BAB 1. PENDAHULUAN
Matematika adalah alat bantu. Alat bantunya itu dapat untuk membantu
manusia dalam berpikir, untuk kepentingan sendiri, dan untuk membantu bidang
studi lain (Ruseffendi, 1990:8). Tujuan mempelajari matematika itu sendiri adalah
agar siswa memiliki kemampuan: (1) Memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma
secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah; (2)
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
2
1. Memahami masalah
2. Merencanakan penyelesaian
3
Dalam dunia pendidikan, salah satu masalah yang banyak dihadapi adalah
rendahnya kualitas pembelajaran di sekolah. Hal ini disebabkan karena pemilihan
pendekatan dan model pembelajaran yang kurang tepat. Pemilihan pendekatan
dan model pembelajaran sangat perlu diperhatikan agar pembelajaran yang
dilakukan dapat berjalan efektif. Di dalam kelas, siswa hanya diarahkan kepada
kemampuan menghafal, mengingat, menimbun informasi dalam otaknya tanpa
menelaah informasi itu dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Model
pembelajaran MEA merupakan model pembelajaran yang mengoptimalkan proses
pemecahan masalah, dengan melalui beberapa rangkaian pertanyaan sebagai
petunjuk untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah. Dalam proses
pelaksanaannya menggunakan pendekatan ilmiah. Dalam Kurikulum 2013, untuk
semua jenjang pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah
(saintifik). Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya terfokus kepada
bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan eksperimen,
namun juga terfokus kepada bagaimana mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan berpikir sehingga siswa dapat lebih kreatif dalam berkarya maupun
berinovasi.
4) Buku Siswa
Pada buku siswa, tugas tercantum pada soal-soal dalam buku siswa yaitu
tantangan, tugas mandiri, tugas kelompok, dan uji kompetensi. Menyajikan
materi dengan komponen mengamati dan menanya, tercipta melalui
penjelasan materi yang terdapat dalam buku siswa. Mengelaborasi dengan
komponen mencoba dan menalar juga akan tercipta pada saat siswa
mengerjakan tugas kelompok. Identifikasi perbedaan dengan komponen
mencoba dan mengolah juga tercipta pada saat siswa mengerjakan soal-soal
dari buku siswa. Susun sub-sub masalah dengan komponen mengolah pada
10
buku siswa juga tercipta pada saat mengerjakan tugas mandiri maupun uji
kompetensi. Pilih strategi solusi dengan komponen mengolah dan
mengomunikasikan juga tercipta pada saat siswa menyelesaikan
permasalahan dalam buku siswa.
Tahap menyajikan materi dengan komponen mengamati dan menanya
lebih dominan terdapat pada LKS dan buku siswa, tahap mengelaborasi dengan
komponen mencoba dan menalar lebih dominan pada LKS dan buku siswa, tahap
identifikasi perbedaan dengan komponen mencoba dan mengolah lebih dominan
pada LKS dan buku siswa, tahap susun sub-sub masalah dengan komponen
mengolah lebih dominan pada LKS dan buku siswa, tahap pilih strategi solusi
dengan komponen mengolah dan mengomunikasikan lebih tampak pada LKS dan
THB. RPP memuat semua komponen pembelajaran model MEA dengan
pendekatan ilmiah karena pada kegiatan inti dicantumkan secara jelas peran guru
dan siswa berdasarkan lima tahapan model MEA dan lima komponen pendekatan
ilmiah selama pembelajaran.
Adapun perbedaan perangkat pembelajaran model ‘MEA’ dengan
perangkat lainnya adalah sebagai berikut:
1) Terinterpretasinya tahapan model pembelajaran MEA (menyajikan materi,
mengelaborasi, identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah, pilih strategi
solusi) dan komponen pendekatan ilmiah (mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan mengomunikasikan) dalam RPP, LKS, THB, dan Buku Siswa.
2) Peran guru dan siswa dalam RPP tercantum jelas dalam setiap kegiatan
sehingga dalam pembelajaran dapat terjadi interaksi yang baik antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, serta guru, siswa, dan lingkungan belajar.
3) Soal-soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari dapat mengaktifkan dan mengembangkan nalar siswa
dan juga siswa dapat memperdalam kemampuannya akan pemahaman
masalah dan cara untuk menyelesaikannya.
4) Setiap siswa bekerja sama dan saling membantu dalam mengerjakan tugas
secara berkelompok.
5) Pembelajaran terintegrasi dengan menggunakan berbagai sumber siswa aktif.
11