BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Namun disatu sisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sebagai unit
2
utama dalam pembiayaan rumah sakit. Pola tarif rumah sakit di Indonesia
yang diberlakukan belum unit cost based dan tanpa pertimbangan yang
jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin pada kelas III rawat
inap Rumah Sakit. Menurut Gani, 2001 yang realistis adalah kalau
pemerintah memberikan full cost subsidi bagi rumah sakit sesuai dengan
kelas III yang diasumsi sesuai dengan Unit cost, maka rumah sakit
memerlukan penataan kembali pola tarif rawat inap yang ada dengan
3
menjadikan kelas III setara dengan Unit cost terhitung dengan metode
double distribusi dan untuk kelas II, kelas I, dan VIP dijadikan kelas profit
yaitu bidang pelayanan yang terdiri dari seksi pelayanan medis dan
karyawan RSUD Abunawas terdiri dari 70, 2 % pegawai negeri sipil dan
jawab atas penyediaan fasilitas kesehatan dan fasilitas umum yang layak.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh RSUD Abunawas adalah tarif
data tiga tahun terakhir menunjukkan Cost Recovery Rate rumah sakit
sebagai berikut :
tersebut belum termasuk biaya investasi. Hal ini berarti bahwa rumah sakit
meningkatkan pelayanan lebih dari apa yang diberikan saat ini. Berapakah
tarif rasional rawat inap agar mampu meningkatkan cost recovery rate
tertarik untuk meneliti berapa besar tarif rasional rawat inap Rumah Sakit
B. Rumusan Masalah
1. Berapa besar biaya satuan (unit cost) layanan rawat inap RSUD
4. Berapa besar tarif pelayanan instalasi rawat inap kelas III rumah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis tarif rasional rawat inap kelas III dalam rangka
Daerah Abunawas.
2. Tujuan Khusus
pelayanan rawat inap kelas III RSUD Abunawas yang terdiri dari
d. Berapa besar tarif rasional rawat inap kelas III rumah sakit untuk
D. Manfaat Penelitian
Abunawas kedepan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kesehatan ini harus bersifat terpadu dan merata serta dapat dijangkau dan
kesehatan anak
terdiri dari rumah sakit umum dan khusus, kemudian rumah sakit
berhasil guna. Pelayanan rumah sakit baik untuk rawat jalan maupun
tinggi. Pengertian rumah sakit sebagai unit sosial telah diatur dalam
ekonomi.
lainnya (Depkes,1999).
1. Konsep Biaya
Biaya (cost) adalah nilai sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai
dan non medis dikenal sebagai biaya normative atau normatif cost.
Jadi biaya dalam defenisi biaya terdapat 4 unsur pokok, yaitu : (1)
Biaya pengorbanan sumber ekonomi, (2) Diukur dalam satuan uang, (3)
Yang telah terjadi maupun secara potensial akan menjadi, dan (4)
2. Jenis-jenis biaya
lamanya penggunaan.
sarana fisik yang dihitung sesuai dengan biaya pada saat ini.
biaya diatas.
memiliki sifat antara fixed cost dan variable cost (Gani, 1996)
4) Biaya total (total cost) adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya
cost (TC) = fixed cost (FC) + semi variable cost (SVC) + variable
cost (VC).
lebih dari satu tahun. Batasan satu tahun ditetapkan atas dasar
investasi
14
IIC (I + i) t
AIC =
L
Keterangan :
AIC = Annualized Investment Cost (biaya investasi tahuan)
IIC = Initial Investmen Cost (nilai awal barang)
i = Laju inflasi
t = Lama pakai
L = Perkiraan masa hidup (umur ekonomis) barang investasi
yang bersangkutan.
dalam kurun waktu yang relatif singkat (kurang dari satu tahun)
2) Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang ada pada
Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk setiap satu satuan
biaya total (total cost = TC) dengan jumlah produk (quantity = Q).
tindakan yang ada dan ini sudah merupakan ciri khas pelayanan
kesehatan yaitu :
1) Biaya satuan aktual (actual unit cost) adalah biaya satuan yang
Tci
Uci =
Tqi
Keterangan :
Uci = biaya satuan pada pusat biaya produksi tertentu
Tci = biaya total pada pusat biaya produksi tertentu
Tqi = output total pada pusat biaya produksi tertentu
2) Biaya satuan normative (normative unit cost) adalah biaya yang
sesuai dengan nilai biaya yang melekat pada satu unit produk
TVC TVC
+
UC = TQA TQP
Keterangan :
UC = biaya satuan total
TVC = total biaya variable
TQA = total output
TQP = total kapasitas
3. Analisis Biaya Rumah Sakit
rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan baik secara
total maupun per unit atau perpasien dengan cara menghitung seluruh
atau proyek atau unit pelayanan kesehatan agar dapat dihitung total
pembangunan gedung.
(cost center)
2000).
a. Pricing
rumah sakit.
b. Budgeting / planning
Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan
perencanaan anggaran.
c. Budgetary control
komponennya.
lain dan unit produksi yang relavan dan pada tahap kedua
Tarif (price) dapat diartikan sebagai harga dalam nilai uang yang harus
kualitas pelayanan pada rumah sakit pemerintah dan tidak bisa bersaing
faktor yang akan mempengaruhi tujuan penetapan tarif rumah sakit antara
lain :
tingkat cost recovery rate (CRR) yang rendah yaitu CRR tahun
b. Subsidi silang
instalasi rawat inap dimana untuk kelas VIP dan kelas I ditetapkan
diatas nilai rata-rata unit cost sehingga dapat menutupi defisit yang
c. Mengurangi pesaing
akan lahirnya rumah sakit baru yang akan menjadi competitor baru
d. Memaksimalkan pendapatan
setinggi-tingginya.
pesta/rekreasi.
sesorang adalah :
a. Ukuran pendapatan
b. Ukuran Pengeluaran
c. Ukuran kekayaan
keduanya yaitu :
dan kemampuan membayar suatu jasa dapat dinilai melalui dua cara yaitu
orang banyak yang mereka ingin bayar mengenai produk atau pelayanan
suatu barang atau jasa dalam teori ekonomi diartikan sebagai jumlah
a. Pendapatan
seperti pinjaman.
c. Persepsi
yang diinginkan.
30
kesehatan tentang beberapa tarif yang ingin dibayar oleh pasien sesuai
(Service Purpose)
2. Pelayanan medik
tindakan intervebsi
langkah awal untuk membuat asumsi dimana harga yang dibayar oleh
kesehatan.
31
a. Pendekatan pertama
kesehatan.
b. Pendekatan kedua
diharapkan.
tertentu (biasanya 1 tahun) pada suatu unit. Nilai CRR ini dapat diperoleh
CRR = TR x 100%
TC
CRR = Price x Quantity x 100%
FC + SVC + VC
Untuk memperoleh titik impas atau break even point (BEP) maka
total pendapatan (TR) harus sama dengan total pengeluaran (TC) atau
penggunaan biaya.
subsidi silang.
G. Subsidi Pemerintah
hak fundamental setiap warga, karena itu setiap individu, keluarga dan
tidak mampu.
kesehatan.
rujukan rawat jalan dan rawat inap kelas III Rumah Sakit yang dijamin
rujukan rawat inap kelas III rumah sakit yang dijamin oleh pemerintah.
H. Kerangka Teori
Rawat inap kelas III rumah sakit merupakan ruang rawatan yang
pada instalasi rawat inap sangat tidak rasional karena sesuai dengan sifat
tarif yang dilakukan oleh PEMDA tanpa perhitungan biaya satuan (unit
cost) dan ini dapat dilihat dari rendahnya Cost Recovery Rate (CRR) pada
I. Kerangka Konsep
Rawat inap kelas III rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan
yang tidak terpisahkan dengan unit rawat inap yang lain yang harus
pasien yang dirawat pada rawat inap kelas III rumah sakit akan
total pendapatan (total revenue) dengan total biaya pengeluaran total cost.
obyek penelitian untuk mendapatkan tarif rasional pada kelas III rawat
Berdasar konsep diatas, maka kerangka konsep penelitian ini dapat disusun sebagai berikut :
Fixed Cost,
Gedung
Alat Medis
Alat Non-Medis Volume
kendaraan Produksi
COST
Semi Fixed Cost, RECOVERY TOTAL
TOTAL REVENUE
Gaji Pegawai RATE
COST
Pakaian Dinas
Tarif
Perjalanan Dinas
Perda
pemeliharan
Quantity
SUBSIDI
PEMERINTAH
J. Defenisi Operasional
Defenisi operasional variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
a. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh
besarnya output tindakan yang dilakukan, biaya ini akan tetap dikeluarkan
walaupun tidak ada output. Dalam penelitian ini kategori biaya tetap adalah
gedung, alat non medis, alat medis, dan kendaraan. Dihitung dalam investasi
b. Biaya Operasional Tetap (semi fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan
rawat inap. Dalam penelitian ini kategori biaya operasional tetap adala gaji
(gedung, alat medis, alat non medis, dan kendaraan). Dihitung dalam bentuk
rupiah.
c. Biaya Operasional tidak Tetap (variabel cost) adalah biaya yang besarnya
sangat dipengaruhi oleh besarnya output setiap jenis tindakan diunit rawat
inap. Dalam penelitian ini kategori biaya operasional tidak tetap adalah alat
kesehatan/BHP medis, BHP non medis, listrik, air dan telepon. Dihitung
d. Output adalah jumlah hari rawat pada kelas III rawat inap selama tahun 2007.
e. Biaya Satuan (unit cost) adalah biaya yang dihitung untuk menghasilkan
kesehatan terhadap pasien di unit produksi instalasi rawat inap tahun 2007.
39
f. Cost recovery Rate (CRR), besarnya tingkat pengembalian biaya yang dihitung
yang berlaku dengan besarnya biaya yang dikeluarkan atau unit cost kelas III
g. Tarif adalah biaya yang harus ditanggung oleh pasien untuk mendapatkan
h. Tarif Rasional, adalah tarif yang disetujui oleh pemerintah daerah dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
memberikan gambaran tentang penetapan tarif rasional pada rawat inap kelas III
rumah sakit.
B. Lokasi Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua transaksi keuangan yang terjadi
tahun 2015.
2. Sampel
Dalam penelitian ini, digunakan total sampel, yaitu semua transaksi keuangan
yang berkaitan dengan biaya tetap, biaya operasional tidak tetap, dan biaya
a. Data primer
Data primer diperoleh langsung oleh peneliti dengan menggunakan alat bantu
b. Data sekunder
E. Analisis Data
Semua biaya yang akan dianalisis diklasifikasikan menjadi biaya tetap (fixed
cost), semi variabel cost, dan variabel cost. Perhitungan variabel cost
IIC (I + i) t
AIC =
L
Dimana :
I = Laju inflasi
T = Masa pakai
Biaya asli yang terdapat pada setiap unit penunjang didistribusikan ke setiap
unit produksi, sehingga biaya yang terdapat di unit produksi adalah biaya asli
unit produksi itu sendiri ditambah dengan biaya pindahan dari unit penunjang.
Distribusi tahap II, mendistribusikan biaya asli tahap I dari pusat penunjang
Biaya satuan (unit cost) produk pelayanan kelas III rawat inap adalah :
Cost Recovery Rate didapatkan dari hasil pembagian total pendapatan (total
revenue) dibagi dengan total cost (TC) dikali 100%. Total revenue didapatkan
dari hasil perkalian tarif perda dengan total hari rawat kelas III selama satu
keseluruhan biaya yang terdiri darii fixed cost, semivariabel cost dan variabel
cost. Dalam analisis ini akan dilakukan juga perhitungan total revenue yang
43
didapatkan dari hasil perkalian tarif berdasarkan unit cost dengan total hari
rawat kelas III selama satu tahun (2007) untuk mendapatkan perbandingan
antara CRR berdasarkan tarif perda dan CRR berdasarkan unit cost.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD. Abunawas Kota Kendari. Pengumpulan
data dilakukan selama bulan April 2008. Untuk analisis biaya satuan,
operasional tetap (Semi Variabel Cost) dan biaya tidak tetap (Variabel Cost).
Cost) di instalasi rawat inap, data yang diuraikan dalam analisis ini adalah biaya
tetap (Fixed Cost), biaya operasional tetap (Semi Variabel Cost) dan biaya tidak
tetap (Variabel Cost). Besarnya ketiga jenis biaya tersebut adalah sebagai
berikut.
medis. Besarnya biaya ini dihitung dengan nilai Annualized Investment Cost
(AIC) atau nilai investasi tahunan. Nilai biaya tetap pada instalasi rawat inap
Tabel 3
Biaya Tetap (fixed cost) Pusat Biaya Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Abunawas Kota Kendari Tahun 2007
NAMA BIAYA TETAP (FIXED
TOTAL
PUSAT COST = FC)
NO %
ALAT NON ALAT
BIAYA GEDUNG MEDIS MEDIS KENDARAAN
rawat inap adalah biaya yang dikeluarkan untuk alat non medis ( Rp. 44,940,935)
terbesar untuk jenis biaya tetap (Rp. 29,395,617), dan yang terkecil pada
Tabel 4
Biaya Semi Variabel Cost (SVC) Pusat Biaya Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Kota Kendari
Tahun 2007
Sumber: Data Primer
NAMA
PUSAT
NO BIAYA BIAYA SEMI VARIABEL TOTAL %
GAJI PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
ALAT NON ALAT NON
PEGAWAI GEDUNG KENDARAAN MEDIS MEDIS
adalah gaji pegawai (Rp. 148,564,783), dan yang terkecil adalah biaya
perawatan, kelas III memiliki pengeluaran terbesar untuk jenis biaya semi
variabel (Rp. 53,273,325) dan yang terkecil pada perawatan kelas II (Rp.
33,729,984)
dikeluarkan oleh pihak rumah sakit yang besarnya secara langsung dipengaruhi
oleh besarnya produksi (output) pada instalasi rawat inap. Biaya operasional
tidak tetap pada instalasi rawat inap meliputi biaya BHP Medis, BHP non Medis,
Biaya Listrik dan Biaya Air. Besarnya biaya operasional tidak tetap pada instalasi
Tabel 5
Biaya Variabel Cost (VC) Pusat Biaya Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Kota Kendari Tahun 2007
adalah biaya yang dikeluarkan untuk BHP Medis (Rp. 229,482,400) dan yang
terkecil adalah biaya yang dikeluarkan untuk BHP non medis (Rp. 1,560,500).
untuk jenis biaya variabel (Rp. 92,838,579) dan yang terkecil pada kelas I (Rp.
35,957,221)
terdiri dari biaya tetap (fixed cost), Biaya operasional tetap (semi variable cost )
dan biaya oprasional tidak tetap (variable cost) sebelum dilakukan Double
Distribusi. Biaya ini perlu diketahui guna melihat besarnya biaya yang nyata
dikeluarkan oleh instalasi rawat inap. Biaya total dalam penelitian ini terdiri atas
Total Cost I = FC + SVC + VC, Total Cost II = SVC + VC dan Total Cost = VC.
Besarnya biaya total pada masing-masing kelas perawatan diuraikan pada tabel
6 sebagai berikut.
Tabel 6
Biaya Total (Total Cost = TC) Pusat Biaya Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Kota Kendari Tahun 2007
NAMA
PUSAT BIAYA TOTAL (TOTAL COST = TC)
NO
TOTAL TOTAL TOTAL
BIAYA COST I % COST II % COST III %
Vip (Rp. 139,716,378), dan yang terkecil pada kelas II (Rp. 90,629,507). Untuk
total cost II yang terbesar adalah kelas III (Rp. 150,111,903) dan yang terkecil
adalah perawatan kelas I (Rp. 71,756,841). Untuk total cost III yang terbesar
adalah kelas III (Rp. 92,838,579) dan yang terkecil pada kelas perawatan I (Rp.
35.9957,221).
Biaya total setelah double distribusi adalah besarnya biaya yang harus
ditanggung suatu unit, khususnya di instalasi rawat inap sebagai pusat produksi
setelah mendapat distribusi biaya dari pusat biaya penunjang yang terdiri dari
Kantor, Apotik, Laundry, Gudang, dan Instalasi Gizi. Hasil distribusi biaya
terhadap instalasi instalasi rawat inap menghasilkan total cost I, total cost II dan
total cost III. Besarnya biaya total untuk masing-masing kelas perawatan
Tabel 7
Biaya Total (Total Cost = TC) Setelah Double Distribusi Pada Pusat Biaya
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Kota Kendari
Tahun 2007
NAMA
PUSAT BIAYA TOTAL (TOTAL COST = TC)
NO
TOTAL COST TOTAL TOTAL %
BIAYA I % COST II % COST III
1 VIP 173,616,567 29.89% 30.82% 36.57%
50
139,806,973 82,073,350
Distribusi yang terbesar pada kelas III (Rp. 231,937,638) dan yang terkecil pada
kelas II (Rp. 120,229,776). Untuk total cost II yang terbesar adalah kelas VIP
(Rp. 189,125,808) dan yang terkecil adalah perawatan kelas I (Rp. 92,523,919).
Untuk total cost III yang terbesar adalah kelas III (Rp. 103,794,053) dan yang
f. Biaya Satuan
Biaya satuan dalam penelitian ini terdiri dari Unit Cost I, Unit Cost II, dan
Unit Cost III. Unit Cost I diperoleh dengan cara membagi Total Cost I dengan
membagi Total Cost II dengan Output masing-masing kelas perawatan dan Unit
Cost III diperoleh dengan cara membagi Total Cost III dengan Output masing-
masing kelas perawatan. Hasil perhitungan terhadap tiga jenis biaya pada
Tabel 8
Biaya Satuan (Unit Cost = UC) Pada Pusat Biaya Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Kota Kendari Tahun 2007
NO NAMA Biaya Total (Total Cost = TC) TARIF
51
PUSAT
(Rp. 118,915) dan yang terendah pada kelas III (Rp. 52,954). Untuk unit cost II
terbesar pada kelas perawatan VIP (Rp. 95,758) dan yang terendah pada kelas
II (Rp. 43,179). Untuk unit cost III terbesar pada kelas perawatan VIP (Rp.
56,215) dan yang terendah pada perawatan kelas III (Rp. 23,697).
Tabel 9
Biaya Satuan (Unit Cost = UC) Ideal (BOR 80%) Pada Pusat Biaya
Rawat InapRumah Sakit Umum Daerah Abunawas Kota Kendari
Tahun 2007
NAMA
PUSAT Biaya Total (Total Cost = TC) TARIF
NO
UNIT UNIT UNIT COST
BIAYA Quantitiy COST I COST II III PERDA
pada kelas VIP Rp. 59,458 sampai Rp. 28,107 , kelas I Rp. 51,468 sampai Rp.
17,489, kelas II Rp. 35,841 sampai Rp. 14,499, kelas III Rp. 26,477 sampai Rp.
11,849.
Untuk dapat menentukan tarif rasional maka asumsi tarif tersebut dianalisis
sakit dapat memperoleh suatu gambaran tentang pemulihan biaya jika tarif
diberlakukan. Hal ini berdasarkan bahwa tarif rasional minimal dapat menutupi
VC). CRR 2 berdasarkan Total Cost (TC II = SFC + VC) dan CRR 3 berdasarkan
Tabel 10
Analisis Biaya Pendapatan (CRR) Berdasarkan Tarif PERDA
Pada Pusat Biaya Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas
Kota Kendari Tahun 2007
KELAS TARIF
NO CRR 1 CRR 2 CRR 3
PERAWATAN PEMDA
CRR kelas VIP memiliki CRR yang terbesar yakni 135,85% dan yang terkecil
pada kelas III yakni sebesar 68,13%. Untuk CRR 2 diperoleh CRR dimana kelas
VIP memiliki CRR yang terbesar yakni 166,58% dan yang terkecil pada kelas III
yakni sebesar 88,95%. Untuk CRR 3 diperoleh CRR dimana kelas I memiliki
CRR yang paling besar yaitu 324,83% dan yang terkecil pada kelas III sebesar
92,20%.
53
Cost Recovery Rate (CRR) berdasarkan asumsi tarif hasil analisis pada
tabel 11
Tabel 11
Analisis Biaya Pendapatan (CRR) Berdasarkan Asumsi Tarif 1
Pada Pusat Biaya Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas
Kota Kendari Tahun 2007
ASUMSI
KELAS Output Actual TARIF
NO CRR 1 CRR 2 CRR 3
PERAWATAN
biaya (CRR 1) adalah sebesar 146,30% dimana kelas VIP memiliki CRR yang
terbesar, (CRR 1) yang terkecil yakni 102,20%. Untuk (CRR 2) diperoleh CRR
kelas VIP memiliki CRR yang terbesar yakni 179,39% dan yang terkecil pada
kelas III yaitu sebesar 133,42%. Untuk CRR 3 dimana kelas VIP memiliki CRR
terbesar yaitu 276,6% dan yang terkecil pada kelas III yaitu 138,3%.
54
B. Pembahasan
Dalam menentukan besarnya tarif rasional di unit pelayanan rawat inap
diperlukan informasi tentang besarnya biaya satuan (Unit Cost), yaitu biaya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit produksi. Informasi tentang unit cost ini
bagi pelayanan di kelas III rumah sakit yang merupakan unit pelayanan yang di
Rujukan Rawat Jalan dan Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit yang dijamin
dan rawat inap kelas III di rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta
mempunyai tarif standar yang ditentukan melalui perhitungan yang matang agar
rumah sakit dapat meningkatkan cost recovery rate-nya, juga dapat diketahui
pasien yang dirawat di kelas III. Berdasarkan hal tersebut maka yang akan
dibahas dalam penelitian ini yakni biaya satuan (unit cost), tingkat pemulihan
biaya (CRR) dan penetapan tarif rasional di RSUD. Abunawas Kota Kendari.
menghasilkan satu produk (pelayanan kesehatan), dalam hal ini biaya satuan
yang dibutuhkan oleh rumah sakit dalam satu hari perawatan rumah sakit.
Besarnya biaya satuan sangat dipengaruhi oleh total cost dan quantity (UC =
TC / Q).
Besarnya total cost sangat dipengaruhi oleh komponen yang terdiri dari
biaya tetap (fixed cost), biaya operasional tetap (semi variabel cost), dan biaya
Biaya tetap (fixed cost) yang terbesar di unit rawat inap RSUD Abu
Nawas Kota Kendari adalah biaya alat non medis sebesar Rp. 44,940,935.-
dan yang terbesar pada kelas tiga yaitu sebesar Rp. 29,395,617.- dan yang
penelitian ini, khususnya diinstalasi rawat inap adalah biaya untuk gaji pegawai
hubungannya dengan jumlah pegawai yang bekerja, gaji pegawai yang sifatnya
semi variable cost merupakan biaya yang tetap dikeluarkan oleh pihak rumah
yang hanya 80 % .
barang investasi. Idealnya semakin tua umur suatu barang investasi maka
56
Rp. 3,239,117,- dengan biaya terbesar pada kelas perawatan VIP Rp.
oleh besarnya hari rawat, semakin besar jumlah hari rawat (BOR) maka biaya
akan semakin besar. rawat inap kelas III memiliki biaya variable cost yang
terbesar yakni Rp. 229,482,500.- yang termasuk dalam biaya ini adalah: BHP
medis, BHP nonmedis, Listrik dan air. Pada kelas III BHP medis, BHP non
medis, listrik dan air sangat dipengaruhi oleh jumlah tempat tidur, output dari
Total biaya ( total cost) adalah jumlah keseluruhan biaya yang dihitung
dalam satu tahun anggaran yakni bulan januari sampai dengan Desember
2007. jenis total cost dalam penelitian ini ada 3 yakni: TC I= FC+SVC+VC, TC
Perawatan kelas VIP memiliki total cost terbesar dibanding dengan kelas
nilai total cost pada kelas III sangat dipengaruhi oleh tingginya ketiga
komponen biaya dan besarnya output dari perawatan kelas III, dimana TC I
57
untuk kelas III yaitu Rp. 179,507,521, TC II yaitu Rp. 150,111,903 dan TC III
biaya, dalam hal ini pihak rumah sakit perlu memperhatikan persentase
dilayani. Pada kelas perawatan III total cost sudah memenuhi, sebab dengan
output dikelas perawatan III yang tinggi maka diperlukan biaya operasional
Biaya satuan (unit cost) dalam penelitian ini dibedakan dalam dua jenis
sesungguhnya dan unit cost ideal yang dihitung dengan BOR 80 % dari output
sesuai kapasitas produksi. Penggunaan kedua jenis biaya ini bertujuan untuk
melihat kinerja dari RSUD Abunawas Kota Kendari. Jika output actual yang
dihasilkan oleh kelas perawatan sudah sesuai dengan standar kinerja rawat
inap, (minimal 80% ) maka unit cost ini dapat digunakan untuk menentukan tarif
rasional, namun jika output dari suatu kelas perawatan jauh dibawah standar
kinerja maka pihak rumah sakit sebelum menekan tarif harus melakukan upaya
meningkatkan pemasaran.
Dalam penelitian ini besarnya unit cost berdasarkan output actual untuk
perawatan kelas III UC I Rp. 52,954.- sedangkan pada UC II Rp. 43,179.- dan
pada UC. III Rp. 23,697- (tabel 8). Pihak rumah sakit dalam menurunkan unit
58
tetap, biaya operasional tetap dan biaya operasional tidak tetap. Dengan
kinerja instalasi rawat inap RSUD Abunawas kota Kendari untuk BOR Kelas III
40%. sedangkan BOR yang ideal adalah 80%, sehingga perlu ditentukan
terlebih dahulu unit cost untuk output ideal. Jika rumah sakit mampu menaikkan
BOR rawat inap mendekati angka ideal (80%) maka unit cost akan menjadi
lebih besar untuk mengembangkan rumah sakit. Namun jika rumah sakit tidak
VIP sebesar Rp. 59,458.- dan untuk perawatan kelas I Rp. 51,468,- untuk
perawatan kelas II Rp. 35,840.- dan pada kelas III Rp. 26,477,- (Tabel 9). Unit
cost ideal berdasarkan output ideal (80%) diatas lebih rasional sebagai dasar
tarif rasional dengan tujuan untuk melihat sejauh mana suatu tarif jika
tabel 10 memperlihatkan ada 1 asumsi tarif dalam penelitian ini yakni asumsi
pembagian total biaya yakni CRR I untu TC I, CRR II untuk TC II dan CRR III
untuk TC III. Dari penelitian ini pada tabel 11 untuk asumsi tarif I
menunjukkan dengan asumsi tarif I diperoleh CRR kelas III 102,20% untuk
CRR I, 133,42% untuk CRR II, dan 138,3% untuk CRR III.
tarif Rp. 100.000,- diperoleh CRR I sebesar 127,75%, kelas II dengan tarif
Rp. 30.000,- diperoleh CRR I sebesar 89,92 %, dan kelas III dengan tarif
Tarif yang berlaku saat ini menurut analisis yang dilakukan cukup
membebani rumah sakit. Tingkat pemulihan biaya (CRR) total pada tiap-tiap
kelas perawatan III sangatlah rendah (68,13%) bahkan untuk mencapai break
event point (titik impas). Padahal untuk berkembang dan bertahan rumah
sakit harus memperoleh keuntungan dengan CRR > 100%. Keuntungan yang
kebidanan dan unit-unit lain yang hingga saat ini belum berkembang.
rumah sakit, walaupun tingkat CRR masih berada diatas 100% tetapi hanya
untuk biaya operasional belum untuk biaya investasi dan biaya operasional
60
tidak tetap rumah sakit, sedangkan sebagai rumah sakit RSUD. Abunawas
dimulai dari biaya investasi, biaya operasional, biaya operasional tidak tetap.
Untuk itu rumah sakit harus meninjau kembali mengenai penetapan tarif
3. Tarif Rasional
perawatan III.
maka salah satu jalan yang dapat ditempuh RSUD. Abunawas Kota Kendari
pendekatan terhadap unit cost ideal (BOR 80%), maka yang paling rasional
Dengan adanya jaminan pemerintah pada pelayanan rawat inap kelas III
yang diasumsi sesuai dengan unit cost, maka rumah sakit memerlukan
penataan kembali pola tarif rawat inap yang ada dengan menjadikan kelas III
61
setara dengan unit cost terhitung dengan double distribusi method dan untuk
kelas II, kelas I dan VIP dijadikan kelas profit rumah sakit sesuai dengan
pelayanan khususnya rawat inap akan lebih baik dan secara tidak langsung
BAB V
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis terhadap tarif rasional pada penelitian ini, maka dapat
1. Besarnya biaya satuan (unit cost) pada rawat inap kelas III RSUD. Abunawas
Kota Kendari berdasarkan output actual sebesar Rp. 52,954 tanpa subsidi
pemerintah (unit cost I), Rp. 43,179 dengan subsidi pemerintah pada biaya
investasi (unit cost II), Rp. 23,697 dengan subsidi pemerintah pada biaya
2. Besarnya tingkat pemulihan CRR pada perawatan kelas III berdasarkan tarif
perda yang berlaku saat ini sebesar Rp. 20.000 memberikan tingkat
pemulihan biaya yang sangat rendah, yaitu 68,13% tanpa subsidi pemerintah
(CRR 1), 88,95% dengan subsidi pemerintah pada biaya investasi (CRR 2),
kelas III sebesar Rp. 30.000 akan didapatkan pemulihan biaya sebesar
pemerintah pada biaya investasi dan biaya operasional tetap (CRR 3).
4. Besaran subsidi pemerintah untuk pelayanan rawat inap kelas III sebesar
Rp. 30.000 / pasien atau Rp. 128,400,000 selama satu tahun akan
B. Saran
1. Tarif rawat inap kelas III untuk pelayanan bagi keluarga miskin dan tidak
berdasarkan asumsi tarif yakni sebesar Rp. 30.000 / pasien / hari sehingga
diperoleh pemulihan biaya sebesar lebih dari 100% atau dapat menutupi
biaya operasional tetap dan biaya operasional tidak tetap rumah sakit,
63
sedangkan untuk kelas II, kelas I, dan VIP dengan asumsi tarif akan
untuk penetapan tarif kelas II, kelas I, dan VIP selain berdasarkan
perhitungan unit cost dan cost recovery rate, juga harus mempertimbangkan
kualitas pelayanan (standar produk, service dan minset) agar utilisasi rumah
4. Dengan adanya jaminan pemerintah pada pelayanan rawat inap kelas III bagi
keluarga miskin atau tidak mampu sebesar tarif rasional kelas III, yang akan
dapat menutupi biaya operasional tetap dan biaya operasional tidak tetap,