PENDIDIKAN ALTERNATIF
Disusun oleh :
KELOMPOK 6
4. RAMADHANI 16504244004
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2016
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang
tealah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang pendidikan
alternatif.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................1
3.1 KESIMPULAN...........................................................................11
3.2 SARAN.....................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan alternatif ?
2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan alternatif ?
3. Bagaimana dampak pendidikan alternatif ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pendidikan Alternatif
A. Landasan Ontologi
B. Landasan Epistomologis
Pendidikan alternatif jika ditelusuri jauh kebelakang pada awal
perkembangan kebudayaan manusia, pada masa itu orang tua
mendidik sendiri anak-anaknya sesuai dengan kebutuhan hidup dan
keadaan lingkungan alam mereka dengan cara memberikan
pengalaman langsung.
Menurut Saetler (1969 : 11) awal perkembangan adanya pendidik
professional terjadi pada sekitar 500 tahun sebelum masehi pada
periode itu kaum sufi menjajakan ilmunya kepada siapa saja yang
tertarik untuk berguru. Dalam periode ini para calon siswa dan orang
3
tua mempunyai kebebasan untuk memilih kepada siapa mereka akan
berguru.
4
Selain itu juga terdapat suatu sistem Pendidikan kesetaraan.
Pendidikan kesetaraan meliputi program Kejar Paket A setara SD (6
tahun) ,Paket B setara SMP (3 tahun), dan Paket C setara SMA (3 tahun).
Program ini semula ditujukan bagi peserta didik yang berasal dari
masyarakat yang kurang beruntung, tidak pernah sekolah, putus sekolah
dan putus lanjut, serta usia produktif yang ingin meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan hidup. Tidak ada batasan usia dalam
program kesetaraan ini. Pegawai negeri, ABRI, anggota DPR, karyawan
pabrik banyak yang memanfaatkan program kesetaraan ini untuk
meningkatkan kualifikas iijazah mereka.
5
Menurut Jery Mintz (1994) pendidikan alternatif dapat dikategorikan
dalam empat bentuk pengorganisasian, yaitu:
6
2. Sekolah/Lembaga Pendidikan Swasta
7
Tujuannya, agar setiap potensi anak yang unik dapat
berkembang secara maksimal. Rumusan yang sama juga dipegang
oleh lembaga-lembaga pendidik lain yang mulai menggiatkan sarana
penyediaan program Homeschooling.
8
pergaulan bebas atau pergaulan yang tidak sesuai dengan norma,
karena peserta didik belajar tidak dengan banyak orang. Peserta didik
lebih tertutup dengan pergaulan diluar sana. Peserta didik belajar
secara individu dan tidak terkontaminasi dengan kehidupan bebas di
luar sana. Peserta didik mampu menyesuaikan diri dengan orang yang
lebih tua dari diri mereka, karena di dalam pembelajarannya peserta
didik lebih banyak berkomunikasi dengan orang-orang yang lebih tua
dari mereka untuk menambah pengetahuannya sesuai dengan apa
yang dia inginkan.
Selain itu bersifat ekonomis. Dapat disesuaikan dengan
kemampuan keluarga. Karena segala biaya dan kebutuhan diatur oleh
keluarga itu sendiri, sehingga keluarga dapat menentukan apa saja
yang mereka perlukan tidak menuntut orang tua untuk serba tahu.
Karena pembelajaran ini dapat dilakukan di mana saja, kapan saja,
dan dengan siapa saja. Anak dapat belajar tentang sesuatu yang ingin
diketahuinya dengan mencari tahu hal tersebut sendiri maupun dengan
bantuan orang lain.
Selain itu juga akan timbul dampak-dampak negatif atas
berlangsungnya pendidikan alternatif. Diantaranya adalah sebagai
berikut :
9
2. Menjadikan Anak Tidak Mandiri
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12