Anda di halaman 1dari 10

ATOM

1.1. Pendahuluan

1.1.1. Nukleon/inti atom


Hipotesis tentang sifat materi yang merupakan landasan teori atom dalton dapat dirangkumkan
sebagai berikut:
1. Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil, yang disebut atom. Semua atom unsur
tertentu adalah identik,yaitu mempunyai ukuran, massa, dan sifat kimia yang sama.
2. Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih. Dalam seiap senyawa,
perbandingan antara jumlah atom dari setiap dua unsur yang ada merupakan bilangan bulat
atau pecahan sederhana (Hukum perbandingan berganda)
3. Yang terjadi dalam reaksi kimia hanyalah pemisahan, penggabungan, atau penyusun ulang
atom-atom; reaksi kimia tidak mengakibatkan penciptaan atau pemusnahan atom-atom
(Hukum kekekalan massa)
Gagasan kedua tersebut merupakan perluasan dari suatu hukum yang dipublikasikan pada tahun
1799 oleh kimiawan perancis Joseph Proust. Hukum perbandingan tetap Proust menyatakan
bahwa sampel-sampel yang berbeda dari senyawa yang sama selalu mengandung unsur-unsur
penyususnnya dengan perbandingan massa yang sama.

Struktur atom
Berdasarkan teori atom Dalton, kita dapat mendefinisikan atom sebagai inti terkecil dari suatu
unsur yang dapat melakukan penggabungan kimia.

Elektron
Pada tahun 1890-an banyak ilmuan berlomba-lomba meneliti radiasi, yaitu pemancaran dan
perambatan energi melalui ruang dalam bentuk gelombang. Suatu sinar katoda ditarik oleh
lempeng positif dan ditolak oleh lempeng negatif, sehingga sinar tersebut haruslah terdiri atas
partikel-partikel yang bermuatan negatif yang kita kenal sebagai elektron.
Gambar 1. (a) sinar katoda yang dihasilkan dalam suatu tabung. Flouresensi dari lapisan seng sulfida pada kaca sehingga
berwarna hijau (b) sinar katoda dibelokkan dengan magnet (c) sinar katoda tertarik ketika kutub magnet dibalikkan.

Seorang fisikawan inggris, J. J. Thomson, menggunakan tabung sinar katoda dan pengetahuannya
tentang teori elektromagnetik untuk menentukan perbandingan muatan listrik terhadap massa
elektron tunggal. Angka yang diperoleh adalah -1,76 x 10 8 C/g, dimana C adalah coloumb (muatan
listrik). Selanjutnya, dalam serangkaian percobaan yang dilakukan antara tahun 1908 dan 1917, R.
A. Milikan, fisikawan amerika, menemukan bahwa muatan sebuah elektron adalah 1,6022 x 10 -19 C.
dari data-data ini ia menghitung massa sebuah elektron :

Yang merupakan suatu massa yang sangat kecil.

Proton dan Inti


Pada awal tahun 1900-an, dua karakteristik atom sudah menjadi jelas: Atom mengandung elektron,
dan atom bermuatan netral. Berdasarkan informasi ini, Thomson mengajikan pandangannya bahwa
suatu atom dapat dibayangkan sebagai suatu materi yang seragam dan bermuatan positif dengan
elektron menempel padanya, model ini disebut dengan model roti kismis.

Rutherford membuat model baru untuk struktur atom, dengan anggapan bahwa sebagian besar dari
atom pastilah berupa ruabng kosong. Struktur ini akan memungkinkan sebagian besar partikel α
(muatan positif) menembus lembaran emas dengan sedikit atau tanpa pembelokan. Menurut
proposisi rutherford, muatan positif atom seluruhnya terkumpul dalam inti, yaitu suatu inti pusat
yang padat terletak di dalam atom. Setiap kali partikel α mendekati ke inti dalam percobaan
hamburan, partikel ini mengalami gaya tolak yang besar sehingga partikel ini membelok jauh.
Bahkan partikel α yang langsung menuju ini akan mengalami tolakan yang sangat besar sehinga
dapat berbalik kembali arah datangnya.
Partikel-partikel bermuatan positif dalam inti disebut proton. Dalam percobaan yang terpisah,
ditemukan bahwa muatan setiap proton mempunyai magnitudo (besar) yang sama dengan elektron
dan massanya adalah 1,67262 x 10-24 g sekitar 1840 kali massa elektron.

Neutron
Rutherford dan rekan-rekannya mempostulatkan bahwa pastilah terdapat jenis partikel subatom
yang lain dalam inti atom; pembuktiannya diberikan oleh fisikawan Inggris yang lain, James
Chadwick, pada tahun 1932. Ketika chadwick menembak partikel α ke selembar tipis berilium,
logam tersebut memancarkan radiasi yang berenergi sangat tinggi yang serupa dengan sinar-γ.
Percobaan selanjutnya menunjukkan bahwa sinar itu sesungguhnya terdiri atas partikel netral yang
mempunyai massa sedikit lebih besar daripada massa proton. Chadwick menamai partikel ini
neutron.

1.1.2. Isotop
Jumlah proton dalam inti setiap atom suatu unsur disebut nomor atom (Z), dalam suatu atom netral
jumlah proton sama dengan jumlah elektron. Nomor massa (A) adalah jumlah total neutron dan
proton yang ada dalam inti atom suatu unsur. Kecuali untuk hidrogen yang memiliki satu proton dan
tidak memiliki neutron.
- Jumlah proton = nomor atom (Z)
- Jumlah neutron = nomor massa (A) – nomor atom (Z)
- Jumlah elektron = nomor atom (Z) – muatan
Dalam kebanyakan kasus, atom-atom dari unsur tertentu tidak semuanya bermassa sama. Atom-
atom yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi berbeda nomor massanya disebut isotop.
Sebagai contoh terdapat tiga isotop untuk hidrogen. Isotop pertama disebut dengan hidrogen,
mempunyai satu proton dan tidak memiliki neutron. Isotop deuterium mempunyai satu proton dan
satu neutron, dan tritium mempunyai satu proton dan dua neutron. Cara yang lazim digunakan
untuk menandai nomor atom dan nomor massa dari suatu atom untuk unsur X adalah sebagai
berikut:

Jadi, untuk isotop-isotop hidrogen, kita tulis

Contoh Soal Tentukanlah jumlah proton, neutron, dan elektron dalam jenis-jenis atom berikut:
17 199
(a) 8O, (b) 80 Hg, (c) 20080Hg, dan (d) 199F−.

Penjelasan dan penyelesaian Ingat kembali bahwa superskrip menyatakan nomor massa dan
subskrip menyatakan nomor atom. Nomor massa selalu lebih besar dari nomor atom. (satu-satunya
pengecualian adalah 11H, dimana nomor massanya sama dengan nomor atomnya)
(a) Nomor atomnya adalah 8, sehingga terdapat 8 proton. Nomor massanya adalah 17,
sehingga jumlah neutronnya adalah 17-8 = 9, Jumlah elektron sama dengan jumlah proton,
yaitu 8.
(b) Nomor atomnya adalah 80, jadi terdapat 80 proton. Nomor massanya adalah 199. Jadi
jumlah neutronnya adalah 199-80= 119. Jumlah elektronnya adalah 80.
(c) Di sini jumlah protonnya sama seperti pada (b) yaitu 80. Jumlah neutronnya adalah 200-
80= 120. Jumlah elektronnya sama seperti pada (b), yaitu 80. Jenis Isotop pada (b) dan (c)
adalah isotop merkuri dengan sifat kimia yang mirip.
(d) Nomor atomnya adalah 9, sehingga terdapat 9 proton. Nomor massanya adalah 19,
sehingga jumlah neutronnya adalah 19-9 = 10, Muatannya adalah -1 sehingga jumlah
elektronnya 9 – (-1) = 10.

1.2. Atom Hidrogen


Hidrogen merupakan pembentuk senyawa terbanyak dibandingkan unsur lainnya. Dikenal tiga
isotop hidrogen: 1H, 2H (deuterium atau D), dan 3H (tritium atau T). sifat siat kimia dari tiga isotop
tersebut pada hakikatnya serupa kecuali pada tetapan laju dan kesetimbangan reaksi kimia. Bentuk
normal isotop-isotop tersebut adalah molekul diatomik; berbagai kemungkinannya adalah H 2, D2,
T2, HD, HT, DT.
1.2.1. Konsep tingkat energi
Istilah struktur atom biasanya digunakan untuk mencakup bukan saja distribusi elektron yang
mungkin disekeliling inti, tetapi juga energi elektron dan sifat kemagnetannya, entalpi pengionan
dan sejenisnya, yang bergantung kepada pendistribusiannya. Telah ditemukan bahwa garis-garis
spektra atom hidrogen terdiri atas beberapa deret garis konvergen. Pola yang dianut mengikuti
secara seksama persamaan-persamaan berikut:

1. Deret Ultraviolet (Lyman):

n= 2,3,4,5,…….

2. Deret Tampak (Balmer):

n= 3,4,5,6,…….

3. Deret Infra merah (Paschen):

n= 4,5,6,7,…….

Rumus rumus tersebut dikembangkan oleh Rydberg, mengandung tetapan empirik R yang sama
dengan 109.678 cm-1.

1.2.2. Bentuk orbital-s


Setiap orbital-s adalah simetri bulat. Orbital 1s dimana-mana bertanda positif. Mulai dari 2s,
terdapat daerah positif dan negatif secara bergantian. Teramati bahwa dari distribusi rapatan radial,
konsentrasi rapatan elektron paling besar terletak pada jarak yang makin jauh dari inti, bila n makin
besar. Permukaan bulat dimana terjadi perubahan tanda ψ (tentu saja ψ 2 = 0) disebut simpul radial.

1.2.3. Bentuk dan orientasi orbital-p


Setiap orbital-p terdiri atas cuping positif sepanjang sumbu positif cartesius, dan cuping negatif
sepanjang sumbu negatifnya. Terdapat tiga orbital pada setiap set, satu sepanjang sumbu x, p x, satu
sepanjang sumbu y, py, dan satu sepanjang sumbu z, pz. orbital 2p tidak memiliki sumbu radial,
tetapi mulai 3p terdapat lagi simpul-simpul radial.
1.2.4. Bentuk dan orientasi orbital-d
Setiap set orbital d terdiri atas lima anggota. Banyak cara yang sama untuk menyatakannya, tetapi
set khususnya adalah yang konvensional. Hal hal penting berikut adalah:
1. Orbital dz2 simetris disekeliling sumbu z
2. Orbital-orbital dxy, dyz, dan dzx sangat mirip kecuali memiliki amplitudo maksimum berturut
turut pada bidang xy, yz, dan xz.
3. Orbital dx2-y2 mempunyai bentuk sama dengan orbital d xy, tetapi ketika diputar sebesar 45ᴼ
pada sumbu z, hingga cupingnya terarah sepanjang sumbu x dan y.

1.3. Radioaktifitas
1.3.1. Jenis radioaktifitas
Seorang mahasiswa Antonie Becquerel, yaitu Marie Curie, mengusulkan nama radioaktifitas untuk
menggambarkan pancaran spontan partikel atau radiasi. Jadi setiap unsur secara spontan
memancarkan radiasi yang disebut radioaktif. Ada tiga jenis sinar yang dihasilkan dari peluruhan,
atau pemecahan zat-zat radioaktif seperti uranium. Sinar alfa (α) terdiri atas partikel bermuatan
positif. Sinar beta (β) merupakan elektron. Jenis ketiga terdiri atas sinar-sinar berenergi tinggi yang
disebut sinar gamma (γ). Seperti sinar x, sinar gamma tidak bermuatan dan tidak dipengaruhi oleh
medan listrik dan magnet.
Transmutansi inti dihasilkan dari pemboman ini oleh neutron, proton atau inti lain. Salah satu
14 14
contoh transmutansi inti adalah konversi 7 N atmosfer menjadi 6C dan 11H, yang terjadi ketika
nitrogen menangkap satu neutron (dari matahari).

Dalam menyetarakan persamaan inti (radioaktif), kita ikuti aturan berikut:


- Jumlah total proton dtambah neutron dalam produk dan dalam reaktan harus sama (hukum
kekekalan massa)
- Jumlah total muatan inti dalam produk dan reaktan harus sama (hukum kekekalan nomor
atom)

Contoh soal setarakan persamaan inti berikut (artinya, identifikasi produk X)


212 208
(a) 84Po  82 Pb + X
137 137
(b) 55Cs  56 Ba + X

Penjelasan dan penyelesaian dalam menyetarakan persamaan inti, perhatikan bahwa jumlah
nomor atom dan nomor massa harus sama di kedua sisi tanda panah.
(a) Nomor massa dan nomor atom masing masing 2122 dan 84, di sebelah kiri, dan masing
masing 208 dan 82, di sebelah kanan. Jadi X harus mmpunyai nomor massa 4 dan nomor
atom 2, yang berarti X adalah partikel α (42He).
Persamaan setaranya adalah
212 208 4
84Po  82Pb + 2He (α)
(b) Dalam kasus ini, nomor massa sudah sama di kedua sisi persamaan, tetapi nomor atom
produk lebih banyak satu daripada nomor atom reaktan. Sehingga X memiliki nomor massa
0 dan nomor atom -1 (sinar beta (β) atau elektron).
137 137 0 -
55Cs  56Ba + -1β / e

1.3.2. Peluruhan radioaktif


Faktor utama yang menetukan apakah suatu inti stabil ialah perbandingan neutron terhadap proton
(n/p). Untuk atom stabil adalah unsur dengan nomor atom rendah , nilai n/p medekati 1. Dengan
meningkatnya nomor atom, perbandingan neutron terhadap proton menjadi lebih besar dari 1.
Penyimpangan pada nomor tom yang lebih tinggi mucul karena dibutuhkan lebih banyak neutron
untuk melawan kuatnya tolak menolak pada proton-proton ini dan menstabilkan inti. Aturan berikut
berguna dalam memprediksi stabilitas inti:
 Inti yang mengandung 2, 8, 20, 50, 82, atau 126 proton atau neutron biasanya lebih stabil
dibandingkan inti yang jumlah proton atau neutronnya bukan ini. Contohnya, ada 10 isotop
stabil timah (Sn) dengan nomor atom 50 dan hanya 2 isotop stabil antimon (Sb) dengan
nomor atom 51. Bilangan 2, 8, 20, 50, 82 dan 126 dinamakan bilangan ajaib. Pengaruh
bilangan ini untuk stabilitas inti sama dengan banyaknya elektron untuk gas mulia yang
sangat stabil (yaitu 2, 10, 18, 36, 54, dan 86 elektron).
 Inti dengan bilangan genap proton dan neutron biasanya lebih stabil apabila salah satu atau
keduanya memiliki bilangan yang ganjil.
 Semua isotop dari unsur-unsur dengan nomor lebih besar dari 83 bersifat radioaktif. Semua
isotop teknetium (Tc, Z=43) dan prometium (Pm, Z=61) adalah radioaktif.

Gambar. Pita Kestabilan inti

Semua peluruhan radioaktif mengikuti kinetika orde-pertama. Dengan demikian laju peluruhan
radioakti pada setiap waktu t adalah:
Laju peluruhan pada waktu t = K N

Dimana K adalah konstanta laju orde pertama dan N adalah banyaknya inti radioaktif pada waktu t,
banyaknya inti radioaktif pada waktu nol (N0) dan waktu t (Nt) adalah:

Dan waktu paruh untuk reaksi tersebut adalah:

Waktu paruh isotop radioaktif telah digunakan sebagai “jam atom” untuk menentukan umur objek-
objek tertentu. Beberapa contoh penarikhan (dating) dengan pengukuran peluruhan radioaktif
adalah:
 Penarikhan radiokarbon. Isotop karbon-14 dengan t 1/2 = 5730 tahun. Penarikhan
radiokarbon merupakan cara berguna untuk menaksir umur objek(yang mengandung atom
C) terhitung dari 1000 sampai 50.000 tahun lalu.
 Penarikhan menggunakan isotop uranium-238. Isotop uranium-238 dengan t 1/2= 4,51 x 109
tahun. Penarikhan uranium sangat cocok untuk menaksir umur batuan di bumi dan objek
luar angkasa.
 Penarikhan menggunakan isotop Kalium-40. Isotop kalium-40 dengan t 1/2= 1,2 x 109 tahun.
Merupakan salah satu teknik paling penting yang digunakan dalam geokimia.

1.3.3. Reksi Nuklir/Inti


Fisi inti adalah proses dimana inti berat (nomor massa > 200) membelah diri membentuk inti-inti
yang lebih kecil dengan massa menengah dan satu atau lebih neutron. Karena inti berat kurang
stabil dibandingkan produknya, proses ini melepaskan banyak energi. Reaksi fisi yang dikaji
pertama kali adalah reaksi fisi uranium-235. Ciri penting dari fisi uranium-235 bukan saja besarnya
jumlah energi yang dilepaskan, tetapi juga kenyataan bahwa lebih banyak neutron yang dihasilkan
dibandingkan dengan yang semula ditangkap dalam prosesnya. Sifat ini memungkinkan
berlangsungnya reaksi rantai inti, yaitu serangkaian reaksi fisi inti yang dapat berlangsung
sendiri tanpa bantuan. Neutron yang dihasilkan selama tahap awal dari fisi dapat mengakibatkan
terjadinya fisi dalam inti uranium-235 lain, yang selanjutnya menghasilkan neutron lebih banyak,
dan seterusnya.

Agar reaksi rantai dapat terjadi, harus ada cukup uranium-235 dalam sampel untuk menangkap
neutron. Jika tidak, banyak neutron akan lari dari sampel dan reaksi rantai tidak akan terjadi. Dalam
situassi ini, massa sampel disebut sebagai massa subkritis. Massa kritis, yakni massa minimum
material terfisikan yang diperlukan untuk membangkitkan reaksi rantai inti yang dapat berlangsung
sendiri.
 Bom atom, penerapan pertama kali fisi inti adalah dalam pengembangan bom atom. Satu
bom atom kecil setara dengan 20.000 ton TNT.
 Reaktor Nuklir, suatu penerapan damai tetapi kontroversial dari fisi inti adalah pembangkit
listrik menggunakan kalor yang dihasilkan dari reaksi rantai terbatas dalam suatu reaktor
nuklir. Reaktor air ringan, menggunakan air dalam reaktor. Reaktor air berat, menggunakan
D2O atau air berat sebagai moderator. Reaktor pembiak, menggunakan bahan bakar
uranium, tetapi tidak seperti reaktor nuklir konvensional, reaktor ini menghasilkan bahan
terfisikan lebih banyak daripada yang digunakan.

Fusi inti yaitu proses penggabungan inti kecil menjadi inti yang lebih besar, tampaknya bebas dari
masalah pembuangan limbah. Fusi inti terjadi terus menerus di matahari. Matahari terutama tediri
atas hidrogen dan helium. Dibagian dalamnya suhu dapat mencapai 15 juta derajat celcius. Karena
reaksi fusi hanya terjadi pada suhu yang sangat tinggi, reaksi ini sering dinamakan reaksi
termonuklir. Salah satu pemanfaatan proses fusi inti adalah proses pembuatan bom hidrogen yang
dinamakan juga bom termonuklir. Tidak ada massa kritis dalam bom fusi, dan gaya ledakan terbatas
hanya pada jumlah reaktan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai