A. BAHASAN
Pokok Bahasan :
Sasaran : Masyarakat
Tanggal :
Waktu :
B. LATAR BELAKANG
Penggunaan alat kontrasepsi sangat berperan penting untuk menggontrol angka
kelahiran. Selain itu, masyarakat harus mengetahui tentang macam-macam alat
kontrasepsi yang dapat digunakan agar memberikan efek yang sesuai dengan yang
diinginkan.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit masyarakat dapat :
a. Menyebutkan kembali pengertian Alat Kontrasepsi
b. Menyebutkan kembali Metode kontrasepsi
c. Menyebutkan kembali cara kerja Kontrasepsi secara umum
d. Menyebutkan kembali Pertimbangan dalam memilih alat dan metode kontrasepsi
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jwab
E. Media
1. Flip Cart
F. KEGIATAN PENYULUHAN
G. MATERI
Terlampir
H. SUMBER
Retna, Eny, Ambarwati & Diah Wulandari. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogyakarta: Mitra
Cendikia Offset
Prawihardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
http//: blogdokter : artikel tentang tips memilih alat kontrasepsi diakses tanggal 2 desember .
MATERI
A. Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra yang berarti mencegah atau melawan,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma
yang mengakibatkan kehamilan, Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel
telur matang dengan sel sperma tersebut.
Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan yang
bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga agar keluarga dapat memberikan perhatian dan
pendidikan yang maksimal pada anak.
Cara kerja Kontrasepsi.
Umumnya kontrasepsi mempunyai fungsi yaitu :
1. Mengusahakan agar tidak terjadi
evolusi.
2. Melumpuhkan sperma.
3. Menghalangi pertemuan sel telur
dengan sperma.
a. AKDR
b. Susuk Kb
c. Kontrasepsi Mantap
d. Metode operasi Wanita (MOW/Tubektomi)
e. Metode operasi Pria (MOP/Vasektomi)
2. Metode Efektif
a. Pil Kb
b. Suntikan Kb
3. Metode Sederhana
a. dengan obat
4. Kondom
5. Diafragma
6. Krim, Jelly dan cairan berbusa
7. Tablet berbusa (Vaginal tablet)
8. Intravag (Tissue Kb)
9. Sanggama terputus .
1. Kondom
2. Diafragma
Alat ini seperti kondom, tapi dipakai oleh perempuan. Bentuknya seperti topi
yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Fungsinya sama
dengan kondom laki-laki, tapi ukurannya lebih besar. Bentuknya elastis dan fleksibel
sehingga dapat mengikuti kontur vagina, selain itu juga bisa dipakai beberapa jam
sebelum melakukan hubungan seksual. Berbentuk silinder, panjangnya 17 cm dan
diameter sekitar 7 cm, di kedua ujungnya satu terbuka dan satunya lagi tertutup, serta
terdapat cincin latex di dalamnya yang berguna untuk menutup mulut rahim. Pada
bagian ujungnya yang tertutup terdapat busa halus yang bisa merangsang klitoris dan
penis sehingga bisa meningkatkan gairah seksual pemakai dan pasangannya..
Diafragma digunakan jika akan berhubungan seksual. Setelah itu bisa dilepas
lagi atau tetap pada tempatnya. Karena bahannya lebih tebal dari kondom, kontrasepsi
ini tidak mungkin bocor.
4. Spermisida
Spermisida adalah agen yang menghancurkan membran sel sperma dan
menurunkan motilitas (pergerakan) sperma. Tipe spermisida mencakup foam aerosol,
krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan sebelum melakukan
hubungan seksual.
Gerakan pada waktu berhubungan akan menyebarkan busa sehinga busa akan
meliputi leher rahim dan mencegah masuknya sperma ke dalam rahim. Bahan kimia
yang dikandungnya dapat terdiri atas nonoxynol 9 atau nonilfenoksi polietanol.
Penggunaan spermisida kurang efektif apabila tidak dikombinasi dengan kontrasepsi
lain seperti kondom atau diafragma.
Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai
membunuh sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau aerosol.
Sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina. Setelah
kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan. Penggunaan spermisida ini
kurang efektif bila tidak dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau
diafragma. Dari 100 pasangan dalam setahun, ada 3 wanita yang hamil .
5. Pil atau Tablet
Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan
meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi ini tanpa
kesulitan. Di Indonesia, jenis ini menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah
suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai variasi. Ada yang hanya mengandung
hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon progesteron dan
estrogen.
Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara
meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus
tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan
sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk
mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola pengaturan haid
(sekuensial).
Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau
progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi kurang
dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan wanita
dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek estrogen rendah.
Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan
mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala,
perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesteron
menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram,
liang senggama kering.
Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi
ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual sampai
muntah, pusing, mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Juga
dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen
dapat mengganggu produksi ASI.
Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk
pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan
mengatur keluarnya darah haid.
Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang
hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.
6. Suntikan
Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3
kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu
(Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem).
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI.
Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat.
Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau
tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5
wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.
7. Susuk
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik
(plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti
kipas dengan enam buah kapsul. Kini sedang diuji coba susuk satu kapsulimplanon).
Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon atau Levonorgestrel. Susuk tersebut akan
mengeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya
menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun
(Implanon). Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini
biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin
hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam
setahun.
8. Kontrasepsi Mantap
Dipilih dengan alasan sudah merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki.
Caranya, suami-istri dioperasi (vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita).
Tindakan dilakukan pada saluran bibit pada pria dan saluran telur pada wanita,
sehingga pasangan tersebut tidak akan mendapat keturunan lagi.
9. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi .
Cara Kerja :