Anda di halaman 1dari 7

Kata Penghantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada
bapak DR. Ir. Putu Rumawan Salain, MSi. yang memberkan tugas, serta dosen-dosen
pembimbing yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, September 2015

Penyusun

Page 1|7
Daftar isi

Kata pengantar ...................................................................................................................... 1


Daftar Isi ................................................................................................................................ 2
Bab 1 Pendahulan .................................................................................................................. 3
I.I Latar Belakang .................................................................................................................. 4
Bab II Pembahasan ................................................................................................................ 4
II.I Rumah Adat Dulohupa Tempo Dulu ............................................................................... 4
II.II Rumah Adat Dulohupa Modern ..................................................................................... 5
Bab III Penutup ..................................................................................................................... 6
III.I Kesimpilan ...................................................................................................................... 6
III.II Saran .............................................................................................................................. 6
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 7

Page 2|7
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Bangunan tradisional yang menjadi ciri khas suatu daerah merupakan sebuah kebanggaan dari
suatu Suku, Adat, dan Budaya. Bangunan adat tradisional ini sudah ada sejak jaman nenek
moyang yang sudah berdiri dan membawa bentuk serta filosofinya sendiri.

Dan seiring perkembangan jaman, masuklah faktor agama, budaya dari luar yang
mempengaruhi bentuk dan bahan yang dari bangunan adat tersebut. Sehingga dari zaman ke
zaman terciptalah sebuah bangunan yang modern. Untuk mempertahankan ke aslian dari
bangunan adat tersebut tetapi agar bangunan tetap mencirikan bangunan khas tradisional
daerah biasanya ada beberapa ciri yang dikemukakan didalam pendisainannya, biasanya
bentuk yang tetap di pertahankan seperti atap bangunan, pilar – pilar bangunannya, dan yang
mencirikan bangunan tersebut contoh lainnya tangga, atau ukiran tembok dari bangunan
tersebut.

Yang membedakan bangunan adat zaman dahulu dengan zaman sekarang biasanya, di lihat
dari material yang di gunakan untuk bangunannya, semakin modern zamannya semakin hebat
juga teknologi yang digunakan untuk bahan bangunannya. Jadi sudah sewajarnya bangunan
tradisional juga memperbaiki materialnya supaya bangunan lebih kuat dan modern.

Page 3|7
BAB II

PEMBAHASAN

Gambar 1.1 Rumah adat gorontalo tempo dulu


Sumber : https://infoana.com/wp-content/uploads/2017/03/Rumah-Adat-Baileo-
Maluku.com

Arsitektur rumah adat gorontalo yang disebut juga rumah Dulohupa yang terletak di
Kelurahan Limba, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo. Rumah Dulohupa juga
disebut Yiladia Dulohupa. Merupakan rumah yang berbentuk rumah panggung yang
dulunya digunakan sebagai rumah bangsawan dan tempat peristirahatan keluarga
kerajaan, rumah Dulohupa jaman dahulu menggunakan material semua serba kayu,
dengan dua tumpuk atap yang ditutupi alang – alang. Dengan ciri memiliki dua tangga
dengan pilar yang sangat banyak sebagai penyangga bangunannya.

Bangunan yang di filosofikan sebagai manusia dengan dengan di ambil perbagian seperti
kepala, badan, dan kaki di lambangkan sebagai Kepala = Atap, Badan = Lantai, Kaki = Pilar
– pilar yang menyangga bangunan.

Page 4|7
Gambar 1.2 Gambar rumah adat Gorontalo zaman modern
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-2gTEAHessjU/VQuZNbsq8rI/AAAAA.jpg

Namun dizaman sekarang rumah Dulohupa Gorontalo sudah memiliki material dan bentuk
yang modern dengan filosofi yang tetap sama dengan konsep Kepala, Badan, Kaki namun
modern ini lebih banyak ornamen, dengan material yang lebih kokoh dan rapi, hiasan - hiasan.
Perubahan tangga juga terjadi kalau di zaman dahulu 2 tangga berhimpit, kalau sekarang tangga
dibuat lebih indah dan tinggi dengan perbedaan bentuk yang terpisah dikiri dan kanan, dan
lorong digunakan bukan lagi tempat sebagai penyimpanan barang tetapi juga di jaman sekarang
lorong dibawah tangga dan bangunan, juga bisa dijadikan sebagai ruangan kelas. Dan rumah
Dulohupa tidak lagi hanya dimiliki oleh kaum bangsawan seperti raja – raja di zaman dahulu.
Dizaman siapapun yang ingin membuat rumah Dulohupa sudah di persilahkan tanpa adanya
tumpang tindih antara drajat.

Contoh 1.3 Contoh Bangunan Dulohupa Modern

Page 5|7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai penerus bangsa kita wajib harus menjaga peninggalan warisan dari nenek
moyang kita walaupun jaman sudah modern bangunan tradisional juga harus
dilestarikan dengan cara memperbaiki dan memperbaharui tanpa meninggalkan asal
usul dari budaya asli dari bangunan itu sendiri.

B. Saran
Tetaplah menjagga dan melestarikan budaya kita, agar kita terus cinta dan ingat kepada
budaya kita sendiri, walaupun zaman sudah semakin modern, budaya tidak harus
ditinggalkan begitu saja, maupun dengan arsitektur adatnya tetaplah di perbaharui dan
dijaga.

DAFTAR PUSTAKA

Altman, Irwin dan Chemers, 1984. Culture and Environment. Monterey: Brooks/Cole Pub. Co.

Daulima, Farhah & Pateda, Karim, 2004. Banthayo Pobo’ide: Struktur dan Fungsinya. Limboto: Forum
Suara Perempuan.

Daulima, Farhah, 2004. Terbentuknya Kerajaan Limboto-Gorontalo. Limboto: Galeri Budaya Daerah
LSM “Mbui Bungale”.

Gaudenz, Domenig, 1980. Tektonik in Primitiven dachbau. Gottersitz und Menschenhaus, Zurich.

Nguyen van Huyen, 1983. Habitation Sur Pilotis dans l’ Asie du Sud-Est. Librarie Orientaliste Paul
Geuthner

Rapoport, Amos, 1969. House Form and Culture. USA: University of WisconsinMilwaukee
Page 6|7
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumalyo, Yulianto. 2001. Arsitektur Tradisional/Primitif, diktat mata kuliah Perkembangan Arsitektur
1. Laboratorium Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.

https://infoana.com/wp-content/uploads/2017/03/Rumah-Adat-Baileo-Maluku.com

Page 7|7

Anda mungkin juga menyukai