No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
MUSI RAWAS
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu hamil
2. Tujuan 1. Mendeteksi komplikasi – komplikasi yang
terjadi dan merencanakan asuhan khusus yang
dibutuhkan.
2. Mempersiapkan kelahiran dan kegawat
daruratan
3. Kebijakan
4. Referensi
A. Persiapan alat
1. Timbangan
2. Tensi meter
3. Alat pengukur badan
4. Metlin
5. Selimut
B. Persiapan pasien
1. Pasien diberi tahu tindakan yang akan
dilakukan serta tujuannnya
C. Pelaksanaan
1. Anamesa
a. Nama dan usia ibu
b. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi :
HPHT
Gerakan janin
Masalah atau tanda bahaya
5. Prosedur
Keluhan
Penggunaan obat- obatan
2. Riwayat kebidanan yang lalu
Berapa kali hamil, anak lahir hidup,
aterm, premature, keguguran,
persalinan dengan tindakan
Masalah yang pernah dialami
3. Riwayat kesehatan
Hipertensi, diabetes, malaria, PMS dll.
4. Riwayat kebidanan yang lalu
Berapa kali hamil, anak lahir hidup,
aterm, premature, keguguran,
persalinan dengan tindakan
Masalah yang pernah dialami
5. Riwayat kesehatan
Hipertensi, diabetes, malaria, PMS dll.
MANUAL PLASENTA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Tindakan untuk melepas plasenta secara manual dari
tempat implantasinya dan kemudian melahirkannya
keluar dari
Kavum uteri
2. Tujuan Melepaskan plasenta agar tidak terjadi pendarahan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur A. Persiapan
1. pasang set dan cairan infuse
2. jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan
tindakan
3. lakukan anastesi verbal atau analgesi
perektal
4. siapakan dan jalankan prosedur
pencegahan inveksi
B. Pelaksanaan
1. pasang sarung tangan DTT
2. jepit talipusat dengan koher dan sejajarkan
dengan lantai
3. masukan tangan secara obstetrik dengan
menelusuri bangian bawah tali pusat
4. tangan sebelah menyelusuri talipusat
masuk kedalam kavum uteri, sementara
itu tangan yang sebelah lagi menahan
fundus uteri, sekaligus untuk mencegah
iversion uteri
5. buka tangan seperti salam
6. tentukan inplantasi plasenta
7. gerakan tangan kanan kekiri dan kanan
sambil bergeser ke kranial sehingga
semua permukaan maternal plasenta dapat
dilepas.
8. Pegang plasenta dan keluarkan tangan
bersama plasenta
9. Beri oksitosin 10 unit dalam 500 cairan
I.V( RL)
6. Diagram alur
7. Unit Terkait dokter, bidan di ruang nifas, kamar bersalin
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
a) Pengertian Asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahapan
persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama
perdarahan pasca persalinan dan hipotermi serta aspeksia
bayi baru lahir.
b) Tujuan Menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui
upaya yang terintergasi dan lengkap tetapi dengan
intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjga pada
tingkat yang diinginkan (optimal).
c) Kebijakan
d) Referensi JNPK-KR APN TAHUN 2008
e) Prosedur A.MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA II
1. Mengenali Dan Melihat Adanya Tanda Persalinan
Kala 11 Yang Di Lakukan Adalah:Tingkat
Kesadaran Penderita,Pemeriksaan Tanda-Tanda:
a.Ibu Mempunyai Keinginan Untuk Meneran
b.Ibu Merasakan Tekanan Yang Semakin
Meningkat Pada Retum Dan Vaginanya.
c. Perineum Menonjol
d. Vagina Dan Sfingter Ani Menbuka.
B. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Memastikan perlengkapan peralatan,bahan dan
obat-obatan esensi untuk menolong oersalinan dan
menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk resisitasi-tempat datar,rata,bersih,kering,dan
hangat,3 handuk atau kain bersih dan kering, alat
penghisap lendir,lampu sorot dengan 60 watt
dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.
a. menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat
resulsitasi serta ganjal tubuh bayi.
b.menyiapkan oksitasin 10 unit dan alat suntik
steril sekali pakai di dalam partus set`
H.MENGELUARKAN PLASENTA
37. lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial
hingga plasenta terlepas,minta ibu meneran
sambil penolong menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai dan kemudian keatas,mengikuti
poros jalan lahir,(tetap lakukan dorongan dorso-
kranial)
a. jika tali pusat bertambah panjang,pindahkan
klem hingga jarak sekitar 15-10cm dari
vulva dan lahirkan plasenta.
b. jika plasenta tidak lepas setelah 15 menitt
menegangkan tali pusat;
beri dosis ulang oksitosin 10 unit IM.
Lakukan kateterisasi(aseptik) jika kandung
kemih penuh.
Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
Ulangi penegangan tali pusat berikutnya.
Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit
setelah bayi lahir atau bila terjadi
pendarahan,segera lakukan plasenta manual.
38. saat plasenta terlihat di introitus vagina,lahirkan
plasenta dengan menggunakan kedua
tangan,pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilih kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada
wadah yang sudah di sediakan.
Jika selaput ketuban robek,pakai sarung ttangan
DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian
selaput yang tertinggal.
Rangsangan Taktil (masase) uterus.
39. segera setelah plasenta dan selaput ketuban
lahir,melakukan masase uterus,meletakkan
telapak tangan di fuundus dan melakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus menjadi keras).
Lakukan tindakan yang di perlukan jika uterus
tidak berkontraksi setelah 15 detik masase.
I. MENILAI PENDARAHAN
40. memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu
maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh, masukkan plasenta kedalam
plastik atau tempat khusus.
41. mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan
perineum dan segera menjahit laserasi yang
mengalami pendarahan aktif.
Bila ada robekan yang menimbulkan pendarahan
aktif segera lakukan penjahitan.
J. MELAKUKAN PROSEDUR PASKA
PERSALINAN
42. pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan
tidak terjadi pendarahan pervaginam.
43. biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di
dada ibu paling sedikit 1 jam.
a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
anasiasi menyusu dini dalam waktu 30-60
menit.menyusu pertama biasanya
berlangsung sekitar 10-15 menit bayi cukup
dari satu payudara.
b. Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu.
Evaluasi
46. lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah
pendarahan pervaginam.
2-3 kali dalam 15 menit pertama paska
persalinan.
1) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska
persalinan.
2) Setiap 20-30 menit pada jam kedua paska
persalinan.
3) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik,
melakukan asuhan yang sesui untuk
menatalaksaan atonia uteri
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase dan
menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung
kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama paska
persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
paska persalinan.
a) Memeriksa tempratur tubuh ibu sekali setiap jam
setiam 2 jam pertama paska persalinan.
b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan
yang tidak normal
50. periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit
untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik(40-60/menit) serta suhu tubuh normal
(36,5/37,5`c).
Jika bayi sulit bernafas,merintih atau retraksi,di
resusitasi dan segera merujuk kerumah sakit.
Jika bayi nafas terlalu cepat segera di rujuk.
Jika kaki teraba dingin,pastikan ruangan
hangat,kembalikan bayi kekulit dengan ibunya
dan selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut.
K.KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
Diagram alur
Unit terkait Bidan
PENCATATAN
PENGELOLAHAN,PEMANFAATAN
DATA PWS KIA
No. Dokumen :
SOP
No.revisi :
Tangal terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Suatu kegiatan sistematis berkesinambungan
mulai dari kegiatan
mengumpulkan,menganalisis dan
menginterpretasikan data yang ada untuk
selanjutnya dijadikan landasan yang esensial.
2. Tujuan 1.Memantau pelayanan KIA
2.Memantau kemajuan pelayanan KIA secara
teratur dan terus menerus.
3. Kebijakan
4. Referensi PEDOMAN BUKI KIA TAHUN 2010
5. Prosedur a.Pengumpulan data
- Jenis data
- Sumber data
b.Pencatatan data
- Data sasaran
- Data pelayanan
c.Pengolahan data
d.Pembuatan grafik pws KIA
e. Analisis
f.RTL
6. Diagram alur
7. Unit terkait POSKESDES,POSKELUR
PENCEGAHAN INFEKSI
No.dokumen :
No.revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian Langkah penting pertama untuk menangani
peralatan ,perlengkapan,sarung tangan dan
benda benda lainyang terkontaminasi.
2. Tujuan a. Meminimalkan infeksi yang di
sebabkan oleh mikroorganisme.
b. Menurunkan resiko penularan
penyakit yang mengancam jiwa
seperti Hepatitis dan HIV/AIDS.
3. Kebijakan
4. Referensi JNPK-KR 2008
5. Prosedur A.Cuci tanggan
Dengan tehnik 7 Langkah higiene mencuci
tangan.
B.Memakai sarung tangan
a. Sarung tangan steril untuk kontak dengan
jaringan dibawah kulit .
b.Sarung tangan bersih untuk menangani
darah dan cairan
c.Sarung tanggan rumah tangan untuk
mencuci peralatan.
d.Mengunakan teknik anti septik.
e.Pelengkapan alat pelindung diri.
f. Anti septik.
g.Memproses alat bekas pakai.
h.Dekontaminasi.
i.Pencucian dan pembilasan.
j.DTT dan Sterilisasi.
k.Pengolahan sampah dan pengaturan
kebersihan dan kerapian.
6. Diagram alur
7. Unit terkait Bidan
SENAM NIFAS
No.dokumen :
No.revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903
1007
1. Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan pada ibu
post partum
2. Tujuan 1. Memperkuat tonus otot jalan lahir
2. Mempercepat proses pengembalian uterus
3. Kebijakan
4. Reverensi
5. Prosedur A. Persiapan alat :
1. Matras
2. Bantal
3. Radio
B. Persiapan pasien
1. Pasien diberitahu tindakan yang akan
dilakukan serta tujuannya
C. Pelaksanaan
1. Dengan tidur telentang dan lengan
disamping, tarik otot perut selagi menarik
nafas, tahan nafas dalam, angkat dagu
kedada, tahan mulai hitungan 1-5. Rilex dan
ulangi sebanyak 10 kali
2. Berdiri dengan tungkai dirapatkan
kencangkan otot bokaong dan pinggul, tahan
sampai lima hitungan. Relaksasi otot dan
ulangi latihan sebanyak 5 kali.
3. Mulai mengerjkan lima kali latihan untuk
setiap gerakan. Setiap minggu naikan jumlah
latihan lima kali lebih banyak, pada minggu
keenam setelah persalinan ibu haru
mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30
kali
6. Bagan alur
7. Unit terkait Bidan
MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903
1007
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur A. Persiapan alat
1. Meja khusus bayi
2. Handuk mandi 1 buah
3. Washlap 2 buah
4. Sabun mandi dan temapatnya
5. Kapas mata, mulut, kapas cebok dalm tempatnya
6. Baby oil dalm tempatnya
7. Kapas kering, kasa dalam tempatnya
8. Perlengkapan pakaian bayi (popok gurita, dll) sisir
9. Waskom berisi air hangat
10. Ember tertutup untuk pakaian kotor
11. Korentang dalam tempat, bengkok
12. Pakaian khusus perawat yang memandikan dan
masker
13. Alat perawatan tali pusat steril dalam tempatnya
B. Pelaksanaan
1. Perawat atau bidan memakai pakaian khusus dan
masker
2. Perawat mencuci tangan
3. Pakaian bayi dibuka
4. Bayi dimandikan mulai dari mata, telinga, muka,
leher. Dan kepala dibersihkan.
5. Jika menggunakan sabun bayi disabun diatas
meja, kemudian dibersihkan dengan washlap
basah
6. Badan bayi dibersihakan dengan menggunakan
washlap
7. Bayi dikeringkan dengan handuk
8. Talipusat bayi dirawat
9. Kulit bayi diolesi baby oil
10. Pakaian bayi dikenakan
6. Bagan Alur
7. Unit Terkait Bidan diruang nifas, kamar bersalin
ANC TERPADU
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903
1007
Apotik
Malaria
Balai TB
Ibu hamil Loket Poli KIA HIV
pengobatan
IMS
Anemia
KEK
Rujukan : Laboratorium
Polindes
POSKESDES
BPS
Penilaian :
KUNJUNGAN NEONATUS
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
S.KM
Musi Rawas
NIP.19681201 198903
1007
1. Pengertian Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari.
Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh
karena memerlukan penyesuaian fisiologis agar bayi diluar
kandungan dapat hidup sebaik-baiknya.
2. Tujuan Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam
pertama kehidupannya sehingga jika bayi lahir di fasilitas
kesehatan sangat di anjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan tersebut selama 24 jam setelah kelahirannya.
3. Kebijakan
4. Referensi Panduan layanan kesehatan bayi baru lahir berbasis
perlindungan anak. 2010
5. Prosedur 1. Petugas bidan datang kerumah bayi baru lahir
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah
sebagai berikut :
a. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam
kurun waktu 6-48 jam setelah bayi lahir.
Hal yang dilakukan :
Jaga kehangatan tubuh bayi
Berikan Asi Eksklusif
Cegah infeksi
Rawat tali pusat
b. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada
kurun waktu hari ke-3 sampai dengan hari ke-7
setelah bayi lahir.
Hal yang dilakukan :
Jaga kehangatan tubuh bayi
Berikan Asi Eksklusif
Cegah infeksi
Rawat tali pusat
c. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada
kurun waktu hari ke-8 sampai dengan hari ke-28
setelah bayi lahir.
Hal yang dilakukan :
Periksa ada/tidak tanda bahaya dan gejala
sakit
Lakukan :
Jaga kehangatan tubuh
Beri ASI Eksklusif
Rawat tali pusat
d. Pemeriksaan Fisik
3. Apabila ditemukan komplikasi pada bayi baru lahir
segera rujuk ke puskesmas/rumah sakit
4. Setelah melakukan pemeriksaan petugas pulang
6. Bagan Alur
Petugas
mempersiapkan
peralatan
Kunjungan
neonatus
Pemeriksaan fisik
Apabila ditemukan
Petugas pulang
komplikasi segera
rujuk ke puskesmas
4. Referensi
A. Persiapan Alat
1. Bantal kecil
2. Baby oil
3. Cermin
B. Persiapan Diri
Mencuci tangan dengan air yang mengaliir
C. Pelaksanaan
1. Berdiri di depan cermin buka pakaian bagian atas
2. Perhatikan dengan teliti payudara dimuka cermin
dengan kedua tangan lurus kebawah. Perhatikan
bila ada penebalan kulit, pengerutan kulit,
penarikkan putting susu, benjolan atau perubahan
bentuk dan ukuran pada payudara (payudara kanan
dan kiri secara normal tidak persis sama).
3. Angkatlah kedua lengan keatas sampai kedua
tangan berada dibelakang kepala. Perhatikan
5. Prosedur apakah ada benjolan atau perubahan bentuk
payudara.
4. Kemudian tekan kedua tangan kuat-kuat pada
panggul dan gerakan kedua lengan dan siku
kedepan sambil mengangkat bahu. Cara ini akan
menegangkan otot-otot dada dan perubahan seperti
cekungan (dekok) dan benjolan akan lebih
kelihatan.
5. Angkat lengan kiri, rabalah payudara kiri dengan
telapak tangan kanan dengan jari-jari yang
dirapatkan yang sudah memakai pelumas.
6. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut
tetapi mantap dimulai dari pinggir atas (posisi jam
12) dengan mengikuti arah jarum jam bergerak
ketengah kearah putting susu. Ulangi gerakan ini
paling sedikit 3 kali, payudara bagian bawah yang
terasa agak kencang adalah normal.
7. Angkat lengan kanan, rabalah payudara kanan
dengan telapak tangan kiri dengan jari-jari yang
dirapatkan yang sudah memakai pelumas.
8. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan (posisi
jam 12) dengan mengikuti arah jarum jam bergerak
ketengah kearah putting susu. Ulangi gerakan ini
paling sedikit 3 kali. Payudara bagian bawah yang
terasa agak kencang adalah normal.
9. Pencetlah pelan-pelan daerah sekitar putting pada
kedua payudara dan amatilah apakah keluar cairan
yang tidak normal/tidak biasa.
10. Berbaringlah dan letakkan bantal kecil dibawah
bahu.
11. Letakkan tangan kiri dibawah kepala.
12. Rabalah seluruh permukaan payudara kiri dengan
gerakan memutar mulai dari pinggir atas bergerak
ketengah kearah putting susu.
13. Letakkan tangan kanan dibawah kepala.
14. Raba seluruh permukaaan payudara kanan dengan
gerakan memutar mulai dari pimggir atas bergerak
ketengah kearah putting susu. Perhatikan bila ada
benjolan yang mencurigakan.
15. Berilah perhatian khusus pada seperempat bagian
payudara sebelah luar atas karena daerah tersebut
banyak ditemukan tumor payudara.
D. Hal-Hal yang Harus diperhatikan
1. Teraba benjolan
2. Penebalan kulit
3. Perubahan ukuran dan bentuk pada payudara
4. Pengerutan kulit
5. Keluar cairan dari putting susu
6. Penarikan putting susu
7. Nyeri
8. Pembengkakan lengan atas
9. Teraba benjolan pada ketiak atau di leher
6. Bagan Alur
7. Unit Terkait
KELAS IBU HAMIL
SOP No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
Musi Rawas H.M DARUSMANSYAH
S.KM
NIP.19681201 198903
1007
1. Pengertian Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompokyang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, perawatan kehamilan persalinan perawatan nifas
perawatan bayi baru lahir mitos penyakit menular dan akte kelahiran
2. Tujuan Meningkatkan pengetahuan merubah sikap dan prilaku ibu agar
memahami tentang kehamilan perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan perawatan kehamilan persalinan perawatan nifas, KB pasca
persalinan, perawatan bayi baru lahir mitos/ kepercayaan/ adat istiadat
setempat penyakit menular dan akte kelahiran
3. Kebijakan
4. Reverensi
5. Prosedur A. SASARAN
1. Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan
4 sampai 36 minggu, untuk mendapatkan materi kelas ibu hamil.
Untuk penatalaksanaan senam ibu hamil, sebaiknya peserta umur
kehamilan lebih dari 20 minggu, karena pada umur kehamilaan ini
kondisi ibu sudah kuat, tidak takut keguguran, efektif untuk
melakukan senam hamil
2. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas,
suami atau keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan, sehingga
dapat mengikuti berbagai informasi penting, misalnya materi
tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya.
B. SARANA
1. Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta, kira-kira ukuran
4x5 meter, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
2. Alat tulis menulis ( Papan tulis, kertas, spidol, bolpoin ) jika ada
3. Buku KIA
4. Lembar balik kelas ibu hamil
5. Buku pegangan fasilitator
6. Alat peraga ( KB Kit, food model, boneka, metode kanguru, dll )
jika ada
7. Tikar / Karpet ( Matras )
8. Bantal, Kursi jika ada
9. Buku senam hamil
C. KEGIATAN
1. Pretest
2. Pemberian materi yang berhubungan dengan ibu hamil dan
persalinan
3. Sesi tanya jawab
4. Post test
6. Bagan Alur
7. Unit terkait
KUNJUNGAN RUMAH IBU HAMIL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
Musi Rawas S.KM
NIP.19681201 198903 1007
B. Langkah-langkah persiapan
1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan
2. Merinci ibu hamil yang tidak datang
5. Prosedur periksa
C. Pelaksanaan
1. Kunjungn ke rumah ibu hamil
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemberian pelayanan sesuai dengan
kebutuhan
5. Pencatatan hasil pelayanan Antenatal Care
6. Memberikan pelayanan tindak lanjut
D. Konseling
E. Pencatatan
6. Bagan Alur
7. Unit Terkait Sie imunisasi, Posyandu, Kader
kesehatan,Poskesdes/Poskeslur
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
Musi Rawas S.KM
NIP.19681201 198903 1007
1. Pengertian
Sebagai acuan dalam melakukan rujukan neonatus
2. Tujuan
pada pasien asfiksia
3. Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
4. Reverensi
1. Persiapan alat dan bahan
Alat :
a. Selimut hangat/tebal yang bersih/ popok
serta kain penyeka muka
b. Sungkup No. 1 untuk bayi cukup bulan dan
No. 0 untuk bayi kurang bulan
c. Penghisap lendir, slym dan penekan lidah 1
set
d. Meja kering, bersih dan hangat
e. Pemotong dan pengikat tali pusat 1 set
f. Timer (jam tangan yang ada detiknya)
Bahan :
5. Prosedur a. Oxygen, ventilasi dengan oxygen
2. Instruksi kerja
Neonatus yang mengalami asfiksia memerlukan
penanganan khusus oleh dokter, selama proses
merujuk petugas perlu melakukan tindakan
sebagai berikut :
a. Penanganan umum
1) Keringkan bayi, ganti kain yang basah
dan bungkus dengan kain yang hangat
yang kering
2) Jika belum dilakukan, segera klem dan
potong tali pusat
3) Letakkan bayi ditempat yang keras dan
hangat (dibawah radiant-heater) untuk
resusitasi
4) Kerjakan pedoman pencegahan infeksi
dalam melakukan tindakan perawatan
dan resusitasi
b. Resusitasi
Perlunya resusitasi harus ditentukan
sebelum akhir menit pertama kehidupan
c. Membuka jalan nafas / mengatur posisi bayi
sebagai berikut :
1) Terlentang
2) Kepala lurus dan sedikit tengadah /
ekstensi (posisi mencium bau)
3) Bayi diselimuti, kecuali muka dan dada
4) Bersihkan jalan nafas dengan menghisap
mulut lalu hidung, jika terdapat darah /
mekonium di mulut atau hidung, hisap
segera untuk menghindari aspirasi
Catatan : jangan menghisap terlalu
dalam di tenggorokkan karena dapat
mengakibatkan turunnya frekuensi
denyut jantung bayi atau bayi berhenti
bernafas
5) Tetap jaga kehangatan tubuh bayi
6) Nilai keadaan bayi
- Jika bayi mulai menangis atau bernafas
lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir
- Jika bayi tetap tidak bernafas lanjutkan dengan
ventilasi
d. Ventilasi bayi baru lahir
1) Cek kembali posisi bayi (kepala sedikit
ekstensi)
2) Posisi sungkup dan cek perlekatannya
3) Pasang sungkup di wajah, menutup pipi,
mulut, dan hidung
4) Rapatkan perlekatan sungkup dan wajah
5) Remas balon dengan 2 jari atau seluruh
tangan tergantung besarnya balon
e. Ventilasi bayi jika perlekatan baik dan
terjadi pengembangan dada. Pertahankan
frekuensi (sekitar 40 x / menit) dan tekanan
(amati dada mudah naik dan turun)
1) Jika dada naik, maka kemungkinan
tekanan adekuat
2) Jika dada tidak naik :
- Cek kembali dan koreksi posisi bayi
- Reposisi sungkup untuk pelekatan lebih baik
- Remas balon lebih kuat untuk mukus,
darah/mekonium
f. Lakukan ventilasi selama 1 menit, berhenti
dan nilai apakah terjadi nafas spontan
1) Jika pernafasan normal (frekuensi 30-60
x / menit) tidak ada tarikan dinding dada
dan suara merintih dalam 1 menit,
resusitasi tidak diperlukan lanjutkan
dengan asuhan awal bayi baru lahir
2) Jika bayi belum bernafas atau nafas
lemah, lanjutkan ventilasi sampai nafas
spontan terjadi
g. Jika bayi mulai menangis, hentikan ventilasi
dan amati nafas selama 5 menit setelah
tangis berhenti
1) Jika pernafasan normal (frekuensi 30-60
x / menit), tidak ada tarikan dinding dada
dan suara merintih dalam 1 menit,
resusitasi tidak diperlukan. Lanjutkan
dengan asuhan awal bayi baru lahir
2) Jika frekuensi 30 x/menit, lanjutkan
ventilasi
3) Jika terjadi tarikan dinding dada yang
kuat, ventilasi dengan oxygen, jika
tersedia, rujuk ke kamar bayi atau
tempat pelayanan yang di tuju
h. Jika nafas belum teratur setelah 20 menit
ventilasi :
1) Rujuk ke pelayanan yang dituju
2) Selama dirujuk, jaga bayi tetap hangat
dan berikan ventilasi jika diperlukan
Jika tidak usaha bernafas, megap-megap
atau tidak ada nafas setelah 20 menit
ventilasi, hentikan ventilasi, bayi lahir
mati, berikan dukungan psikologis
kepada keluarga.
6. Bagan Alur
7. Unit Terkait KIA
SOP
INFORMED CONSENT
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
H.M DARUSMANSYAH
Musi Rawas S.KM
NIP.19681201 198903 1007
LAKTASI
MUSIRAWAS
1. Pengertian Proses sintesis atau produksi serta pengeluaran asi
dari payu darah.
2. Tujuan 1. Memberdayakan ibu untuk melakukan
perawatan payudara dan cara menyusui
2. Mengatasi masalah laktasi.
3. Memantau keadaan ibu dan bayi.
3. Kebijakan
4. Reverensi APN 2008
5. Prosedur A. Masa antenatal
1. KIE manfaat dan keunggulan ASI
2. Meyakinkan ibu untuk menyusui
bayinya
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan,
kehamilan dan payudara
4. Memantau kecukupan gizi ibu hamil
5. Menciptakan suasana bahaagia bagi
keluarga terkait dengan kehamilan
ibu
B. Segera setelah bayi lahir
1. Memberikan ASI dini
2. Membina ikatan emosional dan
kehangatan ibu bayi
3. Jangan berikan cairan atau makanan
kepada bayi
4. Biarkan ibu dan bayi bersama dalam
satu jam pertama dan setelah asuhan
ruin BBL
C. Masa neonatal
1. Menjamin pelaksanaan ASI
eksklusif
2. Rawat gabung ibu dan bayi
3. Jaminan asupan ASI setiap bayi
membutuhkan (on demand)
4. Melaksanakan cara menyusui yang
benar
5. Upaya tetap mendapatkan ASI jika
ibu dan bayi tidak selalu bersama
6. Vitamin A dosis tinggi
7. Bimbing ibu mengenali tanda jika
bayi mendapatkan asi yang cukup
(bayi buang air kecil 6 kali sehari
atau lebih).
8. Anjurkan ibu untuk
beristirahat,makan dan minum bagi
dri dan bayi.
9. Rujuk pada konselor asi jika ibu
mengalami masalah menyusui.
D. Masa menyusui selanjutnya
1. Pemenuhan ASI eksklusif
2. MP-ASI untuk 6 bulan kedua
3. Memantau kecukupan gizi dan
memberi cukup waktu istirahat bagi
ibu menyusui
4. Memperoleh dukungan suami untuk
menunjang keberjasilan ASI
eksklusif
5. Mengatasi masalah menyusui
6. Bagan Alur
7. Unit Terkait