Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada pembuatan makalah mengenai Standar Proses Pendidikan ini akan menjelaskan

mengenai Perencanaan Proses Pembelajaran Permendiknas N0. 41 Th. 2007 Ttg. Standar

Proses, yang mencakup Silabus,Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Prinsip-prinsip

Penyusunan RPP, Penempatan Peserta Didik.

Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di

dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang

akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk

menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan.

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, yang

mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan

suatu hasil.Pendidikan adalah segala usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Standar Proses Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang merupakan acuan

atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain dalam pelaksanaan pembelajaran.

Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar

Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar proses adalah standar

nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.Berdasarkan Permendikbud Nomor


65 tahun 2013, Standar Proses dijabarkan sebagai suatu kriteria mengenai pelaksanaan

pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.

Dalam kalimat di atas terdapat beberapa kata kunci yang penting untuk dijabarkan lebih

mendalam pada proses pembelajaran ditingkat sekolah, antara lain: kriteria, pelaksanaan

pembelajaran, mencapai kompetensi lulusan. Dari penyusunan tersebut, bahwa standart

proses merupakan suatu tahapan proses pembelajaran yang mennjabarkan mengenai kriteria

atau yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai suatu ukuran

tertentu yang menjadi dasar peniliaian atau penetapan sesuatu, kaitannya dengan pelaksanaan

pembelajaran guna mencapai kompetensi lulusan.

Sebuah proses pendidikan, baik tingakatan nasional maupun tingkatan kelas akan

dianggap sukses apabila kompetensi lulusan yang ditargetkan dapat tercapai dengan

sempurna. Oleh sebab itu, diperlukan beberapa tahapan-tahapan dan serangkai strategi yang

nantinya dijadikan pedoman untuk mencapai target tersebut.

Secara konseptual, kurikulum merupakan suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan

masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya.Kurikulum harus

menjamin pemberdayaan siswa pada semua aspek kompetensi, yang memungkinkan siswa

siap menjadi warga masyarakat yang bermutu. Oleh pihak sekolah, pemberdayaan siswa

dilakukan dengan segala cara, menata proses pembelajaran sesuai situasi dan lingkungannya.

Pikiran ini sebenarnya telah diakomodir oleh KTSP selama ini. Romine (dalam Hamalik,

2010:18) menyatakan:

“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences

which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not”

Jadi, kurikulum diinterpretasikan untuk ‘mengorganisasikan’ semua pelajaran, aktivitas, dan

pengalaman siswa di bawah arahan pihak sekolah, entah di dalam kelas atau di luar kelas. Di

sini, guru memiliki peran sangat vital dalam menata proses pembelajaran.
Standar Proses KTSP diatur dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007, sedangkan

standar proses Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No 65 Tahun 2013. Kedua

peraturan menteri ini masing-masing menjadi dasar hukum pelaksanaan pembelajaran pada

satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.Dalam hal ini,

dengan berlakunya Permendikbud No 65 Tahun 2013 maka Permendiknas No 41 Tahun 2007

dinyatakan tidak berlaku lagi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di ambil perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa itu standar proses pendidikan?

2. Bagaimana perbedaanSilabus pada KTSP dengan Kurikulum 2013?

3. Bagaimana perbedaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran KTSP dengan Kurikulum 2013?

4. Bagaimana perbedaan Prinsip-prinsip Penyusunan RPP sistem KTSP dengan Kurikulum

2013?

5. Bagaimana Penempatan Peserta Didik sistem KTSP dengan Kurikulum 2013?

1.3 Tujuan

Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dapat dicapai adalah:

1. Mengetahui bagaimana standar proses pendidikan

2. Mengetahui perbedaan Silabus pada KTSP dengan Kurikulum

3. Menjelaskan perbedaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran KTSP dengan Kurikulum 2013.

4. Menjelaskan perbedaan Prinsip-prinsip Penyusunan RPP sistem KTSP dengan Kurikulum

2013

5. Memahami Penempatan Peserta Didik sistem KTSP dengan Kurikulum 2013.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan Tentang Standar Proses Pendidikan

Standar proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang merupakan

acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain dalam pelaksanaan

pembelajaran. Standar Proses Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar

kompetensi lulusan nasional, dikatakan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria
minimal tentang system pendidikan diseluruh wilayah pendidikan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Ada beberapa standar lainnya yang ditetapkan dalam standar nasional yaitu

standar kompetensi lulusan, standar isi, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan, dan standar penilaian.

Standar Proses KTSP diatur dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007, sedangkan

standar proses Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No 65 Tahun 2013. Kedua

peraturan menteri ini masing-masing menjadi dasar hukum pelaksanaan pembelajaran pada

satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.Dalam hal ini,

dengan berlakunya Permendikbud No 65 Tahun 2013 maka Permendiknas No 41 Tahun 2007

dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pada tahapan ini, Standar Kompetensi Lulusan menjadi semacam kerangka konseptual

tentang sebuah proses dan sasaran pembelajaran yang harus dicapai oleh lembaga pendidikan.

Sementara Standar Isi memberikan menjadi kerangka konseptual tentang bagaimana proses

kegiatan belajar dan pembelajaran berlangsung, yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan

ruang lingkup materi, sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran

mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diklaborasi

untuk setiap satuan pendidikan.

Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang

berbeda. Komptensi Sikap diperoleh melalui aktivitas“ menerima, menjalankan, menghargai,

menghayati, dan mengamalkan”. Kompetensi Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas“

mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Sementara

Kompetensi Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta”.

Karena itu pada Kurikulum 2013, pada tataran proses pembelajaran dan untuk

memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran),


dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) akan mengupayakan agar para guru mampu

menerapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).Hal

ini bertujuan untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya

kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan

pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project

based learning).

Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan

dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar

proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik

pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester.Standar proses meliputi perencanaan

proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan

pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan

efisien.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK),

kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,

alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan

sumber belajar.

2.2 Silabus

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema

pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.Silabus dikembangkan oleh satuan

pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta

panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Dalam pelaksanaannya,


pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok

dalam sebuah sekolah/ madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan

silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang

pendidikan untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang

pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di

bidang agama untuk Ml, MTs, MA, dan MAK

Silabus :

 Standar Isi
Dasar
 Standar Kompetensi Lulusan

 Panduan Penyusunan KTSP

Isi  identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,

 Standar Kompetensi,

 Kurikulum Dasar,

 materi pembelajaran,

 kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber

belajar

Penyusun,dan atau  Guru-guru secara mandiri atau

 kelompok Guru dalam sekolah/ madrasah atau beberapa


Pengembangan
sekolah,

 kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

atau

 Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan


 Dinas Pendidikan

Supervisi  Dinas Kabupaten untuk SD dan SMP

 Dinas Propinsi untuk SMA dan SMK

 Departemen terkait MI, MTS, MA, dan MAK

Dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan:

Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP.

Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh:

1. para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau beberapa

sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru

(PKG), dan Dinas Pendidikan.

2. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kab./kota yang bertanggung jawab

untuk jenjang SD dan SMP, dan dinas provinsi untuk jenjang SMA dan SMK, serta

departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan

MAK.

2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam

upaya mencapai Kompetensi Dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,


memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik.

RPP disusun untuk setiap Kompetensi Dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen-komponen dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP):

Komponen Penjelasan

Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, program/program

keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah

pertemuan.

Standar Kompetensi Gambaran kualifikasi minimal penguasaan pengetahuan,

sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap

kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

Kompetensi dasar sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta

didik•dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan

penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran

Indikator pencapaian perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk

kompetensi menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang

menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator

pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan

kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang


mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan

Tujuan pembelajaran Gambaran proses dan hasil belajar yang diharapkan sesuai

dengan kompetensi dasar

Materi ajar fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indikator pencapaian kompetensi.

Alokasi waktu Waktu untuk pencapaian Kompetensi Dasar dan beban

belajar

Metode pembelajaran Mencipta suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat

indikator yang telah ditetapkan

Kegiatan pembelajaran  Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu

pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk

membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian

peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran.

 Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk

mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta


memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan

ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui

proses.eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

 Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan

dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan

refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.

Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar

Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar,

kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom-

petensi.

2.3.1 Kurikulum 2013

RPP adalah singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pedoman umum

pembelajaran untuk penerapan Kurikulum 2013 disebutkan bahwa rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu

materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data

sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan

pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode


pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan

pembelajaran; dan (7) penilaian.

Semua guru di setiap sekolah harus menyusun RPP untuk mata pelajaran kelas di mana

guru tersebut mengajar (guru kelas dan guru mata pelajaran). Guru kelas adalah sebutan

untuk guru yang mengajar kelas-kelas pada tingkat tertentu di Sekolah Dasar (SD).

Sedangkan guru mata pelajaran adalah guru yang mengampu mata pelajaran tertentu pada

kenjang SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.

Pengembangan RPP dianjurkan untuk dikembangkan/disusun di setiap awal semester

atau awal tahun pelajaran. Hal ini ditujukan agar RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan proses

penyusunan/pembuatan/ atau pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara

berkelompok di MGMP.

Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-

sama melalui musyawarah guru MATA pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu

semestinya harus difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk

oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah

dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.

2.3.2 Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP

Permendiknas No 41 tahun 2007

Memperhatikan Memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan

perbedaan individu peserta awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,

didik potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan

khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,


nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

Mendorong partisipasi Berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi,

aktif peserta didik minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan

semangat belajar.

Mengembangkan budaya Mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman

membaca dan menulis beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk

tulisan

Memberikan umpan balik Membuat rancangan program pemberian umpan balik

dan tindak lanjut positif, penguatan, pengayaan, dan remedy

Keterkaitan dan RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan

keterpaduan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan

pernlielajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,

dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman

belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan

pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran,

lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

Menerapkan teknologi Disusun dengan mempertimbangkan penerapan

informasi dan komunikasi teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,

sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi

2.3.3 Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP Menurut Kurikulum 2013

Beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan saat mengembangkan atau menyusun

RPP adalah sebagai berikut.


1. RPP disusun oleh guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus

yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses

pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran. Jadi dalam hal ini guru harus

mampu menterjemahkan ide-ide yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Penterjemahan

ide-ide didasarkan pada silabus yang telah disiapkan oleh pemerintah pusat dalam hal

ini departemen pendidikan dan kebudayaan. Kemampuan menterjemahkan ide akan

terlihat saat guru mengembangkan RPP dan menyesuaikan apa yang dinyatakan

dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta

didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,

kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau

lingkungan peserta didik.

2. RPP yang dibuat selalu mengedepankan perencanaan pembelajaran yang nantinya

dalam proses belajar mengajar akan mendorong partisipasi aktif siswa. RPP yang

dibuat tidak boleh menyimpang dari tujuan Kurikulum 2013 yaitu untuk

menghasilkan siswa sehingga menjadi manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar

(pebelajar sepanjang hayat/lifelong learner), proses pembelajaran yang berpusat pada

siswa (student centered) sehingga dapat mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin

tahu (curiousity), kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar,

keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.

3. Pengembangan RPP yang baik akan mengedepankan proses pembelajaran yang

mengembangkan budaya membaca dan menulis pada diri peserta didik. Proses

pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,

pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

4. Di dalam RPP terdapat cara-cara dan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru

untuk memberikan umpan balik (feedback) dan tindak lanjut (follow up). RPP
memuat rancangan program pemberian umpan balik positif (positive feedback),

penguatan (reinforcement), pengayaan (enrichment), dan remedi. Pemberian

pembelajaran remedi harus dilakukan guru setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian

dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat

teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta

didik.

5. Perancangan RPP memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara materi-materi

pembelajaran yang satu dengan materi pembelajaran yang lainnya. RPP harus

sedemikian rupa sehingga keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar menjadi satu

kesatuan utuh berbentuk pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. RPP disusun

dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran

untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan

mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara

terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Identitas mata pelajaran

1. Kompetensi Inti (KI)

2. Kompetensi Dasar dan Indikator

3. Tujuan Pembelajaran

4. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok

5. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)


6. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

7. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Pertemuan Kesatu:

a) Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)

b) Kegiatan Inti (...menit)

c) Penutup (…menit)

8. Penilaian

a. Jenis/teknik penilaian

b. Bentuk instrumen dan instrumen

c. Pedoman penskoran

2.3.4 Penempatan Peserta Didik

Penempatan peserta didik pada tingkatan tertentu selaras dengan yang akan diikuti

dilaksanakan dengan mempertimbangkan:

Hasil pendidikan terakhir yang telah dicapai, dibuktikan dengan dokumen resmi seperti rapor

dan/atau ijazah. Pengalaman belajar peserta didik yang dapat dibuktikan melalui portofolio,

dan tes penempatan oleh lembaga yang berwenang.

Pelaksanaan Pembelajaran

Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

 SD/MI : 28 peserta didik


Rombongan Belajar
 SMP/MT : 32 peserta didik

 SMA/MA : 32 peserta did ik

 SMK/MAK : 32 peserta didik


Beban kerja minimal guru  Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok:

merencanakan pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

membimbing dan melatih peserta didik, serta

melaksanakan tugas tambahan;

 Beban kerja guru sebagaimana dimaksud di atas

adalah sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat)

jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

Buku teks pelajaran  buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh

sekolah/madrasah dipilih melalui rapat guru dengan

pertimbangan komite sekolah/madrasah dari

buku¬buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh

Menteri;

 rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah

1 : 1 per mata pelajaran;

 selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku

panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan

sumber belajar lainnya;

 guru membiasakan peserta didik menggunakan

buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di

perpustakaan sekolah/madrasah.

Pengelolaan Kelas 1. Guru mengatur tempat duduk sesuai karakteristik


peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas

pembelajaran yang akan dilakukan;

2. Volume dan intonasi suara guru dalam proses

pembelajaran harus dapat didengar dengan baik

oleh peserta didik;

3. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh

peserta didik;

4. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan

kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik;

5. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan,

kenyamanan, kese-lamatan, dankeputusan pada

peraturan dalam menyelenggara-kan proses

pembelajaran;

6. Guru memberikan penguatan dan umpan balik

terhadap res-pons dan hasil belajar peserta didik

selama proses pembela-jaran berlangsung;

7. Guru menghargai peserta didik tanpa memandang

latar belakang agama, suku, jenis kelamin dan

status sosial ekonomi;

8. Guru menghargai pendapat peserta didik;

9. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan

rapi;

10. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan

silabus mata pelajaran yang diampunya; dan

11. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran


sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari materi pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa standar proses pendidikan

merupakan suatu bentuk kegiatan yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara

terencana dalam pelaksanaannya.Dalam proses pendidikan itu terdapat: Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran,Prinsip-prinsip Penyusunan RPP, Penempatan Peserta

Didikkegiatan pembelajaran dan penilaian dari hasil pembelajaran itu sendiri. Sebuah proses

pendidikan, baik tingakatan nasional maupun tingkatan kelas akan dianggap sukses apabila

kompetensi lulusan yang ditargetkan dapat tercapai dengan sempurna. Oleh sebab itu,

diperlukan beberapa tahapan-tahapan dan serangkai strategi yang nantinya dijadikan

pedoman untuk mencapai target tersebut.

3.2 Saran

Dalam penerapan kurikulum 2013 masih kurang bisa untuk diterapkan. Hal ini

dikarenakan sulitnya siswa dalam mencari masalah dan memecahkan masalah, jadi siswa

benar-benar butuh bimbingan yang sebaik-baiknya agar bisa melaksanakan kurikulum 2013

dengan baik dan benar, dan demi hasil belajar yang sempurna.

BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa perubahan yang begitu cepat


terhadap kehidupan manusia, baik dari segi ekonomi, sosial budaya, maupun dunia
pendidikan. Dengan perkembangan yang begitu cepat, maka pendidikan juga harus
mengalami perubahan.
Globalisasi yang begitu cepat ditandai dengan kemajuan teknologi, informasi, yang
mendorong terjadinya perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Dan dapat menjalankan
proses pembelajaran dengan baik dan efisien, tetapi guru tidak lepas dari pengajar yang harus
memainkan perannya dalam proses-proses pembelajaran. Guru harus melakukan perubahan-
perubahan penyesuaian dalam paradigma strategi dan teknologi pembelajaran. Jangan sampai
seorang guru hilang dalam proses-proses pendidikan.
Jadi, makalah ini akan membahas mengenai standar proses pendidikan yang akan
dilakukan oleh seorang guru, dalam memenuhi mata kuliah profesi keguruan dalam proses
belajar, proses perubahan tingkah laku, kegiatan belajar mengajar. Seperti mengorganisasikan
pengalaman belajar, menilai hasil proses dan hasil belajar termasuk tanggung jawab guru
dalam cakupan proses pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai