1.1. Pendahuluan
Struktur atom
Berdasarkan teori atom Dalton, kita dapat mendefinisikan atom sebagai inti terkecil dari suatu
unsur yang dapat melakukan penggabungan kimia.
Elektron
Pada tahun 1890-an banyak ilmuan berlomba-lomba meneliti radiasi, yaitu pemancaran dan
perambatan energi melalui ruang dalam bentuk gelombang. Suatu sinar katoda ditarik oleh
lempeng positif dan ditolak oleh lempeng negatif, sehingga sinar tersebut haruslah terdiri atas
partikel-partikel yang bermuatan negatif yang kita kenal sebagai elektron.
Gambar 1. (a) sinar katoda yang dihasilkan dalam suatu tabung. Flouresensi dari lapisan seng sulfida pada kaca sehingga
berwarna hijau (b) sinar katoda dibelokkan dengan magnet (c) sinar katoda tertarik ketika kutub magnet dibalikkan.
Seorang fisikawan inggris, J. J. Thomson, menggunakan tabung sinar katoda dan pengetahuannya
tentang teori elektromagnetik untuk menentukan perbandingan muatan listrik terhadap massa
elektron tunggal. Angka yang diperoleh adalah -1,76 x 10 8 C/g, dimana C adalah coloumb (muatan
listrik). Selanjutnya, dalam serangkaian percobaan yang dilakukan antara tahun 1908 dan 1917, R.
A. Milikan, fisikawan amerika, menemukan bahwa muatan sebuah elektron adalah 1,6022 x 10 -19 C.
dari data-data ini ia menghitung massa sebuah elektron :
Rutherford membuat model baru untuk struktur atom, dengan anggapan bahwa sebagian besar dari
atom pastilah berupa ruabng kosong. Struktur ini akan memungkinkan sebagian besar partikel α
(muatan positif) menembus lembaran emas dengan sedikit atau tanpa pembelokan. Menurut
proposisi rutherford, muatan positif atom seluruhnya terkumpul dalam inti, yaitu suatu inti pusat
yang padat terletak di dalam atom. Setiap kali partikel α mendekati ke inti dalam percobaan
hamburan, partikel ini mengalami gaya tolak yang besar sehingga partikel ini membelok jauh.
Bahkan partikel α yang langsung menuju ini akan mengalami tolakan yang sangat besar sehinga
dapat berbalik kembali arah datangnya.
Partikel-partikel bermuatan positif dalam inti disebut proton. Dalam percobaan yang terpisah,
ditemukan bahwa muatan setiap proton mempunyai magnitudo (besar) yang sama dengan elektron
dan massanya adalah 1,67262 x 10-24 g sekitar 1840 kali massa elektron.
Neutron
Rutherford dan rekan-rekannya mempostulatkan bahwa pastilah terdapat jenis partikel subatom
yang lain dalam inti atom; pembuktiannya diberikan oleh fisikawan Inggris yang lain, James
Chadwick, pada tahun 1932. Ketika chadwick menembak partikel α ke selembar tipis berilium,
logam tersebut memancarkan radiasi yang berenergi sangat tinggi yang serupa dengan sinar-γ.
Percobaan selanjutnya menunjukkan bahwa sinar itu sesungguhnya terdiri atas partikel netral yang
mempunyai massa sedikit lebih besar daripada massa proton. Chadwick menamai partikel ini
neutron.
1.1.2. Isotop
Jumlah proton dalam inti setiap atom suatu unsur disebut nomor atom (Z), dalam suatu atom netral
jumlah proton sama dengan jumlah elektron. Nomor massa (A) adalah jumlah total neutron dan
proton yang ada dalam inti atom suatu unsur. Kecuali untuk hidrogen yang memiliki satu proton dan
tidak memiliki neutron.
- Jumlah proton = nomor atom (Z)
- Jumlah neutron = nomor massa (A) – nomor atom (Z)
- Jumlah elektron = nomor atom (Z) – muatan
Dalam kebanyakan kasus, atom-atom dari unsur tertentu tidak semuanya bermassa sama. Atom-
atom yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi berbeda nomor massanya disebut isotop.
Sebagai contoh terdapat tiga isotop untuk hidrogen. Isotop pertama disebut dengan hidrogen,
mempunyai satu proton dan tidak memiliki neutron. Isotop deuterium mempunyai satu proton dan
satu neutron, dan tritium mempunyai satu proton dan dua neutron. Cara yang lazim digunakan
untuk menandai nomor atom dan nomor massa dari suatu atom untuk unsur X adalah sebagai
berikut:
Contoh Soal Tentukanlah jumlah proton, neutron, dan elektron dalam jenis-jenis atom berikut:
17 199
(a) 8O, (b) 80 Hg, (c) 20080Hg, dan (d) 199F−.
Penjelasan dan penyelesaian Ingat kembali bahwa superskrip menyatakan nomor massa dan
subskrip menyatakan nomor atom. Nomor massa selalu lebih besar dari nomor atom. (satu-satunya
pengecualian adalah 11H, dimana nomor massanya sama dengan nomor atomnya)
(a) Nomor atomnya adalah 8, sehingga terdapat 8 proton. Nomor massanya adalah 17,
sehingga jumlah neutronnya adalah 17-8 = 9, Jumlah elektron sama dengan jumlah proton,
yaitu 8.
(b) Nomor atomnya adalah 80, jadi terdapat 80 proton. Nomor massanya adalah 199. Jadi
jumlah neutronnya adalah 199-80= 119. Jumlah elektronnya adalah 80.
(c) Di sini jumlah protonnya sama seperti pada (b) yaitu 80. Jumlah neutronnya adalah 200-
80= 120. Jumlah elektronnya sama seperti pada (b), yaitu 80. Jenis Isotop pada (b) dan (c)
adalah isotop merkuri dengan sifat kimia yang mirip.
(d) Nomor atomnya adalah 9, sehingga terdapat 9 proton. Nomor massanya adalah 19,
sehingga jumlah neutronnya adalah 19-9 = 10, Muatannya adalah -1 sehingga jumlah
elektronnya 9 – (-1) = 10.
n= 2,3,4,5,…….
n= 3,4,5,6,…….
n= 4,5,6,7,…….
Rumus rumus tersebut dikembangkan oleh Rydberg, mengandung tetapan empirik R yang sama
dengan 109.678 cm-1.
1.3. Radioaktifitas
1.3.1. Jenis radioaktifitas
Seorang mahasiswa Antonie Becquerel, yaitu Marie Curie, mengusulkan nama radioaktifitas untuk
menggambarkan pancaran spontan partikel atau radiasi. Jadi setiap unsur secara spontan
memancarkan radiasi yang disebut radioaktif. Ada tiga jenis sinar yang dihasilkan dari peluruhan,
atau pemecahan zat-zat radioaktif seperti uranium. Sinar alfa (α) terdiri atas partikel bermuatan
positif. Sinar beta (β) merupakan elektron. Jenis ketiga terdiri atas sinar-sinar berenergi tinggi yang
disebut sinar gamma (γ). Seperti sinar x, sinar gamma tidak bermuatan dan tidak dipengaruhi oleh
medan listrik dan magnet.
Transmutansi inti dihasilkan dari pemboman ini oleh neutron, proton atau inti lain. Salah satu
14 14
contoh transmutansi inti adalah konversi 7 N atmosfer menjadi 6C dan 11H, yang terjadi ketika
nitrogen menangkap satu neutron (dari matahari).
Penjelasan dan penyelesaian dalam menyetarakan persamaan inti, perhatikan bahwa jumlah
nomor atom dan nomor massa harus sama di kedua sisi tanda panah.
(a) Nomor massa dan nomor atom masing masing 2122 dan 84, di sebelah kiri, dan masing
masing 208 dan 82, di sebelah kanan. Jadi X harus mmpunyai nomor massa 4 dan nomor
atom 2, yang berarti X adalah partikel α (42He).
Persamaan setaranya adalah
212 208 4
84Po 82Pb + 2He (α)
(b) Dalam kasus ini, nomor massa sudah sama di kedua sisi persamaan, tetapi nomor atom
produk lebih banyak satu daripada nomor atom reaktan. Sehingga X memiliki nomor massa
0 dan nomor atom -1 (sinar beta (β) atau elektron).
137 137 0 -
55Cs 56Ba + -1β / e
Semua peluruhan radioaktif mengikuti kinetika orde-pertama. Dengan demikian laju peluruhan
radioakti pada setiap waktu t adalah:
Laju peluruhan pada waktu t = K N
Dimana K adalah konstanta laju orde pertama dan N adalah banyaknya inti radioaktif pada waktu t,
banyaknya inti radioaktif pada waktu nol (N0) dan waktu t (Nt) adalah:
Waktu paruh isotop radioaktif telah digunakan sebagai “jam atom” untuk menentukan umur objek-
objek tertentu. Beberapa contoh penarikhan (dating) dengan pengukuran peluruhan radioaktif
adalah:
Penarikhan radiokarbon. Isotop karbon-14 dengan t 1/2 = 5730 tahun. Penarikhan
radiokarbon merupakan cara berguna untuk menaksir umur objek(yang mengandung atom
C) terhitung dari 1000 sampai 50.000 tahun lalu.
Penarikhan menggunakan isotop uranium-238. Isotop uranium-238 dengan t 1/2= 4,51 x 109
tahun. Penarikhan uranium sangat cocok untuk menaksir umur batuan di bumi dan objek
luar angkasa.
Penarikhan menggunakan isotop Kalium-40. Isotop kalium-40 dengan t 1/2= 1,2 x 109 tahun.
Merupakan salah satu teknik paling penting yang digunakan dalam geokimia.
Agar reaksi rantai dapat terjadi, harus ada cukup uranium-235 dalam sampel untuk menangkap
neutron. Jika tidak, banyak neutron akan lari dari sampel dan reaksi rantai tidak akan terjadi. Dalam
situassi ini, massa sampel disebut sebagai massa subkritis. Massa kritis, yakni massa minimum
material terfisikan yang diperlukan untuk membangkitkan reaksi rantai inti yang dapat berlangsung
sendiri.
Bom atom, penerapan pertama kali fisi inti adalah dalam pengembangan bom atom. Satu
bom atom kecil setara dengan 20.000 ton TNT.
Reaktor Nuklir, suatu penerapan damai tetapi kontroversial dari fisi inti adalah pembangkit
listrik menggunakan kalor yang dihasilkan dari reaksi rantai terbatas dalam suatu reaktor
nuklir. Reaktor air ringan, menggunakan air dalam reaktor. Reaktor air berat, menggunakan
D2O atau air berat sebagai moderator. Reaktor pembiak, menggunakan bahan bakar
uranium, tetapi tidak seperti reaktor nuklir konvensional, reaktor ini menghasilkan bahan
terfisikan lebih banyak daripada yang digunakan.
Fusi inti yaitu proses penggabungan inti kecil menjadi inti yang lebih besar, tampaknya bebas dari
masalah pembuangan limbah. Fusi inti terjadi terus menerus di matahari. Matahari terutama tediri
atas hidrogen dan helium. Dibagian dalamnya suhu dapat mencapai 15 juta derajat celcius. Karena
reaksi fusi hanya terjadi pada suhu yang sangat tinggi, reaksi ini sering dinamakan reaksi
termonuklir. Salah satu pemanfaatan proses fusi inti adalah proses pembuatan bom hidrogen yang
dinamakan juga bom termonuklir. Tidak ada massa kritis dalam bom fusi, dan gaya ledakan terbatas
hanya pada jumlah reaktan yang ada.