangka Konsep


Penelitian merupakan suatu kata yang berasal dari kata ‘teliti’, yang artinya sesuatu
yang dilakukan dengan cermat dan tidak sembrono/gegabah dan hati-hati. Dalam
pengertian ini, penelitian merupakan suatu proses pekerjaan yang dilakukan dengan

70
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

cermat, hati-hati untuk memperoleh suatu hasil yang diinginkan. Di lain hal bahwa
penelitian diterjemahkan dari kata research yang berasal dari kata re artinya
‘kembali’ dan search artinya ‘mencari’.
Berdasarkan beberapa pemahaman ‘penelitian’ dapat diartikan sebagai suatu
pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan
antara fakta dan menghasilkan dalil atau hokum. Penelitian dapat juga diartikan
sebagai transformasi yang terkendali atau terarah dari situasi yang dikenal dari
kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsur
dari situasi orisinil menjadi keseluruhan yang bersatu-padu. Penelitian sebagai sebuah
metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis.
Agar suatu metode yang digunakan dalam suatu penelitian disebut metode ilmiah,
hendaknya memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta; keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam
penelitian dan yang dikumpulkan maupun yang dianalisis harus berdasarkan
fakta yang nyata.
2. Bebas dari prasangka; metode ilmiah harus bebas dari prasangka buruk.

3. Menggunakan prinsip analisa; semua masalah harus dicari sebab-sebab serta


pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis. Fakta-fakta yang
mendukung tidak dibiarkan mentah saja, tapi dianalisa secara cermat.
4. Menggunakan Hipotesa; hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap
permasalahan penelitian. Hipotesa merupakan pegangan untuk menentukan
jalannya pikiran peneliti, yang nantinya akan dibuktikan melalui data lapangan.
5. Menggunakan ukuran objektif; kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan
dalam ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh diterka-terka menurut kehendak
peneliti, tetapi hendaknya semua dilakukan secara objektif dan fikiran yang
waras.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi; semua pengukuran data hendaknya
menggunakan ukuran kuantitatif, kecuali tidak dapat dikuantifikasikan dan

71
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

umumnya yang tidak bersifat kuantitatif hendaknya dikuantitatifkan.

Tujuan utama dari proses penelitian ialah bagaimana peneliti dapat memperoleh
kesimpulan dengan dilandasi dan didukung oleh fakta-fakta yang representatif. Untuk
dapat memperoleh fakta-fakta yang representatif, diperlukan data dan informasi yang
objektif. Tingkat keobjektifan data hasil penelitian tergantung pada seberapa jauh
kemampuan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Tinggi rendahnya kemampuan instrumen pengumpul data, tergantung pada tinggi


rendahnya tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan. Oleh karena
itu sebelum peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data, dia harus
melakukan pembahasan untuk mempertimbangkan mengenai validitas dan reliabilitas
instrumen yang akan digunakan dalam proses penelitian.

Metode dan Instrumen Pengumpulan Data


Dari arti kata kedua istilah tersebut segera dapat dikemukakan pengertiannya
demikian :
“Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan olph peneliti
untuk mengumpulkan data”
“Cara” menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda
yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya. Terdaftar
sebagai metode-metode penelitian adalah: angket (questionnaire), wawancara atau
interviu (interview), pengamatan (observation), ujian.
“Instrumen penelitian” yang diartikan sebagai “alat bantu” merupakan saran yang
dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionnaire), daftar cocok
(checklist) atau pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule),
lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation
schedule) soal tes (yang kadang-kadang hanya disebut dengan “ter” saja, inventors
(invertory), skala (scale), dan lain sebagainya.

72
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Melihat daftar jenis-jenis metode dan daftar jenis-jenis instrumen tersebut


diatas, terdapat istilah-istilah yang sama, yaitu angket dan tes. Dengan demikian ada
metode angket dan instrumen angket. Demikian juga ada metode tes dan instrumen
tes. Memang instrumen angket digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan
metode angket; demikian juga halnya dengan tes. Namun ada kalanya peneliti
memilih metode angket tetapi menggunakan daftar cocok sebagai instrumen.
Menurut pengertiannya, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang
diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan
cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Daftar cocok, menunjuk pada
namanya, merupakan kumpulan dari pernyataan atau pertanyaan yang pengisiannya
oleh responder dilakukan dengan memberikan tanda centang atau tanda cocok (ü)
pada tempat-tempat yang sudah disediakan. Jadi “daftar cocok” sebenarnya
merupakan semacam angket juga tetapi cara pengisiannya dengan memberikan tanda
cocok itulah yang menyebabkan ia disebut demikian.
Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode
pengumpulan data. Dengan demikian terdapat kaitan antara metode dengan instrumen
pengumpulan data. Pemilihan satu jenis metode pengumpulan data kadang-kadang
dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen. Sebaliknya satu jenis instrumen
dapat digunakan untuk berbagai macam metode.
Jika daftar metode dan daftar instrumen tersebut dipasangkan, akan terlihat kaitan
dalam tabel berikut ini.

73
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Tabel 2. Pasangan Metode dan Instrumen Pengumpulan Data


No. Jenis Metode Jenis Instrumen
1 Angket (questionnaire) Angket (questionnaire)
Daftar cocok (checklist)
Skala (scala), inventori (inventory)
2 Wawancara (interview) Pedoman wawancara (interview guide)
Daftar cocok (checklist)
3 Pengamatan/Observasi Lembar Pengamatan, panduan pengamatan,
(Observation) panduan observasi (observation sheet,
observation schedule), (checklist).
4 Ujian/Tes (test) Soal ujian, soal tes atau tes (test), inventori
(inventory).
5 Dokumentasi Daftar cocok (checklist)
Tabel

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa:


Inventors dapat digunakan sebagai angket (tidak digunakan untuk mengetahui sesuatu
yang sifatnya “ketat” seperti tes, (misalnya angket minat) tetapil ada yang
berkedudukan seperti tes.
Daftar cocok (checklist) dapat digunakan dalam berbagai metode, karena nama
“daftar cocok” lebih menunjuk pada cara mengerjakan dan wujud tampiIan
instrumen dibandingkan dengan jenis instrumen sendiri.
Mengenai jenis-jenis instrumen yang disebutkan di atas, penulis yakin bahwa para
pembaca telah mengenalnya. Dalam buku-buku penelitian sudah banyak
diuraikan. Meskipun demikian untuk memperoleh penjelasan menyeluruh tentang
metode dan instrumen pengumpul data ini, dalam bagian berikut diberikan
sekadar gambaran singkat tentang pengertian dan contoh-contoh instrumen
terutama dalam mengenai persamaan dan perbedaannya.

1. Angket
Angket, seperti telah dikemukakan pengertiannya di atas, merupakan daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang yang

74
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna.


Orang yang diharapkan memberikan respons ini disebut responden. Menurut cara
memberikan respons, angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu: angket terbuka dan
angket tertutup.
a. Angket terbuka
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikan rupa sehingga responden dapat
memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Angket terbuka digunakan apabiia peneliti belum dapat memperkirakan atau
menduga kemungkinan altematif jawaban yang ada pada responden.
Contoh pertanyaan angket terbuka: Penataran apa saja yang pernah Anda ikuti yang
menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan?
Tuliskan apa, di mana, dan berapa lama !
Jawab:
No.Jenis Penataran Tempat Penataran Berapa Hari
1. ............................... ............................... .......................
2. ............................... .................... .......................
3. …………….. ................ ........
4. dan seterusnya kira-kira 5-7 nomor
Menggali informasi mengenai identitas responden biasanya dilakukan dengan
membuat pertanyaan terbuka.
Keuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak yakni pada responden
dan pada peneliti:
(1). Keuntungan pada responden: mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan
atau keadaan nya.
(2). Keuntungan pada peneliti: mereka akan memperoleh data yang bervariasi, bukan
hanya yang sudah disajikan karena sudah diasumsikan demikian.

75
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

b. Angket tertutup
adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden
tinggal memberikan tanda centang (x) pada kolom atau tempat yang sesuai.
Contoh pertanyaan angket tertutup:
1) pernahkan Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan
bidang studi yang sekarang Anda ajarkan?
Jawab: ........................... ....a. Pernah ....b. Tidak

Jika pernah, penataran tentang apa saja? (dapat memberikan centang lebih dari satu)
....a. materi bidang studi
....b. metode mengajar/strategi belajar-mengajar
....c. memilih dan penggunaan media/alat pelajaran
....d. menyusun alat evaluasi

c. Angket campuran
yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup.
Contoh pertanyaan angket campuran:
1) Pernahkah Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan
bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Jika pernah berapa kali?
....a. Tidak pernah (langsung ke nomor 3)
....b. Pernah, yaitu ...kali (teruskan nomor

2) Penataran tentang apa saja yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya?
Materi pelajaran hari
Metode mengajar hari
Pemilihan dan penggunaan media hari
Penyusunan alat evaluasi hari

76
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2. Daftar Cocok (Checklist)


Di dalam penjelasan mengenai angket dikemukakan juga bahwa dalam mengisi
angket tertutup responden diberi kemudahan dalam memberikan jawabannya. Di lain
tempat, yakni di dalam penjelasan umum mengenai instrumen disebutkan bahwa
daftar cocok adalah angket yang dalam pengisiannya responden tinggal memberikan
tanda cek (ü). Dengan keterangan tersebut tampaknya angket tertutup dapat
dikategorikan sebagai checklist. Namur demikian angket bukan khusus merupakan
daftar. Daftar cocok mempunyai pengertian tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket.

Daftar cocok mempunyai bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok
peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali responden
dalam memberikan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang
bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada beberapa
pertanyaan mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk membaca, maka disusunlah
daftar cocok tersebut sebagai pengganti.
Contoh:
Berikan tanda silang tepat pada kolom yang menunjukkan kebiasaan Anda
melakukan pekerjaan di rumah yang tertera di bawah ini.
No. Dikerjakan Dikerjakan Dikerjakan
Jenis kegiatan di rumah
oleh Anda bersama pembantu
1. Menyiapkan makan pagi
2. Membersihkan rumah
3. Mencuci pakaian sendiri
4. Mencuci sprei, korden, dan seterusnya.

5. Mencuci alat-alat makan ...dan


seterusnya

Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa variasi jawaban yang harus diberikan oleh
responden hanya empat macam yakni:. “Dikerjakan oleh Anda”, “Dikerjakan
bersama”, dan “Dikerjakan pembantu”. Dengan daftar cocok ini barang kali peneliti

77
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

hendak mengungkap seberapa besar tanggung jawab responden terhadap pekerjaan di


dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan alternatif jawaban tersebut disajikan dalam
bentuk angket, alternatif jawaban hanya tiga macam itu akan disebutkan secara
berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang sama. Daripada memakan tempat padahal
responden sudah tahu (dan hafal!) apa yang harus dipilih maka altematif tersebut
disingkat dalam bentuk kolom-kolom yang apabila sudah diisi oleh responden terlihat
adanya daftar tanda centang yang disebut daftar cocok. Istilah “daftar cocok” juga
dapat datang dari apa yang diharapkan dari responden, yakni memberi tanda cocok
atau tanda centang pada daftar pernyataan yang disediakan.

3. Skala (scale)
Skala menunjuk pada sebuah instrumen pengumpul data yang bentuknya seperti
daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Di
dalam Encyclophedia of Educational Evaluation disebutkan: The term scale in the
measurement sense, comes from the Latin word scale, meaning “ladder” or “flight of
stairs”. Hence, anything with gradation can be thought of as “scaled”.

Contoh :
Peneliti ingin mengungkapkan bagaimana seseorang mempunyai sesuatu kebiasaan.
Alternatif yang diajukan berupa frekuensi orang tersebut dalam melakukan suatu
kegiatan. Gradasi frekuensi dibagi atas: “Selalu”, “Sering”,. “Jarang”, “Tidak
pernah”.

No. Jenis kegiatan di rumah Selalu Sering Jarang Tidak Pernah


1. Bangun sebelum jam 5 pagi
2. Menyiapkan makan pagi
3. Membersihkan rumah
4. Mencuci pakaian sendiri
5. Mencuci perabot rumah
tangga... dan seterusnya

78
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Skala banyak digunakan untuk mengukur aspek-aspek kepribadian atau aspek


kejiwaan yang lain. Selain skala, penelitian yang berhubungan dengdn aspek-aspek
kejiwaan memerlukan jenis instrumen-instrumen pengumpul data lain, baik yang
berupa tes, inventori untuk hal-hal umum (general inventories, misalnya Minnesota
Multiphasic Personality Inventory - MMPI, dan inventori untuk aspek-aspek khusus
(Specific Inventories seperti: Rokeach Dogmatism Scala, Fundamental Interpersonal
Relations Orientation - Behavior - FIRO - B, Study of Values, dan lain-lain). Untuk
penelitian pendidikan, walaupun dapat dikatakan tidak terlalu sering menggunakan
instrumen-instrumen seperti disebutkan, tetapi bagi penelitinya perlu juga mengenal
ragam alat pengumpul data aspek-aspek psikologi tersebut.
Problematika pendidikan seperti kerancuan dalam mengikuti pelajaran,
lambatnya siswa menyelesaikan studi serta masalah-masalah yang berhubungan
dengan proses belajar, menjadi topik yang tetap aktual di kalangan pendidikan
sekolah formal. Selain penelitian yang tidak terlalu menyangkut aspek-aspek
kejiwaan secara langsung, masih banyak problem pendidikan yang terkait dengan
aspek kejiwaan tersebut, misalnya rendahnya prestasi disebabkan rendahnya harga
diri siswa. Lemahnya semangat belajar dikarenakan adanya lesu kreativitas dan
seterusnya. Itulah sebabnya dalam bagian ini akan disajikan pula beberapa contoh
instrumen untuk mengungkap aspek-aspek kejiwaan agar para peneliti pendidikan
dapat terperinci menggali penyebab timbulnya masalah pendidikan melalui aspek
kejiwaan siswa dan guru yang terlibat di dalam kegiatan pendidikan tersebut. Namun
demikian untuk dapat menggunakan alat-alat pengungkap gejala kejiwaan seperti tes,
inventori khusus dan lain-lain, diperlukan suatu kemampuan khusus. Pada umumnya
mahasiswa dapat diminta untuk membantu melaksanakan pengumpulan data yang
diungkap melalui instrumen-instrumen tersebut.
Skala seperti dicontohkan di atas merupakan skala bentuk gradasi dari satu
jenis kualitas. Dalam contoh di atas, alternatifnya ada empat sehingga terdapat empat
tingkatan kualitas kes eringan. Skala yang berasal dari ide yang dikemukakan oleh

79
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Likert dan dikenal dengan skala Likert ini biasanya menggunakan lima tingkatan.
Tentu saja peneneliti dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga
tingkatan:
Selalu - Kadang-kadang - Tidak Pernah
Baik - Cukup - Jelek
Besar - Sedang - Kecil
Jauh - Cukup - Dekat

dan dapat pula memperbesar rentangan menjadi lima tingkatan :


Selalu - Sering Sekali - Sering - Jarang - Jarang Sekali
Selalu - sering sekali - Sering - Jarang - Tidak Pernah
Baik Sekali - Baik - Cukup - Jelek - Jelek Sekali
Besar Sekali - Besar - Cukup - Kecil - Kecil Sekali
Sangat setuju Setuju Abstain Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
(SS) (S) (A) (TS) (STS)

Misalnya:
Pemilihan alternatif diserahkan pada keinginan dan kepentingan peneliti yang
menciptaka instrumen tersebut. Ada Jenis lain yang telah dikembangkan oleh Inkels,
bukan menyajikan alternative jenjang kualitas untuk sesuatu predikat, tetapi jenjang
dari kualitas mini suatu perbuatan. Bentuk skala model. indeks ini menyerupai tes
objektif bentuk pilihan ganda, tetapi alternatifnya menunjuk pada gradasi.

Langkah-Langkah Dalam Menyusun Instrumen


Secara umum penyusunan instrumen pengumpul data dilakukan dengan penahapan
sebagai berikut:
1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan
judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.
2. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.

80
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

3. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.


4. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.
5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.
6. Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau instruksi) dan kata pengantar.

Validitas Instrumen
Validitas instrumen adalah kemampuan instrumen untuk mengukur dan
menggambarkan keadaan suatu aspek sesuai dengan maksudnya untuk apa instrumen
tersebut dibuat, sebagaimana dinyatakan oleh Gay (1983:110) sebagai berikut: the
most simplistic definition of validity is that it is the degree to which a test measured
what it is supposed to measured. Kerlinger (200:685) juga memberikan rumusan
sangat umum mengenai validity, yaitu dengan mengajukan suatu pertanyaan, apakah
instrumen yang kita buat mampu mengukur apa yang kita maksudkan, sebagaimana
dinyatakan.. does the instrumen measure what it is supposed to measure.
Persoalan validitas instrumen berhubungan dengan pertanyaan, apakah suatu
instrumen yang dibuat mampu menggambarkan ciri-ciri, sifat-sifat. atau aspek apa
saja yang akan diukur, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Validitas juga dapat
dimaknai sebagai ketepatan dalam memberikan interpretasi terhadap hasil
pengukurannya.

Terdapat dua makna yang terkandung di dalam konsep validitas, yaitu


relevans dan accuracy. Relevansi menunjuk pada kemampuan instrumen untuk
memerankan fungsi untuk apa instrumen tersebut dimaksudkan (what it is intended to
measure). Accuracy menunjuk ketepatan instrumen untuk mengidentifikasi aspek-
aspek yang diukur secara tepat, yang berarti dapat menggambarkan keadaan yang
sebenarnya. Dalam memaknai konsep validitas, kita tidak boleh menyatakan bahwa
suatu instrumen yang sudah dinyatakan valid, juga akan valid untuk maksud atau
tujuan yang lain, serta berlaku untuk kondisi yang berbeda.
Pengembalian keputusan mengenai valid tidaknya suatu instrumen tergantung

81
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

pada tiga hal, yaitu:


Valid untuk apa,
Valid untuk siapa, dan
Valid dalam konteks yang bagaimana.
Suatu instrumen mungkin saja valid untuk tujuan tertentu, akan tetapi belum tentu
valid untuk suatu tujuan lain. Suatu instrumen dapat saja valid untuk suatu kelompok
responden tertentu, akan tetapi belum tentu valid untuk kelompok responden yang
lain. Suatu instrumen mungkin saja valid untuk suatu kelompok responden dengan
latar belakang budaya tertentu, akan tetapi belum tentu valid untuk kelompok
responden yang lain dengan latar belakang budaya yang lain pula. Jadi suatu
instrumen yang dirancang untuk suatu tujuan tertentu, keputusan mengenai
validitasnya, hanya dapat dievaluasi atau dipertimbangkan bagi tujuan tersebut.

Macam-Macam Validitas Instrumen


Pada umumnya para ahli pengukuran, khususnya pengukuran dalam bidang psikologi
dan pendidikan, menggolongkan validitas menjadi beberapa tipe, yaitu:.
Validitas konstruk (construct validity),
Validitas isi (content validity), dan
Validitas kriterion (kriterion-related validity).

Untuk validitas konstruk dan validitas isi, kriteria yang digunakan dalam
pengambilan keputusan, dilakukan dengan menggunakan pertimbangan-
pertimbangan logis, konseptual, dan menggunakan dasar-dasar penalaran tertentu,
tanpa harus melakukan uji empiris atau uji lapangan. Sebaliknya, pada validitas
kriterion, proses validasinya dilakukan melalui pengujian empiris atau uji lapangan,
yaitu dengan jalan mengkorelasikan hasil pengukuran dari instrumen yang kits susun
dengan suatu kriterium yang dipandang valid. Bila peneliti memilih tipe validitas
korelasional, maka pengambilan keputusan untuk menyatakan apakah instrumen
tersebut valid atau tidak, dilakukan dengan menghitung korelasi dengan

82
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

menggunakan taraf siginifikansi 0,05. Ada dua tipe dari validitas korelasional ini,
yaitu validitas konkuren (concurrent validity), dan validitas prediktif (predictive
validity).
a. Validitas konstruk
Validitas konstruk berhubungan dengan pertanyaan: seberapa jauh instrumen yang
kita susun mampu menghasilkan butir-butir pertanyaan yang telah dilandasi oleh
konsep teoritik tertentu. Validitas konstruk disusun dengan mendasarkan diri pada
pertimbangan-pertimbangan rasional dan konseptual yang didukung oleh teori yang
sudah mapan. Proses menentukan validitas bukan merupakan pekerjaan yang mudah.
Untuk dapat menyusun validitas konstruk, peneliti harus menguasai secara mendalam
teori-teori yang relevan, ditambah dengan pengalaman menyusun instrumen,
konsultasi dengan ahli di bidangnya, dan diskusi dengan teman sejawat (peers). Oleh
karena itu untuk memantapkan validitas konstruk ini, peneliti dianjurkan untuk
memperoleh masukan berupa penilaian, pertimbangan dan kritik-kritik dari pars ahli
dalam bidang yang terkait. Prosedur seperti itu dikenal dengan apa yang disebut
dengan expert judgment.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk memperoleh suatu konstruk yang diharapkan,


biasanya melalui prosedur sebagai berikut:
1) melakukan analisis logik, dan
2) melakukan analisis hubungan dan atau perbedaan dengan konstruk lain.
Analisis logic dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Peneliti membuat definisi operasional mengenai konstruk atau konsep yang
dimaksud dengan berlandaskan diri pada teori-teori yang relevan;
2) Peneliti melakukan justifikasi mengenai suatu konstruk yang diperkirakan dapat
memberikan gambaran secara jelas mengenai suatu konstruk atau konsep yang
dimaksud. Dalam hal ini penyusun instrumen dapat menganut salah satu teori atau
melakukan suatu sintesa, atau memodifikasi teori yang ada yang dianggap relevan.
3) Operasionalisasikan konstruk yang secara konseptual telah mantap ke dalam

83
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

indikator-indikator, bahkan sampai ke dalam sub indikator (prediktoi), sehingga


perilaku atau gejalanya dapat diukur dan diamati.
4) Lakukan check-recheck untuk meyakinkan bahwa apa yang telah dirumuskan
tersebut benar-benar telah menggambarkan konstruk yang dimaksud.

Analisis hubungan dan atau analisis perbedaan dilakukan pertimbangan-pertimbangan


sebagai berikut:
1) Kumpulkan konstruk atau konsep-konsep lain yang sama atau serupa dengan
konsep yang kita maksudkan. Di samping mengumpulkan konsep-konsep yang
sama, juga kumpulkan konsep-konsep lain yang berbeda. Mencari konsep-konsep
yang sama atau berbeda tersebut dimaksudkan agar diperoleh keyakinan yang kuat
dan mendalam bahwa konsep atau konstruk yang dimaksudkan secara teoritik dan
logik benar.
2) Suatu konstruk yang semula telah dianggap benar, akan tetapi apabila dikemudian
hari diperoleh informasi baru, baik informasi baru tersebut berasal dari teori dan
atau yang berasal dari sejawat atau ahli yang relevan, peneliti harus siap
melakukan modifikasi secukupnya-,
3) Kumpulkan bukti-bukti dari sumber lain yang dipandang dapat mendukung
konstruk yang dimaksud, misalnya hasil pengukuran dengan instumen yang sejenis
mengenai objek, gejala, atau perilaku yang serupa, merupakan sumber yang sangat
berharga untuk dipertimbangkan.

b. Validitas Isi
Validitas isi berhubungan dengan kemampuan instrumen untuk menggambarkan atau
melukiskan secara tepat mengenai domain perilaku yang akan diukur. Misalnya
instrumen yang dibuat untuk mengukur kinerja karyawan, maka instrumen tersebut
harus dapat melukiskan secara benar mengenai kinerja karyawan sebagaimana
diuraikan dalam deskripsi tugas-tugas karyawan. Contoh lain lagi misalnya instrumen
yang disiapkan untuk mengukur prestasi belajar siswa, maka instrumen tersebut harus

84
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

dapat melukiskan dengan benar prestasi belajar siswa sesuai dengan standar prestasi
sesuai dengan materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Kalau pada instrumen
kinerja peneliti melakukan analisis kinerja sebagaimana yang ditetapkan dalam
deskripsi tugas (job description), maka pada instrumen untuk mengukur prestasi
belajar, peneliti harus melakukan analisis materi pelajaran, mulai dari pembagian bab
per bab, sampai pada uraian setiap pokok bahasan.
Ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam memaknai validitas isi,
yaitu:
1) Menyangkut validitas butir, dan
2) Menyangkut validitas sampling.
Validitas butir berhubungan dengan pertanyaan: seberapa jauh butir-butir instrumen
dapat mencerminkan keseluruhan isi dari aspek atau domain yang hendak diukur.
Validitas sampling dihadapkan pada pertanyaan: seberapa jauh butir-butir instrumen
tersebut merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan aspek atau bahan atau
domain yang diukur.
Dengan memaknai komponen-komponen tersebut (butir dan sampling),
penyusun instrumen sebelum menyajikan butir-butir pertanyaan, terlebih dahulu ia
harus menyusun daftar yang memuat keseluruhan isi dari materi atau domain yang
dimaksud. Keseluruhan domain tersebut dijabarkan ke dalam aspek-aspek yang yang
lebih terperinci. kemudian dideskripsikan indikator-indikatornya, sampai ke sub-sub
indikator, sehingga gejalanya dapat diukur dan diamati. Selanjutnya untuk lebih
meyakinkan diri tentang semua yang telah dilakukan tersebut, penyusun instrumen
dapat meminta pertimbangan dari kolegia atau ahli yang kompeten melalui forum
diskusi antar ahli. Pertimbangan-pertimbangan itu berupa saran, masukan, kritik, dan
evaluasi, yang dimaksudkan memperbaiki dan menyempurnakan instrumen yang kita
susun.

85
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

c. Validitas Kriterion
Validitas kriterion yang dimaksud di sini ialah validitas instrumen yang diperoleh
dengan membandingkan instrumen yang kita susun/buat dengan suatu kriterium
eksternal. Kriterion eksternal yang dimaksud di sini adalah berupa hasil pengukuran
yang menurut pertimbangan rasional dapat dipertanggungjawabkan. Ada dua kriteria
yang sering digunakan oleh para ahli, yaitu:
1) Kriterion konkaren (concurrent criterion), dan
2) Kriterion prediktif (predictive criterion).
Apabila peneliti menggunakan kriterion konkaren, peneliti harus mencari
hasil-hasil pengukuran lain yang pernah dilakukan orang, mengenai domain yang
sama dengan domain yang sedang kita siapkan instrumennya,yang dipandang atau
diakui sudah valid. Sebagai contoh misalnya peneliti ingin menyusun instrumen
mengenai tes masuk suatu perguruan tinggi. Untuk keperluan ini peneliti
mengkomparasikan hasil tes masuk perguruan tinggi dengan nilai rapor akhir kelas
III SMU, melalui analisis statistik korelasi.

Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas Instrumen sangat penting dilakukan untuk instrument (dalam
bentuk angket maupun kuesioner yang akan di aplikasikan di masyarakat, dimana bila
responden yang sama akan menunjukkan hasil yang sama walaupun dilaksanakan
dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas instrumen menunjukkan tingkat kestabilan,
konsistensi, keajegan, dan atau kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala
seperti apa adanya. Reliabilitas dari kata Inggris “reliability” yang sama maknanya
dengan kata konsistensi (concistency or stability), dapat dipercaya (dependability).
Reliabilitas merupakan bentuk “noun”, sedang kata sifatnya adalah
“reliable”. Secara konsep instrumen yang reliabel ialah instrumen yang apabila
digunakan terhadap subjek yang sama, akan menunjukkan hasil yang sama,
walaupun dilaksanakan dalam kondisi dan waktu yang berbeda. Jadi suatu instrumen
dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut digunakan untuk subjek yang sama,

86
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

dalam waktu dan kondisi yang berbeda, tetap menunjukkan hasil yang sama.
Untuk objek-objek penelitian yang sifatnya alamiah, persoalan mengenai
reliabilitas ini tidak perlu menimbulkan banyak pertimbangan, oleh karena objek-
objek alamiah relatif stabil dalam dimensi waktu dan kondisi yang berbeda. Lain
hainya bila instrumen penelitian digunakan untuk mengukur gejala-gejala sosial dan
perilaku. Objek-objek sosial dan perilaku selalu menunjukkan adanya variasi dalam
dimensi waktu dan kondisi.
Ambil saja sebagai contoh misainya kayu, batu, pasir, tanah, dan
semacamnya, semuanya menunjukkan adanya sifat-sifat yang jauh lebih stabil
dibandingkan dengan aspek-aspek perilaku seperti sikap sikap sosial, aktivitas
belajar, prestasi belajar, kinerja pegawai, intensitas berdiskusi, dan sebagainya.
Semuanya akan sangat mudah berubah karena waktu dan kondisi pengukurannya
berbeda.
Hal tersebut menuntut perlunya masalah instrumen untuk mengukur gejala-
gejala sosial dan perilaku, perlu disiapkan dengan saksama dan hati-hati sebelum
instrumen tersebut digunakan, karena instrumen yang tidak stabil, dipastikan akan
memperoleh hasil penelitian yang tidak baik, dalam arti hasil penelitian yang tidak
dapat menggambarkan keadaan gejala yang diukur seperti apa adanya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas Instrumen


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakstabilan hasil penelitian, khususnya
untuk gejala-gejala sosial dan perilaku. Bebarapa diantaranya ialah:
a. Faktor instrumennya sendiri,
b. Faktor gejala yang diukur dan diamati, dan
c. Kondisi penyelenggaraan pengukuran.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur gejala-gejala sosial dan perilaku, selalu
berupa pertanyaan yang menggunakan kalimat yang disusun oleh peneliti dalam
bentuk kuesioner, interviu, observasi atau mungkin tes instrumen-instrumen yang
menggunakan kalimat semacam itu pasti akan direspon secara berbeda oleh

87
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

responden yang mengisi instrumen. Perbedaan responden dalam merespon kuesioner


yang diberikan tersebut bukan karena objek responnya yang berbeda, akan tetapi bisa
jadi karena cara memaknai atau menangkap makna yang terkandung dalam instrumen
berbeda.
Oleh karena itu saran yang selalu disampaikan kepada peneliti yang akan
menyusun instrumen semacam itu ialah supaya pertanyaan-pertanyaan yang dibuat
tidak memiliki sifat berwajuh arti atau bermakna ganda. Pendek kata pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan harus diinterpretasi atau dimaknai sama oleh responden
yang berbeda.
Faktor gejala atau perilaku yang diukur. Gejala-gejala sosial dan perilaku
memiliki sifat mudah berubah, baik karena faktor internal maupun faktor eksternal.
Sikap seseorang tidak menunjukkan keadaan stabil dalam dimensi waktu, tempat, dan
kondisi/situasi. Jarang dijumpai adanya sikap yang relatif tetap/stabil dalam fluktuasi
waktu. Sikap terhadap objek yang sama oleh subjek yang sama, belum tentu sama,
bila waktu, tempat, dan situasi meresponnya berbeda.
Kondisi penyelenggaraan pengukuran juga akan dapat mempengaruhi
ketidakstabilan gejala. Suatu instrumen yang diselenggarakan pads kondisi ramai,
suasana hiruk pikuk, dan situasi temperatur tinggi, dipastikan akan memberikan hasil
yang berbeda apabila instrumen tersebut diselenggarakan pada kondisi tenang, dan
situasi yang sejuk. Demikian juga misalnya tes yang pelaksanaannya diawasi secara
ketat, menakutkan, dipastikan akan memberikan hasil yang berbeda dibandingkan
dengan penyelenggaraan tes yang diawasi secara familier dan suasana yang
menyenangkan.
Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakstabilan hasil
pengukuran terhadap gejala-gejala sosial dan perilaku tersebut, peneliti perlu
mengusahakan dengan berbagai cara agar hasil pengukuran dapat menggambarkan
keadaan yang sebenarnya. Usaha-usaha tersebut adalah :
Memperbanyak kasus atau objek yang diteliti;
Melakukan pengukuran atau pengamatan secara berulang-ulang;

88
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Membandingkan pengamatan peneliti dengan pengamatan peneliti lain;


Menambah jumlah pengamat;

Contoh Metode penelitian


METODE PENELITIAN DAN ANALISIS
1. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Aplikasi metode kualitatif
untuk mengetahui upaya peningkatan nilai ujian nasional melalui pemberdayaan guru
dan siswa di SMA N 1 Mojotengah. Penelitian ini untuk mengungkap upaya
pemberdayaan siswa dan guru di SMA N 1 Mojotengah dalam meningkatkan
perolahan hasil ujian nasional.

2. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian meliputi siswa dan guru SMA N 1 Mojotengah.

3. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Mojotengah.

4. Teknik Pengumpulan Data


a. Wawancara mendalam (indepth interview)
Merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab lisan secara
langsung dan mendalam dengan sasaran/ obyek penelitian untuk mendapatkan data-
data dan keterangan yang berkaitan dengan topik penelitian. Pertanyaan yang
diajukan kepada obyek penelitian dipandu dengan interview guide dan pertanyaan
tersebut bisa berkembang sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dan kedalaman
data yang ingin diperoleh.

b. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengamati
terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lokasi penelitian. Melalui teknik ini
diharapkan akan mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh menge-
nai obyek yang diamati. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan
pemberdayaan siswa dan guru di kelas dalam kegiatan pembelajaran.

c. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menelaah dokumen,
arsip, maupun referensi yang mempunyai relevansi dengan tema penelitian, seperti
RPP, dokumentasi nilai siswa dan data lain yang relevan dengan penelitian ini.

89
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

5. Jenis Data
Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari informan penelitian. Data
primer dalam penelitian ini berupa hasil wawancara dengan kepala guru dan siswa
dalam rangka meningkatkan nilai ujian nasional.
Data sekunder, yaitu data yang didapat dari telaah terhadap dokumen-dokumen
terkait serta hasil observasi. Data sekunder dalam penelitian ini berupa dokumentasi
rencana kegiatan sekolah dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa serta
pencapaian hasil belajar siswa.
Pemberdayaan guru
6. Fokus Kajian
Kompetensi professional Pemberdayaan siswa
1) Fisik
2) Psikologis

7. Teknik Pengambilan Sampel


Dalam penelitian kualitatif sampling ditujukan untuk menjaring sebanyak
mungkin informasi dari berbagai sumber untuk merinci kekhususan yang ada ke
dalam ramuan konteks yang unik. Oleh karena itu dalam memilih dan menentukan
informan, peneliti mengacu pada teknik “purposive sampling”, di mana peneliti
memilih informan yang dianggap tahu (key informant) dan dapat dipercaya untuk
menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam
(Sutopo, 1988:22). Informan dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran yang
diuji nasionalkan dan siswa.

B. Metode Analisis
1. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model
interaktif (Interactive Model of Analysis). Menurut Miles dan Huberman (1992:16)
dalam model ini tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan
kesimpulan, dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data
(data collecting) sebagai suatu siklus. Ketiga kegiatan dalam analisis model interaktif
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Reduksi data (data reduction)
Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyerderhanaan data “kasar” yang muncul dalam catatan-catatan tertulis di
lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian. Reduksi data

90
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,


membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data.
2) Penyajian data (data display)
Diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan
penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang
harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang penyajian data.
3) Penarikan kesimpulan (conclusion drawing)
Kesimpulan yang diambil akan ditangani secara longgar dan tetap terbuka sehingga
kesimpulan yang semula belum jelas, kemudian akan meningkat menjadi lebih rinci
dan mengakar dengan kokoh. Kesimpulan ini juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung dengan maksud-maksud menguji kebenaran, kekokohan dan
kecocokannya yang merupakan validitasnya.
Proses analisis model interatif dapat digambarkan dalam bagan berikut ini :
bagan 9. Analisis Data Kualitatif berdasarkan Miles dan Huberman

91
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2. Validitas Data
Dalam penelitian ini validitas atau keabsahan data diperiksa dengan metode
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk kepentingan pengecekan data
atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2004:178).

Triangulatian menurut Patton (dalam Moleong, 2004:178–179) dibagi menjadi 4


(empat), yaitu :
Triangulasi Sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
kualitatif. Data yang diperoleh berupa wawancara yang dilakukan lebih dari satu kali
dalam periode waktu tertentu.
Triangulasi Metode, yaitu dengan menggunakan dua strategi; (1) pengecekan
terhadap derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik
pengumpulan data, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan
metode yang sama.
Triangulasi Peneliti, yakni dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya
untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan. Pengambilan data
dilakukan oleh beberapa orang.
Triangulasi Teori, yakni melakukan penelitian tentang topik yang sama dan datanya
dianalisa dengan menggunakan beberapa perspektif teori yang berbeda.
Dalam penelitian ini variasi teknik yang digunakan adalah triangulasi model sumber.
Hal ini dilakukan karena pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan
wawancara, dokumentasi dan observasi yang dilakukan terhadap guru dan siswa.
Langkah-langkah yang dilakukan meliputi:
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berlainan.

92
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Bagaimana mahasiswa membuat Definisi operasional dan kesesuaian dengan


instrumen penelitian
Masih banyak mahasiswa yang terkadang belum memahami tentang definisi
operasional. Definisi operasional adalah bentuk operasional dari konsep variabel
penelitian. Dalam definisi operasional adalah definisi variabel penelitian menurut
anda disesuaikan dengan teori dan bukan definisi teori tetapi definisi operasional
penelitian anda.

Ini Contoh Definisi Operasional dan instrumen penelitian yang selaras


Definisi operasional penelitian akan ditunjukkan pada tabel 1 di bawah ini :
Alat
Skala
No Variabel Definisi Variabel Kriteria Obyektif Pengambilan
Data
Data
1. Kinerja Kinerja adalah Baik, jika skor ≥ Lembar Interval
Pegawai pembobotan indikator: 60% Kuesioner
Tanggung jawab, Kurang Baik, Jika
Kesetiaan, prestasi kerja, skor < 60 %
ketaatan, kejujuran,
kerjasama, prakarsa,
kepemimpinan.

2. Pelatiha Pelatihan adalah Baik, jika skor ≥ Lembar Interval


n pembobotan indikator: 60% Kuesioner
adanya pelatihan, jenis Kurang Baik, Jika
pelatihan sesuai bidang skor < 60 %
pekerjaan,pelatihan
membangkitkan rasa
keingintahuan terhadap
pekerjaan, meningkatkan
kemampuan melihat
masalah, meningkatkan
kemampuan mencari
solusi, meningkatkan
keterampilan, pelatihan
lebih dari 1 kali/tahun.

93
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

3. Motivasi Motivasi adalah Baik, jika skor ≥ Lembar Interval


pembobotan indikator: 60% Kuesioner
pekerjaan yang diberikan Kurang Baik, Jika
sesuai pendidikan dan skor < 60 %
kemampuan, jaminan
pemeliharaan (balas
jasa), tantangan,
kesempatan, rasa aman,
berinteraksi dengan pihak
lain, penghargaan, dan
pengakuan prestasi.
4 Minat Minat adalah Baik, jika skor ≥ Lembar Interval
pembobotan indikator: 60% Kuesioner
pegawai memiliki Kurang Baik, Jika
Kecenderungan, skor < 60 %
ketertarikan, perhatian,
semangat,senang dan
keinginan.yang tinggi
terhadap pekerjaannya.
A. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, yang diperoleh
dari wawancara menggunakan kuesioner mengenai kinerja pegawai, pelatihan,
motivasi dan minat.
2. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan
wawancara menggunakan kuesioner oleh peneliti secara langsung
kepada responden mengenai kinerja pegawai, pelatihan, motivasi dan
minat.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Puskesmas
Kuaro Kabupaten Paser, Profil Kesehatan Kabupaten Paser, dan data
berssumber dari Kementrian Kesehatan tahun 2014. Selain itu data
juga diperoleh melalui studi pustaka dan data berbasis elektronik.

94
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

3. Cara Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
menggunakan kuesioner oleh peneliti secara langsung kepada
pimpinan mengenai kinerja pegawai dan kepada responden mengenai
pelatihan, motivasi dan minat.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan
kuesioner. Daftar pertanyaan yang berisi daftar pertanyaan terbuka
tentang identitas responden pada pegawai Puskesmas dan daftar
pernyataan yang harus dinilai oleh responden.
Dalam penelitian ini, pengukuran data menggunakan skala likert. Skala
likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial.
Skala likert (likert scale) didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju
dengan pernyataan pada skala lima titik dengan susunan sebagai berikut.
a. Sangat Tidak Setuju (STS) : memiliki skor 1
b. Tidak Setuju (TS) : memiliki skor 2
c. Netral (N) : memiliki skor 3
d. Setuju (S) : memiliki skor 4
e. Sangat Setuju (SS) : memiliki skor 5

B. Teknik Pengolahan Data


Data yang telah terkumpul kemudian akan diolah menggunakan :
1. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau
kuisioner apakah jawaban yang ada telah lengkap, jelas, relevan, dan
konsisten.

95
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2. Coding
Merupakan kegiatan memberikan kode-kode untuk memudahkan
proses pengolahan data dengan memberikan angka nol atau satu.

3. Entry
Dilakukan dengan cara memasukkan data kuesioner ke dalam
komputer agar diperoleh data masukan yang sudah siap diolah dengan
menggunakan perangkat lunak pengolah statistik SPSS.
4. Tabulating
Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian
dimasukkan kedalam table yang sudah disiapkan guna memudahkan analisis
data.

C. Teknik Analisis Data


Pemasukan data dan analisa statistik dilakukan secara komputerisasi
yaitu dengan menggunakan program perangkat lunak pengolah statistik
dengan melakukan analisa. Analisa data meliputi :
1. Analisa Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk
menganalisis tiap variabel yang ada secara deskripsi. Ghozali (2005)
menyatakan statistik deskriptif berguna untuk memberikan gambaran
mengenai suatu data di antaranya dilihat dari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, varian, nilai maksimum dan minimum.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mencari hubungan dan meneliti
hipotesis hubungan antara dua variabel. Dalam penelitian ini
menggunakan uji Chi-Square dengan interpretasi hasil p value < 0,05
sehingga Ho ditolak, berarti ada hubungan antara variabel independent
dengan variabel dependent.

96
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Uji Instrumen :
Meskipun instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel- variabel dalam penelitian ini adalah adaptasi dari instrumen-
instrumen penelitian yang telah ada, pengujian kualitas instrumen tetap
perlu dilakukan karena penelitian ini diterapkan pada unit analisis yang
berbeda.
Sekaran (2009) menyatakan bahwa penggunaan instrumen yang
lebih baik akan lebih menjamin akurasi hasil yang pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas penelitian. Oleh karena itu, perlu untuk dilakukan
penilaian terhadap seberapa baiknya pengukuran (goodness of measures)
yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian kualitas instrumen
dilakukan melalui:
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan-pernyataan
yang terdapat di dalamnya mampu untuk mengungkapkan apa yang ingin
diungkapkan oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005).
Selanjutnya, Salah satu cara untuk melakukan pengujian validitas
adalah dengan menggunakan perbandingan antara corrected item-total
correlation dengan koeefisien korelasi yang ditentukan sebesar r = 5,50.
Butir kuesioner dianggap valid apabila corrected item-total correlation
lebih besar dari 0,50 dan sebaliknya jika corrected item-total correlation
lebih kecil dari 0,50, maka dikatakan butir pertanyaan tidak valid
(Sunyoto, 2013).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Reliabilitas pengukuran
mengindikasikan pengukuran yang tanpa bias (bebas dari kesalahan) dan

97
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

oleh karenanya memastikan konsistensi pengukuran antar waktu dan antar


item dalam instrumen (Sekaran, 2009).
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban
seorang responden terhadap pernyataan-pernyataan yang ada dalam
kuesioner adalah stabil atau konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali,
2005). Indikator yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner
adalah Cronbach Alpha. Menurut Sunyoto (2013) kuesioner dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha-nya > 0,60.

3. Hasil Uji Validitas


Uji validitas butir kuesioner menggunakan komputer program
SPSS versi 20.0 diperoleh hasil dari uji validitas variabel Pelatihan,
Motivasi, Minat dan Kinerja sebagai berikut:
a. Variabel Pelatihan
corrected item-
Kode Item total r=0.50 Keterangan
correlation
A1 0.304 0.50 TIDAK VALID
A2 0.549 0.50 VALID
A3 0.652 0.50 VALID
A4 0.684 0.50 VALID
A5 0.564 0.50 VALID
A6 0.090 0.50 TIDAK VALID
A7 0.598 0.50 VALID
A8 0.569 0.50 VALID

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 2 butir pernyataan


yang nilai corrected item-total correlation lebih kecil dari r=0.50
sebagai pembanding, sehingga hanya 6 butir pernyataan yang
dinyatakan valid yaitu butir A2, A3, A4, A5, A7 dan A8.

98
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

b. Variabel Minat
corrected item-
Kode Item total r=0.50 Keterangan
correlation
B1 0.780 0.50 VALID
B2 0.808 0.50 VALID
B3 0.819 0.50 VALID
B4 0.820 0.50 VALID
B5 0.362 0.50 TIDAK VALID
B6 0.440 0.50 TIDAK VALID
B7 0.851 0.50 VALID
B8 0.780 0.50 VALID

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 2 butir pernyataan


yang nilai corrected item-total correlation lebih kecil dari r=0.50 yaitu
butir B5 dan B6, sehingga hanya 6 butir pernyataan yang dinyatakan
valid yaitu butir B1, B2, B3, B4, B7 dan B8.
c. Variabel Motivasi
corrected item-
Kode Item total r=0.50 Keterangan
correlation
C1 0.645 0.50 VALID
C2 -0.217 0.50 TIDAK VALID
C3 0.395 0.50 TIDAK VALID
C4 -0.110 0.50 TIDAK VALID
C5 0.581 0.50 VALID
C6 0.733 0.50 VALID
C7 0.483 0.50 TIDAK VALID

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 4 butir pernyataan


yang nilai corrected item-total correlation lebih kecil dari r=0.50
sebagai pembanding, sehingga hanya 3 butir pernyataan yang
dinyatakan valid yaitu butir C1, C5 dan C6.

99
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

d. Variabel Kinerja
corrected item-
Kode Item total r=0.50 Keterangan
correlation
D1 0.666 0.50 VALID
D2 0.571 0.50 VALID
D3 0.661 0.50 VALID
D4 0.428 0.50 TIDAK VALID
D5 0.472 0.50 TIDAK VALID
D6 0.364 0.50 TIDAK VALID
D7 -0.026 0.50 TIDAK VALID
D8 -0.097 0.50 TIDAK VALID

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 5 butir pernyataan


yang nilai corrected item-total correlation lebih kecil dari r=0.50
sebagai pembanding, sehingga hanya 3 butir pernyataan yang
dinyatakan valid yaitu butir D1, D2 dan D3.

4. Hasil Uji Reliabilitas


Butir dari setiap variabel yang di uji reliabilitaskan adalah hanya
butir yang sudah dinyatakan valid pada uji validitas sebelumnya, sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Variabel Pelatihan
Cronbach’s
Kode Item 0.60 Keterangan
alpha
A2 0.769 0.60 Reliabel
A3 0.670 0.60 Reliabel
A4 0.672 0.60 Reliabel
A6 0.808 0.60 Reliabel
A7 0.672 0.60 Reliabel
A8 0.671 0.60 Reliabel

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai cronbach’s alpha untuk
keseluruhan butir pernyataan dari variabel pelatihan yang valid adalah

100
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

> 0,60, sehingga butir A2, A3, A4, A6, A7, dan A8 dinyatakan valid
dan reliabel atau andal.
b. Variabel Minat
Cronbach’s
Kode Item 0.60 Keterangan
alpha
B1 0.919 0.60 Reliabel
B2 0.917 0.60 Reliabel
B3 0.926 0.60 Reliabel
B4 0.915 0.60 Reliabel
B7 0.918 0.60 Reliabel
B8 0.919 0.60 Reliabel

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai cronbach’s alpha untuk
keseluruhan butir pernyataan dari variabel minat yang valid adalah >
0,60, sehingga butir B1, B2, B3, B4, B7, dan B8 dinyatakan valid dan
reliabel atau andal.

c. Variabel Motivasi
Cronbach’s
Kode Item 0.60 Keterangan
alpha
C1 0.932 0.60 Reliabel
C5 0.920 0.60 Reliabel
C6 0.874 0.60 Reliabel

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai cronbach’s alpha untuk
keseluruhan butir pernyataan dari variabel motivasi yang valid adalah
> 0,60, sehingga butir C1, C5 dan C6 dinyatakan valid dan reliabel
atau andal.

101
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

d. Variabel Kinerja
Cronbach’s
Kode Item 0.60 Keterangan
alpha
D1 0.697 0.60 Reliabel
D2 0.713 0.60 Reliabel
D3 0.792 0.60 Reliabel

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai cronbach’s alpha untuk keseluruhan butir
pernyataan dari variabel kinerja yang valid adalah > 0,60, sehingga butir D1, D2 dan
D3 dinyatakan valid dan reliabel atau andal.

Ini contoh perbaikan kuesioner

102
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

103
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

104
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

ini contoh kuesioner yang telah diperbaiki.

105
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

106
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

107
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

BAB 6 Hal yang perlu diperhatikan

Dalam penulisan hasil, di BAB 4 semestinya ada gambaran kondisi wilayah


daerah penelitian untuk memberikan gambaran secara rinci wilayah yang diteliti. Hal
ini karena setiap wilayah memiliki karakteristik, demografi dan tofografi yang
berbeda. Seperti wilayah pasar beda dengan perkantoran atau wilayah industry
pabrik. Wilayah pantai beda dengan wilayah perbukitan, pegunungan, perkebunan,
rawa, persawahan, tambang, pinggir sungai, hutan, jalan raya dan lain-lain. Dibawah
ini ada contoh hasil dan pembahasan :

CONTOH HASIL & PEMBAHASAN SESUAI SITUASI KONDISI

Hubungan kualitas makanan dengan pengetahuan keamanan makanan pedagang


makanan jajanan aneka macam pentol dan mihun.
Hubungan kualitas makanan dengan pengetahuan keamanan makanan
jajanan pedagang makanan jajanan di sekolah dasar Wilayah kerja Puskesmas
Segiri Tahun 2009. Dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.15. Distribusi hubungan Pengetahuan Keamanan Makanan dengan
Kualitas makanan pada pedagang makanan jajanan aneka macam pentol dan
mihun di sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Segiri Tahun 2009.

Pengetahuan Keamanan Kualitas Makanan Total P Phi OR


Maknan Kurang Baik value value
n % N % n %
Kurang 16 57.1 12 42.9 12 100
Baik 11 28.2 28 71.8 4 100 0.033 0.279 3.4
Jumlah 27 40.3 40 59.7 67 100

Dari tabel 4.15 diketahui bahwa proporsi yang memiliki kualitas makanan
baik lebih tinggi terdapat pada pedagang makanan dengan pengetahuan keamanan
yang baik pula (71.8%) dibandingkan dengan pedagang yang memiliki pengetahuan
kurang (42.9%).
Hasil uji statistik menunjukkan angka P value = 0.033 yang artinya pada
alpha 5% terlihat bahwa ada hubungan antara pengetahuan keamanan makanan
pedagang dengan kualitas makanan jajanan aneka macam pentol dan mihun di
sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Segiri , serta diketahui Phi value

108
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

menunjukkan hubungan keeratan yakni sebesar 0.279, yang artinya memiliki


keeratan hubungan yang rendah dan Odds Ratio (OR) 3.4 yang artinya pada
pedagang makanan jajanan dengan pengetahuan keamanan yang kurang berpeluang
3 kali menghasilkan kualitas makanan yang kurang baik

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data maka dilakukan pembahasan
hasil penelitian sesuai dengan variabel yang di teliti.
Hubungan pengetahuan keamanan makanan pedagang dengan kualitas makanan
jajanan aneka macam pentol dan mihun.
Kualitas makanan harus memenuhi syarat-syarat diantaranya adalah Enak
rasanya, Bersih dan sehat, Memenuhi gizi yang cukup, Mudah dicerna dan diserap
oleh tubuh,Aman dikonsumsi Diatur dengan peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
722/Menkes/Per/IX/88. (Marlina, Nina,2001).
Keamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah makanan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Keamanan
makanan adalah sebuah tanggung jawab yang mengikat semua pihak, dari petani
hingga konsumen yang menyiapkan makanan. Jika tanggung jawab ini diabaikan
maka resiko yang akan dihadapi adalah keracunan yang dapat menyebabkan
kematian, (Dwiari,2008).
Berdasarkan hal tersebut terlihat dari hasil uji bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan keamanan makanan dengan kualitas makanan
jajanan. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatma,(2007)
menyatakan Adanya hubungan antara pengetahuan penjamah makanan terhadap
kualitas makanan di pinggir jalan raya dengan nilai signifikansi yaitu 0,020. Dengan
demikian, hal ini sesuai berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa
ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan pedagang mkanan dengan
kualitas maknan jajanan anak sekolah di Wilayah kerja Puskesmas Segiri 2009.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa responden
dengan kriteria pengetahuan kurang dan positif Kualitas makanan jajanan sebanyak
12 responden (42.9%) disebabkan adanya faktor pendukung lain yaitu faktor
pemantauan yang baik dari pihak sekolah, hal ini sesuai dengan penelitian adanya
perbedaan yang didapatkan antara sekolah yang memilih pemantauan terhadap
kantin maupun pedagang makanan yang berjualan di sekitar wilayah sekolah dengan
sekolah yang tidak memantau makanan yang dijual oleh para pedagang, faktor sikap
dan tindakan yang diberikan dari pedagang untuk menjaga kualitas makanan.
Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan sekolah yang melakukan
pengawasan yang baik dalam menjaga kondisi kualitas makanan jajanan seperti
pada sekolah dasar Fistabiqul Khairat, SDN 034, SDN 028,dan SDN 011. dengan
adanya pemantauan yang baik bagi pihak sekolah dan pedagang maknan akan
sangat mengimbangi akan pengetahuan yang dimiliki oleh pedagang tersebut.

109
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Dalam hasil penelitian tersebut didapatkan dengan adanya pemantauan yang


lebih oleh pihak sekolah, dapat menekan penggunaan bahan makanan yang dapat
membahayakan konsumen sehingga kualitas makanan dapat terjaga. Batas
maksimum penggunaan siklamat adalah 500 mg - 3 g/kg bahan, sedangkan untuk
sakarin adalah 50-300 mg/kg bahan (Depkes, 2001). Batas Maksimun Penggunaan
pewarna sintetik yang dizinkan seperti Pancrew 4 R : 300mg/Kg bahan makanan,
tatrazin, brilliant blue dan sunset yellow : 100mg/Kg bahan makanan (Depkes,
2001).
Menurut, (Depkes, 2001). Pewarna makanan yang digunakan melebihi batas
pemakaian akan menimbulkan dampak kesehatan dan membahayakan. Digunakan
produsen untuk memberikan penampilan yang menarik pada hasil produksi mereka
melalui penggunaan bahan-bahan tambahan kimiawi untuk makanan (BTM) atau
Food Additives.
Cara aman untuk melindungi makanan dari bahaya kimia yang masuk ke
dalam makanan dengan cara diantaranya: hindari makanan dari debu, hujan, angin,
dan asap kendaraan bermotor dan hindari makanan jangan ditempat yang kotor dan
tercemar, makanan yang mengandung bahan makanan sintesis berlebihan atau
bahan tambahan makanan terlarang dan berbahaya biasanya dijual dengan harga
yang murah, amati warna makanan atau minuman yang terlalu mencolok atau terlalu
cerah maka besar kemungkinan makanan tersebut mengandung pewarna sintesis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa responden
dengan kriteria pengetahuan kurang dan negatif Kualitas makanan jajanan sebanyak
16 (57,1%) disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu sebagian diantara
pedagang tersebut kurang memliki pengetahuan yang baik dalam menjaga kemanan
makanan jajanan. Dapat dilihat dari hasil diketahui pendidikan pedagang yang
tamat SD sederajat sebanyak 51 orang (76%), salah satu faktor kurangnya
pengetahuan pedagang dikarenakan pendidikan yang rendah, tidak adanya
pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah memberikan kebebasan bagi
pedagang untuk menjual dagangannya kepada para konsumen. PHBS yang kurang
dinilai oleh peneliti merupakan salah satu dari faktor yang dapoat membuat kualitas
makanan kurang.
Dari kondisi dilapangan didapatkan diantara pedagang tersebut memiliki
kebiasaan yang buruk diantaranya, pedagang mencuci peralatan makanan menjadi
satu di kamar mandi, dan menempatkan peralatan sementara diatas jamban,
kemudian tidak beberapa lama dimasukkan dalam lemari, dalam kondisi yang
demikian pencemaran bakteri dapat terjadi bila kurangnya kesadaran akan
kebersihan individu dalam menjaga peralatan maknan agar tetap bersih, sehingga
memudahkan bakteri masuk dalam makanan melalui peralatan makan.
Dari situasi tersebut pedagang yang memiliki wawasan yang kurang, di
karenakan tidak adanya penyuluhan yang dilakukan oleh petugas kesehatan wilayah
setempat, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan, sebanyak 67
responden mengatakan tidak pernah mendapatkan informasi mengenai keamanan
makanan dari pihak petugas kesehatan, begitu pula informasi yang diperoleh dari

110
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

pihak kesehatan wilayah setempat belum pernah melakukan kegiatan penyuluhan


terhadap pedagang makanan. Dilihat dari pendidikan responden tersebut, pedagang
yang memiliki pendidikan rendah dengan tamat SD sederajat sebanyak 51 responden
dengan tingkat pendidikan yang rendah sehingga responden kurang mengetahui
informasi mengenai keamanan makanan.
Prosedur yang ditetapkan secara spesifik tahap-demi-tahap untuk proses-
proses yang berkaitan dengan sanitasi. FDA (Food and Drug Administration) telah
menetapkan enam bidang kunci kondisi sanitasi untuk SSOP yang intinya berisi
tentang sanitasi pekerja, sanitasi ruang dan peralatan sanitasi, dan sanitasi
lingkungan. pengotoran makanan dapat terjadai pada proses pengolahan makanan
mulai dari tahap persiapan, penjualan/penyajian termasuk pemeliharaan peralatan
makanan. Yang perlu mendapat perhatian dalam rangka mencegah terjadinya
penyakit infeksi
Cara aman untuk melindungi makanan dengan cara penyimpanan alat makan
yang sudah bersih ditempat yang bersih bebas dari debu.Rak-rak piring di-tempatkan
dalam ruangan bebas debu dan serangga. Alat makan dibiarkan kering sendiri di rak
janganmenggunakan lap untuk mengeringkan piring. Hal-hal seperti itulah yang
membuat kriteria pengetahuan kurang dan negatif Kualitas makanan jajanan yang
kemudian disesuaikan berdasarkan data master dari hasil kuesioner yang
menyatakan responden memiliki pengetahuan kurang kurangnya pengetahuan
tentang bahaya fisik kelayakan makanan jika dalam makanan tersebut terdapat
serangga 58.2% responden memiliki pengetahuan masih layak dikonsumsi, sebanyak
43.3% responden menyatakan bahaya fisik kelayakan makanan jika dalam makanan
tersebut terdapat serangga, dan sebesar 38.8% responden menyatakan
dpperbolehkannya penggunaan bahan pewarna dalam pembuatan makanan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa responden
dengan kriteria pengetahuan baik dan negatif Kualitas makanan jajanan sebanyak 11
(28.2%) disebabkan oleh kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah
sehingga, pedagang lebih cenderung untuk melakukan kebiasaan yang buruk, selain
itu dari data alamat dapat diketahui bahwa responden ini berada pada wilayah KS
Tubun dan W. Mangonsidi dan Argamulya dalam yaitu menggunakan sumber air
yang berasal dari sumur bor maupun sumur gali, yang diketahui kualitas dari air ini
jauh dari standar air bersih, diperoleh dari informasi puskesmas segiri kualitas air
pada sumur bor dan sumur gali pada warga masih kurang baik, hal ini di tinjau dari
karakteristik air yang keruh dan berbau. Selain itu faktor dari sikap dan tindakan
dapat mempengaruhi kualitas makanan.
Adapun hasil analisis berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan
bahwa responden dengan kriteria pengetahuan Baik dan Positif Kualitas maknan
jajanan baik sebanyak 28 (71,8%) disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu sebagian diantara pedagang tersebut telah memliki pengetahuan yang baik
dalam menjaga kemanan makanan jajanan.
Dari situasi tersebut pedagang yang memiliki wawasan yang cukup
memperoleh informasi mengenai keamanan makanan melalui media televisi. Media

111
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

televisi ini dirasakan cukup untuk memberikan informasi mengenai keamanan


makanan. Dilihat dari pendidikan responden tersebut, pedagang yang memiliki
pendidikan cukup dengan tamat SLTA sederajat sebanyak 16 responden dengan
tingkat pendidikan yang cukup sehingga responden mengetahui informasi mengenai
keamanan makanan dan mengaplikasikannya pada dagangan mereka.

Secara keseluruhan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang


sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena itu dari pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. (Notoatmodjo,
2003). Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data maka dilakukan pembahasan
hasil penelitian sesuai dengan variabel yang di teliti.

Hubungan Pengetahuan penyimpanan makanan dengan kualitas makanan jajaanan


aneka macam pentol dan mihun.
Hubungan kualitas makanan dengan pengetahuan penyimpanan makanan
jajanan pedagang makanan jajanan di sekolah dasar Wilayah kerja Puskesmas
Segiri Tahun 2009.
Dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.16.Distribusi hubungan Pengetahuan Penyimpanan Makanan dengan
Kualitas makanan pada pedagang makanan jajanan aneka macam pentol dan
mihun di sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Segiri Tahun 2009.

Penyimpanan Kualitas makanan Total P Value Phi OR


Kurang Baik value
n % n % n %
Kurang 5 21.7 18 78.3 23 100 0.048 0.264 0.3
Baik 22 50.0 22 50.0 44 100
Jumlah 27 40.3 40 59.7 67 100

Dari tabel 4.16, diketahui bahwa proporsi yang memiliki kualitas makanan
baik lebih tinggi terdapat pada pedagang makanan dengan pengetahuan penyimpanan
yang baik pula (78.3%) dibandingkan dengan pedagang yang memiliki pengetahuan
kurang (50.0%).
Hasil uji statistik menunjukkan angka P value = 0.048 yang artinya pada alpha
5% terlihat bahwa ada hubungan antara pengetahuan penyimpanan pedagang dengan
kualitas makanan jajanan aneka macam pentol dan mihun di sekolah dasar wilayah
kerja Puskesmas Segiri , serta diketahui Phi value menunjukkan hubungan keeratan
yakni sebesar 0.264, yang artinya memiliki keeratan hubungan yang rendah dan Odds
Ratio (OR) 0.3 yang artinya pada pedagang makanan jajanan dengan pengetahuan
personal hygiene yang kurang berpeluang 1 kali menghasilkan kualitas makanan
yang kurang baik.

112
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2. Hubungan pengetahuan penyimpanan makanan pedagang dengan kualitas


makanan jajanan aneka macam pentol dan mihun.
Kualitas makanan yang telah diolah sangat dipengaruhi oleh suhu, dimana
terdapat titik-titik rawan perkembanagn bakteri pathogen/,pembusuk pada suhu yang
sesuai dengan kondisinya sehingga makanan perlu di tempatkan pada penyimpanan
yang aman. (Marlina, 2001).
Menurut Dwiari, (2008). Penyimpanan makanan pada suhu yang kurang
sesuai, seperti suhu kamar yang hangat, memudahkan pertumbuhan mikroba. Untuk
mencegah hal ini, pendinginanyang cukup dan penyimpanan dalam lemari es penting
sekali. Tetapi, sekalipun pada suhu rendah di lemari es (00C) beberapa jenis mikroba
masih dapat tumbuh. Pertumbuhan mikroba dan pembentukan racun berkaitan dengan
waktu dan suhu.
Berdasarkan hal tersebut terlihat dari hasil uji bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan penyimpanan makanan dengan kualitas makanan
jajanan. Penelitian ini didukung oleh penelitian Nurhandayani (2007) mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas makanan terhadap bakteriologis pada
makanan jajanan di Rumah Makan Bandara Internasional Juanda Surabaya Hasil
penilaian penyimpanan makanan yang memenuhi syarat adalah 82,4% dan
keberadaan kuman E.Coli dalam makanan adalah 12 % positif. Hal ini menunjukkan
bahwa ada hubungan antara penyimpanan makanan terhadap kualitas bakteriologis
makanan.
Dengan demikian, hal ini sesuai berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan pedagang
makanan dengan kualitas makanan jajanan anak sekolah di Wilayah kerja Puskesmas
Segiri 2009. Adapun hasil analisis berdasarkan penelitian yang dilakukan
menyatakan bahwa responden dengan kriteria pengetahuan kurang dan Positif
Kualitas makanan jajanan baik sebanyak 18 (78.3%) disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya yaitu sebagian diantara pedagang tersebut telah memliki
pengetahuan yang baik dalam menjaga kemanan makanan jajanan dengan
menyimpan makanan menurut jenisnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa responden dengan
kriteria pengetahuan baik dan positif Kualitas makanan jajanan sebesar 50%
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu sebagian diantara pedagang
tersebut memliki pengetahuan yang baik dalam menjaga kemanan makanan jajanan,
sebanyak 16 responden memiliki pendidikan yang cukup yaitu tamat SLTA sederajat,
selain itu dipengaruhi pula oleh sikap dan tindakan yang dilakukan oleh pedagang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa responden dengan
kriteria pengetahuan kurang dan negatif Kualitas makanan jajanan sebesar 21.7%
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu sebagian diantara pedagang
tersebut tidak memliki pengetahuan yang baik dalam menjaga kemanan makanan
jajanan, sebanyak 51 responden memiliki pendidikan yang kurang SD sederajat,
dengan pendidikan yang dimiliki oleh pedagang tersebut maka akan berpengaruh
terhadap pengetahuan oleh pedagang.

113
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa responden dengan


kriteria pengetahuan Baik dan negatif Kualitas makanan jajanan sebanyak 5
responden (21.7%) disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu sebagian
diantara pedagang tersebut memiliki pengetahuan yang baik dalam menjaga
keamanan makanan jajanan, akan tetapi dalam melakukan penyimpanan pada
makanan pedagang relatif tidak mengetahui, hal ini diperoleh dari hasil penelitian
kurangnya pengetahuan pengaturan suhu pada temopat penyimpanan membuat
kualitas maknan manjadi kurang baik sebanyak 49 responden tidak menyimpan
makanan dalam tempat penyimpanan pada suhu yang baik.
Menurut Notoatmodjo (2003), dengan demikian tingkat pengetahuan terhadap
kualitas makanan secara umum sudah berada pada kategori baik, pada penelitian ini
di dapat bahwa tindakan responden sudah dapat mengenal dan memilih berbagai
objek dengan pencegahan yang akan dilakukan atau sudah pada tingkat tahu (know).

Contoh : BENTUK LAPORAN PENULISAN SKRIPSI


Bentuk laporan penulisan skripsi terdiri dari:
A. Bagian Awal.
Bagian Awal 1. Halaman Judul
ini terdiri dari: 2. Lembar Pernyataan
3. Lembar Pengesahan
4. Abstraksi
5. Halaman Kata Pengantar
6. Halaman Daftar Isi
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar: Grafik,
Diagram, Bagan, Peta dan
sebagainya
B. Bagian Tengah.
Bagian tengah ini terdiri 1. Bab Pendahuluan
dari: 2. Bab Landasan Teori
3. Metode Penelitian.
4. Bab Analisis Data dan Pembahasan
5. Bab Kesimpulan dan Saran

114
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

C. Bagian Akhir.
Bagian akhir terdiri dari: 1. Daftar Pustaka
2. Lampiran

Penjelasan secara terinci dari struktur penulisan skripsi dapat dilihat sebagai berikut:
A. Bagian Awal.
Pada bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan skripsi yakni
sebagai berikut:
1. Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Skripsi standar Universitas
Gunadarma.
2. Lembar Pernyataan
Yakni merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan skripsi ini
merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap
hasil karya orang lain.
3. Lembar Pengesahan
Pada Lembar Pengesahan ini berisi Daftar Komisi Pembimbing, Daftar Nama
Panitia Ujian yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Pada Bagian
bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing dan Kepala Bagian
Sidang Sarjana.
4. Abstraksi
Yakni berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari
Penulisan Skripsi dengan maximal 1 halaman.
5. Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam
pelaksanaan penelitian dan penulisan Skripsi (a.l. Rektor, Dekan, Ketua
Jurusan, Pembimbing, Perusahaan, dll ).

115
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

6. Halaman Daftar Isi


Berisi semua informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan urut nomor
halaman.
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar, Daftar Grafik, Daftar Diagram
B. Bagian Tengah
1. Pendahuluan
Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi
antara lain :
a. Latar Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik
permasalahan yang bersangkutan.
b. Rumusan Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam
penelitian yang bersangkutan.
c. Batasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah
yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
d. Tujuan Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian
ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
e. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan
data, alat yang digunakan dan cara analisa data.
Jenis-Jenis Metode Penelitian:
a. Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal.
b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c. Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.

116
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

f. Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Skripsi
2. Landasan Teori
Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa
diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.
3. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-
alat analisis yang ada.
4. Analisis Data dan Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari
masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode
yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
5. Kesimpulan (dan Saran)
Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
- Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari
penelitian.
- Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.

B. BAGIAN AKHIR
- Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam
penulisan.
- Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhi tungan,
grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di
bagian-bagian terkait sebelumnya.

117
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

5. TEKNIK PENULISAN
1. Penomoran Bab serta subbab
- Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
- Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor
bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
II ………. (Judul Bab)
2.1 ………………..(Judul Subbab)
2.2 ………………..(Judul Subbab)
2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)
- Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14,
tebal.
- Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar,
ukuran font 12, tebal.

2. Penomoran Halaman
- Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil
(i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar
judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap
dihitung.
- Bagian pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari
bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk
setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok
kanan atas.
- Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin
dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.
3. Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel
- Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel
diketik di sebelah atas tengah dari tabel.

118
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

- Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh: gambar 3.1 berarti
gambar pertama yang aga di bab III.

4. Penulisan Daftar Pustaka


- Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan
ilmiah.
- Ditulis menurut kutipan-kutipan
- Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik
- Nama pengarang asing ditulis dengan format: nama keluarga, nama depan.
- Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu: nama depan + nama keluarga
- Gelar tidak perlu disebutkan.
- Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka
dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
- Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja
dengan tambahan ‘et al’.
- Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum
memiliki urutan sebagai berikut:
- Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring), Edisi, Nama
Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
6. Penulisan Daftar Pustaka
Satu Pengarang
1. Budiono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan
Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
2. Friedman. 1990. M. Capitalism and Freedom. Chicago: University of Chicago
Press.
Dua Pengarang
1. Cohen, Moris R., and Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific
Method. New york: Harcourt
2. Nasoetion, A. H., dan Barizi. 1990. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia

119
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Tiga Pengarang
1. Heidjrahman R., Sukanto R., dan Irawan. 1980. Pengantar Ekonomi Perusahaan.
Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
2. Nelson, R.., P. Schultz, and R. Slighton. 1971. Structural change in a Developing
Economy. Princeton: Princeton University Press.
Lebih dari Tiga Pengarang
1. Barlow, R. et al. 1966. Economics Behavior of the Affluent. Washington D.C.: The
Brooking Institution.
2. Sukanto R. et al. 1982. Business Frocasting. Yogyakarta: Bagian penerbitan
Fakultas Ekonomi UGM.
Pengarang Sama
1. Djarwanto Ps. 1982. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian penerbitan
Fakultas Ekonomi UGM.
2. ____________. 1982. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian penerbitan
Fakultas Ekonomi UGM.
Tanpa Pengarang
1. Author’s Guide. 1975. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall.
2. Interview Manual. 1969. Ann Arbor, MI: Institute for Social Research,
Universiy of Michigan.
Buku Terjemahan, Saduran atau Suntingan.
1. Herman Wibowo (Penterjemah). 1993. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Erlangga.
2. Karyadi dan Sri Suwarni (Penyadur). 1978. Marketing Management. Surakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Buku Jurnal atau Buletin


1. Insukindro dan Aliman, 1999. “Pemilihan dan Bentuk Fungsi Empirik: Studi
Kasus Permintaan Uang Kartal Riil di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol. 14, No. 4:49-61.

120
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

2. Granger, C.W.J., 1986. “Developments in the Study of Co-integrated


Economic Variabel s”, Oxford Bulletin of Economics and Statistics, Vol.48:
215-226.

5. Format Pengetikan
- Menggunakan kertas ukuran A4.
- Margin Atas : 4 cm Bawah : 3 cm
Kiri : 4 cm Kanan : 3 cm
- Jarak spasi: 1,5 (khusus ABSTRAKSI hanya 1 spasi)
- Jenis huruf (Font): Times New Roman.
- Ukuran / variasi huruf : Judul Bab 14 / Tebal + Huruf Besar
Isi 12 / Normal
Subbab 12 / Tebal

6. Hasil Penulisan Skripsi


- Dijilid berbentuk buku dengan jumlah halaman paling sedikit 12 (dua belas)
halaman tidak termasuk cover, halaman judul, daftar isi, kata pengantar dan daftar
pustaka
- Dipresentasikan dan dianjurkan menggunakan Power Point pada saat pelaksanaan
Sidang Sarjana (S1) di hadapan para penguji Sidang.
- Diketik dengan menggunakan Program Software Pengolah Kata, misal: Ms Word
- Dicetak dengan printer (dianjurkan dengan LASER PRINTER)

6. LAMPIRAN.
Lampiran ini berisi data, gambar, tabel atau analisis dan lain-lain yang karena terlalu
banyak, sehingga tidak mungkin untuk dimasukkan kedalam bab-bab sebelumnya.

121
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

7. KUTIPAN
Dalam penulisan hasil penelitian ilmiah biasanya dimasukkan kutipan-kutipan. Ada
beberapa macam kutipan sebagai berikut:
a. Kutipan langsung (Direct Quatation) yang terdiri dari kutipan langsung pendek
dan kutipan langsung panjang. Kutipan langsung pendek adalah kutipan yang harus
persis sama dengan sumber aslinya dan ini biasanya untuk mengutip rumus,
peraturan, puisi, difinisi, pernyataan ilmiah dan lain-lain. Kutipan langsung pendek
ini adalah kutipan yang panjangnya tidak melebihi tiga baris ketikan. Kutipan ini
cukup dimasukkan kedalam teks dengan memberi tanda petik diantara kutipan
tersebut. Sedangkan kutipan panjang langsung adalah kutipan yang panjangnya
melebihi tiga baris ketikan dan kutipan harus diberi tempat tersendiri dalam alinea
baru.
b. Kutipan tidak langsung (Indirect Quatation) merupakan kutipan yang tidak persis
sama dengan sumber aslinya. Kutipan ini merupakan ringkasan atau pokok-pokok
yang disusun menurut jalan pikiran pengutip. Baik kutipan tidak langsung pendek
maupun panjang harus dimasukkan kedalam kalimat atau alinea. Dalam kutipan tidak
langsung pengutip tidak boleh memasukkan pendapatnya sendiri.
Catatan kaki atau footnone adalah catatan tentang sumber karangan dan setiap
mengutip suatu karangan harus dicantumkan sumbernya. Kewajiban mencantumkan
sumber ini untuk menyatakan penghargaan kepada pengarang lain yang menyatakan
bahwa penulis meminjam pendapat atau buah pikiran orang lain. Unsur-unsur dalam
catatan kaki meliputi: nama pengarang, judul karangan, data penerbitan dan nomor
halaman.
Ada dua cara dalam menempatkan sumber kutipan sebagai berikut:
a. Cara ringkas yaitu menempatkan sumber kutipan dibelakangbahan yang dikutip
yang ditulis dalam tanda kurung dengan menyebutkan “Nama pengarang, Tahun
penerbitan dan Halaman yang dikutip”.
b. Cara langsung yaitu menempatkan sumber kutipan langsung dibawah pernyataan
yang dikutip yang dipisahkan dengan garis lurus sepanjang garis teks. Jarak antara

122
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

garis pemisah dengan teks satu spasi, jarak antara garis pemisah dengan sumber
kutipan dua spasi, dan jarak baris dari kutipan harus satu spasi.

Beberapa Kesalahan dalam Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat
desain penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang
menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan
tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang
peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan
tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.
Agar tercapai pembuatan desain yang benar, maka peneliti perlu menghindari
sumber potensial kesalahan dalam proses penelitian secara keseluruhan. Kesalahan-
kesalahan tersebut ialah:
a. Kesalahan Dalam Perencanaan
Kesalahan dalam perencanaan dapat terjadi saat peneliti membuat kesalahan
dalam menyusun desain yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi.
Kesalahan ini dapat terjadi pula bila peneliti salah dalam merumuskan masalah.
Kesalahan dalam merumuskan masalah akan menghasilkan infromasi yang tidak
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sedang diteliti. Cara mengatasi
kesalahan ini ialah mengembangkan proposal yang baik dan benar yang secara jelas
menspesifikasikan metode dan nilai tambah penelitian yang akan dijalankan.
b. Kesalahan Dalam Pengumpulan Data
Kesalahan dalam pengumpulan data terjadi pada saat peneliti melakukan
kesalahan dalam proses pengumpulan data di lapangan. Kesalahan ini dapat
memperbesar tingkat kesalahan yang sudah terjadi dikarenakan perencanaan yang
tidak matang. Untuk menghindari hal tersebut data yang dikoleksi harus merupakan
represntasi dari populasi yang sedang diteliti dan metode pengumpulan datanya harus
dapat menghasilkan data yang akurat. Cara mengatasi kesalahan ini ialah kehati-

123
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

hatian dan ketepatan dalam menjalankan desain penelitian yang sudah dirancang
dalam proposal.
c. Kesalahan Dalam Melakukan Analisa
Kesalahan dalam melakukan analisa dapat terjadi pada saat peneliti salah
dalam memilih cara menganalisa data. Selanjutnya, kesalahan ini disebabkan pula
adanya kesalahan dalam memilih teknik analisa yang sesuai dengan masalah dan data
yang tersedia. Cara mengatasi masalah ini ialah buatlah justifikasi prosedur analisa
yang digunakan untuk menyimpulkan dan memanipulasi data.
d. Kesalahan Dalam Pelaporan
Kesalahan dalam pelaporan terjadi jika peneliti membuat kesalahan dalam
menginterprestasikan hasil-hasil penelitian. Kesalahan seperti ini terjadi pada saat
memberikan makna hubungan-hubungan dan angka-angka yang diidentifikasi dari
tahap analisa data. Cara mengatasi kesalahan ini ialah hasil analisa data diperiksa oleh
orang-orang yang benar-benar ahli dan menguasai masalah hasil penelitian tersebut.

124
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

PENUTUP

Pada dasarnya pembuatan proposal skripsi mesti di fahami oleh mahasiswa


yang membuatnya. Dengan mencari topik masalah akan mempermudah untuk
penetapan judul dengan variabel bebas (dari Faktor Risiko, Faktor Pencetus / Pemicu
dan Faktor Pendorong) yang akan diteliti.

125
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

DAFTAR PUSTAKA

Ariawan, Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Jurusan
Biostatistik dan kependudukan FKM UI. Jakarta : FKM UI.
Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka
Cipta
Azwar, Saifuddin. 2000. Realibilitas Dan Validitas. Pustaka Belajar : Yogyakarta
Badri, (2008). Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Bandung.
http://digilib.litbang. Diakses pada tgl 12 Mei 2011
Brannen, Julia, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, 1997. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Budiarto, Eko. 2002 . Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : EGC
Depdiknas, Pengolahan dan Analisis Data Penelitian; 2008
Effendi. 1999. Pedoman Skripsi Tesis. Jogjakarta: Graha Ilmu
Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti : Bandung
Faisal, Sanapiah, 1990, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi. YA-3-
Malang.
Glaser, B.G. dan A.L. Strauss. 1967. The Discovery of Grounded Theory. Aldine de
Gruyter Inc., New York.
Hayati, Riza, skripsi “The effectiveness of radio spot as health promotion's media to
HIV/AIDS prevention for the student of SMAN 2 Samarinda in 2012,”
FKM UNMUL tidak dipublikasikan
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage
Publication
Miles, M.B. dan M.A. Huberman. 1992, Analisis Data Kualitatif, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.

126
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Moleong, L.J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Ramaja Karya, Bandung.


Muhadji, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif.Yogyakarta:
Nasution. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Tarsito, Bandung.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Pramardhika, Dhito, skripsi faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan
kesehatan gigi pada anak di Taman Kanak-kanak wilayah kerja
Puskesmas Bengkuring Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda ,
FKM UNMUL, tidak dipublikasikan
Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.
Sabri Luknis Dan Sutanto P.S.2008.Statistik Kesehatan. Pt. Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
Sastrowijoto S (1990). Petunjuk penulisan kedokteran dan kesehatan. Cetakan
pertama. Yogyakarta: FK-UGM.
Singarimbun. 1984. Pedoman Praktis Membuat Usulan Penelitian. Ghalia Indonesia.
Sonhaji, Ahmad.1994.Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-Ilmu Sosial dan
Keagamaan.Malang:Kalimasada Press
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Wizaratul, A, skripsi “The behavioral relationship of the peddlers of food to the
quality of “Pentol and Mihun” at Elementary Schools in the working area
of the Puskesmas Segiri in 2009. FKM UNMUL, tidak dipublikasikan

127
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 2013
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

128

Anda mungkin juga menyukai