Anda di halaman 1dari 5

Case Conference TIM B

1. Latar Belakang
Latar belakang diangkatnya kasus Tn. N menjadi bahan konferens kasus
dikarenakan perkembangan kesehatan yang lambat sehingga menyebabkan
lamanya rawat inap.
2. Hasil Case Conference
a. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Tn. N dengan No.RM 547051, umur 61 tahun 4 bulan 15 hari
masuk IGD pada tanggal 02 November 2017 pada pukul 20:45
WIB dengan keluhan nyeri perut, sesak napas, nyeri dada, mual
dan pusing. Pasien ditangani oleh dr. Setyoko, Sp,PD dan dr.
Dyah, SP sehingga didapatkan diagnosa colic abdomen.
b. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Setelah diobservasi di IGD lalu TN. N dipindahkan ke ruang
penyakit dalam Dahlia 4. Di ruang Dahlia 4 pasien dilakukan
pengkajian ulang dan ditemukan data jika pasien sudah
mengkonsumsi OAT (Rifampisin 150 mg, Pirazinamid 75 mg,
Etambutol 2,75 mg) 1x 2tab diminum setiap pagi mulai sejak
tanggal 31 Oktober 2017.
c. Status Nutrisi
Di ruang Dahlia 4 pasien dilakukan pengkajian status nutrisi dan
didapatkan data BB = 38 kg ; TB = 163 cm ; IMT = 14.3 kg/m 2.
Pasien tergolong underweight sehingga mendapatkan diet TKTP
3x/hari secara oral dengan kebutuhan gizi : energi 2100 kalori,
protein 76 gram, bentuk lunak BTS (infeksius). Nilai Natrium =
129,6 mol/l, clorida = 93,5 mol/l
d. Hasil Ro. Thorax
Atas dasar keluhan dan riwayat penyakit masa lalu pasien sehingga
dilakukan pemeriksaan diagnostik foto thorak ulang pada tanggal
03 November 2017 dan didapatkan hasil jika masih tampak effusi
pleura dengan gambaran masih tampak effusi pleura kiri masif
yang tampak mendesak trachea dan cordis ke kanan.
Setelah beberapa hari dirawat di ruang Dahlia 4 pasien mengeluh
sesak napas, nyeri perut, batuk masih ngekel, badan lemas dan nafsu makan
menurun. Pasien mengatakan nyeri perut skala 4 pada bagian hipogastric,
nyeri perut yang dirasakan pasien seperti ditusuk – tusuk, dengan frekuensi
waktu hilang timbul, nyeri bertambah jika pasien banyak bergerak.
Selain itu hasil leukosit 17,77 x 103/uL, nilai leukosit diatas ambang
normal menandakan adanya proses infeksi. Atas pertimbangan nilai leukosit
yang meningkat serta riwayat TB pasien direncanakan untuk penambahan
terapi obat sehingga dilakukan pemeriksaan Lab darah untuk melihat nilai
SGOT dan SGPT. Hasil lab SGOT = 30 u/L digolongkan masuk dalam
batas norma, sedangkan SGPT = 37 u/L digolongkan masuk dalam batas
tinggi. Sehingga pasien diberikan tambahan terapi obat Ethambutol 2,75 mg
1 x 2 Tab 2,75

Terapi yang sudah diberikan


a. Infus futrolit 20tpm
b. Injeksi :
Ranitidin HCL injeksi 2 x 1 amp IV
c. Obat oral OAT :
1) Rifampisin 150 mg 2x1 PO
2) Pirazinamid 75 mg 2x1 PO
3) Etambutol 2,75 mg 2x1 PO

1. Diskusi
Berdasarkan respon yang muncul pada pasien maka dapat ditegakkan
diagnosa sebagai berikut
a. Diagnosa keperawatan : Nyeri akut
DS : Pasien mengatakan nyeri perut skala 4 pada bagian hipogastric,
nyeri perut yang dirasakan pasien seperti ditusuk – tusuk, dengan
frekuensi waktu hilang timbul, nyeri bertambah jika pasien banyak
bergerak..
DO : pasien tampak meringis, memegangi perutnya dan wajah tampak
pucat.
Tindakan yang telah dilakukan :
1) Mengajarkan teknik distraksi
2) Mengajarkan relaksasi napas dalam
3) Memberikan injeksi Ranitidin 2 x1 ampl IV

b. Diagnosa Keperawatan : Pola napas tidak efektif


DS : pasien mengatakan sesak napas
DO : RR : 26 x/menit, pasien tidak nampak pernapasan cuping hidung
Tindakan yang telah dilakukan :
1) Memberikan posisi semi fowler
2) Memberikan terapi O2 3 lpm nasal canul

c. Diagnosa Keperawatan : Bersihan jalan napas tidak efektif


DS : pasien mengatakan masih batuk, dahak susah keluar
DO : batuk masih ngekel
Tindakan yang dilakukan :
1) Menganjurkan minum hangat
2) Mengajarkan teknik batuk efektif

d. Diagnosa keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tuhuh
DS : pasien mengatakan nafsu makan menurun dan badan lemas
DO : BB = 38 kg ; TB = 163 cm ; IMT = 14.3 kg/m2, nilai Natrium =
129,6 mol/l, clorida = 93,5 mol/l
Tindakan yang telah dilakukan :
1) Menganjurkan makan sedikit tapi sering
2) Kolaborasi pemberian diit dengan spesialis gizi klinik

e. Tindak Lanjut (POA):


No Rencana Tindak Alasan Sasaran Tempat
Lanjut (POA)
1 Edukasi nutrisi Pasien tuberculosis Tn. N Ruang
pada pasien TB dengan malnutrisi Dahlia 4
meningkatkan resiko
tinggi mengalami infeksi
sekunder dan
memperlama proses
penyembuhan
2 Edukasi kepatuhan Kepatuhan meminum Tn. N Ruang
minum obat obat mempengaruhi Dahlia 4
tingkat kesembuhan
pengobatan
3 Edukasi efek Tn.N Ruang
samping Dahlia 4
pengobatan
4 Memberikan Tn. N Ruang
edukasi penataan Dahlia 4
lingkungan :
a. Ventilasi dan a. Agar bakteri
sinar matahari penyebab TB Paru
dapat masuk ke bisa mati terkena
rumah sinar matahari
b. Menjemur b. Agar bakteri
kasur dan sofa penyebab TB Paru
bisa mati terkena
sinar matahari
c. Memisahkan c. Mengurangi resiko
alat makan penularan TB Paru ke
orang lain
d. Etika batuk dan d. Mengurangi resiko
meludah penularan TB Paru ke
dengan benar orang lain

Anda mungkin juga menyukai