Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tingginya angka kesakitan dan kematian bayi berat lahir rendah masih

menjadi masalah utama di negara berkembang termasuk Indonesia,

penyebab kematian bayi lahir rendah salah satunya adalah hipotermia.

(Proverawati, 2010: 1) salah satu masalah yang timbul pada BBLR adalah

hipotermia, disamping suatu gejala juga merupakan awal penyakit yang

berakhir dengan kematian (Rukiyah, 2012: 283). Hipotermia dapat terjadi

karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan

menambah produksi panas sangat terbatas (Pantiawati, 2010: 24). Pada

BBLR luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan dengan berat

badannya sehingga panas tubuhnya cepat hilang (Maryanti, 2011: 202).

Hipotermia disebabkan oleh produksi panas kurang dan kehilangan panas

yang tinggi karena sirkulasi yang masih belum sempurna, respirasi masih

lemah, konsumsi oksigen yang rendah, otot yang belum aktif dari permukaan

tubuh yang relatif luas dan lemak subkutan yang kurang, terutama lemak

coklat (brown fat). Mekanisme kahilangan panas pada bayi dapat terjadi

melalui konduksi, evaporasi, konveksi, dan radiasi (Maryunani, 2013: 276).

Hipotermia dapat mengakibatkan komplikasi seperti peningkatan pemakaian

oksigen, produksi asam laktat , apnea, penurunan koagulasi darah dan yang

paling sering ditemui hipoglikemia (Rukiyah, 2012: 286).


Prevalensi bayi berat lahir rendah diperkirakan 15% dari seluruh

kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-3,8% dan lebih sering terjadi di

Negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Secara statistik

menunjukkan 90% kajadian BBLR didapatkan di Negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat

badan lahir lebih dari 2500 gram (WHO, 2010), berdasarkan data Badan

Pusat Statistik di Indonesia (2011) angka kejadian BBLR yaitu 321,15 per

100.000 kelahiran hidup. Di Jawa Timur tahun 2012 diketahui jumlah bayi

BBLR mencapai 19.712 bayi dari 594.461 bayi lahir hidup (3.32%) (Dinkes

Prop.Jatim, 2012: 43). Diruang Mawar , Rumah Sakit dr.Iskak Tulungagung

angka kejadian BBLR dengan hipotermi pada tahun 2010 terdapat 515,

tahun 2011 terdapat 543, pada tahun 2012 terdapat 569 dan bulan Januari

2013 sampai dengan bulan Nopember sebanyak 425 (regester Irna Mawar).

Kurang baiknya penanganan pada bayi baru lahir akan menyebabkan

kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian bagitu

juga pada bayi yang mengalami hipotermi akan menyebabkan hipoglikemia

dan akhirnya dapat terjadi kerusakan otak, pencegahan merupakan hal yang

terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal (Dewi, 2010: 11).

Untuk mensukseskan target MDGs dalam rangka penurunan angka

kematian bayi di Indonesia maka penanganan yang baik dan sesuai prosedur

kebidanan sangat diperlukan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan

bayi (Sudarti, 2010: i)

Berdasarkan latar belakang di atas,maka pada kesempatan ini penulis

akan membahas kasus dengan judul “Asuhan kebidanan pada bayi berat
lahir rendah dengan hipotermia di Irna Mawar RSUD dr.Iskak Tulungagung

Tahun 2013? ”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari uraian di atas adalah “Bagaimanakah asuhan

kebidanan pada bayi berat lahir rendah dengan hipotermia di Irna Mawar

RSUD dr.Iskak Tulungagung Tahun 2013?.”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Umum :

Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi

berat lahir rendah dengan hipotermia di Irna Mawar RSUD dr.Iskak

Tulungagung Tahun 2013 menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan menurut Varney.

1.3.2 Khusus :

1.3.2.1 Mahasiswa mampu melaksanakan pengumpulan data dasar

pada bayi berat lahir rendah dengan hipotermia di Irna

Mawar RSUD dr.Iskak Tulungagung Tahun 2013.

1.3.2.2 Mahasiswa mampu interpretasi data dasar pada bayi berat

lahir rendah dengan hipotermia di Irna Mawar RSUD

dr.Iskak Tulungagung Tahun 2013.

1.3.2.3 Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial pada bayi berat lahir rendah dengan hipotermia di

Irna Mawar RSUD dr.Iskak Tulungagung Tahun 2013.


1.3.2.4 Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menetapkan

kebutuhan yang memerlukan penangan segera pada bayi

berat lahir rendah dengan hipotermia di Irna Mawar RSUD

dr.Iskak Tulungagung Tahun 2013.

1.3.2.5 Mahasiswa mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh

pada bayi berat lahir rendah dengan hipotermia di Irna

Mawar RSUD dr.Iskak Tulungagung Tahun 2013.

1.3.2.6 Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi asuhan

kebidanan pada bayi berat lahir rendah dengan hipotermia di

Irna Mawar RSUD dr.Iskak Tulungagung Tahun 2013.

1.3.2.7 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan

pada bayi berat lahir rendah dengan hipotermia di Irna

Mawar RSUD dr.Iskak Tulungagung Tahun 2013.

1.3.2.8 Mahasiswa mampu mendokumentasikan terhadap asuhan

kebidanan pada bayi berat lahir rendah dengan hipotermia di

Irna Mawar RSUD dr.Iskak Tulungagung Tahun 2013.

1.3.2.9 Mahasiswa mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori

dan fakta setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi

berat lahir rendah dengan hipotermia di Irna Mawar RSUD

dr.Iskak Tulungagung Tahun 2013.


1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi Lahan Praktik

Hasil penelitian ini dapat membantu memberikan Asuhan

Kebidanan khususnya pada kasus BBLR dengan hipotermia.

1.4.2 Bagi institusi Pendidikan

Sebagai referensi data bagi peneliti selanjutnya tentang kasus

BBLR dengan hipotermia.

1.4.3 Bagi Penulis

Mendapatkan pengalaman nyata serta dapat menerapkan apa

yang telah didapat dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam

melaksanakan Asuhan Kebidanan pada kasus BBLR dengan

Hipotermia.

1.4.4 Bagi Profesi Kebidanan.

Untuk memberikan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya

bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada kasus BBLR

dengan hipotermia.

Anda mungkin juga menyukai