PEMBAHASAN
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urine. Organ ini berbentuk seperti buah pir
(kendi). letaknya dibelakang simfisis pubis di dalam rongga panggul ketika sudah penuh letak
kandung kemih berada di atas simfisis. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis
seperti balon karet. Dinding kandung kemih mempunyai kapasitas tampungan maksimal pada
orang dewasa sekitar ± 250-450 ml. Vaskularisasinya cabang arteri iliaka interna, yaitu arteria
vesikalis superior menyilang di depan ureter. Vena bermuara di vena iliaka interna. Sedangkan
persyarafannya 1. Syaraf motoris menuju m.detrusor berasal dari serabut inhibitor ke sfingter
c. Tunika submukosa.
2.3 Klasifikasi
Staging dan klasifikasi
Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG-MARSHAL untuk
menentukan operasi atau observasi :
T=pembesaran lokal tumor primer, ditentukan melalui :
Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan
biopsy atau transurethral reseksi.
NO KODE KET
NO KODE KET
M = metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe yang jauh. Pemeriksaan klinis,
thorax foto, dan test biokimia
NO KODE KET
Type tumor didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi.
Penentuan derajat invasi tumor (stadium) dilakukan berdasarkan sistem TNM atau penentuan
stadium dari Marshall
NO TNM Marshall Uraian
2.4 Etiologi
Menurut Nursalam, 2009
Etiologi yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Akan tetapi ada kanker ini
memiliki beberapa faktor resiko:
1. Para pekerja di pabrik kimia (terutama cat), laboratorium pabrik korek api, tekstil, pabrik
kulit, dan pekerja salon karena sering terpapar oleh bahan karsinogen (senyawa air aromatik 2
naftilamin, bensidin, dan 4 aminobifamil).
2. Perokok aktif karena rokok mengandung bahan karsinogen berupa amin aromatic dan
nitrosamine
3. Infeksi saluran kemih seperti E. Coli dan proteus spp yang menghasilkan nitrosamine sebagai
zat karsinogen
4. Sering mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin dan siklamat, serta
pemakaian obat-obatan siklofosfamid melalui intravesika, fenasetin, opium, dan antituberkulosis
INH dalam jangka waktu lama
2.8 Penatalaksanaan
1. Chemoterapi
Obat-obat anti kanker :
1. Citral, 5 fluoro urasil
2. Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan paliatif. 5- Fluorouracil
(5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa
dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita
dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam Buli-
buli selama dua jam.
2. Radioterapy/terapi sinar
a. Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-IV dan
stage B2-C.
b. Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads. Penderita
dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6
minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads
selam 2-3 minggu.
2.9 Komplikasi
1. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
2. Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck
3. Hydronephrosis oleh karena ureter mengalami oklusi
2.10 Pencegahan
Menurut National Academy of Sciences Amerika Serikat
1. Kurangi kandungan lemak yang dikonsumsi
2. Lebih baik mengkonsumsi makanan yang mengandung serat seperti sayur, buah-buahan ,
dan nasi
3. Lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kaya akan beta karoten seperti
wortel, bayam, dan buah-buahan yang berwarna jingga
4. Kurangi kebiasaan merokok dan makanan yang diawetkan, diasin atau diasap baik daging
maupun ikan
5. Hindari sinar matahari dengan menggunakan topi dan lotion pelindung matahari
6. Hindari berganti-ganti pasangan seksual
7. Hindari minum-minuman alkohol dan obat-obatan (narkoba)
8. Deteksi dini kanker dengan beberapa pemeriksaan
9. Hati-hati terhadap zat kimia yang ada di lingkungan anda
10. Minum air secukupnya agar zat racun dapat terbuang bersamaan dengan urine
2.11 Prognosis
Prognosis bergantung kepada jenis sel, derajat, keganasan, dan metastasis. Secara klinis
dapat ditemukan dua jenis gambaran, yaitu pertumbuhan superfisial dan yang bertumbuh invasif
dari permulaan. Tumor superfisial yang berdiferensiasi baik dapat timbul kembali atau muncul
papiloma baru. Dengan kewaspadaan konstan, sistoskopi berkala diperlukan minimal 3 tahun.
Tumor baru juga dapat dikontrol dengan cara transuretral, tapi bila muncul kembali,
kemungkinan akan menjadi lebih invasif dan ganas. Sistektomi dan radioterapi harus
dipertimbangkan kemudian. Secara umum, prognosis tumor buli bergantung pada derajat invasi
dan diferensiasi. Pada tumor Grade 1,2, Stage 0, A, B1 hasil terbaik didapatkan dengan reseksi
transuretral. Sistektomi dapat untuk mengatasi 15-25% tumor Grade 3,4, Stage B2, C dengan
persentasi kematian saat operasi sebesar 5-15%. Radioterapi pada neoplasma ganas dapat
mengontrol 15-20% neoplasma selama 5 tahun. Tumor papilari yang tidak menembus hanya
berada pada kantung kemih. Mereka memilki karakteristik untuk tidak bermetastasis kecuali
mereka melewati proses perubahan ganas, menembus lapisan membran dasar dan menembus
dinding kantung kemih. Tumor jenis ini dapat selalu dihancurkan dengan sempurna dengan
fulgurasi, radium ataupun elektroeksisi. Beberapa mungkin menghilang setelah terapi rontgen
dalam atau proses instilasi atas podofilin. Sebuah prognosis yang bagus dapat diharapkan
tercapai hanya setelah pemusnahan menyeluruh dari lokalisasi tumor sejenis dan kontrol atas
kemungkinan datang kembalinya tumor yang teridentifikasilewat pemeriksaam sistoskopik
secara reguler sepanjang sisa hidup pasien.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA BULI-BULI
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, tanggal masuk rumah
sakit, alamat, suku dan bangsa yang digunakan, nomor register, diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang intermitten,
merasa panas waktu kencing. Merasa ingin kencing, sering kencing terutama malam hari dan
pada fase selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas badan dan merasa
lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf, dan nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
3. Riwayat penyakit sekarang.
Bagaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas dan factor yang mempengaruhi atau
memperberat keluhan sehingga dibawa ke rumah sakit.
4. Riwayat penyakit dahulu
Yang perlu dikaji pasien pernah menderita penyakit batu buli – buli sebelumnya dan penyakit
yang pernah diderita pasien.
5. Riwayat penyakit keluarga.
Dalam pengkajian ini dalam keluarga ada yang menderita penyakit batu buli – buli atau tidak,
ada penyakit menurun atau menular.
6. Pemeriksaan Fisik
1. (B1) Breath
Pada Inspeksi pernapasan berapa kali dalam satu menit, apa ada rektraksi otot – otot
bantu pernapasan, pada Auskultasi adakah suara nafas tambahan ronchi atau wheezing.
2. (B2) Blood
Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros
hematuria, Lukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri dalam urine.
Pada auskultrasi didapatkan suara S1 dan S2 tungggal, tidak ada murmur.
3. (B3) Brain
a. Tingkat kesadaran biasanya compos mentis
b. Kepala, leher.
Pada post operasi batu buli – buli tidak mengalami gangguan
b. Mata.
Pada post operasi batu buli – buli tidak mengalami gangguan.
c. Telinga, hidung, mulut dan tenggorokan
Pada post operasi batu buli – buli tidak mengalami gangguan.
d. Motorik.
Pada pergerakan terjadi pengurangan aktivitas karena sakitnya (nyeri).
f. Sensorik
Pada penglihatan tidak terjadi penurunan tajam penglihatan
4. (B4) Bladder
Sebelum operasi mengalami gangguan buang air kecil, kadang – kadang hematuri dan
nyeri waktu buang air kecil. Setelah operasi mengalami gangguan miksi spontan karena
terpasang Dower Kateter.
5. (B5) Bowel
Biasanya tidak mengalami gangguan buang air besar.
6. (B6) Bone
Adanya keterbatasan aktivitas akibat nyeri yang timbul dan tidak mengalami
gangguan ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah.
7. Riwayat psikologis.
Dalam hal ini yang perlu dikaji adalah tanggapan pasien mengenai penyakitnya stelah
dilakukan operasi dan bagaimana hubungan pasien dengan orang lain serta semangat dan
keyakinan pasien untuk sembuh.
8 . Pemeriksaan fisik dan klinis
Inspeksi , tampak warna kencing campur darah, pemebesaran suprapubic bila tumor sudah
besar.
Palpasi, teraba tumor /msasa) suprapubic, pemeriksaan bimanual teraba tumor pada dasar
buli-buli dengan bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT.
3. Perubahan eliminasi urine b/d iritasi ginjal, ureter, kandung kemih, obstruksi mekanik dan
peradangan ditandai dengan retensi urine
4. Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal
(vomiting, diare)
5. Resiko tinggi terhadap perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan efek
samping agen kemoterapi
6. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik
yang berhubungan dengan kanker, konsekuensi kemoterapi, radiasi, pembedahan (anoreksia,
iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan
mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat
7. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan atau kulit berhubungan dengan efek
radiasi dan kemoterapi
8. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder
dan sistem imun (efek kemoterapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif
9. Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik, peningkatan
kebutuhan energi (status hipermetabolik)
10. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga
ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran,
perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik
11. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering
bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti
intruksi/pencegahan komplikasi.
3.3 Intervensi Keperawatan
1. Hipertermi b/d proses inflamasi
Tujuan : Setelah diberikan intervensi selama 1x24 jam suhu tubuh kembali normal.
Kriteria Hasil :
1. Suhu tubuh 36,5 - 37,5 ° C
2. Wajah tidak tampak kemerahan
3. Pasien tidak mengalami dehidrasi lebih lanjut
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
a. Berikan kompres mandi hangat; hindari Dapat membantu mengurangi demam.
penggunaan alcohol Catatan : Penggunaan air es/alcohol
mungkin menyebabkan kedinginan,
peningkatan suhu secara aktual. Selain itu,
alcohol dapat mengeringkan kulit.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
a. Catat skala nyeri dan tanda-tanda vitala. Untuk mengetahui tingkat skala nyeri dan
b. Berikan pengalihan seperti reposisi dan kondisi klien
aktivitas menyenangkan seperti b. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan
mendengarkan musik atau nonton TV mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.
c. Anjurkan tehnik penanganan stress
(tehnik relaksasi, visualisasi,
c. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping
bimbingan), gembira, dan berikan
dengan menurunkan stress dan ansietas.
sentuhan therapeutik.
Kolaborasi
d. Berikan analgetik sesuai indikasi
Observasi
e. Pantau tanda-tanda vital setiap 2 atau 4
jam
d. Untuk mengurangi rasa nyeri
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
a. Awasi asupan dan haluaran, Memberikan informasi tentang fungsi
karakteristik urine, ginjal dan adanya komplikasi.
a. Antibiotika
b. Obat-obatan anti kanker
Mungkin diperlukan bila ada ISK
Untuk memblock sel kanker
i. Observasi
a. Pantau ulang input dan output klien
setiap 1 jam sekali
4. Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal
(vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake
Tujuan : Setelah diberikan intervensi selama 3x24 jam cairan klien terpenuhi
Kriteria Hasil :
1. Mempertahankan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan oleh tanda – tanda vital stabil dan
berat badan dalam rentang normal, nadi perifer normal, membran mukosa lembab, dan turgor
kulit baik.
2. Input dan output cairan tubuh dalam batas normal
3. Tanda tanda vital normal (TD : 120/80 mmHG, S : 36,50C-37,50C, RR : 16-24 x/menit, N :
60-100 x/menit)
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
a. Awasi asupan dan haluaran urine a. Mengevaluasi adanya stasis urine/kerusakan
b. Anjurkan intake cairan 7-8 gelas per ginjal.
hari sesuai kebutuhan individu. b. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.
c. Timbang berat badan setiap hari c. Untuk mengetahu berat badan klien
Kolaborasi
d. Berikan cairan IV bila diperlukan.
e. Berikan therapy antiemetik.
f. Monitor hasil laboratorium : Hb, d. Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.
elektrolit, albumin e. Mencegah/menghilangkan mual muntah.
f. Mengetahui perubahan yang terjadi.
Observasi
g. Monitor vital signs. Evaluasi pulse
peripheral, capilarry refil.
g. Tanda-tanda hipovolemia segera diketahui
dengan adanya takikardi, hipotensi dan suhu
tubuh yang meningkat berhubungan dengan
dehidrasi.
5. Resiko tinggi terhadap perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan efek
samping agen kemoterapi
Tujuan : Setelah diberikan intervensi selama 3x24 jam membran mukosa oral membaik
Kriteria Hasil :
1. Membran mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari inflamasi dan ulcerasi
2. Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal.
3. Klien mampu mendemontrasikan tehnik mempertahankan/menjaga kebersihan rongga mulut.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
a. Ajarkan klien tentang metode a. Mencari alternatif lain mengenai
pemeliharan oral hygine. pemeliharaan mulut dan gigi.
b. Intruksikan perubahan pola diet
misalnya hindari makanan panas, pedas,
b. Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi
asam, hindarkan makanan yang keras.
lanjut pada membran mukosa.
c. Amati dan jelaskan pada klien tentang
tanda superinfeksi oral.
c. Agar klien mengetahui dan segera
memberitahu bila ada tanda-tanda tersebut.
Kolaborasi
d. Konsultasi dengan dokter gigi sebelum
d. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan gigi
kemotherapi.
dan gusi.
e. Berikan obat sesuai indikasi, analgetik,
e. Tindakan/terapi yang dapat menghilangkan
topikal lidocaine, antimikrobial
nyeri, menangani infeksi dalam rongga
mouthwash
mulut/infeksi sistemik.
f. Kultur lesi oral.
f. Untuk mengetahui jenis kuman sehingga
dapat diberikan terapi antibiotik yang tepat.
Kriteria Hasil :
1. Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi
2. Klien mengerti terhadap perlunya intake yang adekuat
3. Klien berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
a. Pantau persentase jumlah a. Mengidentifikasi kemajuan atau
makanan yang dikonsumsi setiap kali penyimpangan
makan, timbang BB tiap hari, catat hasil dari sasaran yang diharapkan
pemerikasaan protein total, albumin,
osmolalitas.
Kolaborasi
e. Amati studi laboraturium seperti
total limposit, serum transferin dan e. Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya
albumin gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan
f. Berikan pengobatan sesuai indikasi penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap
seperti Phenotiazine, antidopaminergic, klien.
corticosteroids, vitamins khususnya f. Membantu menghilangkan gejala penyakit,
A,D,E dan B6, antacida efek samping dan meningkatkan status
g. Pasang pipa nasogastrik untuk kesehatan klien.
memberikan makanan secara enteral, g. Mempermudah intake makanan dan
imbangi dengan infus. minuman dengan hasil yang maksimal dan
tepat sesuai kebutuhan.
Observasi
h. Monitor intake makanan setiap hari,
apakah klien makan sesuai dengan
kebutuhannya.
i. Timbang dan ukur berat badan, serta h. Memberikan informasi tentang status gizi
amati penurunan berat badan. klien.
7. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan atau kulit berhubungan dengan
efek radiasi dan kemoterapi
Tujuan : Setelah diberikan intervensi selama 3x24 jam integritas jaringan membaik
Kriteria Hasil :
Tujuan : Setelah diberikan intervensi selama 3x24 jam meminimalkan terjadinya proses
penyebaran infeksi
Kriteria Hasil :
1. Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi
2. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal
3. Tanda tanda vital normal (TD : 120/80 mmHG, S : 36,50C-37,50C, RR : 16-24 x/menit, N :
60-100 x/menit)
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
e. Cuci tangan sebelum melakukan e. Mencegah terjadinya infeksi
tindakan. Pengunjung juga dianjurkan
melakukan hal yang sama
f. Jaga personal hygine klien dengan baik
g. Monitor temperatur f. Menurunkan/mengurangi adanya organisme
h. Kaji semua sistem untuk melihat tanda- hidup
tanda infeksi g. Peningkatan suhu merupakan tanda
i. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan terjadinya infeksi
jaga aseptik prosedur h. Mencegah/mengurangi terjadinya resiko
j. Monitor CBC, WBC, granulosit, infeksi
platelets i. Mencegah terjadinya infeksi
Kolaborasi j. Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi
k. Berikan antibiotik bila diindikasikan
k. Adanya indikasi yang jelas sehingga
Evaluasi antibiotik yang diberikan dapat mengatasi
l. Pantau ulang temperatur organisme penyebab infeksi
m. Pantau CBC, WBC, granulosit, plateletsl. Untuk mengetahui kondisi mengenai
temperatur klien yang terbaru
m. Mengetahui sekaligus memantau kondisi
klien
10. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga
ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran,
perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
Tujuan : Setelah diberikan intervensi selama 3x24 jam pasien dapat mendemonstrasikan
hilangnya ansietas dan memberikan informasi tentang proses penyakit, program pengobatan
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
2. Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.
3. Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
a. Berikan informasi tentang prognosis a. Pemberian informasi dapat membantu
secara akurat. klien dalam memahami proses penyakitnya.
b. Dapat menurunkan kecemasan klien.
b. Beri kesempatan pada klien untuk
mengekspresikan rasa marah, takut,
konfrontasi. Beri informasi dengan
emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.
c. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek c. Membantu klien dalam memahami
samping. Bantu klien mempersiapkan kebutuhan untuk pengobatan dan efek
diri dalam pengobatan. sampingnya.
d. Catat koping yang tidak efektif d. Mengetahui dan menggali pola koping
seperti kurang interaksi sosial, ketidak klien serta mengatasinya/memberikan solusi
berdayaan dll. dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam
mengatasi kecemasan.
e. Anjurkan untuk mengembangkan e. Agar klien memperoleh dukungan dari
interaksi dengan support system. orang yang terdekat/keluarga.
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada ting-katan
siap.
2. Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur
tersebut.
3. Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengo- batan.
4. Bekerjasama dengan pemberi informasi.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
a. Beri informasi yang akurat dan faktual.a. Membantu klien dalam memahami proses
Jawab pertanyaan secara spesifik, penyakit.
hindarkan informasi yang tidak
diperlukan.
4.2 Saran
1. Kepada orang tua khususnya harus lebih waspada dalam memerhatikan kesehatan
jasmani maupun rohaninya agar terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan salah satunya
adalah dengan melakukan olahraga secara rutin.
2. Kami selaku penulis menyarankan kepada para pembaca baik individu, keluarga maupun
masyarakat serta teman-teman, agar kiranya dapat memerhatikan adanya gejala nyeri, adanya
benjolan pada kandung kemih karena hal tersebut bisa menjadi suatu gejala dari adanya suatu
kanker pada kandung kemih
DAFTAR PUSTAKA
2 komentar:
1.
Terimkasih info nya tentang penyakit Buli atau Penyakit Kandung Kemih. Saya izin
share di blog.
Balas
2.
Balas
Arsip Blog
▼ 2014 (15)
o ► Desember (11)
o ▼ April (4)
ASKEP ABSES RENAL
GAGAL GINJAL KRONIK
TUMOR WILM
Kanker Buli Buli (VU)
► 2013 (23)
► 2012 (51)
Mengenai Saya
Dian Al Mira
Haii.. sory ya, akhir2 ini jarang aktif di Blogger, masi sibuk dg banyak urusan,
insyaallah nnti sy ngepost makalah2 yang blm sy posting sblmnya. Semoga
bermanfaat buat adek2 calon nurse masa depan, berhati lembut dan bersikap ramah..
Lihat profil lengkapku
Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.