Nyeri Kepala adalah sensasi tidak nyaman yang dirasakan di daerah kepala akibat
Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang bukan diakibatkan oleh adanya
Nyeri kepala primer yang sering terjadi dan akan dibahas adalah migren, nyeri
kepala tipe tegang (tension type headache), dan trigeminal autonomic cephalgia
II. Migren
3. Hiperkolesterolemia
6. Stroke
3. Sindrom periodic pada anak yang dapat menjadi precursor migren, yaitu
anak
4. Migren retinal
5. Komplikasi Migren:
a. Migren kronis
d. Migrainous infarct
6. Probable Migrain
Patofisiologi Migren
Patofisiologi pasti dari migren tidaklah diketahui, tetapi terdapat beberapa teori
dan hipotesis.
1. Teori Vaskular
Berdasarkan teori ini, aura yang muncul pada migren disebabkan oleh
2. Teori Neurovaskular
Menurut teori ini, orang dengan migren memiliki saraf – saraf yang sensitif
Teori ini dapat menjelaskan migren dengan aura. CSD adalah gelombang
eksitasi neuronal pada substansia grisea yang menyebar dari satu sisi ke
dengan fenomena korteks primer atau biasa disebut dengan aura. Proses
1. Prodromal
Gejala prodromal pada migren dapat terjadi selama beberapa jam hingga
hari sebelum terjadi nyeri. Gejala prodomal pada migren dapat berupa
perubahan mental dan mood (depresi, marah, euphoria), leher kaku, fatig
2. Aura
Aura adalah gejala disfungsi serebral fokal yang dapat membaik dalam
waktu <60 menit. Aura dapat berupa gangguan visual homonim, parestesia
Aura visual yang paling sering terjadi dan umumnya berupa fotofobia,
gambaran suatu benda terdirtorsi. Orang dengan aura visual tipe ini akan
3. Nyeri Kepala
5
hingga hari. Nyeri bersifat progresif dan memburuk pada malam hari.
4. Postdromal
c. Injeksi konjungtiva
kompleks)
Tatalaksana Migren
Tujuan terapi migren adalah untuk mencegah agar migren tidak terjadi kembali,
bila terjadi kembalipun tidak terlalu berat dan menggganggu atau mengurangi
kualitas hidup dari sang penderita. Terapi yang adekuat sangatlah penting
1. Terapi abortif
6
Terapi abortif adalah terapi yang dibutuhkan saat pasien sedang dalam
2. Terapi Nonmedikamentosa
3. Terapi Profilaksi
SEEDS:
Nyeri kepala tipe tegang merupakan nyeri kepala primer yang paling sering
ditemukan. Menyerang hampir 1,4 juta orang dan seringkali menyerang orang
pada usia produktif (puncaknya 30-39 tahun). Perempuan dua kali lebih sering
Klasifikasi TTH
3. TTH kronik
4. Kemungkinan TTH
Patofisiologi TTH
Kontraksi otot yang terus menerus akan menyebabkan turunnya perfusi darah
dan lepasnua subtansi pemicu nyeri (laktat, asam piruvat, dan sebagainya).
rasa nyeri pada otot dan ligament yang dipersarafi. Nyeri ini bersifat tumpul.
Pada TTH, nyeri muncul pada otot leher belakang di daerah oksipital. Pada saat
yang bersamaan, nyeri akan menjalar ke sisi kiri dan kanan kepala atau
penjalaran itu. Pada otot yang tidak banyak dipersarafi, akan terasa pegal saja
Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan TTH semakin sering timbul,
seperti hipotensi dan anemia, stress dan depresi, sensitasi sentral dan perifer.
Anemia dan hipotensi menyebabkan perfusi otot daerah kranial sedikit dan
yang berlebihan dan kontraksi otot yang berlebihan dapat menurunkan perfusi
ke daerah otot – otot yang bersangkutan. Sensitasi sentral dan perifer dapat
terjadi bila TTH sudah terjadi terus menerus karena ambang nyeri yang semakin
menurun.
4. Insomnia
5. Penurunan BB
6. Susah berkonsentrasi
7. Mudah lelah
a. Bilateral
tangga
5. Tidak berkatian dengan kelainan lain pada kepala atau organ tubuh lainnya.
TTH tipe sering memiliki kriteria diagnostik yang sama dengan TTH tipe
jarang tetapi dengan frekuensi lebih sering, yaitu adanya 10 episode serangan
1. Nyeri kepala yang terjadi >15 hari/bulan dan berlangsung >3 bulan (>180
hari/tahun)
i. Lokasi bilateral
c. Tidak didapatkan:
lain).
Tatalaksana TTH
Dua hal terutama yang harus dihindari adalah stress dan postur tubuh yang
tidak benar. Olahraga rutin untuk memperkuat otot – otot sang pasien
2. Terapi Medikamentosa
a. Akut :
iii. Kombinasi
b. Kronis:
Nyeri kepala tipe klaster adalah nyeri kepala tersering pada trigeminal
autonomic cephalgia (TAC). Ciri khas dari nyeri kepala klaster adalah nyeri
kepala hebat yang disertai gejala otonom di tempat yang spesifik, seperti
waktu 15 -180 menit dengan frekuensi 1 kali tiap 2 hari sampai sehari 8 kali.
Penyakit ini sangat jarang terjadi, hanya sekitar 1 persen dari kejadian nyeri
kepala. Enam kali lebih sering ditemukan pada laki – laki dibandingkan dengan
wanita. Dan lebih sering ditemukan pada orang usia di atas 30 tahun.
12
Nyeri kepala tipe kluster terasa sangat hebat disertai satu atau lebih gejala
tambahan berupa:
1. Injeksi konjungtiva
2. Lakrimasi
3. Kongesti nasal
4. Rhinorrhea
5. Berkeringat kening
6. Wajah
7. Miosis
8. Ptosis
9. Edema palpebral.
Tipe episodik terjadi periodic selama 7 hari sampai satu tahun. Setiap
periode dipisahkan oleh periode bebas nyeri selam satu bulan atau lebih.
Tipe kronik terjadi selama lebih dari 1 tahun tanpa remisi. (periode bebas
nyeri).
13
selanjutnya
2. Nyeri hebat atau sangat hebat di orbita, supraorbital, dana tau temporal
a. Injeksi konjungtiva
b. Lakrimasi ipsilateral
c. Kongesti nasal
d. Rhinorrhea ipsilateral
2. Medikamentosa
jantung)
dihirupkan ke hidung
a. Istirahat teratur
Daftar Pustaka
https://emedicine.medscape.com/article/1142556-overview
https://emedicine.medscape.com/article/792384-overview