“MALARIA SEREBRAL”
I. PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
II. TINJAUAAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI……………………………………………………………….. ........................................... 3
2.2 EPIDEMIOLOGI............................................................................ ........................ 3
2.3 ETIOLOGI………………………………………………………………............................................ 3
2.4 FAKTOR RESIKO................................................................ ................................... 4
2.5 PATOFISIOLOGI……………………………………………………….. ........................................ 4
2.6 PENULARAN..................................................................... ................................... 5
2.7 TANDA DAN GEJALA........................................................... ................................. 5
2.8 PROSEDUR DIAGNOSIS ......................................... ……………………………………………6
2.9 TATALAKSANA………………………………………...……………. .......................................... 7
2.10 PROGNOSIS……………………………........................................……………………………...10
2.11 PENCEGAHAN………………………………………………………… ........................................ 11
II. KESIMPULAN......................................................................................... ...................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Malaria serebral adalah suatu infeksi akut pada serebral yang
menyebabkan disfungsi otak (ensefalopati) disebabkan oleh infeksi parasit
Plasmodium falciparum. Tiga jenis parasit malaria yang lainnya seperti
Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae tidak dapat
menyebabkan malaria serebral, tapi dapat menyebabkan kejang demam pada
anak.4. Istilah "malaria cerebral" sering digunakan secara longgar dalam
literatur medis untuk menggambarkan setiap gangguan SSP dalam infeksi
malaria. 5
2.2 Epidemiologi
Malaria falciparum merupakan penyebab utama masalah kesehatan ,
neurodiasability, dan kematian di negara tropis. Sekitar 40 % populasi yang
beresiko diseluruh dunia, transmisi terbanyak terjadi di sub sahara afrika
dimana balita merupakan kelompok yang paling banyak terserang. Malaria
serebral merupakan merupakan manifestasi neurologis terperah dari semua
malaria, dengan insidensi 1.120/100.000/tahun pada daerah endemis afrika,
puncak insidensi terjadi pada anak pre sekolah yaitu 575.000 anak di afrika
berkembang menjadi malaria serebral.6
2.3 Etiologi
Malaria serebral disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium
falciparum. Tiga jenis parasit malaria yang lainnya seperti Plasmodium
vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae tidak dapat menyebabkan
malaria serebral.4
2.4 Faktor Resiko
Faktor resiko untuk berkembangnya malaria cerebral adalah tinggal
atau berkunjung ke daerah tropus dimana kejadian malaria sagat umm
terjadi. Daerah tropis yang paling sering menyebabkan malaria berat adalah
Afrika pada Sub-Sahara, Pulau Solomon, Papua New Guinea dan Haiti.
Kelompok yang paling beresiko terkena malaria berat adalah Balita dan
infant, wisatawan yang berkunjung ke daerah endemik tapi berasal dari
daerah tanpa malaria, ibu hamil dan bayi dalam kandungannya.6
2.5 Patofisiologi
Plasmodium falciparum ditransmisikan oleh nyamuk Anopheles
betina. Pada manusia parasit tersebut berkembang dalam hepar, siklus
eritrosit sangat bertanggung jawab terhadap penyakit malaria cerebral.
Merozoit di keluarkan dari hepar sehingga menginvasi eritrosit dan dalam
periode 48 jam, melewati stadium pembelahan morfologi, sebelum
schizonts menghancurkan eritrosit. Stadium Ring terlihat pada apusan darah
tepi, tetapi tropozoit dan schizonts biasanya tidak tampak, tetapi mereka
terdapat dalam deep vascular beds.5
Tanda kardinal malaria serebral adalah terdapat sel darah merah
yang mengandung mature Plasmodium falciparum didalam kapiler serebral.
Perlengketan sel darah merah yang mengandung parasit ke endothelial,
dapat menginisiasi terjadinya malaria serebral. Cara parasit menginvasi
endotel pembulud darah di otak masih dalam penelitian pada level
molekular.5
Sekuestrasi sel darah merah yang mengandung bentuk matur dari
parasit (tropozoit dan schizont) dalam mikrovaskular merupakan penyebab
komplikasi utama dari malaria falciparum. Sekuestrasi merupakan spesifik
interaksi antara sel darah merah yang mengandung parasit dengan endotel
vaskular (Cytoadherence). Fenomena ini nampaknya dimediasi oleh
plasmodium derivat protein yag terdapat pada permukaan sel darah merah
yang mengandung parasit. Adhesi tersebut menyebabkan penurunan aliran
darah mikrovaskular, yang mana dapat menyebabkan disfungsi organ dan
jaringan seperti koma. 5
2.6 Penularan
Malaria dapat ditularkan melalui dua cara yaitu cara alamiah dan bukan
alamiah 7
a. Penilaian verbal :
0 = tidak menangis
2 = menangis biasa
b. Penilaian motoric :
0 = tidak spesifk atau tidak ada respon terhadap nyeri
c. Penilaian mata :
0 = pergerakan mata tidak terarah
2.9 Tatalaksana
Malaria serebral masalah kesehatan yang emergensi dan
membutuhkan penatalaksanaan yang sesegera mungkin. Jika terdapat gejala
seperti penurunan kesadaran, konvulsi, dan gejala neurologik lainnya maka
dapat dicurigai kemungkinan suatu malaria serebral pada seseorang yang
sudah terpapar infeksi ini selama 1 tahun terakhir. Kebanyakan kasus
muncul dalam waktu 3 bulan setelah terpapar. Beberapa kasus
membutuhkan perawatan yang intensif, dimana obat antimalaria harus di
administrasikan sesegera mungkin. Komplikasi dari malaria serebral seperti
konvulsi, hipoglikemia, dan hiperpireksia harus dicegah atau dideteksi dan
ditangani sesegera mungkin. Cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam basa
membutuhkan koreksi.5
Penatalaksanaan malaria serebral sama seperti pada malaria berat
umumnya. Pertahankan oksigenasi, letakkan pada posisi tertentu,
sampingkan penyebab lain dari koma (hipoglikemi, stroke, sepsis, koma
diabetikum,uremia, gangguan elektrolit), hindari obat yang tidak
bermanfaat, intubasi bila perlu. Obat-obat yang direkomendasikan
digunakan pada malaria berat yaitu kortikosteroid dosis tinggi, heparin, anti
edema serebral (urea).10
Pengobatan malaria berat secara garis besar terbagi 3 komponen
yaitu :10
1. Pengobatan spesifik yaitu pemberian obat anti malaria (OAM) pada
malaria berat berbeda dengan malaria biasa. Pada malaria berat
dibutuhkan daya membunuh parasit yang cepat dan mampu bertahan
lama di darah untuk segera menurunkan derajat parasitemia. Oleh karena
itu dipilih pemberian secara parenteral (IV/per infus/IM) yang berefek
cepat dan kurang menyebabkan resistensi. Beberapa obat yang digunakan
yaitu :10
a. Artesunat
Untuk membuat larutan artesunat dengan mencampur 60 mg
serbuk kering artesunat dengan larutan 0,6 ml natrium bikarbonat 5 %.
Kemudian ditambahkan larutan dextrosa 5 % sebanyak 3-5 cc. Artesunat
diberikan dnegan dosis 2,4 mg/kgBB pr iv sebanyak 3 kali jam ke
0,12,24. Selanjutnya 2,4 mg/kgBB/iv setiap 24 jam sampai penderita bisa
minum obat. Pemberian secara IM dengan dosis yang sama. Jika pasien
sudah dapat minum obat diberikan dyhidroartemisin piperakuin selama 3
hari + primakuin.10
b. Artemeter
c. Kina hidroklorida
Kina per infus masih merupakan alternatif pada malaria berat pada
darah yang tidak tersedia derivat artemisin parenteral dan pada ibu hamil
trimester pertama. Pemberian kina per IM untuk prarujukan. Loading
dose 20 mg garam/kgBB dilarutkan dalam 500 ,l dextrose 5 % diberikan
selama 4 jam. Dosis anak-anak : Kina HCL 25 % (perinfus) dosis 10
mg/kgbb (bila umur < 2 bulan : 6-8 mg/kgbb) diencerkan dengan
Dektrosa 5% atau NaCL 0,9 % sebanyak 5-10 cc/kgbb diberikan selama
4 jam,diulang setiap 8 jam sampai penderita sadar dan dapat minum
obat.10
2.10 Prognosis
Prognosis buruk dengan tingkat kematian yang tinggi bila tidak
dirawat. Walaupun dengan pengobatan, 15% dari anak – anak dan 20% dari
dewasa yang menjadi malaria serebral meninggal. Delapan puluh persen
dari kematian terjadi pada 24 jam pertama saat penatalaksanaan.
Bagaimanapun juga, bila didiagnosis sedini mungkin dan dirawat dengan
baik, prognosisnya akan baik.10
2.11 Pencegahan
3. Perlindungan diri :
c. Profilaksis antimalaria
Profilaksis Antimalaria13
3. Clyde DF. Malaria dalam : Nelson WE, behrman RE, Kliegman R, Arvin.
Ilmu Kesehatan Anak. EGC. Jakarta;2000
6. Idro R,et al.Cerebral Malaria; Mechanisms of rain Injury And Strategis For
Improved Neuro-Cognitive Outcome.Pediatric Res.68(4);2010
12. Depkes RI. Buku Saku Pengendalian dan Pencegahan Malaria : Pedoman
Penatalaksanaan Kasus Malaria Di Indonesia. Ditjen PP & PL. Jakarta;2009
13. Wangi YS, Sumardika IW. Doxycycline sebagai Kemoprofi laksis Malaria
untuk Wisatawan. CDK-229. 426;2015