Anda di halaman 1dari 35

ANTENATAL CARE (ANC)

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
MUSI RAWAS
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu hamil
2. Tujuan 1. Mendeteksi komplikasi – komplikasi yang
terjadi dan merencanakan asuhan khusus yang
dibutuhkan.
2. Mempersiapkan kelahiran dan kegawat
daruratan
3. Kebijakan
4. Referensi
A. Persiapan alat
1. Timbangan
2. Tensi meter
3. Alat pengukur badan
4. Metlin
5. Selimut
B. Persiapan pasien
1. Pasien diberi tahu tindakan yang akan
dilakukan serta tujuannnya
C. Pelaksanaan
1. Anamesa
a. Nama dan usia ibu
b. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi :
 HPHT
 Gerakan janin
 Masalah atau tanda bahaya
5. Prosedur
 Keluhan
 Penggunaan obat- obatan
2. Riwayat kebidanan yang lalu
 Berapa kali hamil, anak lahir hidup,
aterm, premature, keguguran,
persalinan dengan tindakan
 Masalah yang pernah dialami
3. Riwayat kesehatan
 Hipertensi, diabetes, malaria, PMS dll.
4. Riwayat kebidanan yang lalu
 Berapa kali hamil, anak lahir hidup,
aterm, premature, keguguran,
persalinan dengan tindakan
 Masalah yang pernah dialami

5. Riwayat kesehatan
 Hipertensi, diabetes, malaria, PMS dll.

6. Riwayat sosial ekonomi


 Status perkawinan
 Riwayat KB
 Kebiasaan makan dan izin yang
dikonsumsi, kebiasaan hidup sehat
misalnya merokok, minum alkohol.
7. Tempat melahirkan dan menolong
persalainan Pemeriksaan fisik secara umum
 Tinggi badan, berat badan TTV (TD,
Nadi)
a. Kepala dan leher
 Edema di wajah
 Mata berwarna kuning
 Mulut pucat
 Leher meliputi pembengkakan saluran
limfa atau pembengkakan kelenjar
teroit
b. Tangan dan kaki
 Edema dijari tangan
 Kuku jari pucat
 Parises pada urat nadi
 Releks nadi
c. Payudara
 Ukuran, simetris
 Puting payudara keluar
 Keluarnya kolestrum atau
cairan lain
 Refleks
d. Abdomen
 Luka bekas operasi
 TFU
 Letak, presentasi, posisi,
penurunan kepala
 DJJ
e. Genetalia luar
 Varises
 Perdarahan
 Cairan yang keluar
 Kelenjar bartholin: bengkak,
cairan yang keluar
f. Genetalia dalam
 Serviks meliputi : cairan yang keluar,
kelunakan, posisi, pembukaan, vagina
meliputi cairan yang keluar, darah
6. Diagram
Alur
7. Unit
Bidan
Terkait

MANUAL PLASENTA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Tindakan untuk melepas plasenta secara manual dari
tempat implantasinya dan kemudian melahirkannya
keluar dari
Kavum uteri
2. Tujuan Melepaskan plasenta agar tidak terjadi pendarahan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur A. Persiapan
1. pasang set dan cairan infuse
2. jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan
tindakan
3. lakukan anastesi verbal atau analgesi
perektal
4. siapakan dan jalankan prosedur
pencegahan inveksi
B. Pelaksanaan
1. pasang sarung tangan DTT
2. jepit talipusat dengan koher dan sejajarkan
dengan lantai
3. masukan tangan secara obstetrik dengan
menelusuri bangian bawah tali pusat
4. tangan sebelah menyelusuri talipusat
masuk kedalam kavum uteri, sementara
itu tangan yang sebelah lagi menahan
fundus uteri, sekaligus untuk mencegah
iversion uteri
5. buka tangan seperti salam
6. tentukan inplantasi plasenta
7. gerakan tangan kanan kekiri dan kanan
sambil bergeser ke kranial sehingga
semua permukaan maternal plasenta dapat
dilepas.
8. Pegang plasenta dan keluarkan tangan
bersama plasenta
9. Beri oksitosin 10 unit dalam 500 cairan
I.V( RL)

6. Diagram alur
7. Unit Terkait dokter, bidan di ruang nifas, kamar bersalin
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
a) Pengertian Asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahapan
persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama
perdarahan pasca persalinan dan hipotermi serta aspeksia
bayi baru lahir.
b) Tujuan Menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui
upaya yang terintergasi dan lengkap tetapi dengan
intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjga pada
tingkat yang diinginkan (optimal).
c) Kebijakan
d) Referensi JNPK-KR APN TAHUN 2008
e) Prosedur A.MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA II
1. Mengenali Dan Melihat Adanya Tanda Persalinan
Kala 11 Yang Di Lakukan Adalah:Tingkat
Kesadaran Penderita,Pemeriksaan Tanda-Tanda:
a.Ibu Mempunyai Keinginan Untuk Meneran
b.Ibu Merasakan Tekanan Yang Semakin
Meningkat Pada Retum Dan Vaginanya.
c. Perineum Menonjol
d. Vagina Dan Sfingter Ani Menbuka.
B. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Memastikan perlengkapan peralatan,bahan dan
obat-obatan esensi untuk menolong oersalinan dan
menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk resisitasi-tempat datar,rata,bersih,kering,dan
hangat,3 handuk atau kain bersih dan kering, alat
penghisap lendir,lampu sorot dengan 60 watt
dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.
a. menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat
resulsitasi serta ganjal tubuh bayi.
b.menyiapkan oksitasin 10 unit dan alat suntik
steril sekali pakai di dalam partus set`

3. Pakai celemek plastik yang bersih


4. Melepaskan dan menyimpan semua periasan yang
di pakai, mencuci kedua tangan dengan sabun dan
air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan
dengan handuk pribadi yang kering dan bersih.
5. Memakai sarung tangan disenfeksi tingkat tinggi
atau steril untuk pemeriksaan dalam.
6. Masukkan oksitosin 10 unit kedalam tabung
suntik(gunakan tangan yang memakai sarung
tangan difenseksi tingkat tinggi atau steril)
C.MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN
KEADAAN JANIN BAYI
7. membersihkan vulva dan perineum, menyeka nya
dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan
menggunakan kapas atau kasa yang sudah di basahi
air defenseksi tingkat tinggi.
a. jika introitus vagina,perineum,atau anus
terkontaminasi tinja,bersihkan dengan kasa dari
arah
depan kebelakang.
b. buang kapas atau kapas
pembersih(terrkontaminasi)dalam wadah tersedia.
c. ganti sarung tangan jika
terkontaminasi(dekontaminasi,lepaskan dan
rendam
dalam larutan klorin 0,5%-langkah 9.
8. lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap
*bila selaput ketuban belum pecah dan
pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaskan nya dalam keadaan terbalik
serta merendam nya selama 10 menit. Cuci
keduan tangan setelah sarung tangan di lepaskan.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi
berakhir untuk memastikan bahwa di dalam batas
normal.
D.MENYIAPAKN IBU DAN KELUARGA UNTUK
MEMBANTU PROSES PIMPINAN MENERAN
11. memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik,membantu ibu dalam
posisi yang nyaman sesuai keinginan nya.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan
posisi ibu untuk meneran.
(pada saat adanya his,bantu ibu dalam posisi
setengah duduk dan pastikan dia merasa
nyaman.)
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu
mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran
14. Ajarkan ibu untuk berjalan,berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman,jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
E.PERSIAPAN PERTOLONGAN BAYI
15. jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm meletak kan handuk bersih di
atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
16. Meletakakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian
di bawah bokong ibu.
17. membuka tutup partus set dan perhatikan
kembali kelengkapan alat dan bahan.
18. memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
*lahirnya kepala.
19. saat kepala bayi membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu
tangan yang di lapisi kain tadi,letakkan tangan
yang lain di kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya
kepala,menganjurkan ibu untuk meneran
perlahan-lahan saat kepala lahir.
20. memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil
tindakan yang sesuai jika terjadi lilitan tali
pusat.
a. jika tali pusat melilit leher secara
longgar,lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat,klem
tali pusat di dua tempat dan potong diantara
kedua klem tersebut.
21. neunggu hingga kepala bayi melakukan putaran
peksi luar secara spontan. Lahirna bahu
22. setelah kepala melakukan putaran
paksiluar,tepatkan tangan di masing-masing
muka bayi .menganjurkan ibu untuk meneran
saat kontraksi berikutnya dengan lembut
menarik nya kearah luar shingga bahu anterior
lahir ketangan tersebut.
23. setelah kedua bahu dilahirkan,menelusurkan
tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian
bawah kearah perineum, membiarkan bahu
posterior ketangan tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi
saat melewati perineum ,gunakan tangan bagian
bawah saat menyangga tubuh bayi saat di
lahirkan, menggunakan tangan anterior(bagian
atas) untuk mengendalikan siku dan tangan
anterior saat bayi keduanya lahir.
24. settelah tubuh dan lengan lahir, menelusuri
tangan yang ada di atas(anterior)dari punggung
kearah kaki bayi untuk menyangga saat
punggung dan kaki lahir memegang kedua mata
kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran
kaki.
F.PENANGANAN BAYI BARU LAHIR.
25. menilai bayi dengan cepat,kemudian
meletakakn bayi diatas perut ibu di posisi kepala
bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya(bila tali
pusat terlalu pendek,meletakkan bayi di tempat
memungkinkan.)
26. segera mengeringkan bayi dari muka,kepala,dan
bagian tubuh lainya kecuali tangan tanpa
membersihkan verniks.ganti handuk basah/kain
kering.biarkan bayi di atas perut ibu.
27. periksa kembali uterus untuk memastikan tidak
ada lagi bayi dalam uterus(hamil tunggal)
28. beritahu ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin
agar uterus berkontraksi baik.
29. dalam 1 menit setelah bayi lahir,suntikan
oksitosin 10 unit IM(intra muskuler)1/3 paha
atas bagian dista lateral(lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
30. setelah 30 menit pasca persalinan, jepit pusat
dengan klem kira-kira 3cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari
klem dari arah bayi dan memasang klem kedua
2cm dari pertama ke arah ibu.
31. pemotongan dan oengikatan tali pusat
a.Dengan satu tangan ,pegang tali pusat yang
di jepit(lindungi perut bayi)
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril
pada satu sisi kemudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainya.
c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah
yang telah di sediakan.
32. letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit
bayi.
Letakkan bayi tengkurap diatas dada
ibu.luruskan
bahu bayi sehingga bayi menempel di
dada/perut
ibu. Usaha kan kepala bayi berada diantara
payudara
ibu dengan posisi lebih rendah dari puting
payudara
ibu.

33. selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan


pasang
topi di kepala bayi.
G. PENATAAN AKTIF PERSALINAN KALA III
* OKSITOSIN
34. memindaahkan klem pada tali pusat sekitar 5-
10 CM pada vulva.
35. meletakkan tangan diatas satu kain yang ada di
perut ibu,tepat di atas tulang pubis,dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan
palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus,memegang tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain.
36. setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat
kearah bawah sambil tangan yang lain
mendorong
uterus kearah belakang-atas(dorsokranial)secara
hati-hati(untuk mencegah inversio uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan
tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur diatas
 jika uterus tidak segera kontraksi,minta
ibu,suami atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu.

H.MENGELUARKAN PLASENTA
37. lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial
hingga plasenta terlepas,minta ibu meneran
sambil penolong menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai dan kemudian keatas,mengikuti
poros jalan lahir,(tetap lakukan dorongan dorso-
kranial)
a. jika tali pusat bertambah panjang,pindahkan
klem hingga jarak sekitar 15-10cm dari
vulva dan lahirkan plasenta.
b. jika plasenta tidak lepas setelah 15 menitt
menegangkan tali pusat;
 beri dosis ulang oksitosin 10 unit IM.
 Lakukan kateterisasi(aseptik) jika kandung
kemih penuh.
 Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
 Ulangi penegangan tali pusat berikutnya.
 Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit
setelah bayi lahir atau bila terjadi
pendarahan,segera lakukan plasenta manual.
38. saat plasenta terlihat di introitus vagina,lahirkan
plasenta dengan menggunakan kedua
tangan,pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilih kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada
wadah yang sudah di sediakan.
 Jika selaput ketuban robek,pakai sarung ttangan
DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian
selaput yang tertinggal.
 Rangsangan Taktil (masase) uterus.
39. segera setelah plasenta dan selaput ketuban
lahir,melakukan masase uterus,meletakkan
telapak tangan di fuundus dan melakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus menjadi keras).
 Lakukan tindakan yang di perlukan jika uterus
tidak berkontraksi setelah 15 detik masase.
I. MENILAI PENDARAHAN
40. memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu
maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh, masukkan plasenta kedalam
plastik atau tempat khusus.
41. mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan
perineum dan segera menjahit laserasi yang
mengalami pendarahan aktif.
Bila ada robekan yang menimbulkan pendarahan
aktif segera lakukan penjahitan.
J. MELAKUKAN PROSEDUR PASKA
PERSALINAN
42. pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
tidak terjadi pendarahan pervaginam.
43. biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di
dada ibu paling sedikit 1 jam.
a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
anasiasi menyusu dini dalam waktu 30-60
menit.menyusu pertama biasanya
berlangsung sekitar 10-15 menit bayi cukup
dari satu payudara.
b. Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu.
 Evaluasi
46. lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah
pendarahan pervaginam.
2-3 kali dalam 15 menit pertama paska
persalinan.
1) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska
persalinan.
2) Setiap 20-30 menit pada jam kedua paska
persalinan.
3) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik,
melakukan asuhan yang sesui untuk
menatalaksaan atonia uteri
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase dan
menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung
kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama paska
persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
paska persalinan.
a) Memeriksa tempratur tubuh ibu sekali setiap jam
setiam 2 jam pertama paska persalinan.
b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan
yang tidak normal
50. periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit
untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik(40-60/menit) serta suhu tubuh normal
(36,5/37,5`c).
 Jika bayi sulit bernafas,merintih atau retraksi,di
resusitasi dan segera merujuk kerumah sakit.
 Jika bayi nafas terlalu cepat segera di rujuk.
 Jika kaki teraba dingin,pastikan ruangan
hangat,kembalikan bayi kekulit dengan ibunya
dan selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut.
K.KEBERSIHAN DAN KEAMANAN

51. Tempatkan semua peralatan dalam larutan klorin


0,5% untuk dekontaminasi (10 menit) , mencuci
dan membilas peralatan setelah di kontaminasi.
52. Buang baha-bahan yang terkontaminasi kedalam
tempat sampah yang sesuai.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT,
bersikan sisa cairan ketuban, lendir dan darah.
Bantu ibu untuk memakai pakaian yang bersih
dan kering.
54. pastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu
memberikan ASI beri ibu minum dan makan.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan klorin
0,5%
56. celupkan sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%, membalikkan bagian sarung tangan dr
dalam ke luar rendam selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
mengalir
L. PENDOKUMENTASIAN
58. lengkapi partograf (halaman depan dan
belakang, periksa tanda-tanda vital dan asuhan
kala IV)

Diagram alur
Unit terkait Bidan

PENCATATAN
PENGELOLAHAN,PEMANFAATAN
DATA PWS KIA
No. Dokumen :
SOP
No.revisi :
Tangal terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Suatu kegiatan sistematis berkesinambungan
mulai dari kegiatan
mengumpulkan,menganalisis dan
menginterpretasikan data yang ada untuk
selanjutnya dijadikan landasan yang esensial.
2. Tujuan 1.Memantau pelayanan KIA
2.Memantau kemajuan pelayanan KIA secara
teratur dan terus menerus.
3. Kebijakan
4. Referensi PEDOMAN BUKI KIA TAHUN 2010
5. Prosedur a.Pengumpulan data
- Jenis data
- Sumber data
b.Pencatatan data
- Data sasaran
- Data pelayanan
c.Pengolahan data
d.Pembuatan grafik pws KIA
e. Analisis
f.RTL
6. Diagram alur
7. Unit terkait POSKESDES,POSKELUR

PENCEGAHAN INFEKSI
No.dokumen :
No.revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Langkah penting pertama untuk menangani
peralatan ,perlengkapan,sarung tangan dan
benda benda lainyang terkontaminasi.
2. Tujuan a. Meminimalkan infeksi yang di
sebabkan oleh mikroorganisme.
b. Menurunkan resiko penularan
penyakit yang mengancam jiwa
seperti Hepatitis dan HIV/AIDS.

3. Kebijakan
4. Referensi JNPK-KR 2008
5. Prosedur A.Cuci tanggan
Dengan tehnik 7 Langkah higiene mencuci
tangan.
B.Memakai sarung tangan
a. Sarung tangan steril untuk kontak dengan
jaringan dibawah kulit .
b.Sarung tangan bersih untuk menangani
darah dan cairan
c.Sarung tanggan rumah tangan untuk
mencuci peralatan.
d.Mengunakan teknik anti septik.
e.Pelengkapan alat pelindung diri.
f. Anti septik.
g.Memproses alat bekas pakai.
h.Dekontaminasi.
i.Pencucian dan pembilasan.
j.DTT dan Sterilisasi.
k.Pengolahan sampah dan pengaturan
kebersihan dan kerapian.
6. Diagram alur
7. Unit terkait Bidan

SENAM NIFAS
No.dokumen :
No.revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903
1007
1. Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan pada ibu
post partum
2. Tujuan 1. Memperkuat tonus otot jalan lahir
2. Mempercepat proses pengembalian uterus
3. Kebijakan
4. Reverensi
5. Prosedur A. Persiapan alat :
1. Matras
2. Bantal
3. Radio
B. Persiapan pasien
1. Pasien diberitahu tindakan yang akan
dilakukan serta tujuannya
C. Pelaksanaan
1. Dengan tidur telentang dan lengan
disamping, tarik otot perut selagi menarik
nafas, tahan nafas dalam, angkat dagu
kedada, tahan mulai hitungan 1-5. Rilex dan
ulangi sebanyak 10 kali
2. Berdiri dengan tungkai dirapatkan
kencangkan otot bokaong dan pinggul, tahan
sampai lima hitungan. Relaksasi otot dan
ulangi latihan sebanyak 5 kali.
3. Mulai mengerjkan lima kali latihan untuk
setiap gerakan. Setiap minggu naikan jumlah
latihan lima kali lebih banyak, pada minggu
keenam setelah persalinan ibu haru
mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30
kali
6. Bagan alur
7. Unit terkait Bidan

MENIMBANG BERAT BADAN BAYI d ANAK


No.dokumen :
No.revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903
1007
1. Pengertian Menimbang berat badan dengan menggunakan
timbangan badan
2. Tujuan 1. Mengetahui berat badan dan perkembangan berat
badan pasien.
2. Membantu menentukan program
pengobatan,diet,dll
3. Kebijakan
4. Reverensi
5. Prosedur A. Persiapan
1. Persiapan alat :
a. Timbangan bayi/anak
b. Buku catatan
2. Persiapan pasien :
a. Pendekatan anak/keluarga
b. Pakaian bayi dibuka
B. Kriteria pelaksanaan
1. Perawat atau bidan memakai pakaian khusus
dan masker
2. Pintu dan jendela ditutup
3. Bidan mencuci tangan
4. Timbangan distel dengan menunjuk angka
nol
5. Timbangan diberi kain pengalas
6. Selimut dan pakaian bayi dilepas, bayi
letakkan diatas timbangan
7. Hasil berat badan dicatat
8. Bayi dirapikan dan dibaringkan kembali
ketempat tidur
9. Alat-alat dibereskan
10. Petugas mencuci tangan
6. Diagram alur
7. Unit terkait Bidan

MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903
1007
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur A. Persiapan alat
1. Meja khusus bayi
2. Handuk mandi 1 buah
3. Washlap 2 buah
4. Sabun mandi dan temapatnya
5. Kapas mata, mulut, kapas cebok dalm tempatnya
6. Baby oil dalm tempatnya
7. Kapas kering, kasa dalam tempatnya
8. Perlengkapan pakaian bayi (popok gurita, dll) sisir
9. Waskom berisi air hangat
10. Ember tertutup untuk pakaian kotor
11. Korentang dalam tempat, bengkok
12. Pakaian khusus perawat yang memandikan dan
masker
13. Alat perawatan tali pusat steril dalam tempatnya
B. Pelaksanaan
1. Perawat atau bidan memakai pakaian khusus dan
masker
2. Perawat mencuci tangan
3. Pakaian bayi dibuka
4. Bayi dimandikan mulai dari mata, telinga, muka,
leher. Dan kepala dibersihkan.
5. Jika menggunakan sabun bayi disabun diatas
meja, kemudian dibersihkan dengan washlap
basah
6. Badan bayi dibersihakan dengan menggunakan
washlap
7. Bayi dikeringkan dengan handuk
8. Talipusat bayi dirawat
9. Kulit bayi diolesi baby oil
10. Pakaian bayi dikenakan
6. Bagan Alur
7. Unit Terkait Bidan diruang nifas, kamar bersalin

ANC TERPADU
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903
1007

Pelayanan antenatal komprehensip dan berkualitas yang


1. Pengertian
diberikan kepada semua bumil.
Untuk mengetahui tentang kehamilan dn tanda gejala
2. Tujuan kehamilan serta pemeriksaan yang perlu dilakukan oleh
ibu hamil
3. Kebijakan
4. Reverensi
5. Prosedur 1. Timbang berat badan dan ukur
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi
TT bila perlu
7. Beri tablet Fe
8. Periksa laboratorium (golongan darah Hb, protein
dalam urine, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan
darah maalariaa, pemeriksaan HIV, pemeriksaan BTA)
9. Tata laksana atau penangan kasus
10. Temuwicara
6. Kebijakan
7. Reverensi Pedoman pelayanan Anc Terpadu tahun 2015
8. Bagan alur
Rujuk RSU
Rawat Inap
Pulang

Apotik

Malaria
Balai TB
Ibu hamil Loket Poli KIA HIV
pengobatan
IMS
Anemia
KEK
Rujukan : Laboratorium
Polindes
POSKESDES
BPS

9. Unit terkait KIA, Dokter, Laboratorium, PTM,Gizi,Penyakit menular.


BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
Musi Rawas H.M
DARUSMANSYAH
S.KM
NIP.19681201 198903
1007

1. Pengertian Asuhan yang diberikan pada bayi selama


jam pertama setelah kelahiran
2. Tujuan 1. Mencapai dan mempertahankan jalan
nafas dan mendukung pernafasan
2. Mempertahankan kehangatan dan
mencegah hipotermi
3. Memastikan keamanan dan mencegah
hipotermi
4. Mengidentiikasi masalah-masalah
aktual dan potensial yang memerlukan
perhatian
3. Kebijaksanaan
4. Reverensi Buku saku Pelayanan Kesehatan Neonatal
Esensial. 2010
5. Prosedur A. Persiapan
Sebelum bayi lahir :
1. Apakah kehamilan cukup bulan?
2. Apakah air ketuban jernih, tidak
bercampur mekonium?
Segera setelah bayi lahir :
3. Apakah bayi menangis atau
bernapas/tidak megap-megap?
4. Apakah tonus otot bayi baik/bayi
bergerak aktif?
B. Menajemen Bayi baru lahir normal
1. Bayi cukup bulab
2. Ketuban jernih
3. Bayi menangis atau bernafas
4. Tonus otot bayi baik atau bayi
bergerak aktif
C. Menejemen Bayi baru lahir dengan
asfiksia
1. Bayi tidak cukup bulan
2. Air ketuban bercampur mekonium
3. Bayi tidak bernafas
4. Tonus otot bayi tidak baik atau
bayi lemas
6. Bagan alur
Bagan Alur manajemen bayi baru lahir
normal

Penilaian :

Sebelum bayi lahir :

1. Apakah kehamilan cukup bulan


2. Apakah air ketuban jernih, tidak
bercampur mekonium
 Bayi cukup bulan
 Ketuban jernih
 Bayi menangis atau bernafas
 Tonus otot bayi baik atau bayi
bergerak aktif.

Asuhan bayi baru lahir

1. Jaga bayi tetap hangat


2. Isap lendir dari mulut dan hidung
(hanya jika perlu)
7. Unit terkait KIA,3.Laboratorium,
Keringkan PTM, penyakit
4. Pemantauan tanda bahaya
5. Klem, potong dan ikat tali pusat
tanpa membubuhi apapun
6. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini
7. Beri suntikan vitamin K1 1 mg
intramuskular setelah IMD
8. Beri salep mata antibiotika pada
kedua mata
9. Pemeriksaan fisiik
10. Beri imunisasi Hepatitis B

KUNJUNGAN NEONATUS
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903
1007
1. Pengertian Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari.
Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh
karena memerlukan penyesuaian fisiologis agar bayi diluar
kandungan dapat hidup sebaik-baiknya.
2. Tujuan Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam
pertama kehidupannya sehingga jika bayi lahir di fasilitas
kesehatan sangat di anjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan tersebut selama 24 jam setelah kelahirannya.
3. Kebijakan
4. Referensi Panduan layanan kesehatan bayi baru lahir berbasis
perlindungan anak. 2010
5. Prosedur 1. Petugas bidan datang kerumah bayi baru lahir
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah
sebagai berikut :
a. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam
kurun waktu 6-48 jam setelah bayi lahir.
Hal yang dilakukan :
 Jaga kehangatan tubuh bayi
 Berikan Asi Eksklusif
 Cegah infeksi
 Rawat tali pusat
b. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada
kurun waktu hari ke-3 sampai dengan hari ke-7
setelah bayi lahir.
Hal yang dilakukan :
 Jaga kehangatan tubuh bayi
 Berikan Asi Eksklusif
 Cegah infeksi
 Rawat tali pusat
c. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada
kurun waktu hari ke-8 sampai dengan hari ke-28
setelah bayi lahir.
Hal yang dilakukan :
 Periksa ada/tidak tanda bahaya dan gejala
sakit
 Lakukan :
 Jaga kehangatan tubuh
 Beri ASI Eksklusif
 Rawat tali pusat
d. Pemeriksaan Fisik
3. Apabila ditemukan komplikasi pada bayi baru lahir
segera rujuk ke puskesmas/rumah sakit
4. Setelah melakukan pemeriksaan petugas pulang
6. Bagan Alur
Petugas
mempersiapkan
peralatan
Kunjungan
neonatus

Pemeriksaan fisik

Apabila ditemukan
Petugas pulang
komplikasi segera
rujuk ke puskesmas

7. Unit Terkait Bidan desa, pustu, poskesdes


PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903
1007

Suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan sendiri untuk


1. Pengertian
melihat dan meraba payudara.
2. Tujuan Deteksi dini adanya kelainan pada payudara
Bidan dan tenaga kesehatan lainnya dapat melakukan
3. Kebijakan sesuai dengan standar prosedur kerja yang berlaku.

4. Referensi
A. Persiapan Alat
1. Bantal kecil
2. Baby oil
3. Cermin
B. Persiapan Diri
Mencuci tangan dengan air yang mengaliir
C. Pelaksanaan
1. Berdiri di depan cermin buka pakaian bagian atas
2. Perhatikan dengan teliti payudara dimuka cermin
dengan kedua tangan lurus kebawah. Perhatikan
bila ada penebalan kulit, pengerutan kulit,
penarikkan putting susu, benjolan atau perubahan
bentuk dan ukuran pada payudara (payudara kanan
dan kiri secara normal tidak persis sama).
3. Angkatlah kedua lengan keatas sampai kedua
tangan berada dibelakang kepala. Perhatikan
5. Prosedur apakah ada benjolan atau perubahan bentuk
payudara.
4. Kemudian tekan kedua tangan kuat-kuat pada
panggul dan gerakan kedua lengan dan siku
kedepan sambil mengangkat bahu. Cara ini akan
menegangkan otot-otot dada dan perubahan seperti
cekungan (dekok) dan benjolan akan lebih
kelihatan.
5. Angkat lengan kiri, rabalah payudara kiri dengan
telapak tangan kanan dengan jari-jari yang
dirapatkan yang sudah memakai pelumas.
6. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut
tetapi mantap dimulai dari pinggir atas (posisi jam
12) dengan mengikuti arah jarum jam bergerak
ketengah kearah putting susu. Ulangi gerakan ini
paling sedikit 3 kali, payudara bagian bawah yang
terasa agak kencang adalah normal.
7. Angkat lengan kanan, rabalah payudara kanan
dengan telapak tangan kiri dengan jari-jari yang
dirapatkan yang sudah memakai pelumas.
8. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan (posisi
jam 12) dengan mengikuti arah jarum jam bergerak
ketengah kearah putting susu. Ulangi gerakan ini
paling sedikit 3 kali. Payudara bagian bawah yang
terasa agak kencang adalah normal.
9. Pencetlah pelan-pelan daerah sekitar putting pada
kedua payudara dan amatilah apakah keluar cairan
yang tidak normal/tidak biasa.
10. Berbaringlah dan letakkan bantal kecil dibawah
bahu.
11. Letakkan tangan kiri dibawah kepala.
12. Rabalah seluruh permukaan payudara kiri dengan
gerakan memutar mulai dari pinggir atas bergerak
ketengah kearah putting susu.
13. Letakkan tangan kanan dibawah kepala.
14. Raba seluruh permukaaan payudara kanan dengan
gerakan memutar mulai dari pimggir atas bergerak
ketengah kearah putting susu. Perhatikan bila ada
benjolan yang mencurigakan.
15. Berilah perhatian khusus pada seperempat bagian
payudara sebelah luar atas karena daerah tersebut
banyak ditemukan tumor payudara.
D. Hal-Hal yang Harus diperhatikan
1. Teraba benjolan
2. Penebalan kulit
3. Perubahan ukuran dan bentuk pada payudara
4. Pengerutan kulit
5. Keluar cairan dari putting susu
6. Penarikan putting susu
7. Nyeri
8. Pembengkakan lengan atas
9. Teraba benjolan pada ketiak atau di leher
6. Bagan Alur
7. Unit Terkait
KELAS IBU HAMIL
SOP No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Musi Rawas H.M DARUSMANSYAH
S.KM
NIP.19681201 198903
1007
1. Pengertian Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompokyang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, perawatan kehamilan persalinan perawatan nifas
perawatan bayi baru lahir mitos penyakit menular dan akte kelahiran
2. Tujuan Meningkatkan pengetahuan merubah sikap dan prilaku ibu agar
memahami tentang kehamilan perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan perawatan kehamilan persalinan perawatan nifas, KB pasca
persalinan, perawatan bayi baru lahir mitos/ kepercayaan/ adat istiadat
setempat penyakit menular dan akte kelahiran
3. Kebijakan
4. Reverensi
5. Prosedur A. SASARAN
1. Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan
4 sampai 36 minggu, untuk mendapatkan materi kelas ibu hamil.
Untuk penatalaksanaan senam ibu hamil, sebaiknya peserta umur
kehamilan lebih dari 20 minggu, karena pada umur kehamilaan ini
kondisi ibu sudah kuat, tidak takut keguguran, efektif untuk
melakukan senam hamil
2. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas,
suami atau keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan, sehingga
dapat mengikuti berbagai informasi penting, misalnya materi
tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya.
B. SARANA
1. Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta, kira-kira ukuran
4x5 meter, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
2. Alat tulis menulis ( Papan tulis, kertas, spidol, bolpoin ) jika ada
3. Buku KIA
4. Lembar balik kelas ibu hamil
5. Buku pegangan fasilitator
6. Alat peraga ( KB Kit, food model, boneka, metode kanguru, dll )
jika ada
7. Tikar / Karpet ( Matras )
8. Bantal, Kursi jika ada
9. Buku senam hamil
C. KEGIATAN
1. Pretest
2. Pemberian materi yang berhubungan dengan ibu hamil dan
persalinan
3. Sesi tanya jawab
4. Post test
6. Bagan Alur
7. Unit terkait
KUNJUNGAN RUMAH IBU HAMIL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
Musi Rawas S.KM
NIP.19681201 198903 1007

Kunjungan ke rumah ibu hamil sejak kehamilan


muda dan terutama sejak umur kehamilannya 34-36
1. Pengertian
minggu bagi ibu hamil tidak pernah memeriksakan
kehamilan karena beberapa alasan.
Deteksi oleh tenaga kesehatan pada ibu hamil
resiko tinggi sehingga dapat menyelesaikannya
2. Tujuan
dengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan
memperoleh kesehatan yang optimal.
Kepmenkes 828/MENKES/SK/IX/2008 SK Ka
3. Kebijakan
Pusk
PWS KIA Depkes RI tahun 2009
4. Referensi Pedoman Pelayanan Antenatal terpadu Kemenkes
RI 2015
A. Persiapan Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. Buku kohort ibu
3. Buku kohort bayi
4. Leanec / Doppler
5. Meteran kain pengukur Tinggi Fundus Uteri
6. Meteran pengukur LILA
7. Tensimeter
8. Stetoskop

B. Langkah-langkah persiapan
1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan
2. Merinci ibu hamil yang tidak datang
5. Prosedur periksa

C. Pelaksanaan
1. Kunjungn ke rumah ibu hamil
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemberian pelayanan sesuai dengan
kebutuhan
5. Pencatatan hasil pelayanan Antenatal Care
6. Memberikan pelayanan tindak lanjut

D. Konseling
E. Pencatatan

6. Bagan Alur
7. Unit Terkait Sie imunisasi, Posyandu, Kader
kesehatan,Poskesdes/Poskeslur

BAYI BARU LAHIR DENGAN ASPEKSI

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
Musi Rawas S.KM
NIP.19681201 198903 1007

1. Pengertian
Sebagai acuan dalam melakukan rujukan neonatus
2. Tujuan
pada pasien asfiksia
3. Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
4. Reverensi
1. Persiapan alat dan bahan
Alat :
a. Selimut hangat/tebal yang bersih/ popok
serta kain penyeka muka
b. Sungkup No. 1 untuk bayi cukup bulan dan
No. 0 untuk bayi kurang bulan
c. Penghisap lendir, slym dan penekan lidah 1
set
d. Meja kering, bersih dan hangat
e. Pemotong dan pengikat tali pusat 1 set
f. Timer (jam tangan yang ada detiknya)
Bahan :
5. Prosedur a. Oxygen, ventilasi dengan oxygen
2. Instruksi kerja
Neonatus yang mengalami asfiksia memerlukan
penanganan khusus oleh dokter, selama proses
merujuk petugas perlu melakukan tindakan
sebagai berikut :
a. Penanganan umum
1) Keringkan bayi, ganti kain yang basah
dan bungkus dengan kain yang hangat
yang kering
2) Jika belum dilakukan, segera klem dan
potong tali pusat
3) Letakkan bayi ditempat yang keras dan
hangat (dibawah radiant-heater) untuk
resusitasi
4) Kerjakan pedoman pencegahan infeksi
dalam melakukan tindakan perawatan
dan resusitasi
b. Resusitasi
Perlunya resusitasi harus ditentukan
sebelum akhir menit pertama kehidupan
c. Membuka jalan nafas / mengatur posisi bayi
sebagai berikut :
1) Terlentang
2) Kepala lurus dan sedikit tengadah /
ekstensi (posisi mencium bau)
3) Bayi diselimuti, kecuali muka dan dada
4) Bersihkan jalan nafas dengan menghisap
mulut lalu hidung, jika terdapat darah /
mekonium di mulut atau hidung, hisap
segera untuk menghindari aspirasi
Catatan : jangan menghisap terlalu
dalam di tenggorokkan karena dapat
mengakibatkan turunnya frekuensi
denyut jantung bayi atau bayi berhenti
bernafas
5) Tetap jaga kehangatan tubuh bayi
6) Nilai keadaan bayi
- Jika bayi mulai menangis atau bernafas
lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir
- Jika bayi tetap tidak bernafas lanjutkan dengan
ventilasi
d. Ventilasi bayi baru lahir
1) Cek kembali posisi bayi (kepala sedikit
ekstensi)
2) Posisi sungkup dan cek perlekatannya
3) Pasang sungkup di wajah, menutup pipi,
mulut, dan hidung
4) Rapatkan perlekatan sungkup dan wajah
5) Remas balon dengan 2 jari atau seluruh
tangan tergantung besarnya balon
e. Ventilasi bayi jika perlekatan baik dan
terjadi pengembangan dada. Pertahankan
frekuensi (sekitar 40 x / menit) dan tekanan
(amati dada mudah naik dan turun)
1) Jika dada naik, maka kemungkinan
tekanan adekuat
2) Jika dada tidak naik :
- Cek kembali dan koreksi posisi bayi
- Reposisi sungkup untuk pelekatan lebih baik
- Remas balon lebih kuat untuk mukus,
darah/mekonium
f. Lakukan ventilasi selama 1 menit, berhenti
dan nilai apakah terjadi nafas spontan
1) Jika pernafasan normal (frekuensi 30-60
x / menit) tidak ada tarikan dinding dada
dan suara merintih dalam 1 menit,
resusitasi tidak diperlukan lanjutkan
dengan asuhan awal bayi baru lahir
2) Jika bayi belum bernafas atau nafas
lemah, lanjutkan ventilasi sampai nafas
spontan terjadi
g. Jika bayi mulai menangis, hentikan ventilasi
dan amati nafas selama 5 menit setelah
tangis berhenti
1) Jika pernafasan normal (frekuensi 30-60
x / menit), tidak ada tarikan dinding dada
dan suara merintih dalam 1 menit,
resusitasi tidak diperlukan. Lanjutkan
dengan asuhan awal bayi baru lahir
2) Jika frekuensi 30 x/menit, lanjutkan
ventilasi
3) Jika terjadi tarikan dinding dada yang
kuat, ventilasi dengan oxygen, jika
tersedia, rujuk ke kamar bayi atau
tempat pelayanan yang di tuju
h. Jika nafas belum teratur setelah 20 menit
ventilasi :
1) Rujuk ke pelayanan yang dituju
2) Selama dirujuk, jaga bayi tetap hangat
dan berikan ventilasi jika diperlukan
Jika tidak usaha bernafas, megap-megap
atau tidak ada nafas setelah 20 menit
ventilasi, hentikan ventilasi, bayi lahir
mati, berikan dukungan psikologis
kepada keluarga.

6. Bagan Alur
7. Unit Terkait KIA
SOP
INFORMED CONSENT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
Musi Rawas S.KM
NIP.19681201 198903 1007

Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau


keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan
1. Pengertian
secara lengkap tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap pasien
- Meminta izin kepada pasien untuk dilakukan
suatu tindakan medis oleh dokter
2. Tujuan
- Aspek legalitas sebagai lindungan hukum bagi
tenaga kesehatan
3. Kebijakan Sk kepala puskesmas No
4. Referensi Permenkes No. 390 tahun 2008
A. Langkah-langkah
1. Setelah di indikasi tentang tindakan yang
akan dilakukan oleh dokter atau perawat
yang dilimpahi wewenang, pasien atau
keluarga dijelaskan mengenai :
a. Diagnosa atau cara tindakan medis
b. Tujuan tindakan medis yang akan
dilakukan
c. Alternative tindakan lain dan resikonya
d. Resiko atau komplikasi yang mungkin
terjadi
e. Prognosis terhadap tindakan yang akan
dilakukan
5. Prosedur
2. Setelah pasien dan keluarga memahami
tentang tindakan yang akan dilakukan
kemudian menandatangani surat
persetujuan yang telah tersedia
3. Yang berhak menandatangani surat
persetujuan tindakan adalah :
a. Pasien itu sendiri dengan usia lebih dari
18 tahun dan dalam keadaan sadar
penuh
b. Suami/istri
c. Orang tua/wali
d. Keluarga terdekat
e. Bagi pasien dengan usia kurang dari 18
tahun menandatangani orang tua/wali
atau keluarga terdekat
6. Bagan Alur
Poli Bp umum, Poli MTBS, Poli Gigi, Poli KIA,
7. Unit Terkait
Poli Gizi, IGD.KIA
8. Dokumen Terkait Rekamedis, Format informed consent
SOP
PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL
DENGAN ASAM ASETAT)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
Musi Rawas S.KM
NIP.19681201 198903 1007

Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan


dengan cara melihat serviks yang telah diberi asam
asetat 3-5 % secara inspekulo. Setelah serviks
diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan
1. Pengertian
warna pada serviks yang dapat diamati secara
langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau
abnormal. Dibutuhkan waktu 1-2 menit untuk dapat
melihat perubahan-perubahan pada jaringan epitel.
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari
penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-
2. Tujuan
kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan
yang terjadi pada leher rahim.
3. Kebijakan
4. Reverensi
A. Jadwal IVA
1. Skrining pada setiap wanita minimal 1 x
pada usia 35-40 tahun
2. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap
10 tahun pada usia 35-55 tahun
3. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5
tahun pada usia 35-55 tahun (Nugroho
Taufan, dr. 2010:66)
4. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan
setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun
5. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10
tahun atau sekali seumur hidup memiliki
5. Prosedur dampak yang cukup signifikan
6. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan
IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun
dan bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun
B. Syarat Mengikuti Pemeriksaan IVA
1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
2. Tidak sedang datang bulan/haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan
hubungan seksual
C. Persiapan Alat
1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa
dengan posisi litotomi
2. Meja/tempat tidur periksa yang
memungkinkan pasien berada pada posisi
litotomi
3. Terdapat sumber cahaya untuk melihat
serviks
4. Spekulum vagina
5. Asam asetat (3-5 %)
6. Swab-lidi berkapas
7. Sarung tangan
D. Pelaksanaan
1. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien
akan mendapat penjelasan mengenai
prosedur yang akan dijalankan. Privasi dan
kenyamanan sangat penting dalam
pemeriksaan ini.
2. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi
(berbaring dengan dengkul ditekuk dan kaki
melebar)
3. Vagina akan dilihat secara visual apakah ada
kelainan dengan bantuan pencahayaan yang
cukup
4. Spekulum (alat pelebar) akan dibasuh
dengan air hangat dan dimasukkan ke dalam
vagina pasien secara tertutup, lalu dibuka
untuk melihat leher rahim
5. Bila terdapat banyak cairan dileher rahim,
dipakai kapas steril basah untuk
6. Bagan Alur
7. Unit Terkait

LAKTASI

MUSIRAWAS
1. Pengertian Proses sintesis atau produksi serta pengeluaran asi
dari payu darah.
2. Tujuan 1. Memberdayakan ibu untuk melakukan
perawatan payudara dan cara menyusui
2. Mengatasi masalah laktasi.
3. Memantau keadaan ibu dan bayi.

3. Kebijakan
4. Reverensi APN 2008
5. Prosedur A. Masa antenatal
1. KIE manfaat dan keunggulan ASI
2. Meyakinkan ibu untuk menyusui
bayinya
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan,
kehamilan dan payudara
4. Memantau kecukupan gizi ibu hamil
5. Menciptakan suasana bahaagia bagi
keluarga terkait dengan kehamilan
ibu
B. Segera setelah bayi lahir
1. Memberikan ASI dini
2. Membina ikatan emosional dan
kehangatan ibu bayi
3. Jangan berikan cairan atau makanan
kepada bayi
4. Biarkan ibu dan bayi bersama dalam
satu jam pertama dan setelah asuhan
ruin BBL
C. Masa neonatal
1. Menjamin pelaksanaan ASI
eksklusif
2. Rawat gabung ibu dan bayi
3. Jaminan asupan ASI setiap bayi
membutuhkan (on demand)
4. Melaksanakan cara menyusui yang
benar
5. Upaya tetap mendapatkan ASI jika
ibu dan bayi tidak selalu bersama
6. Vitamin A dosis tinggi
7. Bimbing ibu mengenali tanda jika
bayi mendapatkan asi yang cukup
(bayi buang air kecil 6 kali sehari
atau lebih).
8. Anjurkan ibu untuk
beristirahat,makan dan minum bagi
dri dan bayi.
9. Rujuk pada konselor asi jika ibu
mengalami masalah menyusui.
D. Masa menyusui selanjutnya
1. Pemenuhan ASI eksklusif
2. MP-ASI untuk 6 bulan kedua
3. Memantau kecukupan gizi dan
memberi cukup waktu istirahat bagi
ibu menyusui
4. Memperoleh dukungan suami untuk
menunjang keberjasilan ASI
eksklusif
5. Mengatasi masalah menyusui

6. Bagan Alur
7. Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai