Anda di halaman 1dari 11

MODUL PRAKTIKUM BIOLOGI PERILAKU (BI-3201)

PENGAMATAN PERILAKU Daphnia sp.

Jumat, 9 Februari 2018

1. PENDAHULUAN

Pada praktikum sebelumnya telah dibahas mengenai perilaku taksis pada salah satu hewan
terestrial, yaitu cacing. Perilaku tersebut dapat pula dijumpai pada hewan akuatik, baik dari hewan
tingkat rendah hingga tinggi. Telah banyak disebutkan bahwa perilaku taksis sangat dipengaruhi
oleh jenis stimulus yang diberikan, seperti kondisi lingkungan. Pada ekosistem akuatik, beberapa
parameter lingkungan yang berperan relatif berbeda dengan yang dijumpai pada ekosistem
terestrial, seperti kelembaban yang tidak dijumpai pada ekosistem akuatik ataupun sebaliknya,
seperti salinitas dan arus air yang tidak dijumpai pada ekosistem terestrial (Glase et al., 1992).

Dapnia sp. merupakan salah satu hewan akuatik yang banyak digunakan dalam studi mengenai
perilaku taksis.. Pada hewan akuatik tersebut, beberapa jenis perilaku taksis yang telah banyak
dibahas antara lain seperti termotaksis (suhu), fototaksis (cahaya), kemotaksis (senyawa kimia),
rheotaksis (arus), dan geotaksis (gravitasi). Pada praktikum kali ini, mahasiswa akan mempelajari
dan melakukan percobaan mengenai beberapa perilaku taksis dari hewan tersebut. Beberapa tujuan
dari praktikum kali ini antara lain adalah (1) mendeskripsikan morfologi Daphnia sp.; (2)
mendeskripsikan pola pergerakan Daphnia sp. pada medium horizontal, vertikal, dan diagonal; (3)
mengidentifikasi respons Daphnia sp. pada beberapa jenis stimulus, yaitu cahaya, arus air, dan
senyawa kimia; dan (4) mengidentifikasi perbedaan respons dari Daphnia sp. pada stimulus suhu
air yang berbeda.

2. TEORI DASAR
2.1. Taksonomi Daphnia sp.

Daphnia sp. atau biasa disebut dengan kutu air termasuk ke dalam kelompok Arthropoda, sub-
kelompok Crustacea, dan kelas Branchiopoda (McLaughlin et al., 2005). Hewan ini umum
dijumpai di perairan tawar, dari daerah tropis hingga artik. Salah satu jenis spesies yang banyak
dijumpai di daerah tropis adalah Daphnia magna (Delbaere dan Dhert, 1996). Daphnia termasuk
ke dalam sub-ordo Cladocera. Secara umum, anggota dari sub-ordo tersebut memiliki karakteristik

Praktikum Biologi Perilaku (BI-3201) – 2018 1


berupa antennules, antena (antena kedua digunakan untuk berenang), maxillae, rahang bawah, dan
5 atau 6 alat gerak (tungkai). Tungkai tersebut digunakan untuk mencari makan dan juga respirasi.
Pada ujung perut, terdapat sepasang cakar. Individu betina memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil
dibanding jantan. Pada individu jantan, antennules memiliki ukuran yang lebih besar dan terdapat
kait untuk menggenggam pada kaki pertama (Ebert, 2005).

Tabel 1. Taksonomi Daphnia

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Subfilum Crustacea

Kelas Branchiopoda

Ordo Diplostraca

Sub ordo Cladocera

Famili Daphniidae
Daphnia magna
(Ebert, 2005) Genus Daphnia

2.2. Morfologi dan Anatomi Daphnia sp.

Daphnia memiliki karakteristik berupa kaki yang pipih dan melebar seperti daun dengan fungsi
untuk menghasilkan arus air yang digunakan dalam proses penyaringan makanan atau biasa
disebut dengan filter feeder. Tubuh dari hewan tersebut tertutup cangkang yang tidak terkalsifikasi
dengan sebutan karapas. Karapas tersebut tersusun oleh kitin. Hewan tersebut memiliki ukuran
antara 1 mm hingga 5 mm. Secara umum Daphnia memiliki dua organ sensor utama, yaitu antena
dan mata majemuk. Antena pada Daphnia menerima stimulus berupa perubahan suhu dan tekanan
yang ada di sekitar dan juga digunakan nuntuk berenang, sedangkan mata majemuk digunakan
untuk menerima stimulus cahaya dan digunakan untuk membantu menentukan orientasi tubuh
(Ebert, 2005).

Praktikum Biologi Perilaku (BI-3201) – 2018 2


Gambar 1. Ilustrasi Morfologi dan Anatomi Daphnia sp. serta Fungsinya

2.3. Pola Pergerakan Daphnia sp.

Nama Daphnia atau kutu air berasal dari perilaku jumping-like yang dilakukan Daphnia saat
sedang berenang. Perilaku tersebut berasal dari hentakan antena, kaki, dan gelembung udara yang
ada dalam rongga tubuhnya serta duri apical yang terdapat di bagian kaudal. Perilaku hentakan
tersebut yang menyebabkan Daphnia mengeluarkan gerakan menuju ke arah atas dengan cepat
atau terlihat seperti melompat (Ebert, 2005).

Daphnia juga terkenal dengan perilaku migrasi vertikalnya yang erat kaitannya dengan stimulus
cahaya atau dapat disebut dengan perilaku fototaksis. Perilaku fototaksis positif akan membuat
Daphnia berkumpul di dekat permukaan mendekati cahaya matahari. Sedangkan perilaku
fototaksis negatif akan membuat Daphnia berkumpul di dasar air (Ebert, 2005).

Meskipun memiliki fototaksis positif, Daphnia juga mengembangkan strategi adaptasi terhadap
predator alaminya, yaitu ikan. Pada saat malam hari, hewan tersebut cenderung bergerak ke atas
permukaan air untuk mendapatkan makanan. Pada permukaan air, keberadaan cahaya matahari
menyebabkan tingginya nutrisi maupun makanan dari Daphnia, seperti plankton. Pada siang hari,

Praktikum Biologi Perilaku (BI-3201) – 2018 3


hewan tersebut cenderung menjauhi permukaan air sebagai salah satu strategi menghindari
predator (Ebert, 2005).

2.4. Respons Daphnia Terhadap Suhu Air dan Senyawa Kimia

Daphnia merupakan salah satu hewan ektoterm atau hewan berdarah dingin. Temperatur tubuh
Daphnia akan berubah sesuai dengan temperature lingkungannya. Namun, pada saat temperatur
lingkungan hangat, hal tersebut akan menyebabkan reaksi kimia terjadi lebih cepat. Hal tersebut
akan mempengaruhi metabolisme Daphnia dan juga laju denyut jantung Daphnia. Daphnia
memiliki rentang toleransi suhu tempat hidup dan akan memilih bagian air yang masih di dalam
rentang temperatur tersebut (Ebert, 2005).

Selain suhu, zat kimia juga dapat mempengaruhi denyut jantung Daphnia. Zat kimia yang masuk
kedalam tubuh dapat bereaksi dengan zat kimia yang digunakan oleh sel saraf untuk meneruskan
sinyal. Zat kimia yang dapat mempercepat denyut jantung disebut stimulant, dan zat kimia yang
memperlambat denyut jantung disebut depresan. Berdasarkan hasil pengamatan hari ini, zat yang
digunakan pada praktikum (gula) termasuk stimulan dan hal ini berhubungan dengan tugas jantung
untuk memompa darah ke seluruh tubuh, agar suplai oksigen ke sel mencukupi dengan adanya
tambahan kadar gula di sel tubuh Daphnia. Pendedahan terhadap suatu jenis gula dapat
mempengaruhi perilaku dari Daphnia. Hal tersebut dikarenakan suatu jenis gula dapat
menginduksi mekanisme oksidativ dan persarafan. Karena mekanisme oksidatif dan persarafan
(neurological) tersebut terinduksi, maka dapat mengubah perilaku dan fisiologi dari Daphnia
(Ebert, 2005).

Praktikum Biologi Perilaku (BI-3201) – 2018 4


3. TEKNIS PRAKTIKUM
3.1. Pengamatan Morfologi

Tujuan Mendeskripsikan morfologi dari Daphnia sp.


Alat dan Bahan Daphnia sp., aquades, pipet, cawan petri, mikroskop stereo, kamera
Tata Cara  Daphnia sp. diambil menggunakan pipet dan diletakkan di dalam
cawan petri yang telah berisi aquades.
 Cawan petri tersebut ditempatkan di bawah mikroskop stereo dan
diamati dengan perbesaran 4x atau 10x
 Morfologi dari Daphnia sp. dideskripsikan dan digambar
Jenis Data  Gambar deskripsi morfologi Daphnia sp.

Hasil Pengamatan

Gambar Morfologi Catatan/ Keterangan

Praktikum Biologi Perilaku (BI-3201) – 2018 5


3.2. Lokomosi Daphnia sp.

Tujuan Mendeskripsikan pola pergerakan dari Daphnia sp. pada tiga posisi
medium yang berbeda.
Alat dan Bahan Daphnia sp., aquades, tabung reaksi, stopwatch, penjepit tabung reaksi,
pipet
Tata Cara  6 Daphnia sp. dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi
aquades (penuh) dengan menggunakan pipet tetes. Tabung reaksi
kemudian ditutup.
 Diamkan selama 1 menit dengan kondisi tabung tegak lurus
(vertikal).
 Perilaku lokomosi Daphnia sp. kemudian diamati selama 1 menit.
 Miringkan tabung sejauh 45º dan kemudian didiamkan selama 1
menit.
 Perilaku lokomosi Daphnia sp. kemudian diamati selama 1 menit.
 Ubah posisi tabung menjadi mendatar (horizontal) dan diamkan
selama 1 menit.
 Perilaku lokomosi Daphnia sp. kemudian diamati selama 1 menit.
Jenis Data  Persebaran Daphnia sp.
 Rangkaian lokomosi Daphnia sp.

Hasil Pengamatan

Posisi Persebaran ∑ individu


Tabung Berkelompok Random Merata Atas Tengah Bawah
Horizontal
Diagonal
Vertikal

Praktikum Biologi Perilaku (BI-3201) – 2018 6


3.3. Fototaksis

Tujuan Mendeskripsikan respons Daphnia sp. terhadap cahaya.


Alat dan Bahan Daphnia sp., aquades, tabung reaksi, karton hitam, senter, pipet,
stopwatch
Tata Cara  3 Daphnia sp. dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah diisi
aquades hingga 2/3 dan kemudian ditutup dengan karton.
 Diamkan selama 1 menit dalam posisi tabung mendatar dengan
kondisi tertutup.
 Buka karton pada satu sisi dan diberi cahaya menggunakan senter.
 Respons Daphnia sp. diamati selama 1 menit (0: menjauh; 1:
mendekat).
 Senter dimatikan dan tabung ditutup kembali dengan karton lalu
didiamkan selama 1 menit.
 Karton dibuka pada sisi lainnya dan diberi cahaya menggunakan
senter.
 Respons Daphnia sp. diamati selama 1 menit.
 Pengulangan dilakukan dengan menggunakan 3 kelompok Daphnia
sp. yang berbeda.
Jenis Data  Respons Daphnia sp. (0: diam/menjauh; 1: mendekat)

Hasil Pengamatan

Respon (1/0)
Pengulangan Bagian Kanan Bagian Kiri
Ind 1 Ind 2 Ind 3 Ind 1 Ind 2 Ind 3
Pengulangan 1
Pengulangan 2
Pengulangan 3

Praktikum Biologi Perilaku (BI-3201) – 2018 7


3.4. Termotaksis

Tujuan Mendeskripsikan respons Daphnia sp. pada perubahan suhu air.


Alat dan Bahan Daphnia sp., aquades, es batu, cawan petri, mikroskop stereo, counter,
pipet, tabung reaksi, termometer, penangas air, penjepit tabung reaksi,
stopwatch.
Tata Cara Perhitungan Denyut Jantung
 Suhu aquades pada gelas kimia diukur
 1 Daphnia sp. dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah diberi
aquades.
 Cawan petri diletakkan di bawah mikroskop stereo dan denyut
jantung Daphnia sp. dihitung selama 10 detik.
 Air panas diambil dengan menggunakan gelas kimia dan kemudian
diukur suhunya.
 Air panas lalu diteteskan pada cawan petri (1 tetes).
 Cawan petri diletakkan kembali ke bawah mikroskop stereo dan
denyut jantung dihitung selama 10 detik.
 Pengulangan dilakukan dengan menggunakan 3 individu Daphnia sp.
berbeda dan dilakukan pengulangan untuk perlakuan menggunakan
air dingin.

Perilaku Taksis
Air Panas
 Aquades dimasukkan ke dalam tabung reaksi hingga 2/3 tabung lalu
diukur suhu air tersebut.
 6 Daphnia sp. dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu tabung
ditutup.
 Diamkan selama 1 menit dengan posisi tabung mendatar (horizontal).
 Penangas air dinyalakan, kemudian ditunggu hingga timbul uap.
 Tabung reaksi berisi Daphnia sp. kemudian diletakkan di atas uap air
pada bagian ujungnya dan diamkan selama 30 detik.
 Respons Daphnia sp. diamati selama 1 menit.
 Suhu air akhir kemudian diukur.
Air Dingin
 3 step awal dilakukan secara serupa dengan percobaan sebelumnya.

Praktikum Biologi Perilaku (BI-3201) – 2018 8


 Es batu dimasukkan secukupnya ke dalam cawan petri, kemudian
letakkan ujung dari tabung berisi Daphnia sp. di atas es batu dan
didiamkan selama 30 detik.
 Respons Daphnia sp. diamati selama 1 menit.
 Suhu air akhir kemudian diukur.
Jenis Data  Denyut jantung Daphnia sp.
 Respons Daphnia sp. terhadap suhu air panas (0: diam/mendekat; 1:
menjauh)
 Respons Daphnia sp. terhadap suhu air dingin (0: diam/mendekat; 1:
menjauh)

Hasil Pengamatan

Perhitungan Denyut Jantung


Denyut Jantung
Perlakuan Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3
Awal Akhir ∆ Awal Akhir ∆ Awal Akhir ∆
Air Panas
Air Dingin
Suhu Air (ºC)
Air Panas
Air Dingin

Perilaku Taksis
Respon (1/0)
Perlakuan
Ind 1 Ind 2 Ind 3 Ind 4 Ind 5 Ind 6
Air Panas
Air Dingin
Suhu Air (ºC)
Awal Akhir ∆
Air Panas
Air Dingin

Praktikum Biologi Perilaku (BI-3201) – 2018 9


3.5. Rheotaksis

Tujuan Mendeskripsikan respons Daphnia sp. terhadap stimulus arus air.


Alat dan Bahan Daphnia sp., cawan petri, aquades, pipet, stopwatch.
Tata Cara  6 Daphnia sp. dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah diisi
aquades dan kemudian didiamkan selama 1 menit.
 Air kemudian diteteskan dengan menggunakan pipet pada dinding
cawan petri hingga menghasilkan pergerakan air (selama 1 menit
dengan interval 5 detik).
 Respons Daphnia sp. diamati selama 1 menit.
 Pengulangan dilakukan pada 3 titik yang berbeda. Sebelum
pengulangan dilakukan, cawan petri yang berisi Daphnia sp.
didiamkan terlebih dahulu selama 1 menit agar air kembali tenang.
Jenis Data  Respons Daphnia sp. terhadap sumber arus air (0: diam/mendekat; 1:
menjauh)

Hasil Pengamatan

Percobaan Respon (1/0)


Ind 1 Ind 2 Ind 3 Ind 4 Ind 5 Ind 6
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3

Praktikum Biologi Perilaku (BI-3201) – 2018 10


3.6. Kemotaksis

Tujuan Mendeskripsikan respons Daphnia sp. terhadap stimulus senyawa kimia.


Alat dan Bahan Daphnia sp., aquades, cairan gula, pipet, kaca arloji, stopwatch.
Tata Cara  6 Daphnia sp. dimasukkan ke dalam kaca arloji yang telah diisi
aquades dan kemudian didiamkan selama 1 menit.
 1 tetes larutan gula diletakkan pada ujung kaca arloji dengan seksama
(tetap menyentuh permukaan air tetapi tidak tenggelam).
 Respons Daphnia sp. diamati selama 1 menit.
Jenis Data  Respons Daphnia sp. terhadap senyawa kimia (0: diam/menjauh; 1:
mendekat)

Hasil Pengamatan

Percobaan Respon (1/0)


Ind 1 Ind 2 Ind 3 Ind 4 Ind 5 Ind 6
Percobaan 1

4. REFERENSI

Delbaere, D., dan Dhert, P. 1996. Cladoecerans, Nematodes, and Trocophara Larva. In: Lavens,
P. and Sorgelos, P. (eds.) Manuasssl on the production and use of food. FAO Fisheries
Technical. pp. 283-395.
Ebert, D., Bethesda. 2005. Ecology, Epidemiology, and Evolution of Parasitism in Daphnia.
USA: National Center for Biotechnology Information.
Glase, J., C., Zimmerman, M., C., dan J. A. Waldvogel. 1992. Investigations in Orientation
Behavior. Cornell University: Association for Biology Laboratory Education.

McLaughlin, P., A., Camp, D., K., Angel, M., V., Bousfield, E., L., Brunel, P., et al. 2005.
Common and Scientific Names of Aquatic Invertebrates from the United States and
Canada: Crustaceans. American Fisheries Society Special Publication 31.

Praktikum Biologi Perilaku (BI-3201) – 2018 11

Anda mungkin juga menyukai