Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian koperasi menurut undang – undang tahun 1967 adalah sistem organisasi
ekonomi pada rakyat yang memiliki sifat sosial, memiliki beberapa anggota dan berbadan
hukum. Koperasi adalah suatu susunan pada ekonomi sebagai salah satu bentuk usaha
bersama berdasarkan pada asas kekeluargaan. Koperasi bukan sebuah perkumpulan modal
akan tetapi perkumpulan dari orang–orang yang akan menjadi anggota koperasi. Sistem
kerjasama yang ada dalam koperasi berdasarkan pada sebuah rasa persamaan suatu derajat,
tidak membeda-bedakan antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya. Kerja
koperasi juga didasari atas adanya rasa kesadaran yang dimiliki oleh seluruh anggotanya.
Koperasi dijadikan sebagai salah satu wadah sosial dan juga wadah demokrasi ekonomi.
Sistem kerja yang terjadi didalam sebuah koperasi disesuaikan dengan kemauan anggotanya
yang dihasilkan melalui proses mufakat yang telah disetujui oleh seluruh anggota koperasi.
Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya
merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang
sangat kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan
ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa
orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh
penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk
menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.
Untuk dapat memahami lebih dalam mengenai sejarah perkembangan dan
pertumbuhan koperasi di Indonesia, dalam makalah ini akan dibahas beberapa topik yang
berkaitan dengan sejarah dan pertumbuhan koperasi di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:
1. Bagaimanakah awal timbulnya cita-cita pembentukan koperasi?
2. Bagaimana perjuangan pembentukan koperasi pada zaman penjajahan?
3. Apa yang terjadi pada koperasi pada saat pemerintah mempertahankan kemerdekaan?
4. Bagaimana perkembangan dan pertumbuhan koperasi pada tahun 1950 – 1965?
5. Bagaimana perkembangan koperasi pada masa orde baru dan reformasi?

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


KOPERASI DI INDONESIA Page 1
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini antara lain untuk:
1. Mengetahui awal timbulnya cita-cita pembentukan koperasi;
2. Mengetahui perjuangan pembentukan koperasi pada zaman penjajahan;
3. Mengetahui tindakan pemerintah dalam mempertahankan kemerdekaan namun juga
tetap mempertahankan koperasi;
4. Mengetahui perkembangan dan pertumbuhan koperasi di Indonesia dari tahun 1950 –
1965;
5. Mengetahui perkembangan koperasi pada masa orde baru dan reformasi.

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


KOPERASI DI INDONESIA Page 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Timbulnya Cita-Cita Kearah Pembentukan Koperasi


Sistem ekonomi liberal mulai dilaksanakan di Hindia Belanda (nama Indonesia ketika
masih dijajah Belanda) setelah pemerintah kolonial Belanda menghentikan pelaksanaan
”Cultuur Stelseel” (sistem tanam paksa). Sejak saat ini para penanam modal/usahawan
Belanda berlomba menginvestasikan dananya ke Hindia Belanda. Bidang-bidang yang
menarik bagi mereka untuk dikembangkan seperti perkebunan, perdagangan dan transportasi
dan lain-lain.
Dari sinilah praktik penindasan, pemerasan dan pemerkosaan hak tanpa
prikemanusiaan makin berlangsung ganas, sehingga kemudian kehidupan sebagian besar
rakyat di bawah batas kelayakan hidup.
E. Sieburgh (pejabat tertinggi/kepala daerah di Purwokerto) dan De Wolf van
Westerrede (pengganti Sieburgh) merupakan orang Belanda yang banyak kaitannya dengan
perintisan koperasi yang pertama-tama di tanah air kita, yaitu di Purwokerto.
Masalahnya di dahului oleh Raden Aria Wirjaatmadja (patih purwokerto) sebagai seorang
yang rasa sosialnya tebal. Dengan mendapat bantuan moril atau dorongan-dorongan dari E.
Sieburgh pada tahun 1891 didirikan Bank penolong dan Penyimpanan di Purwokerto, yang
maksud utamanya membebaskan para pegawai dari segala tekanan utang. Pada tahun 1898 E.
Sieburgh digantikan oleh De Wolf van Westerrede yang mengharapkan terbentuknya
koperasi simpan pinjam untuk para petani.
Menurut De Wolf van Westerrede kebiasaaan-kebiasaan yang telah mendarah daging
pada para petani Indonesia (gotong royong, kerja sama) merupakan dasar yang paling baik
untuk berdirinya dengan subur koperasi kredit yang menjadi cita-citanya. Cita-cita De Wolf
sebagai lanjutan dari perintisan pembentukan koperasi kredit oleh R. Aria Atmadja, untuk
mendirikan koperasi kredit model Raiffeisen memang belum dapat terwujud, akan tetapi
sedikit banyak usahanya telah tampak pada bank-bank desa, lumbung-lumbung desa dan
rumah-rumah gadai yang sempat didirikannya di tanah air kita, yang kesemuanya memang
mengembangkan usaha pemberian kredit kepada para petani dan kaum ekonomi lemah
bangsa kita. Selain dari kegiatan lumbung, bank desa dan bank rakyat yang menyalurkan
pinjaman-pinjaman bentuk padi dan uang kepada petani dan mereka yang ekonomi lemah,
aktivitas penerangan tentang perlunya pembentukan koperasi kepada para petani dilakukan

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


KOPERASI DI INDONESIA Page 3
oleh Departemen Pertanian atau Departemen Pertanian-Kerajinan dan Perdagangan, mulai
tahun 1935 dilakukan oleh Departemen Perekonomian.

2.2 Perjuangan Pembentukan Koperasi Pada Zaman Penjajahan


Realisasi pembentukan koperasi di tanah air kita dipelopori oleh Budi Utomo (sebuah
pergerakan kebangsaan yang lahir tahun 1908 di bawah pimpinan Sutomo dan Gunawan
Mangunkusumo), inilah yang menjadi pelopor dalam pembentukan koperasi industri kecil
dan kerajinan. Dalam kongres Budi Utomo di Yogyakarta telah diputuskan, bahwa Budi
Utomo akan berdaya upaya untuk:
a. Memperbaiki dan meningkatkan kecerdasan rakyat melalui bidang pendidikan;
b. Memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui koperasi-koperasi yang
segera dibentuk.
Sebagai wujud pelaksanaan keputusan kongres tersebut, maka koperasi yang dibentuk
adalah Koperasi Konsumsi dengan nama ”Toko Adil”. Sejak saat itulah arus gerakan
koperasi internasional mulai masuk mempengaruhi gerakan koperasi Indonesia, yaitu
terutama melalui penggunaan sendi-sendi dasar dan prinsip-prinsip Rochdale itu. Pada tahun
1915 lahirlah undang-undang koperasi yang pertama yang disebut ”Verordening op de
Cooperative Vereenigingen” (Konimklijk Besluit 7 April 1912 stbl.431), yakni undang-
undang tentang perkumpulan koperasi yang berlaku untuk segala bangsa.
Undang-undang Koperasi di atas sama dengan undang-undang koperasi di Nederland
pada tahun 1876 (kemudian diubah dalam tahun 1925). Dengan perubahan tahun 1925 ini,
peraturan koperasi di Indonesia juga diubah (Peraturan Koperasi tahun 1933 LN No.108).
Adanya peraturan yang baru ini membuat pergerakan perkoperasian nasional mengalami
kesulitan untuk berkembang. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Anggaran dasar koperasi harus ditulis dalam bahasa Belanda;
2. Pengesahan harus dilakukan oleh notaris;
3. Harus diumumkan melalui Berita Negara yang berbahasa Belanda.
Tahun 1920 dibentuklah Cooperative Commissie (Komisi Koperasi) yang diketuai
oleh Prof. Dr. J.H. Boeke. Komisi ini bertugas untuk mengadakan penyelidikan apakah
koperasi ini berfaedah bagi Nederland Indie (Indonesia) serta bagaimana cara untuk
pengembangannya. Untuk itu keanggotaannya disertakan 3 orang pribumi, antara lain,
seorang Bupati dan seorang dari Pengurus Budi Oetomo. Dalam laporannya (1921) komisi
tersebut menyimpulkan bahwa, pemerintah seyogianya aktif membantu pengembangan

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


KOPERASI DI INDONESIA Page 4
koperasi dan oleh karena itu kiranya disusun peraturan perundang-undangan koperasi yang
baru. Namun kenyataannya peraturan perundang-undangan tersebut tidak banyak menolong,
gerakan koperasi tetap kurang baik perkembangannya. Hal in disebabkan antara lain oleh:
1. Peran Bank Rakyat yang khusus dibentuk, secara koperatif masih merupakan tugas
sampingan.
2. Adanya pemahaman baru yang muncul dari kaum pergerakan yang justru menentang
untuk berkoperasi (non-cooperation). Ini disebabkan adanya peraturan baru yang
menempatkan pemerintah kolonial sebagai pengawas.
Partai Nasional Indonesia (PNI) di bawah pimpinan Ir. Soekarno pada tahun 1929
dalam kongresnya di Jakarta mengobarkan semangat berkoperasi di kalangan golongan
mudanya, di antara mereka ini kebanyakan telah memahami secara luas tentang
perkoperasian yang bergerak di luar negeri. Pengetahuan tersebut dipraktekkan setelah
disesuaikan dengan kondisi, kebiasaan-kebiasaan serta kepentingan-kepentingan penduduk,
sehingga dapat berkembang dan mencapai optimalisasi pada tahun 1932 setelah lama terjadi
kembali kemunduran.
Pada tahun 1932, Persatuan bangsa Indinesia (PBI) di Jawa Timur telah berusaha
mengembangkan koperasi pertanian (rukun tani). Dengan dibentuknya koperasi ini
diharapkan para petani dapat meningkatkan produksi dan pendapatannya, serta terhindar dari
sistem ijon dan para rentenir. Pada tahun 1963 koperasi-koperasi yang telah ada bergabung
dan membentuk nama “Moeder Centraal”, yang kemudian diubah namanya menjadi
Gabungan Pusat Koperasi Indonesia (GAPKI).
Pada hakekatnya pertumbuhan koperasi di tanah air menghadapi dua macam
rintangan yaitu rintangan yang datang dari luar (eksternal) dan dari dalam (internal) koperasi
itu sendiri.
a. Rintangan dari luar tubuh koperasi
Rintangan ini merupakan tekanan-tekanan politik pemerintah kolonial dan saingan
berat dari kaum kapitalis. Mengenai tekanan-tekanan politik dari pemerintah kolonial,
dikarenakan pemerintah kolonial kalau tidak terikat oleh politik etisnya, sudah tentu
akan merintangi tumbuh dan berkembangnya koperasi di tanah air kita. Tentang
saingan berat dari kaum kapitalis Belanda dikarenakan mereka takut terdesak usaha-
usahanya oleh gerakan koperasi. Rintangan ini juga dilakukan oleh pedagang asing
(cina) yang telah mendapat kepercayaan dari pemerintah kolonial.
b. Rintangan dari dalam tubuh koperasi

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


KOPERASI DI INDONESIA Page 5
Rintangan ini berupa hambatan-hambatan yang akan menggagalkan atau sangat
mengikat pertumbuhan dan perkembangan koperasi, yaitu:
i) Kekuranagn tenaga yang cukup memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
mengelola koperasi sehingga jalannya dan pengertian koperasi menjadi kabur.
ii) Pada umumnya rakyat kekurangan informasi terutama tentang manfaat-
manfaat berkoperasi, sehingga loyalitas mereka terhadap koperasinya menjadi
luntur.

2.3 Pertumbuhan dan Perjuangan Koperasi Pada Waktu Mempertahankan


Kemerdekaan (1945 – 1949)
Keinginan dan semangat untuk berkoperasi yang semula hancur akibat politik Devide
et Impera (pecah belah) pada masa kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh sistem “kumiai”
pada zaman penjajahan Jepang, mulai timbul kembali sejalan dan sesemarak dengan
bergeloranya “semangat dan nilai-nilai perjuangan 45”, rakyat bahu membahu dengan
pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi sehubungan dengan tindakan-
tindakan pengacauan pihak Belanda, yang dalam hal ini peranan koperasilah yang
menentukan. Mengenai peranan koperasi ini dituangkan secara jelas di dalam pasal 33 UUD
1945 yang pada dasarnya menetapkan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia.
Perang sengit melawan kolonial yang berlangsung hingga tahun 1949 menyulitkan
perkembangan gerakan koperasi. Tetapi ketika Belanda melakukan blokade, yang
menyebabkan banyak barang kebutuhan rakyat di daerah kekuasaan pemerintah Republik
Indonesia sangat sulit dicari dan terbatas, antusiasme berkoperasi muncul kembali. Koperasi-
koperasi kemudian mengambil peran sebagai distributor barang-barang kebutuhan rakyat.
Akhir tahun 1946 jumlah koperasi yang didirikan melonjak cepat. Di Pulau Jawa saja
tercatat ada 2500 perkumpulan koperasi yang diawasi pemerintah. Menjamurnya koperasi
ketika itu memancing kaum partai untuk memanfaatkan keberadaan mereka demi tujuan
partai. Dan banyak koperasi yang kemudiaan diperalat oleh para pimpinan partai itu. Ini
berarti secara sadar telah melanggar prinsip-prinsip berkoperasi. Berbagai upaya dilakukan
oleh para pemimpin gerakan koperasi untuk meluruskan keadaan yang menyesatkan itu. Pada
akhir tahun 1946 itu gerakan koperasi Jawa Barat sepakat mengadakan konferensi.
Pelaksanaan konferensi yang berlangsung di Ciparay itu berhasil membentuk ”Pusat Koperasi
Primer”. Organisasi ini ditugaskan untuk:

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


KOPERASI DI INDONESIA Page 6
1. Mengkoordinir gerakan koperasi yang ada di seluruh Jawa Barat;
2. Mendorong terbentuknya koperasi-koperasi di seluruh Jawa Barat;
3. Secepat-cepatnya mendorong terselenggaranya Kongres Koperasi Seluruh Indonesia.
Pemerintah Republik Indonesia meninjau kembali peraturan perkoperasian
peninggalan kaum colonial yang tidak cocok lagi dengan bangsa Indonesia. Termasuk
diantaranya Undang-undang/Peraturan Koperasi tahun 1927 No.91 dan menggantinya dengan
Peraturan Koperasi tahun 1949 No.179. Dalam peraturan koperasi ini jelas dinyatakan bahwa
“ koperasi merupakan perkumpulan orang-orang atau badan-badan hukum Indonesia yang
memberi kebebasan kepada setiap orang atas dasar persamaan untuk menjadi anggota dan
atau menyatakan berhenti, maksud utama mereka dalam wadah koperasi ini yaitu memajukan
tingkat kesejahteraan lahiriah para anggotanya dengan melakukan usaha-usaha bersama di
bidang perdagangan, usaha kerajinan, pembelian/pengadaan barang-barang keperluaan
anggota, tanggung menanggung kerugian yang dideritanya, pemberian pinjaman,
pembenukan koperasi harus diperkuat dengan akta dan harus didaftarkan serta diumumkan
menurut cara-cara yang telah ditentukan pemerintah.

2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Koperasi Pada Kurun Waktu 1950 – 1965
Pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan
dan diganti dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seiring dengan disatukannya
kembali Negara-negara bagian ke dalam wadah kesatuan RI, jawatan-jawatan koperasi di
Negara-negara bagian tersebut dibubarkan pula dan selanjutnya digabungkan dalam satu
bentuk organisasi jawatan koperasi yang bernaung dalam Negara RI, segala sesuatunya
diseragamkan dan disesuaikan dengan semangat dan nilai-nilai perjuangan 1945, semangat
Pancasila dan semangat UUD 1945.
Pada kurun waktu tesebut, sementara koperasi tengah mengadakan penyempurnaan di
dalam, situasi dalam negeri berubah di mana persatuan dan kekeluargaan antara sesama
rakyat Indonesia secara lambat tengah dibawa kearah keretakan yang dikarenakan sistem
liberalisme. Sistem ini sangat mengabaikan cara-cara musyawarah dan mufakat, merusak
terjalinnya persatuan antara sesama warga Negara, liberalisme menimbulkan pengkotak-
kotakan dalam masyarakat yang masing-masing menggunakan cara mutlak-mutlakan dalam
mewujudkan segala sesuatu yang menjadi cita-citanya. Jadi liberalisme sangat bertentangan
dengan gotong royong dan kekeluargaan yang menjadi kepribadian bangsa kita.

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


KOPERASI DI INDONESIA Page 7
Akibat liberalisme yang akarnya makin hari makin kuat, sehingga Presiden Soekarno
mengeluarkan dekrit (5 Juli 1959) untuk kembali ke Undang-Undang Dasar 1945. Ini
mendapatkan sambutan yang hangat dari rakyat Indonesia karena sejalan dengan kepribadian
bangsa, yang mana Pancasila merupakan dasar dari segala ketentuan yang terdapat dalam
UUD 1945. Musyawarah dan mufakat akan diutamakan kembali sehingga persatuan dan
kesatuan bangsa terjamin degan baik. Tetapi sangat disayangkan demokrasi terpimpin dan
ekonomi terpimpin yang seharusnya terpimpin oleh Pancasila, pengertiannya berubah
menjadi terpimpin oleh garis-garis pemikiran pribadi Bung Karno, yang mengakibatkan
diktatorisme ataupun otokrasi. Khusus bagi gerakan koperasi hal ini berarti penyelewengan
yang jauh dari jiwa koperasi, urusan intern perkumpulan koperasi semakin banyak dicampuri
pemerintah, kebebasan koperasi untuk mengambil keputusan menjadi sangat terbatas.

2.5 Perkembangan Koperasi Pada Masa Pemerintahan Orde Baru dan Reformasi
Seiring dengan keruntuhan pemerintahan orde lama dibawah kepemimpinan Soekarno
yang telah bertindak jauh ke luar dari ketentuan-ketentuan UUD 1945 dan Pancasila, maka
terbentuklah pemerintahan orde baru di bawah pimpinan Soeharto yang melakukan
pembersihan-pembersihan di seluruh tubuh pemerintahan dan badan-badan kemasyarakatan.
Tampilnya Orde Baru dalam memimpin negeri ini membuka peluang dan cakrawala baru
bagi pertumbuhan dan perkembangan kehidupan perkoperasian nasional.
Pada masa orde baru terdapat Undang-Undang Koperasi yang baru yaitu Undang-
undang nomor 12 tahun 1967 (tentang pokok-pokok perkoperasian) telah disahkan oleh
Presiden pada tanggal 18 Desember 1967 dan berlaku sampai sekarang. Dengan adanya UU
koperasi yang baru ini maka terpenuhilah keinginan masyarakat khususnya para pecinta
koperasi untuk memiliki landasan pokok untuk mengatur perkoperasian yang sesuai dengan
jiwa dan semangat orde baru, berdasarkan Pancasila serta undang-undang Dasar 1945,
terutama pasal 33 ayat 1.
Sejak saat Jenderal Soeharto efektif memegang kendali kekuasaan pemerintahan
sesuai dengan SUPERSEMAR (Surat Perintah 11 Maret 1966), perbaikan demi perbaikan
mulai dilakukan. Tanpa terkecuali bidang perkoperasian untuk dikembalikan sesuai denga
fungsinya yang sesungguhnya. Pada tahun 1966 ini pula pemerintah telah mengatur bidang
perkoperasian nasional, dimana urusan pengembangan/pembinaan dialihkan kepada
Kementerian Perdagangan melalui Departemen Koperasi, yang langsung meluruskan
kekeliruan yang terjadi di zaman Orde Lama, yaitu meletakkan asas-asas Sendi Dasar

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


KOPERASI DI INDONESIA Page 8
Koperasi sesuai dengan keberadaannya. Oleh karena itu dikeluarkan Surat Edaran No.1 dan
No.2 tahun 1966 oleh Deputi Mentri Perdagangan yang membawahi Departemen Koperasi di
lingkungan Kementerian Perdagangan, yang mengatur bahwa: koperasi harus bekerja
berdasarkan asas dan sendi dasar yang sebenarnya, koperasi sebagai alat demokrasi ekonomi
harus menegakkan asas demokrasi dengan kekuasaan tertinggi pada Rapat Anggota, dan
seterusnya.
Landasan-landasan Koperasi, yaitu antara lain:
1. Landasn Idiil: Pancasila
2. Landasan Struktural dan Landasan Gerak: UUD 1945 dan Pasal 33 ayat (1) UUD
1945 serta penjelasannya
3. Landasan mental koperasi Indonesia: setia kawan dan kesadaran berpribadi.

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


KOPERASI DI INDONESIA Page 9
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Timbulnya cita-cita ke arah pembentukan koperasi berawal dari E. Sieburgh (pejabat
tertinggi/kepala daerah di Purwokerto) dan De Wolf van Westerrede (pengganti Sieburgh)
merupakan orang Belanda yang banyak kaitannya dengan perintisan koperasi yang pertama-
tama di tanah air kita, yaitu di Purwokerto. Masalahnya di dahului oleh Raden Aria
Wirjaatmadja (patih purwokerto) sebagai seorang yang rasa sosialnya tebal. Dengan
mendapat bantuan moril atau dorongan-dorongan dari E. Sieburgh pada tahun 1891 didirikan
Bank penolong dan Penyimpanan di Purwokerto, yang maksud utamanya membebaskan para
pegawai dari segala tekanan utang. Pada tahun 1898 E. Sieburgh digantikan oleh De Wolf
van Westerrede yang mengharapkan terbentuknya koperasi simpan pinjam untuk para petani.
Realisasi pembentukan koperasi di tanah air kita dipelopori oleh Budi Utomo (sebuah
pergerakan kebangsaan yang lahir tahun 1908 di bawah pimpinan Sutomo dan Gunawan
Mangunkusumo), inilah yang menjadi pelopor dalam pembentukan koperasi industri kecil
dan kerajinan. Dalam kongres Budi Utomo di Yogyakarta telah diputuskan, bahwa Budi
Utomo akan berdaya upaya untuk:
a. Memperbaiki dan meningkatkan kecerdasan rakyat melalui bidang pendidikan;
b. Memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui koperasi-koperasi
yang segera dibentuk.
Akhir tahun 1946 jumlah koperasi yang didirikan melonjak cepat. Di Pulau Jawa saja
tercatat ada 2500 perkumpulan koperasi yang diawasi pemerintah. Menjamurnya koperasi
ketika itu memancing kaum partai untuk memanfaatkan keberadaan mereka demi tujuan
partai. Dan banyak koperasi yang kemudiaan diperalat oleh para pimpinan partai itu. Ini
berarti secara sadar telah melanggar prinsip-prinsip berkoperasi. Berbagai upaya dilakukan
oleh para pemimpin gerakan koperasi untuk meluruskan keadaan yang menyesatkan itu. Pada
akhir tahun 1946 itu gerakan koperasi Jawa Barat sepakat mengadakan konferensi.
Pelaksanaan konferensi yang berlangsung di Ciparay itu berhasil membentuk ”Pusat Koperasi
Primer”.
Akibat liberalisme yang akarnya makin hari makin kuat, sehingga Presiden Soekarno
mengeluarkan dekrit (5 Juli 1959) untuk kembali ke Undang-Undang Dasar 1945. Ini
mendapatkan sambutan yang hangat dari rakyat Indonesia karena sejalan dengan kepribadian

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


KOPERASI DI INDONESIA Page 10
bangsa, yang mana Pancasila merupakan dasar dari segala ketentuan yang terdapat dalam
UUD 1945. Musyawarah dan mufakat akan diutamakan kembali sehingga persatuan dan
kesatuan bangsa terjamin degan baik. Tetapi sangat disayangkan demokrasi terpimpin dan
ekonomi terpimpin yang seharusnya terpimpin oleh Pancasila, pengertiannya berubah
menjadi terpimpin oleh garis-garis pemikiran pribadi Bung Karno, yang mengakibatkan
diktatorisme ataupun otokrasi. Khusus bagi gerakan koperasi hal ini berarti penyelewengan
yang jauh dari jiwa koperasi, urusan intern perkumpulan koperasi semakin banyak dicampuri
pemerintah, kebebasan koperasi untuk mengambil keputusan menjadi sangat terbatas.
Pada masa orde baru terdapat Undang-Undang Koperasi yang baru yaitu Undang-
undang nomor 12 tahun 1967 (tentang pokok-pokok perkoperasian) telah disahkan oleh
Presiden pada tanggal 18 Desember 1967 dan berlaku sampai sekarang. Dengan adanya UU
koperasi yang baru ini maka terpenuhilah keinginan masyarakat khususnya para pecinta
koperasi untuk memiliki landasan pokok untuk mengatur perkoperasian yang sesuai dengan
jiwa dan semangat orde baru, berdasarkan Pancasila serta undang-undang Dasar 1945,
terutama pasal 33 ayat 1.

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


KOPERASI DI INDONESIA Page 11
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Masngudi, 1990, Penelitian Tentang Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia:


Jakarta, Badan Penelitian Pengembangan Koperasi Departemen Koperasi
Dori Novita Listyaningrum, 2015, Perkembangan Koperasi di Dunia dan di Indonesia
http://www.informasi-pendidikan.com/2015/04/pengertian-koperasi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi#Sejarah_koperasi_di_Indonesia
http://zetzu.blogspot.co.id/2010/10/sejarah-pertumbuhan-perkembangan.html
http://rohmanto96.blogspot.com/2012/10/ruang-lingkup-koperasi_14.html
http://rimanurl.blogspot.com/2014/10/sejarah-perkembangan-koperasi-di-dunia.html
http://adhiprawiraa.blogspot.com/2014/10/sejarah-koperasi-di-dunia-dan-di.html
https://pungkiindriyonoblog.wordpress.com/2013/09/30/sejarah-perkembangan-koperasi-di-
dunia-dan-di-indonesia/
http://fetherabersond.blogspot.com/2013/11/jenis-jenis-dan-bentuk-bentuk-koperasi.html

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


KOPERASI DI INDONESIA Page 12

Anda mungkin juga menyukai