Hubungan Aktivitas Fisik Tinggi Terhadap Penurunan Kadar Hemoglobin Saat Menstruasi Dan Kejadian Dysmenorrhea Pada Wanita Pelatih Senam Aerobik
Hubungan Aktivitas Fisik Tinggi Terhadap Penurunan Kadar Hemoglobin Saat Menstruasi Dan Kejadian Dysmenorrhea Pada Wanita Pelatih Senam Aerobik
Hubungan Aktivitas Fisik Tinggi Terhadap Penurunan Kadar Hemoglobin Saat Menstruasi Dan Kejadian Dysmenorrhea Pada Wanita Pelatih Senam Aerobik
Intisari
Kesadaran masyarakat akan hidup sehat sudah semakin tinggi. Olahraga menjadi tren
tersendiri di kalangan masyarakat kita. Masyarakat telah menyadari efek positif yang
dihasilkan dari olahraga yang teratur. Olahraga untuk kesehatan tersebut memerlukan
takaran yang pas, sebab telah dipahami bahwa tidak setiap olahraga akan memberikan efek
yang positif. Olahraga senam aerobik adalah jenis olahraga rekreasi, dan bukan olahraga
kompetisi atau prestasi, maka frekuensi yang terbaik adalah dilakukan paling banyak 5 kali
seminggu dan tidak 7 kali seminggu. Tubuh membutuhkan pemulihan setelah berolahraga,
sehingga dengan melakukan olahraga secara berselang hari maka akan cukup memberi
kesempatan pada tubuh untuk memulihkan diri. Olahraga dengan intensitas tinggi
dikhawatirkan berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan kesehatan reproduksinya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penurunan kadar hemoglobin saat
menstruasi, kejadian nyeri dysmenorrhea serta keteraturan siklus menstruasi pada wanita
pelatih senam intensitas rendah dan tinggi.
Subyek penelitian ini adalah 40 wanita pelatih senam aerobik yang memenuhi
kriteria subyek. Subyek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan frekuensi melatih
senam per minggu yaitu intensitas rendah (aktifitas melatih kurang atau sama dengan 7 kali
per minggu) dan intensitas tinggi (aktifitas melatih lebih dari 7 kali per minggu). Penelitian
ini menggunakan alat berupa kuisioner dan pengukur hemoglobin Sahli. Setelah didapatkan
data masing-masing variabel, kemudian dilakukan uji statistik dengan uji T-test dan Chi
Square.
Prosentase keteraturan siklus menstruasi pada pelatih intensitas rendah yang teratur
sebanyak 85,00% dan pada pelatih intensitas tinggi sebanyak 70,00%. Prosentase kejadian
dysmenorhea pada pelatih intensitas rendah sebanyak 35,00% dan pada pelatih intensitas
tinggi sebanyak 45,00%. Prosentase penurunan kadar hemoglobin pada pelatih intensitas
rendah sebanyak 0,71 ± 0,51 gram/dl dan pada pelatih intensitas tinggi sebanyak 0,79 ± 0,47
gram/dl.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah tidak didapatkan perbedaan secara signifikan
mengenai keteraturan siklus menstruasi (p = 0,256), frekuensi kejadian dysmenorrhea (p =
0,519) dan penurunan kadar hemoglobin saat menstruasi (p = 0,761) antara pelatih intensitas
rendah dan intensitas tinggi.
Berikut ini disampaikan distribusi responden berdasarkan usia, dengan kriteria usia
responden yang diambil sebagai sample adalah 20-40 tahun. Pada tabel dijelaskan distribusi
lama melatih responden, dengan kriteria lama melatih yang diambil sebagai responden
adalah minimal melatih selama 1 tahun.
Siklus Menstruasi
Responden yang dibedakan menjadi kelompok intensitas rendah dan intensitas tinggi
didata mengenai keteraturan siklus, yaitu siklus menstruasi teratur dan tidak teratur.
Total 31 9 40 (100%)
p = 0,256
Grafik 1. Frekuensi Siklus Menstruasi Pada Pelatih Senam Intensitas Rendah dan Intensitas
Tinggi.
Tabel 3 dan Grafik 1 diatas menunjukkan bahwa wanita pelatih senam aerobik
intensitas rendah dengan siklus menstruasi teratur sebanyak 17 responden (85,00%), dan
yang tidak teratur sebanyak 3 responden (15,00%). Sedangkan pelatih senam intensitas
tinggi dengan siklus menstruasi teratur sebanyak 14 responden (70,00%), dan yang tidak
teratur sebanyak 6 responden (30,00%).
Uji Chi Square dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya perbedaan rata-rata yang
signifikan dinyatakan dengan angka pada Asymp. Sig. (2-sided). Hasil nilai uji Chi Square
diperoleh 0,256 > 0,05, dengan tingkat kepercayaan 95%, α = 0,05 . Maka tidak didapatkan
adanya perbedaan yang signifikan pada keteraturan siklus menstruasi antara wanita pelatih
senam aerobik dengan intensitas rendah dan intensitas tinggi.
Dysmenorrhea
Responden yang dibedakan menjadi kelompok intensitas rendah dan intensitas tinggi
didata mengenai nyeri dysmenorrhea pada saat menstruasi.
Total 16 24 40 (100%)
p = 0,519
Grafik 2. Frekuensi Kejadian Dysmenorrhea Pada Pelatih Senam Intensitas Rendah dan
Intensitas Tinggi.
Tabel 4 dan Grafik 2 diatas memperlihatkan bahwa wanita pelatih senam aerobik
intensitas rendah yang mengalami nyeri dysmenorrhea sebanyak 7 responden (35,00%), dan
yang tidak mengalami nyeri dysmenorrhea sebanyak 13 responden (65,00%). Sedangkan
wanita pelatih senam aerobik intensitas tinggi yang mengalami nyeri dysmenorrhea
sebanyak 9 responden (45,00%), dan yang tidak mengalami nyeri dysmenorrhea sebanyak 11
responden (55,00%).
Uji Chi Square dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya perbedaan rata-rata yang
signifikan dinyatakan dengan angka pada Asymp. Sig. (2-sided). Hasil nilai uji Chi Square
diperoleh 0,519 > 0,05, dengan tingkat kepercayaan 95%, α = 0,05 . Maka tidak didapatkan
adanya perbedaan rata-rata yang signifikan pada terjadinya nyeri dysmenorrhea antara
wanita pelatih senam aerobik dengan intensitas rendah dan intensitas tinggi.
Perubahan Kadar hemoglobin diukur pada saat sebelum menstruasi dan sesudah
menstruasi. Pada penelitian didapatkan rata-rata penurunan kadar Hemoglobin yang lebih
besar pada wanita pelatih aerobik dengan intensitas tinggi.