Anda di halaman 1dari 4

2.

Teknik Analisis Daya Pembeda Item

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat
membedakan (= mendiskriminasi) antara testee berkemampuan tinggi (=pandai), dengan
testee berkemampuan rendah (= bodoh) demikian rupa sehingga sebagian besar testee yang
memiliki kemampuan tinggi untuk memjawab butir item tersebut lebih banyak yang
menjawab betul, sementara testee yang berkemampuannya rendah untuk menjawab butir item
tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan betul.

Mengetahui daya pembeda item itu penting sekali, sebab salah satu dasar yang dipegangi
untuk menyusun butir- butir item tes hasil belajar adalah adanya anggapan, bahwa
kemampuan antara testee yang satu denga testee yang lain itu berbeda-beda, dan bahwa butir-
butir item tes hasil belajar itu haruslah mampu memberikan hasil tes yang mencerminkan
adanya perbedaan-perbedaan kemampuan yang terdapat dikalangan testee tersebut.

Sejalan dengan pernyataan diatas maka kegiatan analisis terhadap daya pembeda item itu
ditunjukkan untuk menjawab pertanyaan : “Apakah testee yang kita anggap pandai
jawabannya pada umumnya betul, dan apakah testee yang kita anggap bodoh itu pada
umumnya jawabannya salah?” Jika jawab atas pertanyaan itu adalah “Ya”, maka butir item
yang bersangkutan dapat kita anggap sebagai butir item yang baik, dalam arti bahwa butir
item tersebut telah menunjukkan kemampuannya di dalam membedakan antara testee yang
termasuk dalam kategori pandai dengan testee yang termasuk dalam kategori bodoh.
Sebaliknya, jika jawab atas pertanyaan itu adalah “tidak” (yaitu diperoleh kenyataan bahwa
ternyata testee yang kita anggap memiliki kemampuan yang tinggi justru lebih banyak yang
menjawab salah terhadap butir item yang bersangkutan, sedangkan testee yang kita anggap
sebagai testee yang kemampuannya rendah justru lebih banyak dapat menjawab butir item
dengan betul)- maka butir item yang bersangkutan dapat kita nyatakan sebagai butir item
jelek, sebab hasil yang dicapai dalam tes itu justru bertentangan atau berlawanan arah dengan
tujuan tes itu sendiri.

Daya pembeda item tersebut dapat diketahui melalui atau dengan melihat besar kecilnya
angka indeks diskriminasi item. Angka diskriminasi item adalah sebuah angka atau bilangan
yang menunjukkan besar kecilnya pembeda (discriminatory power) yang dimiliki oleh sebutir
item.

di mana :
D = Discriminatory power (angka indek diskriminasi item).

Pᴬ atau Ph = Proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir item
yang bersangkutan. (Ph adalah singkatan dari Proportion of the Higher
Group).

pA atau pH ini dapat diperoleh dengan rumus :

𝐵𝑎
Pa = Ph = 𝐽𝑎

di mana:

Ba = Banyaknya testee kelompok atas (the higher group) yang dapat


menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.

Ja = Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok atas.

Pb atau Pl = Proposi testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul yang
bersangkutan (Pl adalah singkatan dari proportion of the Lower
Group).

Pb atau Pl ini dapat diperoleh dengan rumus :

𝐵𝑏
Pb = Pl = 𝐽𝑏

di mana :

Bb = Banyaknyaa testee kelompok bawah (the lower group) yang


dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.

Jb = Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok bawah.

Rumusan kedua :

Dengan rumus kedua ini maka angka indeks diskriminasi item diperoleh dengan
menggunakan teknik korelasi Phi (Ø) dengan rumus sebagai berikut :

Ø = 𝑃ℎ − 𝑃𝑙

Berikut ini dikemukakan contoh bagaimana cara mencari angka indeks diskriminasi
item dengan menggunakan dua buah rumus tersebut diatas.
Contoh 1:

Mencari angka indeks diskriminasi item dengan menggunakan rumus pertama (rumus D).

Misalkan 10 orang testee mengikuti tes hasil belajar dalam bidang Studi Bahasa Arab
yang tertuang dalam bentuk multiple choice item. Dalam tes tersebut dikeluarkan 10 butir
item dengan catatan bahwa untuk setiap butir item yang dijawab betul di beri bobot 1
sedangkan untuk setiap butir item yang dijawab salah diberi bobot 0.

Setelah tes hasil belajar tersebut berakhir dan dilakukan pengoreksian serta diberikan
skor, maka dari tes tersebut diperoleh pola penyebaran skor jawaban item sebagaimana
tertera pada Tabel 8.4.

Untuk mengetahui angka indeks diskriminasi item D, langkah-langkah yang perlu di


tempuh adalah sebagai berikut :

Langkah pertama :Membagi (mengelompokkan) teatee yang jumlahnya 10 orang itu,


menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas (=pandai) dan kelompok bawah (=bodoh).
Dalam hal ini yang dimaksud dengan kelompok atas adalah tastee yang memiliki skor-skor
tinggi, sedangkan yang dimaksud dengan kelompok bawah adalah testee yang memiliki skor-
skor rendah.

TABEL 8.4 Distribusi skor-skor hasil tes hasil belajar bidang Studi Bahasa Arab yang diikuti oleh
10 orang testee, dengan menyajikan 10 butir item.

Untuk keperluan tersebut kita urutkan dari atas ke bawah, mulai dari skor tertinggi
sampai dengan skor yang terendah. Seperti dapat kita lihat pada Tabel 8.4, skor tertinggi
dimiliki oleh B), di bawahnya berturut-turut adalah skor 9 (dimiliki oleh H), skor 7 (dimiliki
oleh C,E dan G), skor 5 (dimiliki oleh A dan J), skor 4 (dimiliki oleh F dan I), dan Skor 3
(dimiliki oleh D).

Jika urutan skor-skor hasil tes itu kita urutkan dari atas ke bawah dan kita lakukan
pembagian testee atas dua kelompok – yaitu kelompok atas dan bawah- maka keadaannya
adalah sebagai berikut :
Langkah kedua : Menuliskan atau memberikan kode-kode terhadap hasil
pengelompokan testee atas dua kategori tersebut diatas (perhatikan Tabel 8.5 di halaman 394
: skor 1 (satu) yang berada diantara dua tanda kurung adalah skor –skor jawaban betul yang
dimiliki oleh testee kelompok atas, skor 1 yang tidak dibubuhi tanda kurung adalah skor-skor
jawaban betul yang dimiliki oleh testee kelompok bawah : adapun skor 0 adalah skor jawaban
salah.

Langkah ketiga : Mencari (menghitung) B, B, P, P dan D untuk 10 butir item tes hasil
belajar tersebut diatas. Untuk ini perhatikanlah dengan cermat skor-skor jawaban betul yang
dimiliki oleh testee kelompok atas (berada diantara dua tanda kurung) dan skor-skor jawaban
betul yang dimiliki oleh testee kelompok bawah (tanpa tanda kurung) yang disajikan pada
Tabel 8.5. Adapun hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8.6.

Langkah keempat : Memberikan penafsiran (interpretasi) mengenai kualitas daya


pembeda item yang dimiliki oleh 10 butir item tes hasil belajar tersebut seperti terlihat pada
Tabel 8.7.

Tabel 8.5.

Tabel 8.6.

Tabel 8.7.

Bertitik tolak dari hasil penganalisisan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
60 % (6 butir) dari 10 butir iten yang diajukan dalam tes hasil belajar bidang studi Bahasa
Arab dimaksud diatas termasuk sudah memiliki daya pembeda item yang memadai,
sedangkan sisanya yaitu 40 % (4 butir item) tergolong dalam kelompok item yang tidak
/belum memiliki daya pembeda seperti yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai