PENCEMARAN
Pengelolaan Persampahan :
Pewadahan, Pengumpulan,
Pengangkutan, Pemisahan dan
Pembuangan Akhir
Deskripsi
2
Mahasiswa memahami mekanisme
pengelolaan dan penanganan sampah
yaitu pewadahan, pengumpulan,
pengangkutan sampah dari sumber
sampah, pemisahan dan pembuangan
akhir sampah
Mahasiswa dapat menghitung secara
teknis meliputi volume wadah, waktu dan
kapasitas pengangkutan serta waktu dan
kapasitas TPA
4
Adalahpenempatan sampah
pada suatu tempat untuk
mempercepat pengambilan oleh
petugas dan higienis
Vol Sampah =
Σ penghuni x laju penimbulan x Ritasi
Keterangan :
Sumber Timbunan Sampah Pewadahan Individual
Pewadahan Komunal
Lokasi Pemindahan
Gerakan Alat Pengangkut
Gerakan Alat Pengumpul
Gerakan Penduduk ke Wadah Komunal
Pola Pengumpulan
A. Pola Individual langsung :
1) Kondisi topografi bergelombang
2) Kondisi jalan cukup lebar dan
operasi tidak mengganggu
pemakai jalan
lainnya
3) Kondisi dan jumlah alat memadai
4) Jumlah timbulan > 0,3 m3/ hari.
B. Pola Individual tidak langsung
1) Bagi daerah yang partisipasi
masyarakatnya rendah
2) Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia
3) Alat pengumpul masih dapat menjangkau
secara langsung
4) Bagi kondisi topogafi relatif datar (rata-
rata < 5%) dapat menggunakan alat
pengumpul
non mesin (gerobak, becak)
5) Kondisi lebar jalan/gang dapat dilalui alat
pengumpul tanpa mengganggu pemakai
jalan lainnya
6) Organisasi pengelola harus siap dengan
sistem pengendalian.
C. Pola Komunal langsung dengan
persyaratan sebagai berikut :
1) Bila alat angkut terbatas
2) Bila kemampuan pengndalian personil
dan peralatan relatif rendah
3) Alat pengumpul sulit menjangkau
sumber- sumber sampah (kondisi
daerah berbukit, gang/jalan sempit)
4) Peran serta masyarakat tinggi
5) Wadah komunal ditempatkan sesuai
dengan kebutuhan dan di lokasi yang
mudah
dijangkau oleh alat pengangkut (truk)
6) Untuk pemukiman tidak teratur
D. Pola komunal tidak langsung dengan
persyaratan sebagai berikut :
1) Peran masyarakat tinggi
2) Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan
kebutuhan dan di lokasi yang mudah
dijangkau alat pengumpul
3) Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia
4) Bagi kondisi topografi relatif datar (rata-rata
< 5%),dapat menggunakan alat pengumpul
non mesin (gerobak, becak), bagi kondisi
topografi > 5% dapat menggunakan cara lain
seperti pikulan, kontainer kecil beroda dan
karung
5) Lebar jalan/gang dapat dilalui alat
pengumpul tanpa mengganggu pemakai jalan
lainnya
6) Organisasi pengelola harus ada
E. Pola penyapuan jalan dengan
persyaratan sebagai berikut :
1) Juru sapu harus mengetahui cara
penyapuan untuk setiap daerah
pelayanan (diperkeras,tanah,
lapangan rumput , dll)
2) Penanganan penyapuan jalan untuk
setiap daerah berbeda tergantung
pada fungsi dan nilai daerah yang
dilayani
3) Pengumpulan sampah hasil penyapuan
jalan diangkut ke lokasi pemindahan
untuk kemudian diangkut ke TPA
4) Pengendalian personal dan peralatan
harus baik
Perencanaan Operasional
Pengumpulan
Hal yang harus diperhatikan :
1. Ritasi antara 1-4 rit/hari.\
2. Periodisasi : 1 hari, 2 hari atau maximal 3 hari sekali,
tergantung dari kondisi komposisi sampah (semakin
besar prosentase sampah organik periodesasi
palayanan maksimal sehari ), kapasitas kerja, desain
peralatan dan kualitas pelayanan.
3. Mempunyai daerah pelayanan tertentu dan tetap.
4. Mempunyai petugas pelaksana yang tetap dan dipindahkan
secara periodik.
5. Pembebanan pekerjaan diusahakan merata dengan kriteria
jumlah sampah terangkut, jarak tempuh dan kondisi
daerah.
Pelaksana Pengumpulan
Sampah
Pengumpulan sampah dapat dilaksanakan
oleh petugas kebersihan kota atau swadaya
masyarakat ( Pribadi, institusi, badan swasta atau
dikelola oleh RT/RW )
Pemindahan
Tahap memindahkan sampah hasil
pengumpulan ke dalam alat angkut
untuk dibawa ke TPA
Jenis pemindahan
Terpusat (tipe I)
Tersebar (tipe II dan III)
20
21
Teknik Lingkungan, FTM - UPN[V]Yk
Cara Pemindahan
1. Manual.
2. Makanis.
3. Campuran, pengisian kontainer dilakukan secara manual
oleh petugas pengumpul sedangkan pengangkutan
kontainer ke atas truk dilakukan secara mekanis (load haul).
22
Tahap membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau langsung dari sumber
sampah menuju tempat pembuangan
sampah.
Pola pengangkutan :
Sistem transfer depo
Sistem kontainer
Pengangkutan
23
Pola operasional pewadahan,
pengumpulan, pengangkutan dan
24
pembuangan sampah.
Pemisahan
Ayakan Trommel
Bekerja berdasarkan perbedaan ukuran partikel.
Berupa ayakan berbentuk silinder terbuka pada kedua
ujungnya yang bergerak secara rotary pada sumbunya. Silinder
dipasang horisontal dengan sedikit kemiringan.
Limbah masuk pada ujung silinder yang lebih tinggi dan oleh
gerakan silinder, limbah dengan ukuran lebih besar daripada
ukuran lubang ayakan keluar pada ujung lain.
25
Pemisah magnetis
◦ Bekerja berdasarkan sifat magnetik suatu bahan
terhadap medan magnet.
◦ Sampah diangkut dengan konveyor dan dilewatkan
sebuah medan magnet. Limbah yang bersifat
feromagnetis akan tertahan oleh medan magnet,
sedangkan bahan yang tidak feromagnetis akan terus
terbawa konveyor
Air classifier
◦ Bekerja berdasarkan densitas bahan dalam sampah.
◦ Limbah dimasukkan dalam suatu arus udara di mana
sampah akan terfluidisasi. Fraksi bahan yang ringan
akan terbawa oleh arus udara dan fraksi berat akan
jatuh dan terkumpul di bagian bawah alat.
◦ Sampah dapat dipilah menjadi 2 atau 3 kelompok
26
Baling
◦ Bertujuan untuk mengatur dimensi limbah
sedemikian rupa sehingga memudahkan
penanganan lebih lanjut.
◦ Sampah dipres hingga kerapatan dan dimensi
tertentu.
◦ Baling tidak merubah sifat fisik maupun kimia
sampah.
◦ Proses ini menghasilkan pengurangan volume
sampah, yaitu dengan memperkecil rongga-rongga
tumpukan sampah.
◦ Baling juga memperkecil terjadinya gas metan
◦ Biasanya tidak ditujukan untuk proses pembakaran
dan menghasilkan air lindi yang tidak pekat.
27
Adalah upaya untuk mengkarantina
sampah sehingga aman
Pembuangan Akhir
28
Pengolahan
Adalah upaya mengurangi volume
sampah atau merubah bentuk menjadi
bermanfaat sehingga dapat digunakan
kembali.
29
Metode Pembuangan Akhir
◦ Open dumping
◦ Landfill (lahan urug)
◦ Sanitary Landfill
◦ Dilaut dilakukan disekitar pantai untuk lahan
reklamasi pantai
30
Sanitary land fill (lahan urug)
32
no odour
Tujuan sanitary landfill :
no leachate
no flies
no water pollution
Pengoperasian lahan urug
◦ manajemen air lindi
◦ manajemen air tanah
◦ manajemen air permukaan
34
Permasalahan lahan urug
◦ Gas metana
Dapat terkumpul di dalam lubang dalam tanah
dan menyebabkan terjadinya ledakan
◦ Air lindi
Kontaminasi air permukaan dan air tanah oleh air
lindi dari lahan urug yang tidak dilengkapi dengan
sistem saluran yang baik
◦ Waktu operasi
Lahan urug bukanlah cara penanganan sampah
untuk jangka panjang karena ada saatnya di
mana lahan urug akan terisi penuh oleh sampah,
dan tidak ada tempat lain untuk digunakan
sebagai lahan urug baru
35
36
Teknik Lingkungan, FTM -
UPN[V]Yk 37
Ringkasan Materi
Pengelolaan sampah meliputi pewadahan,
pengumpulan, pengangkutan sampah dari
sumber sampah, pemisahan dan
pembuangan akhir sampah.
Penanganan lanjut sampah yaitu
◦ Pengumpulan sampah secara individual (langsung dan tidak
langsung), komunal (langsung dan tidak langsung) dan
penyapuan jalan.
◦ pengangkutan sampah dari sumber sampah secara
kontainer dan sistem depo
Apabila sampah telah mengalami pemisahan
dan diperoleh sampah yang dapat digunakan
kembali, dibuang ke pembuangan akhir
sampah (TPA sampah) .
38
Soal
1. Terangkan alur kegiatan dalam
pengelolaan sampah !
2. Terangkan perbedaan sistem
pengangkutan sampah secara kontainer
dengan sistem depo !
3. Terangkan cara pengangkutan kontainer
cara 1 dan 4 !
4. Sebutkan persyaratan suatu lokasi
menjadi TPA sampah!
39
Peavy H.S, Rowe D.R., Tchobanoglous G.,(1985).
Environmental Engineering, McGraw Hill, Singapore.
Anonim,1995, Sampah dan Pengelolaannya, Kementerian
Lingkungan Hidup RI, Jakarta.
Tchobanoglous, G. and urton, F.L., 1991, Wastewater
Engineering : Treatment, Disposal and Reuse, McGraw-Hill
Inc., Singapore
Referensi
40