Potensi Pemanfaatan Dan Kebijakan Pertam
Potensi Pemanfaatan Dan Kebijakan Pertam
Disusun Oleh :
Kelompok 3
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1Latar Belakang..............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................3
1.4 Manfaat........................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
2.1 Potensi Batubara..........................................................................................................................4
2.2 Pemanfaatan Batubara.................................................................................................................5
2.2.1 Manfaat Batubara..................................................................................................................5
2.2.2 Produk Turunan Batubara.....................................................................................................6
2.2.3 Residu Batubara terdiri dari abu batubara dan kokas............................................................7
2.3 Kebijakan Pemerintah Tentang Pertambangan Batubara..............................................................8
2.3.1 Prosedur hukum yang dilakukan jika pihak perusahaan melakukan pelanggaran dalam
penanganan lingkungan diatur dalam PERMEN nomor 13 tahun 2012 yaitu dalam pasal 76 dan 119 : 9
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................................................................11
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................12
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Potensi dan Pemanfaatan Batubara di
Indonesia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Dr. Ir. Joelianingsih MT selaku Dosen mata kuliah MIGAS dan
Batubara Institut Teknologi Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai potensi dan pemanfaatan batubara yang ada di Indonesia.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penyusun
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Lokasi Indonesia yang terletak pada 3 tumbukan (konvergensi) lempeng kerak bumi,
yakni lempeng Benua Eurasia, lempeng Benua India-Australia dan lempeng Samudra Pasifik
melahirkan suatu struktur geologi yang memiliki kekayaan potensi pertambangan yang telah
diakui di dunia. Salah satunya adalah batu bara, dimana daerah penghasil tambang terbesar di
Indonesia adalah Kalimantan Selatan. Pertumbuhan tambang di Kalimantan Selatan sendiri
semakin pesat karena semakin banyak lahan tambang baru yang ditemukan.
Batubara adalah bahan bakar fosil. Batubara dapat terbakar, terbentuk dari endapan,
batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara terbentuk
dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh
kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan
batubara. Batu bara banyak digunakan sebagai sumber energi dalam steam power plant, tetapi
turunan dari batubara dapat digunakan untuk keperluan lain seperti metanol.
Sumber daya batubara Indonesia mencapai 104 miliar ton dan cadangan 21 miliar ton.
Berdasarkan data BP Statistical Review 2010, cadangan Indonesia hanya 0,5 persen dari
cadangan dunia. Sedangkan bila kita berasumsi 21 miliar ton dihitung semua sebagai
cadangan yang mineable jumlahnya tidak sampai 2,5 persen. Potensi mineral dan batubara
tersebar di berbagai kepulauan di Indonesia. Karena memiliki potensi ekonomi yang cukup
besar maka sejak lama sumber daya mineral dan batubara telah menjadi andalan
pembangunan ekonomi.
Namun pertumbuhan yang pesat tidak diseimbangi dengan pengelolaan yang baik
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan
tambang dengan baik, menyebabkan banyak dampak buruk yang dihasilkan. Walaupun
sekarang tidak terlalu terasa, namun beberapa tahun lagi dampak pengelolaan tambang yang
salah bisa mengganggu stabilitas ekosistem. Perlu dilakukan usaha-usaha yang dilakukan dari
sekarang untuk mengatasi pengelolaan tambang yang salah. Mulai dari sosialisasi sampai
tindakan nyata. Sehingga diharap keseimbangan alam akan terjaga.
1
Pertanyaannya, sejauh mana manfaat dari bahan galian batubara ini bisa dioptimalkan
sebagai modal pembangunan? Hal ini merupakan isu sentral terkait dengan pengembangan
mineral dan batubara Indonesia saat ini. Pertanyaan ini adalah sebuah hal yang wajar,
mengingat di dalam konteks pengembangannya terdapat sejumlah paradoks. Pertama, di satu
sisi jumlah sumber daya dan cadangan mineral dan batubara ini sebagai sumber daya yang
tidak bisa terbaharui tentunya terbatas jumlahnya, namun produksinya dari tahun ke tahun
terus meningkat tanpa bisa ditahan. Kedua, kebutuhan domestik meningkat tapi ekspor juga
meningkat lebih cepat lagi. Ketiga, Indonesia masih menjual barang mentah termasuk
sebagian besar produksi mineral dan batubara dan menjadi pasar barang jadi.
Banyak kalangan menghawatirkan bahwa dengan kondisi seperti ini maka masa
depan, industri ekstraktif khususnya pertambangan di Indonesia akan segera berakhir dalam
waktu 5 sampai 10 tahun. Kondisi ini patut disayangkan karena industri ini
memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perekonomian nasional maupun daerah.
Dampak ekonomi dari keberadaan industri pertambangan antar lain penciptaan output,
penciptaan tenaga kerja, menghasilkan devisa dan memberikan kontribusi fiskal.
Untungnya di dalam UU No.4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU
Minerba) terdapat pesan yang jelas bahwa kekayaan sumber daya alam ini harus
dioptimalkan demi kepentingan sebesar-besar kemakmuran rakyat, sejalan dengan substansi
Pasal 33 UUD 1945. Maka yang diperlukan disini adalah bagaimana jalannya untuk
menempuh hal tersebut. Ini menjadi sebuah tantangan kedepan yang perlu dijawab dan
dibenahi dengan kerjasama lintas sektor dan pusat-daerah.
2
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
Endapan batubara yang terdapat di Indonesia terdapat di bagian barat Paparan Sunda
termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan. Batubara ini terbentuk dari endapan gambut pada
iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya
tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang
tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral
anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara
yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal.
4
2.2 Pemanfaatan Batubara
5
digerus dan diberi bahan perekat, kemudian dicetak dan dibentuk menjadi briket
batubara.
3. Batubara Konversi
Batubara konversi ialah batubara yang dimanfaatkan tidak sebagai bahan
bakar padat, tetapi energi yang dikandungnya, disimpan dalam bentuk lain, yakni gas
dan cairan.
Dalam proses gasifikasi, semua zat organik dalam batubara diubah kedalam
bentuk gas, terutama karbon monoksida, karbon dioksida, dan hidrogen. Gas-gas ini
kemudian dapat pula diubah menjadi bahan-bahan kimia, seperti pupuk dan metanol.
6
2.2.3 Residu Batubara terdiri dari abu batubara dan kokas
Abu dalam batubara merupakan residu anorganik yang tidak dapat terbakar (non-
combustible) sebagai sisa hasil pembakaran batubara. Kandungan abu dalam batubara
memberikan gambaran tentang kandungan mineral residu setelah komponen zat terbang,
seperti CO2 dari karbonat, SO2 dari sulfida, dan H2O, dihilangkan dengan pemanasan suhu
tinggi.
Pengertian Abu Batubara (Fly Ash) Fly ash batubara adalah limbah industri yang
dihasilkan dari pembakaran batubara dan terdiri dari partikel yang halus. Gradasi dan
kehalusan fly ash batubara dapat memenuhi persyaratan gradasi AASTHO M17 untuk
mineral filler. Penggunaan mineral filler dalam campuran aspal beton adalah untuk mengisi
rongga dalam campuran, untuk meningkatkan daya ikat aspal beton, dan untuk meningkatkan
stabilitas dari campuran. Dari penelitian tentang penggunaan fly ash batubara sebagai mineral
filler untuk menggantikan filler bubuk marmer pada campuran aspal beton menunjukkan
kadar optimum lebih rendah dari pada filler bubuk marmer, yaitu 3.5 % untuk filler fly ash
batubara dan 4.5 % untuk filler bubuk marmer. Fly-ash atau abu terbang yang merupakan
sisa-sisa pembakaran batu bara, yang dialirkan dari ruang pembakaran melalui ketel berupa
semburan asap, yang telah digunakan sebagai bahan campuran pada beton. Fly-ash atau abu
terbang di kenal di Inggris sebagai serbuk abu pembakaran. Abu terbang sendiri tidak
memiliki kemampuan mengikat seperti halnya semen. Tetapi dengan kehadiran air dan
ukuran partikelnya yang halus, oksida silika yang dikandung oleh abu terbang akan bereaksi
secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan
menghasilkan zat yang memiliki kemampuan mengikat.
Limbah Padat Abu Terbang Batubara ( Fly Ash ) Abu batubara sebagai limbah tidak
seperti gas hasil pembakaran, karena merupakan bahan padat yang tidak mudah larut dan
tidak mudah menguap sehingga akan lebih merepotkan dalam penanganannya. Apabila
jumlahnya banyak dan tidak ditangani dengan baik, maka abu batubara tersebut dapat
mengotori lingkungan terutama yang disebabkan oleh abu yang beterbangan di udara dan
dapat terhisap oleh manusia dan hewan juga dapat mempengaruhi kondisi air dan tanah di
sekitarnya sehingga dapat mematikan tanaman.
Saat ini abu terbang batubara digunakan dalam pabrik semen sebagai salah satu bahan
campuran pembuat beton. Selain itu, sebenarnya abu terbang batubara memiliki berbagai
kegunaan yang amat beragam:
1. Penyusun beton untuk jalan dan bendungan
2. Penimbun lahan bekas pertambangan
7
3. Recovery magnetic, cenosphere, dan karbon
4. Bahan baku keramik, gelas, batu bata, dan refraktori
5. Bahan penggosok (polisher)
6. Filler aspal, plastik, dan kertas
7. Pengganti dan bahan baku semen
8. Aditif dalam pengolahan limbah (waste stabilization)
9. Konversi menjadi zeolit dan adsorben
8
Wewenang penyelidikan memasukkan unsur kepolisian dan pejabat publik. Aturan
hukum menjadi lebih keras, dari yang bersifat toleran menjadi lebih tegas, serta
memungkinkan hukuman pidana bagi badan hukum.
Pemerintah melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2006 telah
mencanangkan kebijakan energi nasional yang bertujuan untuk menjamin pasokan energi
dalam negeri dan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Salah satunya adalah
dengan mengembangkan energi baru yang dihasilkan oleh teknologi baru baik yang berasal
dari energi terbarukan maupun energi tak terbarukan, antara lain : Hidrogen, Coal Bed
Methane, Coal Liquifaction, Coal Gasification dan Nuklir. Hal ini dilakukan agar penggunaan
batubara dapat digantikan dengan teknologi baru, sehingga pasokan batubara di Indonesia
masih tersedian untuk jangka waktu yang panjang.
-Tambahan materi dari pertanyaan Rani mengenai prosedur hukum yang dilakukan
jika pihak perusahaan melakukan pelanggaran dalam penanganan lingkungan :
2.3.1 Prosedur hukum yang dilakukan jika pihak perusahaan melakukan pelanggaran
dalam penanganan lingkungan diatur dalam PERMEN nomor 13 tahun 2012 yaitu
dalam pasal 76 dan 119 :
Pasal 119
Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, terhadap badan usaha dapat
dikenakan pidana tambahan atau tindakan tata tertib berupa:
a. perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana;
b. penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha dan/atau kegiatan;
c. perbaikan akibat tindak pidana;
d. pewajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau
e. penempatan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) tahun.
Pasal 76
9
(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi
administratif kepada penangung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan
ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan.
(2) Sanksi administratif terdiri atas:
a. teguran tertulis;
b. paksaan pemerintah;
c. pembekuan izin lingkungan; atau
d. pencabutan izin lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
Kesimpulan dari makalah ini adalah potensi batubara yang terdapat
diIndonesia mencukupi untuk kebutuhan industri yang digunakan sebagai bahan
bakar, kokas dan kebutuhan padat (konversi), apabila menggunakan pengolahan yang
tepat sesuai dengan kebijakan pemerintah berdasarkan UU No. 4/2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara.
3.2 Saran
Dari kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran yaitu masih dibutuhkan
teknologi dan kebijakan dari pemerintah supaya sumber dan cadangan batubara di
Indonesia dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan ekonomi Indonesia.
Daftar Pustaka
11
Permana, Aman. “ Makalah Batubara”. 23 November 2015. http://aman-
permana.blogspot.co.id/2011/06/makalah-batu-bara.html
12