Anda di halaman 1dari 40

PENGELOLAAN LIMBAH DAN

PENCEMARAN

Pengelolaan Persampahan :
Pewadahan, Pengumpulan,
Pengangkutan, Pemisahan dan
Pembuangan Akhir

Teknik Lingkungan, FTM -


UPN[V]Yk 1
Materi pada pertemuan ini membahas
mengenai pengelolaan dan penanganan
sampah yaitu pewadahan, pengumpulan,
pengangkutan sampah dari sumber
sampah, pemisahan dan pembuangan
akhir sampah.

Deskripsi
2
 Mahasiswa memahami mekanisme
pengelolaan dan penanganan sampah
yaitu pewadahan, pengumpulan,
pengangkutan sampah dari sumber
sampah, pemisahan dan pembuangan
akhir sampah
 Mahasiswa dapat menghitung secara
teknis meliputi volume wadah, waktu dan
kapasitas pengangkutan serta waktu dan
kapasitas TPA

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Teknik Lingkungan, FTM -
UPN[V]Yk 3
Pengelolaan sampah meliputi dasar -
dasar perencanaan untuk kegiatan -
kegiatan :
1. Pewadahan sampah
2. Pengumpulan sampah
3. Pemindahan sampah
4. Pengangkutan sampah
5. Pengolahan sampah
6. Pembuangan akhir

4
 Adalahpenempatan sampah
pada suatu tempat untuk
mempercepat pengambilan oleh
petugas dan higienis

 Dalam pewadahan berlangsung


pula proses pemilahan.
Pewadahan
5
6
7
 Penempatan Pewadahan
1. Wadah Individual :
- Halaman depan
- Halaman belakang (untuk fasilitas hotel,
RM, dsb)
2. Wadah Komunal :
- Tidak mengambil lahan trotoar (kecuali
sampah pejalan kaki dan penyapuan
jalan)
- Tidak di pinggir jalan protokol
- Sedekat mungkin dengan sumber
sampah
- Tidak mengganggu pemakai jalan atau
sarana umum lainnya
- Memudahkan pemindahan dan
pengoperasian
Menentukan Volume Tempat Sampah
Minimum
Data : - Jumlah Penduduk/ penghuni
- Laju penimbulan/hr
- Faktor Pengaman Tempat Sampah
- Ritasi Pengangkutan

Vol Sampah =
Σ penghuni x laju penimbulan x Ritasi

Vol Tempat Sampah =


Vol Sampah x Faktor pengaman T.s
 kegiatan operasi pengumpulan sampah
dari tempat sumber asal sampah untuk
diangkut ketempat penampungan
sementara atau ketempat pengolahan
atau pembuangan akhir
Pengumpulan
Teknik Lingkungan, FTM -
UPN[V]Yk 10
 Individual langsung
 Individual tidak langsung
 Komunal langsung
 Komunal tidak langsung
 Penyapuan jalan

Pola Pengumpulan Sampah


11
POLA INDIVIDUAL POLA INDIVIDUAL POLA KOMUNAL POLA KOMUNAL POLA PENYAPUAN
LANGSUNG TIDAK LANGSUNG LANGSUNG TIDAK LANGSUNG JALAN

Keterangan :
Sumber Timbunan Sampah Pewadahan Individual
Pewadahan Komunal
Lokasi Pemindahan
Gerakan Alat Pengangkut
Gerakan Alat Pengumpul
Gerakan Penduduk ke Wadah Komunal
 Pola Pengumpulan
A. Pola Individual langsung :
1) Kondisi topografi bergelombang
2) Kondisi jalan cukup lebar dan
operasi tidak mengganggu
pemakai jalan
lainnya
3) Kondisi dan jumlah alat memadai
4) Jumlah timbulan > 0,3 m3/ hari.
B. Pola Individual tidak langsung
1) Bagi daerah yang partisipasi
masyarakatnya rendah
2) Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia
3) Alat pengumpul masih dapat menjangkau
secara langsung
4) Bagi kondisi topogafi relatif datar (rata-
rata < 5%) dapat menggunakan alat
pengumpul
non mesin (gerobak, becak)
5) Kondisi lebar jalan/gang dapat dilalui alat
pengumpul tanpa mengganggu pemakai
jalan lainnya
6) Organisasi pengelola harus siap dengan
sistem pengendalian.
C. Pola Komunal langsung dengan
persyaratan sebagai berikut :
1) Bila alat angkut terbatas
2) Bila kemampuan pengndalian personil
dan peralatan relatif rendah
3) Alat pengumpul sulit menjangkau
sumber- sumber sampah (kondisi
daerah berbukit, gang/jalan sempit)
4) Peran serta masyarakat tinggi
5) Wadah komunal ditempatkan sesuai
dengan kebutuhan dan di lokasi yang
mudah
dijangkau oleh alat pengangkut (truk)
6) Untuk pemukiman tidak teratur
D. Pola komunal tidak langsung dengan
persyaratan sebagai berikut :
1) Peran masyarakat tinggi
2) Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan
kebutuhan dan di lokasi yang mudah
dijangkau alat pengumpul
3) Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia
4) Bagi kondisi topografi relatif datar (rata-rata
< 5%),dapat menggunakan alat pengumpul
non mesin (gerobak, becak), bagi kondisi
topografi > 5% dapat menggunakan cara lain
seperti pikulan, kontainer kecil beroda dan
karung
5) Lebar jalan/gang dapat dilalui alat
pengumpul tanpa mengganggu pemakai jalan
lainnya
6) Organisasi pengelola harus ada
E. Pola penyapuan jalan dengan
persyaratan sebagai berikut :
1) Juru sapu harus mengetahui cara
penyapuan untuk setiap daerah
pelayanan (diperkeras,tanah,
lapangan rumput , dll)
2) Penanganan penyapuan jalan untuk
setiap daerah berbeda tergantung
pada fungsi dan nilai daerah yang
dilayani
3) Pengumpulan sampah hasil penyapuan
jalan diangkut ke lokasi pemindahan
untuk kemudian diangkut ke TPA
4) Pengendalian personal dan peralatan
harus baik
Perencanaan Operasional
Pengumpulan
Hal yang harus diperhatikan :
1. Ritasi antara 1-4 rit/hari.\
2. Periodisasi : 1 hari, 2 hari atau maximal 3 hari sekali,
tergantung dari kondisi komposisi sampah (semakin
besar prosentase sampah organik periodesasi
palayanan maksimal sehari ), kapasitas kerja, desain
peralatan dan kualitas pelayanan.
3. Mempunyai daerah pelayanan tertentu dan tetap.
4. Mempunyai petugas pelaksana yang tetap dan dipindahkan
secara periodik.
5. Pembebanan pekerjaan diusahakan merata dengan kriteria
jumlah sampah terangkut, jarak tempuh dan kondisi
daerah.
Pelaksana Pengumpulan
Sampah
Pengumpulan sampah dapat dilaksanakan
oleh petugas kebersihan kota atau swadaya
masyarakat ( Pribadi, institusi, badan swasta atau
dikelola oleh RT/RW )
Pemindahan
Tahap memindahkan sampah hasil
pengumpulan ke dalam alat angkut
untuk dibawa ke TPA

Lokasi pemindahan dengan pertimbangan :


 Letak harus mudah untuk mengumpulkan dan
mengangkut, masuk dan keluar dari lokasi
pemindahan
 Letak tidak jauh dari sumber sampah

Jenis pemindahan
 Terpusat (tipe I)
 Tersebar (tipe II dan III)
20
21
Teknik Lingkungan, FTM - UPN[V]Yk
Cara Pemindahan

1. Manual.
2. Makanis.
3. Campuran, pengisian kontainer dilakukan secara manual
oleh petugas pengumpul sedangkan pengangkutan
kontainer ke atas truk dilakukan secara mekanis (load haul).

 Mendasari Sistem Transportasi

22
 Tahap membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau langsung dari sumber
sampah menuju tempat pembuangan
sampah.

Pola pengangkutan :
 Sistem transfer depo
 Sistem kontainer

Pengangkutan
23
Pola operasional pewadahan,
pengumpulan, pengangkutan dan
24

pembuangan sampah.
Pemisahan

Teknologi pemisahan sampah


 Shredding
 Operasi shredding tidak hanya bertujuan untuk mengecilkan
ukuran sampah dan membuat sampah menjadi lebih seragam,
tetapi juga melibatkan proses pencampuran sampah.
 Contoh mesin shredder adalah flail-mill dan hammer-mill

 Ayakan Trommel
 Bekerja berdasarkan perbedaan ukuran partikel.
 Berupa ayakan berbentuk silinder terbuka pada kedua
ujungnya yang bergerak secara rotary pada sumbunya. Silinder
dipasang horisontal dengan sedikit kemiringan.
 Limbah masuk pada ujung silinder yang lebih tinggi dan oleh
gerakan silinder, limbah dengan ukuran lebih besar daripada
ukuran lubang ayakan keluar pada ujung lain.
25
 Pemisah magnetis
◦ Bekerja berdasarkan sifat magnetik suatu bahan
terhadap medan magnet.
◦ Sampah diangkut dengan konveyor dan dilewatkan
sebuah medan magnet. Limbah yang bersifat
feromagnetis akan tertahan oleh medan magnet,
sedangkan bahan yang tidak feromagnetis akan terus
terbawa konveyor

 Air classifier
◦ Bekerja berdasarkan densitas bahan dalam sampah.
◦ Limbah dimasukkan dalam suatu arus udara di mana
sampah akan terfluidisasi. Fraksi bahan yang ringan
akan terbawa oleh arus udara dan fraksi berat akan
jatuh dan terkumpul di bagian bawah alat.
◦ Sampah dapat dipilah menjadi 2 atau 3 kelompok

26
 Baling
◦ Bertujuan untuk mengatur dimensi limbah
sedemikian rupa sehingga memudahkan
penanganan lebih lanjut.
◦ Sampah dipres hingga kerapatan dan dimensi
tertentu.
◦ Baling tidak merubah sifat fisik maupun kimia
sampah.
◦ Proses ini menghasilkan pengurangan volume
sampah, yaitu dengan memperkecil rongga-rongga
tumpukan sampah.
◦ Baling juga memperkecil terjadinya gas metan
◦ Biasanya tidak ditujukan untuk proses pembakaran
dan menghasilkan air lindi yang tidak pekat.

27
 Adalah upaya untuk mengkarantina
sampah sehingga aman

Persyaratan umum lokasi TPA


◦ lahan bukan merupakan daerah banjir
◦ permeabilitas tanah maksimum 10 -7 cm/detik
◦ sesuai dengan rencana tata ruang, jarak dari pusat
pelayanan ± 10 km
◦ merupakan daerah yang stabil secara geologi
◦ bukan merupakan daerah resapan air tanah dan
tidak produktif untuk pertanian
◦ ketebalan lapisan tanah liat minimum 1 meter
(tidak mencemarkan sumber air)

Pembuangan Akhir
28
Pengolahan
 Adalah upaya mengurangi volume
sampah atau merubah bentuk menjadi
bermanfaat sehingga dapat digunakan
kembali.

Teknik/teknologi pengolahan sampah :


 Insinerasi
 Pirolisa dan Gasifikasi
 Pemadatan / Densifikasi
 Pengomposan
 Biogas

29
 Metode Pembuangan Akhir
◦ Open dumping
◦ Landfill (lahan urug)
◦ Sanitary Landfill
◦ Dilaut dilakukan disekitar pantai untuk lahan
reklamasi pantai

 Rekayasa dan konstruksi


◦ sistem pelapisan
◦ sistem pengaturan aliran air permukaan
◦ sistem pengumpulan air lindi
◦ sistem pengolahan air lindi
◦ sistem sumur pemantauan

30
Sanitary land fill (lahan urug)

 Landfill adalah teknik pembuangan


sampah / limbah padat dalam tanah.
 Sanitary landfill :
Teknik pembuangan sampah/ limbah
padat kota dalam tanah yang
direncanakan dan dioperasikan
dengan mempertimbangkan dampak
lingkungan dan gangguan kesehatan
masyarakat
Teknik Lingkungan, FTM -
UPN[V]Yk 31
 Sampah dimasukkan ke dalam lubang, dipadatkan
(compacted), dan ditutup dengan tanah
 Mengurangi jumlah tikus, lalat, dan vermin lain
 Mengurangi bahaya kebakaran
 Mengurangi bau
 Mengurangi bahaya pencemaran air permukaan
dan air tanah
 Sistem baru dilengkapi dengan pengumpul air lindi
(leachate) dan gas yang dihasilkan selama
dekomposisi

32
 no odour
Tujuan sanitary landfill :
 no leachate
 no flies
 no water pollution
 Pengoperasian lahan urug
◦ manajemen air lindi
◦ manajemen air tanah
◦ manajemen air permukaan

 Manajemen pasca operasi


◦ monitoring
◦ securing

34
 Permasalahan lahan urug
◦ Gas metana
Dapat terkumpul di dalam lubang dalam tanah
dan menyebabkan terjadinya ledakan
◦ Air lindi
Kontaminasi air permukaan dan air tanah oleh air
lindi dari lahan urug yang tidak dilengkapi dengan
sistem saluran yang baik
◦ Waktu operasi
Lahan urug bukanlah cara penanganan sampah
untuk jangka panjang karena ada saatnya di
mana lahan urug akan terisi penuh oleh sampah,
dan tidak ada tempat lain untuk digunakan
sebagai lahan urug baru

35
36
Teknik Lingkungan, FTM -
UPN[V]Yk 37
Ringkasan Materi
 Pengelolaan sampah meliputi pewadahan,
pengumpulan, pengangkutan sampah dari
sumber sampah, pemisahan dan
pembuangan akhir sampah.
 Penanganan lanjut sampah yaitu
◦ Pengumpulan sampah secara individual (langsung dan tidak
langsung), komunal (langsung dan tidak langsung) dan
penyapuan jalan.
◦ pengangkutan sampah dari sumber sampah secara
kontainer dan sistem depo
 Apabila sampah telah mengalami pemisahan
dan diperoleh sampah yang dapat digunakan
kembali, dibuang ke pembuangan akhir
sampah (TPA sampah) .
38
 Soal
1. Terangkan alur kegiatan dalam
pengelolaan sampah !
2. Terangkan perbedaan sistem
pengangkutan sampah secara kontainer
dengan sistem depo !
3. Terangkan cara pengangkutan kontainer
cara 1 dan 4 !
4. Sebutkan persyaratan suatu lokasi
menjadi TPA sampah!

39
 Peavy H.S, Rowe D.R., Tchobanoglous G.,(1985).
Environmental Engineering, McGraw Hill, Singapore.
 Anonim,1995, Sampah dan Pengelolaannya, Kementerian
Lingkungan Hidup RI, Jakarta.
 Tchobanoglous, G. and urton, F.L., 1991, Wastewater
Engineering : Treatment, Disposal and Reuse, McGraw-Hill
Inc., Singapore

Referensi
40

Anda mungkin juga menyukai