Anda di halaman 1dari 4

TEORI AKUNTANSI YANG RELEVAN DENGAN AKUNTANSI DAN AUDIT

Terdapat beberapa teori yang relevan untuk memahami regulasi terkait pelaporan
keuangan. Beberapa diantaranya adalah:
1. Teori Pasar Efisien (Theory of Efficient Markets)
Teori Pasar Efisien berpendapat bahwa pasar mencapai fungsi terbaiknya
tanpa campur tangan pemerintah dan efisensi maksimum akan didapatkan
dengan membiarkan penawaran (supply) dan permintaan (demand) mendikte
perilaku pasar. Meningkatnya pasar modal internasional memberikan
pengaruh secara luas terhadap arus informasi data dan modal. Bagaimanapun
juga, pemerintah harus turut campur tidak hanya dalam regulasi bagaimana
pasar dijalankan tetapi juga dalam ketentuan informasi. Campur tangan yang
baik adalah yang bertujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan
pertumbuhan ekonomi.
Akuntansi dapat dipandang sebagai industri informasi karena bisnis
akuntansi menghasilkan informasi. Para pendukung teori ini berpendapat
akuntansi sebagai pemintaan informasi akuntansi oleh para pengguna dan
penawaran beberapa informasi dari perusahaan dalam bentuk laporan
keuangan. Oleh karena itu, harga ekuilibrium informasi akuntansi secara
teoritis dapat diketahui.
Informasi akuntansi tidak dapat disamakan dengan produk lain karena
sifatnya yang berupa barang publik. Meskipun informasi tersebut dapat dijual
kepada orang tertentu, tidak mudah membatasi orang lain yang tidak
membayar untuk mengkonsumsi informasi tersebut. Fenomena inilah yang
disebut sebagai free-rider problem. Penyedia informasi akan meminimalkan
‘produksi’nya karena tidak seluruh pengguna akan menanggung biaya atas
produksi informasi tersebut. Hanya intervensi dalam bentuk regulasi yang
dapat mendesak perusahaan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan
agar memenuhi permintaan dan menjamin pasar modal yang efektif.
2. Teori Keagenan (Agency Theory)
Permintaan atas informasi keuangan dapat dikategorikan sebagai penata
layanan atau ditujukan untuk pengambilan keputusan. Teori keagenan
berfokus pada hubungan pemilik yang mempercayakan sesuatu kepada
manajer (agen). Hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih
(principal) memperkerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa
dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada
agent tersebut. Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada
kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena agen
berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang
perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi bahwa individu-
individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka
dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent untuk
menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Dalam
kondisi yang asimetri tersebut, agent dapat mempengaruhi angka-angka
akuntansi yang disajikan dalam laporankeuangan dengan cara melakukan
manajemen laba.
Teori keagenan memberikan framework untuk mempelajari masalah
kontrak antara principal dan agent serta memprediksi konsekuensi ekonomis
dari standar. Pendukung teori ini berpendapat bahwa kewajiban pengungkapan
tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan karena pasar dapat diandalkan untuk
menghasilkan informasi yang diinginkan. Lebih jauh mereka menyatakan
bahwa kewajiban pelaporan akan menciptakan informasi yang overproducted.
Salah satu cara yang di gunakan untuk memonitor masalah kontrak dan
membatasi perilaku opportunis manajemen adalah corporate governance.
Prinsip-prinsip pokok corporate governance yang perlu diperhatikan untuk
terselenggaranya praktik good corporate governance adalah transparansi
(transparency), akuntabilitas (accountability), keadilan (fairness), dan
tanggung jawab (responsibility).
3. Teori Regulasi (The Theories of Regulation)
a. Public Interest Theory
Alasan ekonomi utama pemerintah melakukan intervensi adalah
terjadinya kegagalan pasar. Dalam rerangka teoritis, regulasi ditujukan
untuk melindungi konsumen dengan memperbaiki kinerja ekonomik
dibandingkan tanpa regulasi. Kegagalan pasar akan terjadi apabila:
 Tidak ada persaingan.
 Hambatan untuk masuk ke industri/pasar.
 Ketidaksempurnaan jarak (gap) informasi (antara pembeli dan
penjual).
 Kepentingan konsumen yang diinterpretasikan pada regulasi.
 Terdapat agen.
 Pemerintah tidak independen dalam mengembangkan regulasi.
Public interest theory didasarkan pada asumsi bahwa pasar ekonomi
adalah subyek pada ketidaksempurnaan pasar atau kegagalan transaksi
yang apabila tidak diperbaiki akan menimbulkan efisiensi dan hasil yang
tidak adil. Dalam teori ini, kewenangan pusat, termasuk juga badan
pengawas regulator, diasumsikan memiliki kepentingan terbaik dihati
masyarakat. Hal tersebut merupakan hal yang terbaik digunakan untuk
mengatur sehingga dapat memaksimalkan kesejahteraan sosial. Akibatnya,
peraturan dianggap sebagai trade off antara biaya regulasi dan manfaat
sosial dalam bentuk operasi omproved pasar. Sementara pandangan ini
merupakan yang ideal tentang bagaimana peraturan harus dilakukan,
namun ada masalah dalam pelaksanaannya.
b. Regulatory Capture Theory
Regulatory capture theory mempertahankan regulasi dalam pelaporan
keuangan, meskipun alasan utama dibentuknya regulasi (melindungi
kepentingan publik) tidak dapat dicapai, karena pihak yang diatur dapat
mengatur atau mendominasi regulator dalam proses regulasi. Asumsi yang
digunakan dalam teori ini adalah semua anggota masyarakat rasional
secara ekonomi (akan mengejar kepentingan pribadinya) dan pemerintah
tidak memiliki peran independen dalam proses regulasi. Regulatory agency
capture terdapat pada administrasi, implementasi, dan evaluasi atas efek
proses keibijakan pada area regulasi apapun. Teori ini menyarankan agar
badan akuntansi profesional atau badan hukum menemukan pengendalian
yang memungkinkan untuk mengatur standar akuntansi yang digunakan
dalam pelaporan.
c. Private Interest Theory
Private interest theory muncul karena ketidakpuasan atas teori-teori
sebelumnya. Asumsi yang digunakan dalam teori ini adalah regulasi
merupakan respon pemerintah atas permintaan publik untuk memperbaiki
inefisiensi dan ketidakadilan. Teori ini disampaikan George Stigler pada
tahun 1971 yang mengatakan bahwa aktivitas seputar peraturan
menggambarkan hubungan kekuatan politik dari kelompok
berkepentingan. Kelompok berkepentingan (eksekutif/industri) di sisi
demand dan legislatif sebagai supply. Teori regulasi diperlukan jika terjadi
kegagalan, jika informasi tidak dapat disampaikan dengan demand dan
supply.
Teori ini berpendapat bahwa dibutuhkan regulasi atau ketentuan dalam
akuntansi. Pemerintah dibutuhkan peranannya untuk mengatur ketentuan
tersebut, apa yang harus dilakukan perusahaan untuk menentukan
informasi. Ketentuan diperlukan agar seluruh pelaku (pemakai dan
penyaji) mendapatkan informasi yang sama dan seimbang. Teori ini
muncul karena kegagalan Teori Keagenan.

Anda mungkin juga menyukai