KIMIA
“PENGUKURAN”
Disusun Oleh:
Kelompok : 9 ( Sembilan )
1. Mikro merupakan level terkecil dari subjek penelitian, dan hanya berupa
individu.
2. Meso merupakan level subjek penelitian dengan jumlah anggota lebih
banyak, misal keluarga dan kelompok.
3. Makro merupakan level subjek penelitian dengan anggota yang sangat
banyak, seperti masyarakat atau komunitas luas.
Peran subjek penelitian adalah memberikan tanggapan dan informasi terkait data
yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan kepada peneliti, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
B. Cara Mencari Daya Beda dan Taraf Kesukaran Suatu Item Soal
1. Daya Beda
Daya beda adalah kemampuan suatu item soal untuk membedakan antara
testee yang kurang pandai dengan testee yang lebih menguasai materi. Untuk
menentukan besarnya indeks daya beda, harus membedakan testee kelompok atas
dengan testee kelompok bawah, yaitu kelompok dengan nilai tertinggi dengan
kelompok dengan nilai terendah.
Rumus daya beda :
𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷= −
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Keterangan :
D = daya beda
JA = jumlah testee kelompok atas
JB = Jumlah testee kelompok bawah
BA = Jumlah testee kelompok atas yang menjawab pertanyaan dengan benar
BB = Jumlah testee kelompok bawah yang menjawab pertanyaan dengan benar
Misalkan kita ingin mencari daya beda dengan bank data soal seperti dibawah ini :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tot
1 A 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
2 B 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5
3 C 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4
4 D 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5
5 E 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6
6 F 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4
7 G 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7
8 H 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8
Untuk mencari daya bedanya, terlebih dahulu kita harus membedakan antara
kelompok atas dengan kelompok bawah (Kelompok dengan nilai tertinggi dengan
kolompok nilai terendah):
A 8
H 8
G 7 Kel. Atas
E 6
B 5
D 5
C 4 Kel. Bawah
F 4
A 8 1
H 8 1
G 7 Kel. Atas 1
E 6 1
B 5 0
D 5 1
C 4 Kel. Bawah 1
F 4 0
D = 1 – 0,5
D = 0,5
2. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang disusun berdasarkan kaidah langkah –
langkah penyusunan tes. Oleh karena itu, suatu tes yang telah disusun masih harus
dibuktikan kembali sejauh mana kualitas soal tersebut. Salah satu kriteria yang
digunakan untuk menentukan kualitas sebuah soal itu baik atau tidak yaitu dengan
mencari taraf kesukaranya. Soal yang baik adalah apabila soal tersebut tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
𝐵
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑒𝑠𝑢𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 =
𝐽𝑆
1. Konstruksilah butir soal yang mengukur hasil belajar yang penting saja. Hasil
belajar yang remeh (trivial) tidak perlu diujikan. Misalnya:
Lemah : jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia enam tahun di
kecamatan ini tahun lalu adalah…
Lebih baik : Di Kecamatan ini jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai
usia lima tahun dalam dua tahun terakhir adalah…..untuk setiap seribu penduduk.
4. Konstruksilah butir soal dengan menggunakan bahasa yang jelas, dan tidak
mengandung arti yang mendua. Misalnya:
Lemah : Ibukota Kuwait yang diduduki Irak adalah….
Lebih baik : Ibukota Kuwait adalah…
5. Bila yang ditanyakan menyangkut angka atau jumlah dari satu satuan tertentu,
maka sebaiknya nyatakan satuan tersebut dalam soal. Misalnya:
Lemah : Seorag anak umur 12 tahun sebaiknya setia hari minum susu….
Lebih baik : Seorang aak umur 12 tahu sebaiknya setiap hari minum susu …
gelas
6. Setiap butir soal sebaiknya hanya berisi satu jawaban yang harus dikerjakan
oleh peserta tes. Misalnya:
Lemah : Suatu propinsi dibagi menjadi beberapa …. Yang selanjutnya dibagi
lagi menjadi beberapa ….dan kemudian dibagi lagi menjadi beberapa …., dan
akhir unit terkecil disebut….
Lebih baik : Propinsi Jawa barat dibagi menjadi…. Kabupaten dan kota madya.
Berikut ini beberapa petunjuk untuk menulis butir soal jawaban singkat,
yang disertai contoh sederhana.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa prinsip pokok dalam konstruksi butir soal
tipe pilihan ganda.
1) Saripati permasalahan harus ditempatkan pada pokok soal (stem).
Contoh yang kedua lebih baik dari contoh yang pertama karena dengan membaca
pokok soal mahasiswa sudah medapatkan jawaban sebelum membaca pulihan A,
B, C dan D.
6) Hindari penggunaan kata-kata teknis atau ilmiah atau istilah yang aneh atau
mentereng. Perlu diingat bahwa tes yang dikembangkan bertujuan untuk
mengukur materi pelajaran, kalau materi tersebut tidak menyangkut
perbendaharaan, janganlah menggunakan istilah teknik atau aneh. Contoh : Yang
kurang baik.
Apakah kritik utama ahli psikologi terhadap tes?
A. Tes menimbulkan ancienty
B. Tes selalu disertai cultural bias
C. Tes hanya mengukur hal-hal yang trivial
D. Tes tergantung pada kemampuan kognitif guru
Contoh : yang lebih baik
Apakah kritik utama ahli psikologi terhadap tes?
A. Tes menimbulkan rasa cemas
B. Tes sangat tergantung ada nilai budaya tertentu
C. Tes mengukur hasil belajar yang tidak penting
D. Tes sangat ditentukan oleh pengetahuan guru
A. Kain
B. Seng
C. Tembaga
D. Timah
Pilihan B,C, dan D termasuk logam, A bukan logam. Dalam contoh ini A jawaban
yang benar, ada petunjuk bahwa A lain dari 3 pilihan berikutnya.
Contoh : yang lebih baik
Air pnas akan bertahan panas jika disimpan dalam bejana yang terbuat dari…
A. Aluminium
B. Keramik
C. plastic
D. seng
10) Hindari menggunakan pilihan yang berbunyi “semua diatas benar” atau
“tidak satupun yang diatas benar”. Adanya pilihan semacam ini sebenarnya
mengurangi jumlah alternatif pilihan, karena kalau siswa sudah mengenal satu
atau dua diantara empat pilihan sebagai jawaban pilihan ketiga siswa tersebut
akan memilih “semua jawaban di atas benar”. Hal yang sama berlaku untuk “tidak
satupun yang diatas benar”.
11) Gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan.
12) Pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang
bermakna tidak tentu, misalnya: kebanyakan, sringkali, kadang-kadang dan
sejenisnya.
Contoh : Yang kurang baik.
Kebanyakan hewan hidupnya di dalam air, brnafas dengan….
A. Insang
B. Kulit
C. Paru-paru
D. Insang dan paru-paru
13) Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau pernyataan positif. Jika
terpaksa menggunakan negative maka kata negative tersebut digaris bawahi atau
ditulis tebal.
Contoh : Yang kurang baik.
Pada semua tumbuhan yang berhijau daun, fotosintesis tidak akan terjadi tanpa….
A. Udara, tanah, dan air
B. Cahaya, udara, dan tanah
C. Air, cahaya, dan udara
D. Air tanah, dan cahaya
Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Calongesi, J.S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung :
ITB
http://restoe-ibu.blogspot.co.id/2012/01/cara-mencari-daya-beda-dan-taraf.html
Zainul & Nasution. 2001. Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.