Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Stroke
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak
yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang
menderita kelumpuhan atau kematian (Fransisca B. Batticaca).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)
Stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral dan merupakan satu gangguan neurologik
pokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologik pada pembuluh darah serebral
misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vaskuler dasar,
misalnya arterosklerosis arteritis trauma aneurisma dan kelainan perkembangan (Price, 1995).
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang
sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan
yang serius karena ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya. Selain itu,
tampak adanya kecenderungan peningkatan insidennya (Bustan, 2007).
Secara garis besar, stroke dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Stroke karena pendarahan (Haemorragic)
Pada Stroke Iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena atheroklerosis (penumpukan
kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu
pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke
jenis ini.
Stroke Hemoragik yaitu penyakit stroke yang terjadi oleh karena pecahnya pembuluh darah
di otak terdiri dari perdarahan intraserebral, perdarahan subarakhnoid.

2. Stroke bukan karena pendarahan (Non Haemorragic/ Iskemik)


Pada stroke haemorragic pembulih darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang
normal dan darah merembes kedalam suatu daerah diotak dan merusaknya. Hampir 70%
kasus stroke ini terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke Iskemik yaitu penyakit stroke yang terjadi oleh karena suplai darah ke otak terhambat
atau berhenti. Terdiri dari: Transient Ischemic Attack (TIA), trombosis serebri, emboli
serebri.

B. Penyebab Stroke
Seperti yang sudah disinggung di atas, stroke terjadi karena adanya penghambatan atau
penyumbatan aliran sel-sel darah merah yang menuju ke jaringan otak, sehingga pembuluh
darah otak menjadi tersumbat (ischemic stroke) atau pecah (haemorhagic stroke). Secara
sederhana, stroke terjadi jika aliran darah ke otak terputus. Otak kita sangat tergantung pada
pasokan darah yang berkesinambungan, yang di alirkan oleh arteri(pembuluh nadi).
Asupan oksigen dan nutrisi akan dibawa oleh darah yang mengalir dalam pembuluh-
pembuluh darah menuju sel-sel otak. Apabila aliran darah atau aliran oksigen dan nutrisi itu
terhambat selama beberapa menit saja, maka dapat terjadi stroke. Penyempitan pembuluh
darah menuju sel-sel otak menyebabkan aliran darah dan asupan nutrisi ke otak akan
berkurang. Selain itu, endapan zat-zat lemak tersebut dapat terlepas dalam bentuk gumpalan-
gumpalan kecil yang suatu saat dapat menyumbat aliran darah ke otak sehingga sel-sel otak
kekurangan oksigen dan nutrisi. Itulah yang menjadi penyebab mendasar bagi terciptanya
stroke.
Selain itu, hipertensi juga dapat menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding
pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah menjadi
lemah dan pembuluh darah akan mudah pecah. Haemorhagic stroke dapat juga terjadi pada
mereka yang tidak pada penderita hipertensi.
Pada kasus seperti itu, biasanya pembuluh darah akan pecah akibat lonjakan tekanan darah
yang secara tiba-tiba, misalnya karena konsumsi makanan ataupun faktor emosional.
Pecahnya pembuluh darah di otak dapat menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya
mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang dibawa melalui pembuluh darah tersebut
menjadi kekurangan nutrisi dan akhirnya mati.
Darah yang keluar dari pembuluh darah yang pecah juga dapat merusak sel-sel otak yang
berada disekitarnya. Walaupun terjadinya lebih jarang dibandingkan dengan ischemic stroke,
yaitu hanya sekitar 20% dari total kasus stroke, namun haemorrhagic stroke memiliki tingkat
bahaya yang lebih serius dibandingkan dengan ischemic stroke.
Namun, stroke juga bisa disebabkan turunan atau diturunkan secara genetik, dan itu berarti
bisa diwariskan kepada generasi berikutnya. Denagn demikian, ada kemungkinan seseorang
yang terkena penyakit stroke akan meningkat jika ada kakak atau adik yang menderita
penyakit yang disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak itu.
Ahli syaraf di Lampung, dr. Ruth Mariva, Sp.S, menjelaskan bahwa penyakit stroke dapat
diturunkan secara genetik melelui “autosomal dominan” akibat mutasi gen pada kromosom
19 yang dikenal dengan penyakit CADASIL(Cerebral Autosomal Arteriopathy with
Subcortical Infarcts and Leukoencephalopathy). Menurutnya, kelainan terjadi pada dinding
pembuluh darah kecil, terutama di otak yang sudah terjadi sejak usia dewasa.

C. Jenis Jenis Stroke


Stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik (ischemic stroke) maupun stroke
hemorhagik (haemorrhagic stroke). Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena
aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah
yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak.Hampir sebagian pasien atau sekitar
83% mengalami stroke jenis ini.
Pada stroke hemorhagik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang
normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian merusaknya.
Hampir 70% kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.
Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang
menuju ke otak. Darah ke otak di suplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri
vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung.
Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis
sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini saagat serius karena setia
pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar
otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah,
kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta pencabangannya bisa juga
tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung
atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral (emboli= sumbatan,
serebral= pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru
menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama
jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum
tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah
arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan
pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan infetamin) juga
bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke
otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah
rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan
darah yang banyak karena cedera atau peembedahan, serangan jantung, atau irama jantung
yang abnormal.
Untuk lebih jelasnya, berikut berbagai jenis stroke, yang biasa terjadi pada orang dewasa:

Thrombotic Stroke, yang terjadi bila ada bekuan darah (thrombus) yang terbentuk di dalam
arteri dan menghambat aliran darah ke otak.

Embolic stroke, terjadi bila ada sebuah bekuan darah atau sebagian dari plaque, yang
terbentuk dalam pembuluh darah laindi tubuh, kemudian terpecah dan mengalir ke pembuluh
darah otak.

Pecahan ini yang akhirnya menyumbat sebuah arteri di dalam otak. Berikut ini kondisi
pembuluh darah ke otak akibat embolic stroke.

Lacunar Stroke, yang disebabkan adanya blokade atau sumbatan pada beberapa pembuluh
darah kecil di dalam otak

Cerebral Haemorrhage, yang terjadi bila arteri di otak pecah yang menyebabkan sel darah
keluar dari pembuluh darah. Stroke jenis ini tidak ditandai dengan gejala awal (karena terjadi
secara tiba-tiba). Biasanya terjadi akibat tekanan darah yang tinggi. Dapat juga terjadi karena
adanya kelainan bawaan pada pembuluh darah.

Dari beberapa jenis stroke diatas, ada juga stroke yang agak ringan, yaitu:

TIA (Transient Ischemic Attack). Ini adalah stroke yaang ringan, berupa serangan iskemik
sepintas

RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit). Stroke ini adalah jenis stroke ringan berupa
gangguan saraf oleh iskemik yang dapat pulih dan gejalanya dapat sembuh sempurna dalam
waktu 24 jam.
Stroke Non-Haemorrhagic (Stroke tanpa pendarahan). Jenis stroke ini merupakan stroke
infark iskemik, yang terjadi karena aliran darah berkurang atau terhenti pada sebagiandaerah
otak. Biasanya penderita masih sadar.

Stroke Haemorrhagic (Strok dengan pendarahann). Stroke ini adalah jenis stroke yang terjadi
pendarahan karena dinding pembuluh darah di otak robek. Biasanya kesadaran penderita
menurun.

Kebutuhan otak terhadap oksigen adalah 20% dari kebutuhan seluruh tubuh, walaupun berat
otak hanya 2,5% dari berat badan. Oksigen ini diperoleh dari darah sehingga otak sangat
tergantung pada kelancaran darah. Bila jatah oksigen terputus 8-10 detik akan terjadi
gangguan fungsi otak. Bila lebih dari 6-8 menit akan terjadi lesi/jejas atau kerusakan pada
sebagian otak yang tak pulih kembali (irreversible).
Faktor yang mempengaruhi darah di otak:

Keadaan pembuluh darah arteri

Keadaan darah (kekentalan, anemia)

Keadaan jantung

Dari beberapa jenis stroke di atas, yang perlu diperhatikan adalah bahwa meski jenisnya
ringan, namun hal itu bisa membahayakan jiwa penderitanya.

D. Faktor Resiko Stroke


Seperti Seperti yang di jelaskan di atas, stroke erat kaitannya dengan gangguan pembuluh
darah. Stroke terjadi karena ada gangguan aliran darah ke bagian otak. Bila ada daerah otak
yang kekurangan suplai darah secara tiba-tiba dan penderitanya mengalami gangguan
persarafan sesuai daerah otak yang terkena. Bentuknya dapat berupa lumpuh sebelah
(hemiplegia), berkurangnya kekuatan sebelah anggota tubuh (hemiparesis), gangguan bicara,
gangguan rasa (sensasi) di kulit sebelah wajah, lengan atau tungkai.
Segala gangguan tersebut yang menjadi penyebab terjadi stroke bisa disebabkan karena
berbagai hal. Berbagai hal atau keadaan yang menyebabkan atau memperparah stroke itulah
yang disebut dengan Faktor Resiko Stroke. Faktor resiko stroke itu terdiri atas dua hal, yang
pertama adalah faktor resiko mayor dan kedua adalah faktor resiko minor.
Faktor risiko mayor (faktor dominan) biasanya merupakan penyakit dan gangguan lain yang
memang sudah bersarang di tubuh penderita stroke Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut

Hipertensi (tekanan darah tinggi)

Penyakit jantung

Sudah ada manifestasi aterosklerosis secara klinis (gejala-gejala pengerasan pembuluh


darah), gangguan pembuluh darah koroner, gangguan pembuluh darah karotis, klaukadasio
intermiten (nyeri yang hilang timbul), denyut nadi perifer tidak ada, dan lain-lain.

Diabetis Melitus (kencing manis)

Polisetemia (banyak sel-sel darah)

Pernah terserang stroke.

Hiperlipidemia (Peninggian kadar lipid dalam darah)

Tingginya sel darah merah

Gangguan pembuluh darah

Penyakit pada katup jantung atau otot jantung yang disebut endocarditis

Mengerasnya pembuluh arteri (aterosklerosis, atau penumpukan kolesterol atau penumpukan


kolesterol pada dinding arteri)

Ketidaknormalan irama jantung seperti atrial fibrilation

Ada pun faktor resiko minor adalah faktor yang biasanya terjadi karena faktor gaya hidup dan
pola makan penderita yang tidak memperhatikan berbagai akibat negattif dari pola dan gaya
hidup tersebut. Namun selain itu, faktor budaya dan lingkungan juga menjadi faktor risiko
minor ini. Faktor risiko minor itu antaralain:

Kadar lemak darah yang tinggi

Hematrokit tinggi

Merokok

Kegemukan
Kadar asam urat tinggi

Kurang gerak badan/olahraga

Fibrinogen tinggi

Penyalahgunaan obat-obatan (narkoba)

Selain risiko mayor dan minor di atas, ada juga faktor lain yang bisa mengakibatkan
kemungkinan serangan stroke, misalnya penyakit sifilis, malaria otak, penyakit darah yang
menyebabkan kekentalan darah meningka, dan lai-lain.
Namun, pada penemuan mutakhir, ada juga faktor risikobaru, yaitu perubahan endogen.
Tingginya tingkat infeksi di Indonesia menyebabkan perubahan jaringan dalam tubuh yang
bisa mendorong timbulnya stroke.
Bahkan riwayat keluarga juga berperan penting dalam menyebarkan stroke. Seperti halnya
riwayat penyakit dalam keluarga yang menjadi salah satu faktor risiko untuk penyakit-
penyakit tertentu seperti kencing manis, asma, hipertensi, dan sebagainya, maka stroke juga
berpotensi bisa diakibatkan oleh faktor keluarga. Seorang wanita muda bila dalam
keluarganya, baik orangtua maupun saudaranya ada yang menderita stroke, maka akan
meningkatkan risikonya untuk mengalami stroke.
Demikian yang terlihat dari penelitian pada lebih dari 500 wanita, yang berusia antara 18
hingga 44 tahun, yang risikonya untuk menderita stroke iskemik meningkat hampir dua kali
lipat dengan adanya riwayat hidup yang menderita stroke.Dengan penelitian ini terlihat
bahwa riwayat stroke pada keluarga, ternyata menjadi faktor risiko penting untuk mengalami
stroke.
Stroke merupakan salah satu penyakit yang dapat terjadi dengan cepat, yang dapat berakibat
pada kelumpuhan (cacat) dan bahkan kemaatian. Pencegahan merupakan cara utama dengan
menekan faktor-faktor risiko penyebabnya.

E. Gejala-gejala Stroke
Sebagian kasus stroke bisa terjadi secara mendadak, sangat cepat, dan menyebabkan
kerusakan jaringan otak dalm beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi
bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak
yang mati(stroke in evolution).
Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, dimana
perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan. Gejala
stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena.
Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati bebrapa gejala stroke berikut.

Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.

Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.

Penglihatan ganda.

Pusing.

Bicara tidak jelas (rero)

Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.

Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.

Pergerakan yang tidak biasa.

Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih

Ketidak keseimbangan dan terjatuh.

Pingsan.

Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke bisa lebih berat atau lebih luas,
berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa
menyebabkan depresi atau ketidakmamppuan untuk mengendalikan emosi.
Stroke juga bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak. Hal ini berbahaya karena
ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak
jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak
bertambah luas.
Gejala-gejala serangan stroke pada seseorang dapat dikenali antara lain: tiba-tiba lemah
(lumpuh) pada satu sisi tubuh (sisi kiri atau kanan); rasa baal dan kesemutan pada satu sisi
tubuh;pandangan gelap; bila melihat ada bayangan
(melihat dobel); tiba-tiba tidak dapat atau lancar berbicara; pelo; mulut jadi mengot (miring
ke kiri atau kana); tiba-tiba perasaan mau jatuh saat akan berjalan; kadang-kadang disertai
pusing terasa berputar,mual-mual dan muntah, sakit kepala, atau kesadaran tiba-tiba
menurun. Gejal-gejala tersebut dapat ditemukan salah satu saja atau bisa muncul beberapa
gejala sekaligus, tergantung berat dan letak dan lesi pada otak orang tersebut.
Gejala-gejala yang disebutkan di atas bisa muncul tiba-tiba saat sedang santai (menonton atau
sedang mengobrol) atau ketika melakukan aktivitas (olahraga, bekerja di kantor atau di
lapangan) atau ketika bangun tidur.
Sebagai contoh: Saat bangun tidur, hendak ke kamar mandi, tiba-tiba terjatuh tanpa ada yang
menghalangi atau tersandung oleh sesuatu. Bila mash sadar, sesaat kemudian sadar kalau
sebelah kakinya sulit digerakkan, begitu pun sebelah lengannya pada sisi yang sama sulit
diangkat. Mungkin bicaranya pelo, mulut jadi mengot, kadang-kadang muntah dan mengeluh
pusing atau sakit kepala, bahkan bisa menjadi pingsan atau mengorok.
Contoh lain misalnya sedang menonton, tiba-tiba bicara jadi berubah, jadi cedel atau pelo,
kadang-kadang tungkai dan lengan satu sisi yang sama jadi lemah dan sulit digerakkan. Jadi
hal ini terjadi, sebaiknya secepatnya ke pelayanan kesehatan terdekat untuk menerima
pertolongan pertama, agar serangan stroke ini dapat ditangani seceaptnya dan tidak menjadi
lebih buruk lagi.
Namun, gejala-gejala stroke di atas bervariasi dan itu tergantung pada bagian otak yang
terserang serta beberapa luas kerusakan lainnya. Gejala awal sebelum terjadi stroke yang
sebenarnya disebut Transient Ischemic Attack (TIA). TIA terjadi bila suplai darah ke otak
berkurang untuk waktu yang singkat yang hanya menyebabkan kerusakan sementar. TIA
kadang sering disebut ministroke karena gejalanya sama dengan stroke tetapi gejala hilang
dalam beberapa menit sampai beberapa jam.
Segera hubung sarana kesehatan terdekat bila melihat atau mengalami gejala-gejala tersebut.
Penanganan yang lebih dini akan lebih efektif, karena setiap detik sangat berharga.
Banyak kondisi-kondisi lain yang menyerupai sroke, misalnya serangan jantung, kerusakan
otak karena benturan di kepala serta epilepsi harus bisa membedakan.

Anda mungkin juga menyukai