Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

(Enterpreuneurship Capital of Founder Traveloka.com Ferry Unardi)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahan

Oleh:

Dahliana Alami NIM.141424008

Mira Auliya Tsaqila NIM.141424021

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkat, rahmat serta
karunia-Nya sehingga penyusun telah menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu tugas
makalah kewirausahaan tentang enterpreuneur capital salah satu tokoh enterpreuneurship.

Terimakasih juga penyusun ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. penyusun menyusun makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk meningkatkan wawasan dan


pengetahuan, umumnya bagi semua pihak dan khususnya bagi penyusun. Akhir kata,
penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan- kekurangan.
Maka dari itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan
makalah kewirausahaan dari berbagai pihak.

Bandung, 14 Desember 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bisnis adalah sejumlah total usaha yang meliputi pertanian, produksi, kontruksi,
distribusi, transportasi,komunikasi, perusahaan jasa dan pemerintahan yang bergerak
dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa kepada konsumen. Dapat
diambil kesimpulan bahwa bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
memasarkan dan menjual barang atau jasa untuk menghasilkan keuntungan dalam rangka
untuk pemenuhan kebutuhan konsumen. Pada zaman yang telah modern seperti ini,
berbisnis sudah tidak terlalu familiar diberbagai kalangan, baik itu kalangan muda
ataupun tua. Bisnis lebih banyak dan lebih marak dilakukan oleh insan muda seperti
mahasiswa. Mahasiswa selalu berfikir bagaimana cara agar bisnis yang dilakukan
berjalan dengan lancar, menghasilkan keuntungan yang tinggi, sehingga nantinya akan
menjadi pembisnis atau Entrepeneur yang sukses.
Entrepreneur atau pengusaha adalah orang yang menjalankan kegiatan usaha baik
usaha jual-beli, maupun usaha produksi yang tujuan utamanya adalah mendapatkan
keuntungan dan menanggung resiko yang akan terjadi dalam usahanya. Pada kalangan
mahasiswa, untuk menjadi seorang entrepreneur adalah sebuah keinginan yang
terpendam pada umunya setelah progam studi yang diambil dalam kuliahnya. Untuk
menjadi seorang Entrepeneur yang sukses dan handal, seorang mahasiswa membutuhkan
mentor atau role model untuk membantu kesuksesanya dalam berbisnis. Selain mentor,
seorang mahasiswa juga harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai bisnis apa yang
akan di tekuninya dan memperoleh banyak informasi, sehingga dapat dijadikan referensi
nantinya.

1.2 Tujuan
1. Dapat memotivasi dan menginspirasi diri untuk memulai menjadi seorang
enterpreuneur.
2. Dapat Mengidentifikasi Enterpreuneur Capital pada salah satu tokoh
enterpreneurship.
3. Dapat Memberikan informasi mengenai kisah salah satu tokoh enterpreneurship
4. Untuk memenuhi salah satu tugas makalah kewirausahaan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Konsep Kewirausahaan

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam usaha
untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam
kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sedangkan
menurut Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship
(1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari
yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak

Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam hakekat penting kewirausahaan sebagai
berikut ( Suryana,2003 : 13) :

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acad
Sanusi,1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda ( Drucker,1959)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer,1996)
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan
perkembangan usaha ( Soeharto Prawiro,1997)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu
yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai
tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru,
menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa
yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan baru kepada konsumen.

2.2. Social Capital

Modal sosial (social capital) dapat didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat untuk
bekerja bersama, demi mencapai tujuan-tujuan bersama, di dalam berbagai kelompok. Modal
sosial merupakan salah satu Entrepreneurial Capital, pengertian modal sosial menurut para
ahli adalah sebagai berikut :

Fukuyama (1995) mendifinisikan, modal sosial sebagai serangkaian nilai-nilai atau norma-
norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang
memungkinkan terjalinnya kerjasama di antara mereka.
Partha dan Ismail S. (1999) mendefinisikan, modal sosial sebagai hubungan-hubungan
yang tercipta dan norma-norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial
dalam masyarakat dalam spektrum yang luas, yaitu sebagai perekat sosial (social glue) yang
menjaga kesatuan anggota kelompok secara bersama-sama

Hasbullah (2006) menjelaskan, modal sosial sebagai segala sesuatu hal yang berkaitan
dengan kerja sama dalam masyarakat atau bangsa untuk mencapai kapasitas hidup yang lebih
baik, ditopang oleh nilai-nilai dan norma yang menjadi unsur-unsur utamanya sepetri trust
(rasa saling mempercayai), keimbal-balikan, aturan-aturan kolektif dalam suatu masyarakat
atau bangsa dan sejenisnya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa modal sosial adalah suatu konsep
dengan berbagai definisi yang saling terkait, yang didasarkan pada nilai jaringan sosial.
Modal sosial awalnya dipahami sebagai suatu bentuk di mana masyarakat menaruh
kepercayaan terhadap komunitas dan individu sebagai bagian didalamnya. Mereka membuat
aturan kesepakatan bersama sebagai suatu nilai dalam komunitasnya. Di sini aspirasi
masyarakat mulai terakomodasi, komunitas dan jaringan lokal teradaptasi sebagai suatu
modal pengembangan komunitas dan pemberdayaan masyarakat.

Modal sosial dapat dicirikan dalam bentuk kerelaan individu untuk mengutamakan
keputusan komunitas, Dampak dari kerelaan ini akan menumbuhkan interaksi kumulatif yang
menghasilkan kinerja yang mengandung nilai sosial.

Ada beberapa indikator kunci yang dapat dijadikan ukuran modal sosial antara lain
(Spellerber, 1997; Suharto, 2005b):
a. Perasaan identitas;
b. Perasaan memiliki atau sebaliknya, perasaan alienasi;
c. Sistem kepercayaan dan ideologi;
d. Nilai-nilai dan tujuan-tujuan;
e. Ketakutan-ketakutan;
f. Sikap-sikap terhadap anggota lain dalam masyarakat;
g. Persepsi mengenai akses terhadap pelayanan, sumber dan fasilitas (misalnya pekerjaan,
pendapatan, pendidikan, perumahan, kesehatan, transportasi, jaminan sosial);
h. Opini mengenai kinerja pemerintah yang telah dilakukan terdahulu;
i. Keyakinan dalam lembaga-lembaga masyarakat dan orang-orang pada umumnya;
j. Tingkat kepercayaan;
k. Kepuasaan dalam hidup dan bidang-bidang kemasyarakatan lainnya;
l. Harapan-harapan yang ingin dicapai di masa depan;

2.3.Human Capital

Secara harafiah pengertian modal manusia (human capital) adalah pengetahuan


(knowledge), keahlian (expertise), kemampuan (ability) dan keterampilan (skill) yang
menjadikan manusia sebagai modal atau aset suatu perusahaan (Gaol, 2014). Jika perusahaan
memperlakukan karyawan sebagai modal maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan
yang lebih besar ketimbang hanya memperlakukan karyawan sebagai sumber daya (human
resource). Hal ini didasarkan bahwa dengan menganggap karyawan sebagai modal yang
memiliki pengetahuan, keahlian, dan keterampilan maka manusia yang bekerja di suatu
perusahaan dapat menjalankan sumber-sumber daya lainnya.

Human capital didefinisikan sebagai pengetahuan, skill, dan pengalaman yang pegawai
bawa ketika meninggalkan perusahaan (Starovic & Marr, 2004). Lebih lanjut Starovic &
Marr (2004), menyebutkan bahwa beberapa dari pengetahuan tersebut bersifat unik untuk
tiap-tiap individu, dan beberapa lainnya bersifat umum. Sebagai contoh: kapasitas inovasi,
kreativitas, know-how dan pengalaman, kapasitas kerjasama, fleksibilitas pegawai, toleransi
terhadap ambiguisitas, motivasi, kepuasan, kapasitas pembelajaran, loyalty, pendidikan
formal dan pendidikan.

Menurut Matthewman dan Matignon (2004) Human capital adalah akumulasi


pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan atribut-atribut kekuatan pekerja lainnya yang
relevan di dalam keukatan pekerja sebuah organisasi dan memacu produktivitas, kinerja dan
pencapaian tujuan strategis.

2.4.Financial Capital
Sudah dipastikan bahwa jika perusahaan akan menjalankan aktivitasnya pasti akan
membutuhkan sejumlah dana, baik dana yang berasal dari pinjaman maupun dana yang
berasal dari modal sendiri. Dana ini merupakan investasi yang nantinya akan mendatangkan
keuntungan hasil dari usaha yang akan dijalankan. Financial Capital merupakan seumber
ekonomi ataupun dana yang digunakan oleh wirausaha untuk membeli segala kebutuhan
yang diinginkan untuk memenuhi dalam membuat produk ataupun jasa. Dengan kata lain hal
ini disebut dengan modal.

Pada dasarnya, setiap usaha memerlukan modal. Modal usaha dapat berupa modal
dana dan modal nondana berupa keahlian dan keterampilan. Berikut adalah bahasan teori
mengenai masalah dana tersebut :

1. Mengetahui Modal Usaha


Pada prinsipnya, dalam menjalankan usaha terdapat tiga jenis modal yang diperlukan yaitu
modal investasi awal, modal kerja, dan modal operasional.
a. Modal Investasi Awal
Modal Investasi awal adalah modal yang diperlukan di awal usaha, biasanya dipakai untuk
jangka panjang. Contoh : bangunana serta peralatan seperti komputer, kendaraan, perabotan
kantor, dan barang-barang lain yang digunakan untuk jangka panjang.
b. Modal Kerja
Modal Kerja adalah modal yang harus kita keluarkan untuk membeli atau membuat barang
dan jasa yang kita hasilkan. Modal kerja bisa dikeluarkan setiap bulan, atau setiap datang
permintaan.
c. Modal Operasional
Modal yang harus kita keluarkan untuk biaya operasi bulanan dari usaha kita. Contoh :
biaya untuk pembayaran gaji pegawai, telepon bulanan, listrik, air bahkan retribusi.

2. Mengetahui Sumber Permodalan

a. Modal Sendiri
b. Pinjaman Bank

Apabila modal sendiri tidak mencukupi, maka kita dapat memenuhi kebutuhan modal
dengan melakukan pinjaman atau mengajukan kredit pada bank. Pada dasrnya, ada tiga jenis
kredit perbankan, yaitu :

1. Kredit Usaha yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai usaha yang produktif.
2. Kredit Konsumsi yaitu kredit yang digunakan untuk membeli sesuatu yang sifatnya
konsumtif, misalnya untuk membeli rumah atau kendaraan pribadi.
3. Kredit Serbaguna yaitu kredit yang bisa digunakan untuk tujuan konsumsi ataupun
usaha.
BAB III
Ferry Unardi Founder Traveloka.com

4.1. Biografi Ferry Unardi

Saat ini Traveloka merupakan salah satu perusahaan rintisan (Startup) yang paling
berkembang pesat di Indonesia. Traveloka dikenal sebagai perusahaan penyedia layanan tiket
online di Indonesia. Pendiri Traveloka merupakan seorang anak muda bernama Ferry Unardi
selain itu ia juga dibantu oleh Derianto Kusuma dan Albert Zhang.

Ferry Unardi lahir pada 16 Januari 1988 di kota Padang. Setelah menyelesaikan
pendidikan di Sekolah Menengah, Ferry memutuskan untuk melanjutkan pendidikan
Universitas. Tak tanggung-tanggung, Beliau memilih kuliah di Purdue University jurusan
Computer Science dan Engineering yang terletak di wilayah bagian Indiana, Amerika Serikat.

Traveloka sendiri saat ini berkembang sebagai salah satu startup tersukses di Indonesia.
Bisnisnya tidak hanya melayani penjualan tiket pesawat saja namun sudah merambah jasa
reservasi hotel dan juga tiket kereta api.

Banyak hal yang dapat kita pelajari dari kisah suskes Ferry Unardi. Setidaknya kita dapat
mempelajari :

3.2 Identifikasi Enterpreuneur Capital dibalik kisah Ferry Unardi


3.2.1 Human Capital

Setelah menyelesaikan pendidikan S1, Beliau memutuskan untuk bekerja di Microsoft,


Seattle. Beliau bekerja sebagai seorang software engineer. Setelah 3 tahun bekerja, Ferry
berpikir bahwa dirinya sulit menjadi terbaik di Microsoft. Pemikiran tersebut wajar untuk
seorang karyawan, karena karyawan akan memikirkan karir. Karena Ferry merasa suntuk
dengan pekerjaannya, Beliau mencoba terbang ke China untuk mencari pemikiran baru. Hasil
pemikirannya adalah industri travel dan penerbangan.

Banyak pihak yang menyayangkan keputusan Fery Unardi ini, namun Ferry percaya pada
perusahaan rintisannya tersebut. Dibantu dengan dua temannya tersebut, Ferry kemudian
mulai merancang core bisnis usahanya dan rencana mereka kedepan.

Naluri bisnis Ferry Unardi mulai muncul ketika ia sudah melewati satu semester di
kampusnya. Ia memilih mengembangkan bisnis dibidang reservasi tiket pesawat. Hal ini
didasarkan pada pengalamannya saat ia merasa kesulitan dalam reservasi tiket dari Amerika
menuju Padang sebab rute yang tersedia hanya sampai di Jakarta saja sedangkan untuk ke
Padang harus melanjutkan perjalanan lagi. Disamping itu ia sudah berpengalaman selama 8
tahun mempelajari sistem reservasi pesawat. Ferry juga berharap dengan bisnisnya ini dapat
memudahkan masyarakat dalam memudahkan pemesanan tiket pesawat.

Tidak cepat putus asa dan terus bekerja keras mengembangkan bisnisnya, lambat laun
Traveloka mulai berkembang sedikit demi sedikit dan mulai banyak maskapai yang mau
bekerja sama dengan mereka.

3.2.2 Social Capital

Dalam menajalankan bisnisnya, ia dibantu dua orang temannya yaitu Derianto Kusuma
dan Albert Zhang. Keyakinan Ferry terhadap bisnisnya sangat tinggi. Hingga ia fokus dalam
mengembangkan bisnis pemesanan tiketnya tersebut. Untuk fokus dibisnisnya ia akhirnya
memilih berhenti melanjutkan kuliahnya di Harvard University.

Ferry Unardi bersama dua temannya kemudian memilih nama Traveloka dan resmi merilis
Traveloka pada bulan oktober 2012. Ibarat jalan yang tak selamanya mulus, bisnis mereka
juga pada awalnya tidak berjalan mulus. Pada awal-awal peluncuran, tak ada maskapai yang
mau bekerja sama dengan mereka.

Awalnya Traveloka hanya beranggotakan 8 orang dalam menjalankan usahanya, saat ini
Traveloka sudah memiliki karyawan sebanyak lebih ratusan orang yang terbagi-bagi dalam
berbagai divisi atau departemen.

3.2.3 Financial Capital

Sejak didirikan pada tahun 2012, Traveloka rintisan Ferry Unardi terus mendapatkan
suntikan dana dari berbagai investor untuk mengembangkan bisnisnya. Sejauh ini Traveloka
sudah mendapatkan pendanaan dari beberapa perusahaan modal ventura (venture capital).
Pendanaan pertama berasal dari East Ventures pada tahun 2012 dan Global Founders Capital
pada tahun 2013.

Hingga saat ini Traveloka memiliki nilai valuasi mencapai sekitar 26,2 triliun rupiah.
Total kunjungan ke website traveloka mencapai 16.5 juta orang tiap bulannya. Hal ini
membuat Traveloka dijuluki sebagai perusahaan startup Unicorn bersama dengan Gojek dan
Tokopedia yaitu perusahaan startup dengan valuasi diatas 1 milyar dollar. Kesuksesan
Traveloka sebagai agen tiket online nomor satu di Indonesia membuat nama Ferry Unardi
yang kini menjabat sebagai CEO Traveloka melejit namanya.

3.3 Upaya Meningkatkan Enterpreuneur Capital


Ada beberapa upaya meningkatkan Enterpreuneur Capital yang dapat kita pelajari
dari Ferry Unardi, adalah sebagai berikut :
 Sosok Ferry Unardi dan kawan-kawan, mengajarkan kepada kita bahwa setiap
pebisnis harus memiliki insting. Tahu kapan waktu yang pas untuk masuk dalam
bisnis tersebut, tahu apa yang dibutuhkan oleh customer. Ferry dan kawan-kawan
mengubah model bisnis yang awalnya hanya mesih pencari tiket menjadi situs
reservasi tiket.
 Bagaimana cara mengelola tim yang awalnya berjumlah 8 orang menjadi belasan,
puluhan bahkan ratusan orang. Banyak hal yang harus dilakukan sebagai perusahaan
baru, termasuk membentuk budaya perusahaan dan membangun manajemen yang
solid.
 Selain itu permasalahan juga hadir, karena banyak maskapai penerbangan yang tidak
bersedia bekerjasama dengan Traveloka. Ferry berusaha meyakinkan perusahaan-
perusahaan maskapai penerbangan dan juga memperbaiki sistem layanan pelanggan
(customer service).
 Terakhir dan paling penting: Kita harus melayani pembeli dan memberikan yang
terbaik untuk pembeli. Dari situ, pembeli diharapkan akan membeli kembali layanan
kita.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Simpulan yang dapat diambil dari kisah seorang enterpreuneur Ferry Unardi adalah
sebagai berikut :

a. Tiga tahun bekerja di Microsoft, Ferry berpikir bahwa dirinya sulit menjadi yang terbaik.
Ferry Unardi mencoba mengembangkan ide dan kreatifitasnya untuk mencari pemikiran
baru. Hasil pemikirannya adalah industri travel dan penerbangan.
b. Ferry Unardi memilih mengembangkan bisnis dibidang reservasi tiket pesawat. Hal ini
didasarkan pada pengalamannya saat ia merasa kesulitan dalam reservasi tiket dari
Amerika menuju Padang. Hal ini membuktikn bahwa Ide bisnis dapat muncul karena
kebutuhan.
c. Ferry Unardi berani untuk mengambil resiko karena Ferry Unardi yakin dengan usahanya
sehingga memilih berhenti melanjutkan kuliahnya di Harvard University dan fokus untuk
melanjutkan bisnisnya
d. Sebelumnya yang tergabung dalam traveloka hanya 8 maskapai penerbangan, namun
dengan sifat pantang menyerah, jujur dan amanah yang dimiliki Ferry Unardi, hingga saat
ini traveloka dapat bekerja sama dengan banyak maskapai

4.2 Saran
Saran dari penulis bagi para calon-calon entrepreuner adalah mencoba memulai bisnis
sedini mungkin karena dengan lebih awal kita memulai bisnis, maka semakin banyak
pengalaman yang akan kita dapat. Selain itu jangan mudah menyerah pada bisnis yang kita
jalani, setiap bisnis pasti akan mengalami jatuh bangun dalam perjalanannya,bila kita bisa
melalui masa-masa sulit dalam berbisnis maka kita dapat dibilang sebagai entrepeuner yang
sukses. Bila kita gagal jangan mudah terpuruk, sebisa mungkin cepat bangkit, belajar dari
kesalahan yang pernah dilalui dan bangun bisnis kembali.
Hal pertama yang harus kita lakukan dalam berbisnis adalah memilih jenis bisnis apa
yang akan kita jalani, atau hal apa yang disekitar kita yang dapat kita menjadikan hal tersebut
menjadi peluang bisnis. Sebisa mungkin kita menjalani bisnis sesuai dengan minat dan bakat
kita serta modal yang kita keluarkan sangat kecil dan keuntungan yang kita raih besar.
Semakin banyak relasi kita, semakin cepat masyarakat tau mengenai produk kita.
DAFTAR PUSTAKA

Fukuyama, F. 1992. The End of History and The Last Man. New York: Free Press

---------------. 1995. Trust: The Social Virtues and The Creation of Prosperity. New York:
Free Press.

Spellerberg, Anne (1997), “Towards a Framework for the Measurement of Social Capital”
dalam David Robinson (ed), Social Capital dan Policy Development, Wellington: The
Institute of Policy Studies, halaman 42-52.

Suharto, Edi (2005b), Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis


Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: Refika Aditama.

Partha D., Ismail S. 1999. Social Capital A Multifaceted Perspective. Washington DC: The
World Bank.

Hasbullah, J., 2006. Sosial Kapital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. Jakarta:
MR-United Press
Esthirahayu,Putri Dwi.,dkk. 2012. Konsep Dasar Kewirausahaan Dan Proses Kewirausahaan.
Makalah. Universitas Brawijaya : Malang
Gaol, C., J., L. (2014). A to z human capital manajemen sumber daya manusia. Grasindo:
Jakarta.
Starovic, D. and Marr, B.( 2004). Understanding corporate value: Managing and reporting
intellectual capital”. Chartered Institute of Management Accountants.
Matthewman,J.,Matignon,F. (2004). “Human Capital Reporting-an internal perspektif”.
London:CIPD and Mercer Human Resource Consulting.
Kisah Sukses Pendiri Traveloka. http://www.biografiku.com/2017/07/biografi-dan-profil-
ferry-unardi-kisah-sukses-pendiri-traveloka.html. [15 Desember 2017]

Anda mungkin juga menyukai