Anda di halaman 1dari 2

anggota KPU yang menyelenggarakan Pemilu 2009, ketika tahun 2012 harus digantikan

dengan anggota KPU yang baru karena sudah haibis masa jabatannya selama 5 tahun.
Dalam hal ini Pembentukan anggota KPU yang baru sudah diatur dalam UU No.15 tahun
2011 yang telah dirapatkan oleh serta disahkan oleh DPR. Berdasarkan UU tersebut,
penagangkatan anggota DPR harus dibentuk suatu Tim Seleksi. Tim seleksi berjumlah
11 orang yang diangkat serta bertanggung jawab kepada presiden dalam menetapkan
calon anggota KPU yang kan dijukan ke DPR. Tim ini diebntuk 6 bulan sebelum masa
jabatan anggota KPU yang lama berakhir serta selain menyeleksi anggota KPU, Tim
seleksi menyeleksi pula nggota Bawaslu secara bersamaan. Tim seleksi pada walnya
berjumlah sebelas orang tetapi pada perkembangannya berkurang hanya tinggal 8 orang
karena kemendagri, Kemenkunham dan Dirjen politik mengundurkan diri dari Tim
seleksi karna desakan dari masyarakat. Ketua dari Tim ini dijabat oleh Ramlan
Surbakti yang diangkat secara kalamasi oleh anggota Tim Seleksi. Tugas dari Tim
seleksi adalah mempin sidang, menawarkan agenda kerja dalam rapat pleno unutk
mendapatkan persetujuan dan menjadi jubir tim selksi keanggotaan KPU dan Bawaslu
(Endang Mulyani, 2916, hlm.189-190)
Seletah terbentuknya tim seleksi, Tim seleksi membuka pendaftaran calon
anggota KPU dan Bawaslu antara tanggal 15 Desember 2011 hingga tanggal 4 Januari
2012. Pada tanggal 10 Januari dalam rapat pleno Tim seleksi mengumumkan nama-nama
yang lolos seleksi yaitu dari 606 calon yang mendaftar dan mengembalikan berkas
adminsitrasi unutk menjadi calon anggot KPU periode 2012-2017, terdapat 106 nama
yang lolos seleksi tahap I terdiri dari 86 laki-laki dan 20 perempuan. Calon yang
lolos seleksi Tahap I mengikuti seleksi tahap II dengan tes mengena kepmiliuan, tes
kesehatan, dan tes psikologi. Tes kepemiliuan dilakukan pada tanggal 17 Januari
2012 , tes kesehatan dan psikologi secara terltuis dilakukan pada tanggal 18-21
Januari 2012. Daam tahap II terdapat 48 calon yang lolos seleksi yaitu 30 anggota
KPU, dan 18 anggota Bawaslu. Selanjutnya para calon meng=jalani tes wawancara yang
dilaksankan pada tangga 13-14 JAnuari 2012. Timsel akan memilih 10 anggota Bawaslu
serta 14 calon anggota KPU terbaik serta hasil seleksi akan diserahkan kepada
Presiden pada tanggal 24 Februari 2012. Selanjutnya akan dilakukan seleksi dan
pemilihan oleh DPR untuk pengujian kelayakan dan kepatutan yang dilaksankan selama
1 bulan pada bulan MAret 2012. (Endang Mulyani, 2016, 191 dan 193).
Anggota KPU selanjutnya di DPR yang dimulai dengan uji kelauakan dan kepatutan oleh
Komis II DPR pada tanggal 19-20 Maret 2012, serta voting oleh 53 anggota DPR di
Komis II pada 22 MAret 2012 terhadap 14 calon anggota KPU yang diajukan oleh
Presiden. Calon yang terpilih berturut-turut adalah Ida Budhiati dan Sigit
PAmungkas sebanyak 45 suara, Arief Budiman sebanyak 43 suara, Husni Kamil Manik 39
suara, Ferry Kurnia Rizkiansyah dan Hadar NAfis Gumay sebanyak 35 Suara serta Juri
Ardiantoro sebanyak 34 suara. Selanjutnya 7 anggota yang mendapatkan suara
terbanyak ditetapkan sebagai anggota KPU yang terpilih dalam sidang paripurna DPR
pada tnaggal 27 MAret 2012. (Haurn Huesin, 2017, hlm. 20).
Setelah ditetapkan oleh DPR dalam sidang paripurna tanggal 27 MAret 2012, PAra
anggota KPU pada tanggal 12 April 2012 di Istana Negara dilantik oleh presiden dan
wakil presiden. Ketujuh anggota KPU tersebut adalah (17)
NO. NAMA JENIS
KELAMIN PROFESI
1. Ida Budhiati Perempuan Ketua KPU Provinsi Jawa Tengah
2. Sigit Pamungkas Laki-laki Dosen Fisipol UGM
3. Arief Budiman Laki-laki Anggota KPU Provinsi Jawa Timur
4. Husni Kamil Manik Laki-laki Anggota KPU Provinsi Sumatera Barat
5. Ferry Kurnia Rizkiansyah Laki-laki Anggota KPU Provinsi Jawa Barat
6. Hadar Nafis Gumay Laki-laki PEgiat LSM/Direktur Eksekutif Catro
7. Juri Ardiantoro Laki-laki Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta (Harun Husein, 2017,
hlm.18 dan Endang Mulyani, 2016, hlm.194-195).
Berbarengan dengan acara pelantikan anggota KPU, dilantik pula lima naggota
Bawaslu. Pelantikan anggota KPU periode 2012-2017 yang menjadi penyelenggara PEmilu
2014, memnagkas masa jabatan dari anggota KPU dan anggota Bawaslu peridoe
sebelumnya yang seharusnya berhenti pada tanggal 23 Oktober 2012. Terdapat alasan
dari pemangkasan jabatan anggota KPU lama tersebut antara lain terdapat hasil
PAnitia HAk Angket DPR mengenai pelanggaran HAM Konstitusional Warga NEgara unutk
Memilih apda akhir September 2009 dengan rekomendari pemberhentian anggota KPU
lama. KPU harus bertanggung jawab dalam pemutahkiran DPT, penyusunan DCS, dan
penyusunan DPT. (hlm.19)
Setelah pelantikan para anggota KPU tersebut, dilakukan rapat pleno pertama KPU
yang memilih ketua dengan tertutup dengan sil rapat memilih Husni Kamil MAnik
sebagai ketua KPU serta yang lainnya tetap menjadi anggota KPU (Endang Mulyani,
2016, hlm. 195).
Selain penyeleksian anggota KPU Pusat, terdapt pula penyeleksian anggota KPU
Provinsi dan KAbupaten Kota dengan tim seleksi terdiri dari 5 anggota terdiri dari
unsur akademisi, profesional, dan masyarakat. Penyeleskian dilakukan dalam waktu 60
hari KPU unutk KPU Provinsi serta KPU Provinsi unutk KPU Kabupaten/Kota. Sedangkan
jadwal pelaksanaan Seleksi calon anggota KPU Provinsi se-Indonesia berdasarkan
Keputusan KPU No.10/Kpts/KPU/Tahun 2013 dilakukan pada tanggal 16 Januari 2013 yang
terbagi dalam 5 gelombang akibat perbedaan masa akhir jabatan. 25-)
PEmilu secara substansial amat terkait dengan persoalan kontitusional dan legalitas
danri penyelenggara pemilu. Dalam pemilu 2014, terdapat beberapa tetentuan yang
mengatur mengenai Pemilu 2014 antara lain UU No.8 tahun 2012 mengenai Pemilihan
Anggoat DPR, DPD dan DPRD (Provinsi/Kabupaten/Kota), UU No. 2 Tahun 2011 mengenai
perubahan atas UU No. 2 Tahun 2008 mengenai partai politik, UU No. 15 Tahun 2011
mengenai Penyelenggara PEmilu serta UU yang bersifat mengdopsi UU sebelumnya yaitu
UU No. 42 Tahun 2008 mengenai Pemilu PResiden dan Wakil PResiden. Dalam UU
Penyelenggara PEmilu dijelaskan mengenai KPU, BAwaslu ditambah lembaga yang baru
yaitu DKPP yang bertugas sebagai penyelenggara Pemilu. Aturan tersebut diperkuat
pula oleh PKPU dan keputusan Bawaslu yang mengatur mengenai teknis operasional di
lapangan (Kurniawan Zein, 2015, hlm. 60).

Anda mungkin juga menyukai