Anda di halaman 1dari 13

Kata pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan
makalah ini yang bertujuan untuk memenuhi tugas problem based learning (PBL). Dalam
kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Ester yang telah
memeberikan kesempatan untuk belajar mengolah data dalam penelitian.

Makalah ilmiah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian gagal ginjal kronik. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
penelitian ini jauh dari sempurna sehingga dangat diharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna menjadi acuan untuk menjadi pembelajaran di masa yang akan datang.
Semoga penulisan makalah ini dapat memeberikan informasi yang berguna dalam
pengembangan wawasan ilmu pengetahuan bagi pembaca.

1
Daftar Isi
Kata pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
Abstrak............................................................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Permasalahan ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3
2.1 Kerangka Teori ......................................................................................................... 3
2.2 Kerangka Konsep ..................................................................................................... 5
BAB III : METODE PENELITIAN .............................................................................. 6
3.1 Desain Penelitian ...................................................................................................... 6
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................. 6
3.3 Pengumpulan data .................................................................................................... 6
3.4 Analisis data ............................................................................................................. 6
3.5 Populasi penelitian ................................................................................................... 6
3.6 Sampel penelitian ..................................................................................................... 6
3.7 Variable penelitian ................................................................................................... 8
BAB IV : KESIMPULAN ............................................................................................. 9
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 10

2
ABSTRAK

Penyakit ginjal kronis telah menjadi masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya terus
meningkat. Penyakit ginjal kronis dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk jenis kelamin, usia,
pekerjaan, suplemen konsumsi energi, konsumsi kopi, merokok, riwayat hipertensi, riwayat
diabetes mellitus dan obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis terkait antara
karakteristik (jenis kelamin, usia, pekerjaan, energi suplemen dan konsumsi kopi, merokok,
riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan obesitas) dengan penyakit ginjal kronis pada ruang
rawat inap penyakit dalam yang di dr.Soeroto Rumah Sakit Umum Kabupaten Ngawi. Penelitian
ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel adalah 70 orang yang
memiliki gangguan ginjal. Data dianalisis dengan menggunakan Chi Square dan Regresi Logistik
Biner α = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden rata-rata dengan penyakit
ginjal kronis adalah mencapai usia 55,93 tahun, laki-laki, pekerjaan, memiliki riwayat konsumsi
energi merokok, kopi dan suplemen, memiliki riwayat hipertensi, riwayat diabetes mellitus dan
tidak ada riwayat obesitas. Ada signifikan terkait antara usia, jenis kelamin, riwayat diabetes
mellitus dan suplemen konsumsi energi dengan penyakit ginjal kronis. Namun, tidak ada yang
signifikan terkait antara pekerjaan, riwayat merokok, riwayat konsumsi kopi, riwayat hipertensi,
dan riwayat obesitas dengan penyakit ginjal kronis. Riwayat diabetes mellitus adalah yang paling
variabel yang infulence dengan penyakit ginjal kronis.

ABSTRACT

Chronic kidney disease has become a public health problem because of its prevalence continues
to increase. Chronic kidney disease influenced by many factors, including gender, age,
occupation, supplements energy consumption, coffee consumption, smoking, history of
hypertension, history of diabetes mellitus and obesity. The purpose of this study is to analyze the
associated between the characteristics (gender, age, occupation, supplement energy and coffee
consumption, smoking, history of hypertension, diabetes mellitus and obesity) with chronic
kidney disease on internal medicine inpatients’s room at dr.Soeroto Public Hospital Ngawi
Regency. This research was analytic observational with the cross sectional design. The sample
was 70 people who had kidney disorder. The data analyzed using Chi Square and Binary Logistic
Regression α=0,05. The result of this research showed that the average respondent with chronic
kidney disease is attain the aged 55,93 years, male, work, have a history of smoking, coffee and
supplements energy consumption, have a history of hypertension, no history of diabetes mellitus
and no history of obesity. There are significant associated between age, sex, history of diabetes
mellitus and supplements energy consumption with chronic kidney disease. However, there are
not significant associated between occupation, smoking history, history of coffee consumption,
history of hypertension, and a history of obesity with chronic kidney disease. History of diabetes
mellitus is the most variable that infulence with chronic kidney disease

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh manusia yang menjadi bagian utama
dari system saluran kemih yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan urin keluar
tubuh. Akan tetapi pengetahuan masyarakat tentang ginjal masih jauh dari memadai.
Sehingga cukup banyak dari masyarakat memiliki masalah kesehatan yang terkait dengan
fungsi ginjal.1
Tanda gangguan ginjal sangat bervariasi. Ada yang lama tidak menampakkan
tanda atau gejala atau sama sekali tidak. Gangguan ginjal ini biasa dikenal dengan gagal
ginjal yang dibagi menjadi dua kategori yaitu, kronik dan akut. Penyakit ginjal kronis
merupakan masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia dan sekarang dikenal sebagai
kondisi umum yang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan penyakit
lainnya.
Prevalensi pasien ESRD (End Stage Renal Disease) berdasarkan data mortality
WHO South East Asia Region pada tahun 2010-2012 prevalensi penyakit ginjal terdapat
250.217 jiwa (WHO, 2013). Sedangkan di Indonesia pada tahun 2009 tercatat sebanyak
5,450 pasien gagal ginjal yang menjalani Hemodialisis, kondisi tersebut meningkat pada
tahun 2010 sebanyak 8.034 penderita dan pada tahun berikutnya sebanyak 12.804
penderita. (Indonesia Renal Registry, 2012).
Kondisi ini berbeda-beda pada tiap daerah dan di Jawa Barat sebagai salah satu
provinsi di Indonesia memiliki kontribusi penderita GGK yang cukup besar dengan
jumlah penderita GGK yang menjalani hemodialisis pada tahun 2009 tercatat 2.003
penderita. Pada tahun 2010 meningkat menjadi 2.412 penderita, dan pada tahun
berikutnya tercatat sebanyak 3.038 penderita. Jumlah ini hanya berasal dari rumah sakit
yang mempunyai unit Hemodialisis saja, sehingga insidensi dan prevalensi pasien
penderita GGK jauh lebih banyak dari jumlah tersebut.

4
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan gagal ginjal kronik
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum : mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gagal ginjal kronik
Tujuan khusus : mengetahui secara spesifik mengenai hubungan antara faktor-faktor yang
mempengaruhi gagal ginjal kronik.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah menjadi dasar untuk mengintervensi masalah gagal
ginjal kronik dan menjadi dasar bagu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai faktor-faktor yang dibahas, yaitu umur, sex, obesitas, kadar kolesterol
yang tinggi, penyakit diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal
yang irreversible dengan akibat terjadinya penurunan laju filtrasi glomerulus atau
keadaan kerusakan ginjal yang tidak mampu dalam mempertahankan homeostasis tubuh.1

Secara normal, manusia memiliki dua ginjal, setiap ginjal memiliki panja 12 cm,
lebar 7 cm, dan tebal maksimum 2,5 cm, dan terletak pada bagian belakang abdomen,
posterior terhadap peritoneum, pada cekungan yang berjalan disepanjang sisi corpus
vertebrae. Setiap ginjal dibentuk oleh sekitar satu juta nefron. Nefron adalah unit
structural dan fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari tubulus renalis, glomerulus, dan
pembuluh darah yang menyertainya.

Selama gagal ginjal kronik, beberapa nefron termasuk glomeruli dan tubula masih
berfungsi, sedangkan nefron yang lain sudah rusak dan tidak berfungsi lagi. Nefron yang
masih utuh dan berfungsi mengalami hipertrofi dan menghasilkan filtrate dalam jumlah
banyak. Reabsorpsi tubula juga meningkat walaupun laju filtrasi glomerulus berkurang.
Kompensasi nefron yang masih utuh dapat membuat ginjal mempertahankan fungsinya
sampai tiga perempat nefron rusak.2

Apabila kedua ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan dalam


yang cocok untuk kelangsungan hidup maka terjadilah gagal ginjal kronik ini. Adapun
faktor-faktor yang berhubungan dengan gagal ginjal kronik, yaitu:

a. Umur
Usia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal, dengan
bertambahnya usia akan diikuti oleh penurunan funsgi ginjal. Hal ini terjadi terutama
karena pada saat usia lebih dari 40 tahun akan terjadi proses hilangnya beberapa nefron.
Penurunan fungsi ginjal tiap decade adalah sekitar 10 ml/menit/1,73 m2. Setelah

6
mencapai usia decade keempat, dapat diperkirakan telah terjadi kerusakan ringan pada
ginjal yaitu dengan GFR 60-89 ml/menit/1,73 m2 (penurunan fungsi ginjal 10% dari
normal)2
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
perkembangan End-Stage Renal Disease. Secara keseluruhan, insidensi End-Stage Renal
Disease lebih besar pada laki-laki (56,3%) daripada perempuan (43,7%) walaupun
penyakit sistemik tertentu menyebabkan End-Stage Renal Disease lebih sering terjadi
pada perempuan. End-Stage Renal Disease yang disebabkan oleh nefropati hipertensif 6,2
kali lebih sering terjadi pada orang Afrika-Amerika daripada kaukasia.3
c. Hipertensi

Hipertensi pada penderita gagal ginjal kronik dapat terjadi sebagai efek dari
penyakit pembuluh darah yang telah ada sebelumnya atau akibat dari penyakit ginjal itu
sendiri.. Keadaan ini juga dapat disebabkan karena adanya peningkatan volume cairan,
peningkatan sekresi renin, racun-racun uremik, asupan natrium, hipertiroid sekunder, dan
lain-lain. Akibat peningkatan tekanan darah dalam jangka panjang dapat menyebabkan
penebalan dinding ventrikel kiri. Adanya beberapa penyakit penyerta yang terjadi pada
penderita gagal ginjal kronik seperti diabetes dan hipertensi dapat mempercepat buruknya
fungsi ginjal penderita.4

Hipertensi dapat menyebabkan nefrosklerosis atau kerusakan pada arteri ginjal,


arteriola dan glomeruli. Nefrosklerosis (pengerasan ginjal) menunjukkan adanya
perubahan patologis pada pembuluh darah ginjal akibat hipertensi. Keadaan ini
merupakan salah satu penyebab utama gagal ginjal kronik.5

d. Diabetes Melitus

Diabetes mellitus terutama DM tipe 2 secara umum menyebabkan penyakit ginjal


kronik, antara 40-45% pasien dialisis di Amerika Serikat menderita diabetes mellitus. Adanya
DM merupakan faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Kombinasi diabetes dan PGK
kemungkinan memperburuk penyakit kardiovaskular pada pasien-pasien dengan terapi pengganti
ginjal dan transplantasi ginjal. Kontrol glikemik yang optimal penting untuk mencegah onset

7
penyakit aterosklerosis dan untuk mencegah perkembangan aterosklerosis pada pasien-pasien
dengan diabetes mellitus dan PGK.6

e. System kardiovaskuler
Hipertensi akibat penimbunan cairan / garam atau peningkatansistem renin-
angiotensin-aldosteron, nyeri dada dan sesak nafasakibat perikarditis, efusi pericardial,
penyakit jantung koroner akibatarterosklerotis yang timbul dini dan gagal jantung
akibat penimbunan cairan dan hipertensi, adanya oedema periorbital, pittingoedema dan
adanya pembesaran vena leher.7

f. Retensi cairan dan natrium.


Ginjal juga tidak mampu untuk mengkonsentrasikan ataumengencerkan urine
secara normal pada penyakit ginjal tahapterakhir, respon ginjal yang sesuai terhadap
perubahan masukancairan dan elektrolit sehari-hari tidak terjadi. Penahanan natrium
dancairan, meningkatkan resiko terjadinya oedema, gagal jantungkongesti dan hipertensi.
Hipertensidapat terjadi aktivasi aksis renin-angiotensin-aldosteron. Mempunyai
kecenderungan untukkehilangan garam mencetuskan resiko hipertensi dan hipovolemi.5

2.2 Kerangka Konsep

Umur

Jenis kelamin

Hipertensi
Gagal Ginjal Kronik
Diabetes mellitus

System kardiovaskuler

Retensi cairan dan natrium

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitan deskriptif adalah penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi
mengenai fenomena yang ditemukan, baik berupa faktor risiko maupun efek atau hasil.
Data yang dihasilkan disajikan apa adanya & tidak dianalisis mengapa fenomena itu
terjadi, karena itu penelitian deskriptif tidak dipelukan hipotesis (Sastroasmoro, 2008).
Rancangan penelitian deskriptif bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan
masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis
kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status perkawina, cara hidup (pola hidup) dan lain-
lain (Hidayat, 2007).
Penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional bersifat deskriptif yang
bertujuan memperoleh gambaran tentang mekanisme koping yang digunakan pasien
hemodialisis diruang hemodialisis Rumah Sakit Labuang Baji Makassar.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada Minggu ke-3 Bulan November 2009, diruang
Hemodialisis Rumah Sakit Labuang Baji Makassar.

3.3 Pengumpulan data


Cara pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan data
sekunder.

3.4 Analisis data


a. Analisis Univariat
Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada tiap variable penelitian.
b. Analisis Bivariat
Dilakukan untuk mengetahui hubungan antara umur dengan angka kejadian gagal ginjal
kronik, hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian gagal ginjal kronik, hubungan
hipertensi dengan gagal ginjal kronik, hubungan diabetes mellitus dengan gagal ginjal
kronik, hubungan penyakit system kardiovaskuler dengan gagal ginjal kronik.

9
3.5 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang menjalani pengobatan gagal
ginjal di rumah sakit.
3.6 Sampel penelitian
Sampel penelitian ini adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sostroasmoro, 2008).
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani terapi hemodialisis diruang
hemodialisis Rumah Sakit labuang Baji Makassar yang dengan menggunakan total sampling
yaitu semua pasien yang menjalani terapi hemodialisis diruang hemodialisis Rumah Sakit
labuang Baji Makassar sebanyak 35 Orang.
3.7 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa variable yang diteliti, yaitu sebagai berikut
Dalam penelitian ini terdapat beberapa variable yang diteliti, yaitu sebagai berikut:

a. Umur, hasil pengukuran dari tanggal, bulan, dan tahun lansia saat ini dengan tanggal
bulan dan tahun kelahiran lansia. Umur bukan lansia adalah kurang dari 60 tahun dan
umur lansia adalah lebih dari atau sama dengan 60 tahun. Hasil ukur dikategorikan
dalam 2 kategori, yaitu: (1) lansia jika ≥ 60 tahun dan (2) bukan lansia jika <59,99
tahun. Hasil ukur tersebut berskala interval.
b. Jenis kelamin, jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hasil ukur berskala nominal.
c. Status nutrisi, pengukuran berdasarkan hasil IMT yang dikategorikan (1) BB kurang
jika <18.5, (2) BB normal jika 18-5-22.9, (3) BB lebih jika ≥23.0, (4) Preobesitas jika
23.0-24.9, (5) Obesitas I jika 25.0-29.9, dan (6) Obesitas II jika ≥ 30.
d. Kadar kimia, penilaian pada (1)ureum, (2) kreatinin, (3) Albumin, dan (4) globulin,
e. Diabetes melitus, dibagi menjadi (1) orang yang menderita diabetes mellitus dan (2)
orang yang tidak menderita diabetes mellitus.
f. Hipertensi, dibagi menjadi (1) orang yang menderita hipetensi dan (2) orang yang
tidak menderita diabetes melitus.
g. Penyakit kardiovaskuler, dibagi menjadi (1) orang yang mempunyai penyakit jantung
dan (2) orang yang tidak mempunyai penyakit jantung.
h. Obesitas, dibagi menjadi (1) orang yang tergolong obesitas dan (2) orang yang tidak
tergolong tidak obesitas.
i. Kolesterol, dibagi menjadi (1) kolesterol tinggi jika >200 dan (2) kolesterol normal
jika <200.
j. Lupus, dibagi menjadi (1) orang yang mempunyai penyakit lupus dan (2) orang yang
tidak mempunyai penyakit lupus.

10
k. Riwayat penyakit dalam keluarga, dibagi menjadi (1) orang yang salah satu
keluarganya mempunyai riwayat penyakit GGK dan (2) orang yang tidak mempunyai
riwayat keluarga yang sakit.
l. Dehidrasi, dibagi menjadi dengan melihat skor WHO, yaitu (1) baik jika nilainya 1,
(2) lesu/haus jika nilainya 2, dan (3) gelisah, lemas, serta mengantuk jika nilainya 3.
m. Hemodialisa, dibagi menjadi (1) orang yang menderita GGK yang melakukan
hemodialisis dan (2) orang yang menderita GGK yang tidak melakukan hemodialisis.
n. Komorbiditas, dilihat dari variabel diabetes

11
BAB IV

PENUTUP

Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting sangat penting dalam
mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan
tubuh dan elektrolit dan asam basa dengan cara menyaring darah yang melalui ginjal, reabsorbsi
selektif air, elektrolit dan non-elektrolit, serta mengekskresi kelebihannya sebagai kemih.

Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstra sel dalam
batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi glomerulus,
reabsorbsi dan sekresi tubulus.

Ginjal dilalui oleh sekitar 1.200 ml darah per menit, suatu volume yang sama dengan 20
sampai 25 persen curah jantung (5.000 ml per menit). Lebih 90% darah yang masuk ke ginjal
berada pada korteks, sedangkan sisanya dialirkan ke medulla.

Gangguan fungsi ginjal dapat menggambarkan kondisi sistem vaskuler sehingga dapat
membantu upaya pencegahan penyakit lebih dini sebelum pasien mengalami komplikasi yang
lebih parah seperti stroke, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah
perifer.

Selama ini, pengelolaan penyakit ginjal kronik lebih mengutamakan diagnosis dan
pengobatan terhadap penyakit ginjal spesifik yang merupakan penyebab penyakit ginjal kronik
serta dialisis atau transplantasi ginjal jika sudah terjadi gagal ginjal. Bukti ilmiah menunjukkan
bahwa komplikasi penyakit ginjal kronik, tidak bergantung pada etiologi, dapat dicegah atau
dihambat jika dilakukan penanganan secara dini. Oleh karena itu, upaya yang harus dilaksanakan
adalah diagnosis dini dan pencegahan yang efektif terhadap penyakit ginjal kronik, dan hal ini
dimungkinkan karena berbagai faktor risiko untuk penyakit ginjal kronik dapat dikendalikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Rigden SPA. The management of chronic and end stage renal failure in children. In
Webb N, Postlethwaite Eds. Clinical Paediatric Nephrology 3rd ed. Oxford University
Press Inc, 2003; 427-46.
2. Winearls CG. Clinical Evaluation and Manifestation of chronic Renal Failure. In Johnson
RJ, Feecally J Eds. Comprehensive Clinical Nephrology. Harcourt Publishers Limited
London, 2000; section 14. 68 : 1-14.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2006. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 4. Balai Penerbitan Dep. IPP. FKUI. Jakarta

4. . Mubin, Halim. 2007. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan Terapi
Edisi2. EGC. Jakarta.

5. Goonasekera CDA, Dillon MJ. Thhe child with hypertension. In Webb N, Postlethwaite
Eds. Clinical Paediatric Nephrology 3rd ed. Oxford University Press Inc, 2003; 151-61.
6. Baradero M, Mary WD, Yakobus S. Klien gangguan ginjal. Jakarta: EGC; 2009.h.124.
7. Sjamsuhidajat R, Warko K, Theddeus OHP, Reno R. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3.
Jakarta: EGC; 2010.h.848.

13

Anda mungkin juga menyukai