03 - Rekonstruksi Didik
03 - Rekonstruksi Didik
ABSTRAK
2
Didik T. : Rekonstruksi Pada Tomografi …..
3
Jurnal Monitor, Vol. 1, No. 1, Juli 2012
2
j 1
( x, y ) dx r d
2 0 r cos( ) x r dengan M adalah banyaknya jumlah
(1.1) proyeksi, j adalah sudut proyeksi
dengan xr ( x y )
2 2 1/ 2
dan
ke-j dan adalah perubahan
tan 1 (t / x) M
sudut rotasi . factor xr akan memilih
metode rekonstruksi dapat ray-sum yang memberi konstribusi
dikelompokkan menjadi empat, pada titik (x,y) yang dilewati. Karena
yaitu metode proyeksi balik itu nilai ( x, y ) adalah jumlah dari
langsung atau metode seluruh ray-sum yang melewati titik
penjumlahan, metode fourier, tersebut. Hal inilah yang menjadi
metode proyeksi balik terfilter dan alasan mengapa proyeksi balik
metode iterasi (metode ekspansi langsung juga dikenal sebagai
deret). [Morlan CL.;1983] metode penjumlahan.
[Gordon R.;1974]
4
Didik T. : Rekonstruksi Pada Tomografi …..
( x, y ) F ( k x , k y )e
j 2 ( k x x k y y )
dk x dk y 1 M 1
1 N 1
j 2k y y / M
(1.3)
F (k x , k y )
M
y 0 N
( x, y ) e
x 0
j 2k x x / N
e
( x, y ) dinyatakan sebagai (1.9)
superposisi fungsi eksponensial N 1 j 2k y x / N j 2k y y / M
M 1
kompleks. Proses ini melibatkan F ( x, y ) F ( k x , k y )e
k y 0 k x 0
e
komputasi bilangan kompleks
dimana gelombang sinus dan (1.10)
cosinus ditandai dengan
eksponensial kompleks, bagian
real dan imaginer menunjukkan Metode Proyeksi Balik Terfilter
fungsi sinus dan cosinus.
Implikasi penting dari
Sedangkan variable k x dan k y persamaan (1.14) dan (1.8) adalah
adalah bilangan gelombang (2) proyeksi balik yang paling
dalam arah x dan y. memungkinkan jika proyeksi tersebut
Koefisien Fourier F( k x , k y ) dimodifikasi dengan tepat atau
difilter. Hal ini merupakan dasar dari
ditentukan oleh transformasi
proyeksi balik terfilter.
fourier:
j 2 ( k x , k y )
Secara umum terdapat tiga
F (k x , k y )
f ( x, y )e dxdy macam pemfilteran yang telah
(1.4) banyak digunakan pada proyeksi
balik terfilter, diantaranya adalah
Pemutaran sumbu (x,y) filter fourier, filter Radon dan filter
menjadi sumbu baru (xr , yr) Konvolusi.
ditunjukkan dalam gambar 2.9
dengan sudut rotasi, a. Filter Fourier.
tan 1 ( k x / k y ) Jika ditulis kembali dalam koordinat
kutub maka persamaan (1.3) akan
(1.5)
menjadi,
dan
2 2 1/ 2
( x, y )
F ( k x , k y )e j 2k ( x cos y sin ) k dkd
k (k x / k y )
0
(1.6)
(1.11)
sehingga dihasilkan, Dimana dan k mempunyai
j 2 ( k x , k y ) definisi yang sama dengan definisi
F ( k x , k y ) ( x, y )e dx r dy r
yang terdapat dalam persamaan
(1.7) (1.5) dan (1.6). Nilai k berkisar antara
Integral y r adalah ray-sum p(xr,) - hingga dan memiliki batas
integrasi 0 hingga . Dengan
yang diberikan dari persamaan
menggunakan persamaan (1.8) dan
(2.16), sehingga
mengganti F(kx,ky) dengan P(k,)
F ( k x , k y ) p ( x r , )e dxr p ( k , ) dapat diperoleh:
j 2k x r
(1.8) ( x, y )
0
p ' ( x cos y sin , )d
dengan p ( k , ) adalah (1.12)
transformasi fourier dari p ( x r , ) .
p , ( xr , ) k p ( k , )e j 2kx r dk
Transformasi Fourier diskrit, pada
5
Jurnal Monitor, Vol. 1, No. 1, Juli 2012
6
Didik T. : Rekonstruksi Pada Tomografi …..
p ( x ri ) 1 n
p ( x rj ) Dari sinogram direkonstruksi
p , ( x ri )
4w
2
w
j 1, ganjil (i j )
2 akan menghasilkan citra. Hasil
rekonstruksi dapat dilihat dalam
(1.20) gambar 5:
Dalam persamaan (1.20) i dan j
bukanlah pangkat, melainkan ANALISIS HASIL PENELITIAN
suatu indeks. Dalam hasil sinigram pada
resolusi tinggi mempunyai hasil yang
Pemfilteran konvolusi lebih berkualitas tinggi pada imadge size
akurat dan cepat jika dibandingkan 127 piksel x 127 piksel. Hasil
dengan pemfilteran radon, karena pengujian scanning dilakukan lima
tidak memerlukan derivative. kali pengujian dengan obyek uji
Namun proses ini masih kalah berbeda dan hasil dari proyeksi
cepat jika dibandingkan dengan menghasilkan sinigram. Hasil
pemfilteran fourier. [Morgan sinogram dari obyek uji diperlihatkan
CL.;1983] dalam tabel berikut.
KESIMPULAN
(a) (b) Dalam penelitian ini didapatkan
Gambar 4. Sinogram data scanning, suatu kesimpulan sebagai berikut:
(a) Obyek Uji Bundar, (b) Obyek uji 1. Pada proses scanning
segitiga dihasilkan sinogram, sinogram
dikonvolusi menghasilkan citra.
Pada obyek uji bundar hasilnya
sama dengan obyek uji semula
dan begitu juga obyek uji segitiga
mempunyai hasil yang sama pa
(a) (b) da obyek uji semula, baik dilihat
Gambar 5. Rekonstruksi Citra, (a) secara visual maupun secara
Obyek Uji Bundar, (b) Obyek uji numerik.
segitiga 2. Hasil rekonstruksi pada obyek
uji bundar didapatkan rata-rata
7
Jurnal Monitor, Vol. 1, No. 1, Juli 2012
e-max 0.9729 %, dan pada Morgan, CL., and Phil, m., 1983,
obyek uji segitiga didapatkan Basic Principle Of Computerized
rata-rata 0.232 %. Tomography, University Park
DAFTAR PUSTAKA Press, Baltimore.
Avinash C. Kak, 1999, Principle Of
Computerized Tomographic Rinaldi Munir, 2004, Pengolahan
imaging, IEEE Press. Citra Digital dengan Pendekatan
Algoritmik, Penerbit Informatika
Ain Kh., 2003, Fast Algebraic Bandung.
Reconstruction Method For
Raysum Data Raysum Data Set Rachmad Setiawan, Programmable
Of Pixel Based Sampling, UGM Peripheral Interface, Diktat Kuliah.
Yogyakarta.
RM. Francis, 1990, Osteoporosis,
Brooks, R.A., and Chiro, D., 1976, Kluwer Akademic Publisher,
Priciple of Computer Assisted London.
Tomography (CAT) in
Radiographyc and Well, D.J., David and M. Morgan,
Radioisotopic Imaging, 1994, Computer Tomography,
Phis.Med.Biol.,21(5). Material Form, Vol.18, PP.111-113