Disusun Oleh :
Fitriani Widyastanti
P.1337420614028
A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. S
b. Umur : 40 tahun
c. Alamat : Kalipucang Kulon
d. Pendidikan : SMP
e. Pekerjaan :-
f. Agama : Islam
g. Tanggal masuk : 08 Januari 2016
h. Diagnosa medis : Cidera Kepala Sedang
i. No. register : 773807
j. Cara Masuk : Klien rujukan dari RS Mardi Rahayu
Kudus
B. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Klien tidak mengalamisumbatan jalan nafas.
2. Breathing
Pengembangan paru simetris, suara nafas vesikuler. Respiratory rate 20
x/menit
3. Circulation
Tekanan darah klien 110/90 mmHg, HR 94x/menit, suhu 36.5 oC. Tidak
terdapat sianosis.
4. Disability
Kesadaran somnolen dengan GCS E4 M5 Vafasia, klien mampu membuka mata
secara spontan, klien dapat melokalisir nyeri dan menjauhkan stimulus saat
di berikan rangsang nyeri.1
5. Eksposure
Terdapat luka bekas jahitan di occipital
C. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Riwayat Kesehatan
a. Data diperoleh dari : keluarga
b. Keluhan utama : klien mengalami penurunan kesadaran
c. Riwayat keperawatan sekarang
Keluarga mengatakan bahwa Tn.S mengalami riwayat kecelakaan lalu
lintas seminggu yang lalu, sebelumnya klien berobat di RS Mardi Rahayu
dan menjalani rawat jalan, akan tetapi saat dirumah klien mengatakan
pusing dan sempat mengalami kejang lalu kembali dibawa ke RS Mardi
Rahayu karena mengalami penurunan kesadaran sesegera mungkin di
rujuk ke RS dr. Loekmono Hadi Kudus. Saat sampai di IGD diperoleh
GCS E4 M4 Vafasia dan tanda-tanda vital : tekanan darah 110/100 mmHg,
nadi 90x/menit, respiratory rate 20x/menit, suhu 36,5 0C, SaO2 92%.
2. Pengkajian Fisik
a. Sistem Pernapasan
Bentuk dada klien simetris, respiratory rate 20x/menit, tidak
menggunakan alat bantu pernafasan. Suara nafas vesikuler. Klien
menggunakan alat bantu nasal canul 4 liter/menit.
b. Sistem Kardiovaskuler
Tekanan darah 110/90 mmHg, hate rate 90x/menit, terdengar bunyi
jantung I dan II, tidak terdengar suara murmur, ictus cordis teraba pada
intercosta ke 4 dan 5
c. Sistem Persyarafan
Status kesadaran : Somnolen, nilai GCS 8. Klien mengalami kejang pada
saat di IGD. Terdapat gangguan pada fungsi serebral. Klien mengalami
contusio serebri di regio frontal bilateral disertai perdarahan subdural
diregio frontotemporoparietal kiri, perdarahan dan kenaikan TIK
mengalami penurunan dibanding foto lama, klien mengalami fraktur os
occipital kiri.
d. Sistem Pengindraan
1) Penglihatan
Bentuk mata klien normal, pupil isokor.
2) Penciuman
Bentuk hidung simetris, hidung sedikit kotor, tidak terdapat polip,
terpasang nasal canul.
3) Pendengaran
Fungsi pendengaran klien masih normal, sedikit kotor karena terdapat
serumen.
e. Sistem Perkemihan
Klien terpasang kateter pada hari kedua sejak tanggal 08 Januari 2018
dengan frekuensi 1000 cc dalam 7 jam. Warna urin kuning jernih dengan
bau khas.
f. Sistem Pencernaan
1) Mulut, keadaan gigi dan lidah klien sedikit kotor, mukosa bibir
kering dan pecah-pecah.
2) Abdominal, klien tidak mengalami nyeri tekan, klien tidak
mengalami asites, tidak terdapat pembesaran lien.
3) Bowel, Klien belum BAB sejak masuk ICU.
g. Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot/tonus otot tiap ekstremitas :
- Ekstremitas atas dextra 5
- Ekstremitas atas sinistra 5
- Ekstremitas bawah dextra 5
- Ekstremitas bawah sinistra 5
h. Sistem Integumen
Kulit sedikit kering warna sawo matang, suhu 36.50C, CRT <2 detik.
i. Sistem Reproduksi
Jenis kelamin klien laki-laki, genetalia bersih, terpasang kateter.
j. Sistem Endokrin
Klien tidak mengalami pembesaran kelenjar tiroid.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaaan laboratorium tanggal 08 Januari 2018 pukul 17.25
WIB (dari RS Mardi Rahayu)
DO : Ketidakefektifan
perfusi jaringan
- T
cerebral b.d
D : 110/90 mmHg
edema serebral,
- N
peningkatan TIK
: 94 x/menit
- R
R : 20 x/menit
- S
: 36.50C
- G
CS : E4 M5 Vafasia
- H
asil CT –Scan :
Gambaran contusio serebri
di regio frontal bilateral
disertai perdarahan
subdural di regio
frontotemporoparietal kiri,
perdarahan subarachnoid
dan peningkatan tekanan
intrakranial (dibanding foto
lama relatif berkurang)
Gambaran fraktur os
occipital kiri
- C
RT < 2 detik
2. DS : - Pola nafas tidak
efektif
DO :
berhubungan
- K dengan kerusakan
esadaran somnolent, GCS neurovaskuler
E4 M5 Vafasia (cedera pada
- T
pusat pernafasan
erpasang O2 4lpm
otak)
- S
aturasi O2 92%
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral b.d edema serebral,
peningkatan TIK
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan
neurovaskuler (cedera pada pusat pernafasan otak)
3. Nyeri akut b.d agen injury
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Ttd
Keperawatan
1. Ketidakefektif Setelah diberikan 1. Kaji status status
an perfusi tindakan keperawatan neurologis yang
G. IMPLEMENTASI
Hari/Tgl/Pukul, Selasa/09-01-2017/21.00-07.00
KODE
NO. TGL/JAM TINDAKAN RESPON TTD
DP
1. Monitoring Tanda 1. TD: 118/79 mmHg
Vital
1
1 09 Jan 2018 Nadi :95x/menit
- Pukul RR : 24x/mnt
21.00
Suhu : 360C
2. Memberikan posisi
3. Memantau kesadaran
3. kesadaran somnolent
klien
- Pukul E4M4Vafasia
22.00 4. Memonitor oksigen
yang diberikan
4. Terpasang O2 4lpm
kepada klien
dengan nasal canul
- Pukul
5. Kolaborasi obat
23.00
pemberian piracetam 5. Obat masuk, klien tidak
3x1gr secara IV merespon
- Pukul
03.00
4. Memonitor
oksigen yang
4. Terpasang O2
- Puku diberikan kepada
4lpm dengan nasal canul
l 23.00 klien
2. Pasien diposisikan
2. Memberik
- Puku head up 300
an posisi nyaman
l 22.00
3. Kejang (-)
3. Mengobse
rvasi apabila
terjadi kejang
pada pasien
KODE
NO. TGL/JAM TINDAKAN RESPON TTD
DP
1. Monitoring TTV 1. TD: 129/98 mmHg
Nadi :95x/menit
1
1 10 Jan 2018 RR : 24x/mnt
2. Memantau kesadaran
klien
- Pukul 22.00 2. kesadaran
somnolent
3. Memonitor oksigen
E4M4Vafasia
yang diberikan kepada
1. Mengkaji 1. RR :
kecepatan, kedalaman, 24x/menit
2 10 Jan 2018 2
Tidak terdapat
frekuensi, irama dan
- Pukul tarikan otot-otot
bunyi napas.
21.00 bantu pernapasan,
bunyi napas
2. Memberi
vesikuler
posisi nyaman
2. Pasien
- Pukul
pasien terlihat
22.00
nyaman dengan
3. Memantau
posisi head up 300
saturasi Oksigen klien
4. Memonitor
3. Saturasi
oksigen yang
oksigen 98 %
- Pukul diberikan kepada klien
4. Terpasang
22.00
O2 4lpm dengan
nasal canul
1. Mengkaji nyeri
- Pukul
23.00 pasien
3
1. Menunjuk
- Pukul
23.00
4. Obat masuk,
pasien tampak
tenang
H. EVALUASI
S: -
1 11 Januari 2018 O:
1
Pukul 07.00 - Kesadaran somnolent
WIB - Pasien tampak gelisah, beberapa kali mencoba
untuk melepaskan selang NGT dan melepas nasal
canul
- TD : 125/99mmHg
- Nadi : 88x/menit
- RR : 20x/mnt
2 11 Januari 2018 2 O:
A: Masalah teratasi
S: -
3 11 Januari 2018 2 O:
Pukul 07.00 - Kesadaran somnolent
- Pasien post kejang pukul 23.00
WIB
- Terapi kotoin 2x1 ampul (drip Ns
1000cc) IV