PANDUAN PELAKSANAAN
UJI KOMPETENSI
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
(UKSKMI) TAHUN 2017
KOMITE NASIONAL
UJI KOMPETENSI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (UKSKMI)
JAKARTA, 2017
2
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dari unsur profesi kesehatan masyarakat Indonesia dan pemangku kepentingan institusi
pendidikan tinggi kesehatan masyarakat dapat membentuk komite bersama (komite nasional) untuk
menyelenggarakan uji kompetensi secara nasional bagi calon lulusan Sarjana Kesehatan
Masyarakat di seluruh Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya uji kompetensi secara nasional telah muncul dalam profesi tenaga
kesehatan masyarakat sebagai bagian dari proses kredensialing (Uji kelayakan). Berbagai praktik
baik (best practice) tentang uji kompetensi nasional dan internasional menjadi landasan prosedur
penyelenggaraan penyelenggaraan uji kompetensi ini.
Panduan pelaksanaan uji kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (UKSKMI) tahun
2016 dimaksudkan untuk memberikan pedoman kepada anggota Komite dan semua komponen
yang terlibat dalam pelaksanaan ujian. Panduan ini berisi tentang tugas komite dan panitia lokal
yang terlibat, berbagai standar dan tata cara ujian. Diharapkan dengan adanya buku panduan ini
dapat meningkatkan keseragaman dan kualitas Pelaksanaan Ujian yang diselenggarakan secara
serentak di sejumlah lokasi di Indonesia.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
membantu dan mendukung persiapan dan pelaksanaan uji kompetensi yang akan diselenggarakan
pada tanggal 11 Maret 2017
Kami menyadari masih banyak aspek yang harus diperbaiki dalam persiapan dan pelaksanaan uji
coba uji kompetansi yang akan dilakukan. Oleh karena itu saran dan masukan dari banyak pihak
sangat kami harapkan untuk perbaikan proses penyelenggaraan kegiatan ke depan. Semoga uji
kompetensi dapat memberi masukan dan memberi pembelajaran yang baik bagi rencana
penyelenggaraan uji kompetensi bagi sarjana kesehatan masyarakat di Indonesia dalam rangka
meningkatkan kualitas dan relevansi kompetensi tenaga kesehatan bagi kepentingan kesehatan
masyarakat Indonesia.
DAFTAR ISI
Hal.
I. PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 5
V. PELAKSANAAN UJIAN....................................................................................................................... 18
A. Briefing Pengawas Pusat ............................................................................................................. 18
B. Pemberangkatan Pengawas Pusat ................................................................................................ 19
C. Briefing Perangkat Pengawas di TUK ........................................................................................ 19
D. Briefing bagi Peserta uji.................................................................................................. 19
E. Pelaksanaan Ujian......................................................................................................................... 20
I. PENDAHULUAN
Tenaga kesehatan memiliki peran penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
maksimal kepada masyarakat agar mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat. Dibutuhkan tenaga kesehatan yang kompeten dan berdedikasi dalam
jumlah dan sebaranyang baik untuk dapat menjalankan peran dan fungsinya secara optimal.
Peningkatan kualitas pendidikan tenaga kesehatan adalah salah satu langkah strategis untuk
meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan berkualitas dan memiliki kompetensi yang relevan
untuk menjalankan system pelayanan kesehatan. Salah satu upaya untuk mendorong percepatan
peningkatan dan pemerataankualitas pendidikan tenaga kesehatan adalah dengan meningkatkan
kendali mutu lulus pendidikan. Uji kompetensi nasional adalah salah satu cara efektif untuk
meningkatkan proses pendidikan dan menajamkan pencapaian fokus kompetensi sesuai dengan
standar kompetensi yangdiperlukan.
Tujuan dari uji kompetensi adalah memberikan pengakuan atas kompetensi lulusan sarjana
kesehatan masyarakat sebagai Ahli Kesehatan Masyarakat Level 6 sesuai KKNI. Pengakuan
kompetensi harus didasarkan pada penguasaan lulusan terhadap kompetensi lulusan dan kompetensi
kerja untuk dapat menjamin kualitas pelayanan penyelenggaraan kesehatan atau keselamatan pasien
atau kepuasan klien. Selain hal tersebut, uji kompetensi nasional dapat dijadikan sebagai bagian
dari penjaminan mutu pendidikan. Berdasarkan pada UU Nomor 12 Tahun 2012 pasal 44 telah
dijelaskan tentang kewenangan pemberian sertifikat kompetensi, namun belum dijelaskan
mekanisme proses sertifikasinya. Untuk itu pemerintah berkewajiban menyediakan standar sistem
uji kompetensi yang berlaku secara nasional untuk menjamin mutu Pelaksanaan Ujian.
Terkait dengan upaya ini, Asosiasi Institusi pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat (AIPTKMI)
dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) telah bersepakat untuk
mengimplementasikan sistem penjaminan mutu eksternal pada seluruh institusi Pendidikan Tinggi
Kesehatan Masyarakat (PT Kesmas) melalui penerapan uji kompetensi bagi lulusan Sarjana
Kesehatan Masyarakat Indonesia (UKSKMI) yang diselenggarakan secara nasional sesuai standar
LPUK Tenaga Kesehatan.
Dalam hal pengorganisasian kegiatan UKSKMI, saat ini telah terbentuk Komite Nasional untuk uji
kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (UKSKMI) yang ditetapkan oleh Asosiasi
Institusi Penyeleggara pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI) dan Ikatan
Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia berdasarkan dengan SK bersama antara AIPTKMI dan
IAKMI Nomor: 001/SK/IAKMI-AIPTKMI/X/2014 tentang Penetapan Komite Nasional Uji
kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia. Komite Nasional ini diharapkan juga
sebagai pihak yang bertugas melakukan planning, organijing, actuating dan controling (POAC)
kegiatan Uji kompetensi yang secara bertahap akan diimplementasikan mulai tahun 2015. Adapun
untuk pengawasan penyelenggaraan uji kompetensi nantinya dilakukan oleh pihak-pihak terkait
sesuai kewenangan masing-masing.
Dalam rangka penerapan UKSKMI, maka komite nasional UKSKMI telah menyusun Naskah
Akademik dan Blueprint UKSKMI, serta telah melaksanaan uji kompetensi pertama dalam bentuk
PBT (paper based test) pada 6 Desember 2014 dan uji kompetensi kedua dalam bentuk CBT
(computerbased test) pada 15 Agustus tahun 2015 dan menyelenggarakan uji kompetensi pertama
bagi calon/lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) di Indonesia pada tanggal 15 Desember
6
2015. Uji kompetensi kedua bagi calon/lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) di Indonesia
pada tanggal 6 Agustus 2016 dan uji kompetensi yang ketiga diselenggarakan pada tanggal 11
Maret 2017. Ujian dilakukan secara nasional dengan melibatkan seluruh pendidikan Tinggi
Kesehatan Masyarakat (PT Kesmas) anggota AIPTKMI.
Sesuai blueprint, penyelenggaraan uji kompetensi akan dilakukan dua kali setahun. Uji kompetensi
pada ditargetkan akan diselenggarakan dua kali setahun pada bulan Agustus dan Desember, namun
karena akibat adanya hambatan teknis dan kepesertaan selama tahun 2015-2016 baru dapat
diselenggarakan sekali setahun. Untuk mencapai target tersebut maka terus dilakukan upaya
pengembangan soal dan uji coba soal uji kompetensi yang bertujuan menguji validitas dan
reliabilitas soal uji. Mengingat pelaksanaan ujian ataupun uji coba UKSKMI membutuhkan banyak
tahapan dan melibatkan pihak/institusi dengan lingkup nasional, maka sangat dibutuhkan satu
Pedoman Pelaksanaan Ujian Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (UKSKMI) sebagai acuan
komite nasional, institusi pendidikan asal peserta dan peserta serta pihak lain yang terlibat. Dalam
panduan ini diuraikan tahapan pelaksanaan ujian mulai pra-ujian, pelaksanaan ujian dan paska
ujicoba, peran dan fungsiserta kewajiban dan tanggungjawab dari seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder) dari setiap tahap penyelenggaraan uji kompetensi. Buku panduan pelaksanaan ini
hanya berlaku untuk Pelaksanaan Uji kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia yang
akan dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2017.
7
Kegiatan uji kompetensi ataupun uji coba UKSKMI dikoordinir oleh Komite Nasional yang
dibentuk atas prakarsa Asosiasi pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI)
dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI). Adapun struktur organisasi dari
Komite Nasional UKSKMI meliputi unsur-unsur berikut ini.
A. Penanggung Jawab
Penanggung jawab kegiatan adalah ketua umum Asosiasi pendidikan Tinggi Kesehatan
Masyarakat Indonesia (AIPTKMI) dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).
B. Ketua/Wakil Ketua
C. Bendahara
a. Merencanakan jadwal pengolahan jawaban peserta uji hingga pengumuman hasil uji
b. Menerima perangkat uji pasca ujian dari divisi pelaksana ujian
c. Melakukan proses pengolahan lembar jawaban peserta uji (scanning lembar jawaban
komputer)
d. Memastikan hasil jawaban tidak merugikan peserta uji
e. Menyelenggarakan proses penentuan nilai batas lulus (standard setting) uji kompetensi
f. Menyiapkan laporan hasil ujian setiap peserta dan institusi (print out maupun on-line)
g. Menyiapkan laporan nilai hasil ujian
h. Menyerahkan keseluruhan data hasil ujian kepada ketua komite
h. Menjamin tersedianya transportasi dan akomodasi pengawas pusat dari tempat asal,
tempat briefing, TUK, tempat pengembalian berkas ujian dan kembali lagi ke tempat
asal.
i. Mengkoordinasikan penerimaan berkas ujian dari pengawas pusat
j. Menyerahkan berkas ujian kepada Subdivisi Pengolahan Hasil uji
k. Melakukan rekapitulasi kehadiran peserta dan berita acara ujian
l. Menyiapkan laporan ujian dari segi teknis pelaksanaan
F. Divisi IT
G. Sekretariat
Persiapan Pra Ujian dilakukan oleh Komite Nasional dengan melakukan kompilasi data calon
peserta ujian. Data calon peserta diperoleh dari perguruan tinggi dan swasta anggota Asosiasi
Institusi pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI). Data calon peserta uji
setelah dilakukan kompilasi, verifikasi dan validasi, kemudian diumumkan melalui website
www.ukskmi.org atau www.ukskmi.com Selain proses pendataan peserta, dilakukan pula pemetaan
institusi pendidikan asal peserta ujian untuk menetapkan Tempat Ujian (TUK) dan penetapan
komponen uji yaitu Pengawas Pusat (PP), Pelatihan PP, Penanggung Jawab Lokasi (PJL) dan
Tenaga Administrasi TUK, serta menyusun tempat tugas dari setiap komponen uji dan
pengadaankelengkapan perangkat uji.
11. Peserta yang lulus ujian akan mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai: Ahli Kesehatan
Masyarakat KKNI Level 6.
12. Sekretariat: Gedung G401, FKM UI, Depok 16424, Telp/Hp: 0812 1021 1598
Email: pendaftaran.ukskmi@gmail.com, Website: www.ukskmi.com / www.ukskmi.org
1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat
yang ditunjuk sebagai Tempat Ujian (TUK) adalah:
a. Memiliki ruang uji yang secara keseluruhan mampu menampung minimum 150 peserta
uji.
b. Semua ruang uji berada dalam satu lokasi, sehingga mudah di monitor.
c. Ruang ujian dapat digunakan sejak H-1 (Tanggal 4 – 11 Maret 2017).
d. Syarat fasilitas ruang uji lain:
Ukuran tiap ruang uji yang dapat menampung minimum 25 peserta atau
kelipatannya dengan pengaturan tempat duduk peserta uji dilakukan sedemikian
rupa dengan jarak minimal satu meter kedepan, ke belakang, ke samping kiri dan
kanan dengan peserta uji lainnya.
Kursi diberi nomor berurutan secara mengular seperti pada gambar berikut:
Ruang uji harus tenang dan memiliki pencahayaan yang cukup terang.
Ruang uji dilengkapi sarana pendingin ruangan dan/ atau ventilasi yangcukup.
Ruang uji yang besar harus dilengkapi dengan sarana audio untuk membacakan
pengumuman kepada peserta uji.
Tempat duduk harus cukup nyaman dan memiliki meja untuk peserta mengisi
lembar jawaban.
Tersedia penunjuk waktu yang bisa dilihat oleh seluruh peserta serta papan tulis atau
flipchart untuk menuliskan hal-hal yang diperlukan.
Terdapat penunjuk arah menuju ruang uji yang informatif dan dapat dipahami
peserta uji.
Terdapat kamar kecil/toilet di dekat ruang uji.
13
Terdapat tempat yang cukup luas di ruang uji untuk menyimpan barang pribadi
peserta.
e. Institusi TUK menyediakan ruang khusus untuk briefing Komite dan peserta uji (pada
hari H-1 atau tanggal 4 Desember 2017) yang mampu menampung peserta uji (baik
sebagian/bergilir atau keseluruhan) dan keberadaan ruangan terpisah dari ruang uji.
2. Komponen petugas uji di setiap TUK terdiri dari:
a. Penanggung Jawab Lokasi (PJL) satu orang
b. Pengawas Pusat (PP)
c. Pelatihan PP
d. Petugas Administrasi
3. Penetapan TUK yang digunakan pada uji kompetensi dilakukan oleh komite nasional
memperhatikan kebutuhan dan efisiensi penyelenggaraan uji dan disertai dengan suratke
pimpinan institusi yang akan menjadi TUK.
4) Bertanggung jawab dalam persiapan ruang ujian (denah ruang, identitas ruang, nomor
meja uji), dan hal lain yang dianggap perlu untuk persiapan ruang uji.
5) Menerima dan membuka segel koper Materi Ujian dengan disaksikan oleh PP, PL dan
2 (dua) orang peserta ujian.
6) Mengisi berita acara pembukaan segel koper materi uji.
7) Mendistribusikan Materi Ujian kepada PL.
8) Menerima kembali Materi Ujian yang telah digunakan maupun yang tidak digunakan
dari PL.
9) Menyegel koper Materi Ujian dengan disaksikan oleh PP, PL dan 2 (dua) orang
peserta ujian.
10) Mengisi berita acara penyegelan koper yang berisi materi uji.
11) Menyerahkan koper materi ujian yang telah disegel kepada PP.
12) Bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban ujian.
13) Bertanggung jawab dalam menyiapkan sistem serta mekanisme penyimpanan barang-
barang pribadi peserta uji yang tidak boleh/dilarang dipergunakan selama di ruang
karantina dan ruang uji.
14) Menjamin kelancaran pelaksanaan teknis ujian.
A. Perangkat Kepesertaan
B. Perangkat Pengawas
Perangkat Materi Ujian meliputi: buku soal, LJK, berita acara pembukaan segel materi, berita
acara pelaksanaan uji.
Ketentuan yang berlaku:
1. Seluruh perangkat Materi Ujian disediakan oleh Komite Nasional.
2. Perangkat materi ujian harus sudah selesai dicetak dan di-packing dalam amplop dan
dimasukkan dalam tas ujian tersegel pada H-7
3. Perangkat materi ujian diserah terimakan pada PP pada H-3 pada saat briefing PP
4. Komnas malakukan pengamanan terhadap Perangkat Materi Ujian dengan standar yang
baik.
19
V. PELAKSANAAN UJIAN
Pelaksanaan Ujian dimulai dengan pelatihan/ workshop dan briefing yang diselenggarakan oleh
komite nasional. Tujuan kegiatan menjelaskan pelaksanaan uji meliputi: proses administrasi soal,
akomodasi Pengawa Pusat(PP) di tempat/lokasi uji, proses pengawasan uji, pengumpulan kembali
LJK dan soal, penyerahan LJKkepada PP/Koordinator PP dan proses pemusnahan soal.
1. Ketentuan:
a. Briefing dilaksanakan pada H-3 (Tanggal 8 Maret 2017) di Jakarta. Materi briefing
meliputi tugas dan rincian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh PP.
b. Setiap PP wajib hadir dan mengikuti seluruh kegiatan briefing secara lengkap.
c. PP yang berhalangan atau terlambat hadir lebih dari satu sesi materi pelatihan/briefing
segera diganti dengan PP yang lain atas kebijakan Komite Nasional.
2. Agenda briefing:
a. Penjelasan mengenai tugas dan tanggungjawab PP.
b. Penjelasan mengenai peraturan tata tertib bagi PP, PL dan peserta uji dan
caramengerjakan soal.
c. Penjelasan langkah-langkah atau prosedur kerja PP/PJL/PL.
d. Penjelasan mengenai keamanan dan kerahasiaan soal uji.
e. Penjelasan isi paket materi uji.
f. Penjelasan strategi penanganan masalah terkait dengan hal-hal yang terjadi
dalampelaksanaan UK.
g. Pembagian lokasi tugas PP, PL dan PJL.
h. Penjelasan mengenai keamanan dan kerahasiaan soal uji.
i. Penyerahan perangkat uji dari komite nasional kepada masing-masing PP dan
penyerahan tanda pengenal (name tag) kepada PP.
j. Pengecekan perangkat uji oleh PP.
k. Penandatanganan pakta integritas oleh PP.
1. Pada akhir briefing PP akan menerima:
1) Berkas administrasi pelaksanaan uji yaitu:
a) Daftar nama peserta uji masing-masing TUK.
b) Daftar nama PP dan PL pada masing-masing TUK.
c) Formulir Berita Acara pembukaan materi uji.
d) Instrumen monitoring.
e) Formulir Berita Acara Pelaksanaan uji.
f) Name tag komponen uji.
g) Kartu peserta uji.
h) Daftar hadir peserta uji masing-masing TUK.
i) Tata tertib PP, PL dan peserta uji.
j) Bahan presentasi PP kepada PL dan peserta uji berupa soft/hard copy dalam
filePower Point (PPt).
2) Berkas administrasi dan keuangan.
20
1. Pada H-2 (sesuai jarak/waktu tempuh ke TUK), PP berangkat ke TUK dengan membawa
serta seluruh Materi Ujian dan dokumen pendukung.
2. Pada H-1PP berkoordinasi dengan PJL terkait mekanisme pelaksanaan briefing di TUK.
1. Pada hari H-1, PP menyelenggarakan briefing bagi peserta ditentukan pada jam 10.00 waktu
setempat.
2. Agenda briefing bagi peserta adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan tata tertib ujian dan menjelaskan cara mengerjakan soal uji,
b. Menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh peserta uji.
c. Menjelaskan supaya peserta mempersiapkan secara fisik dan mental.
d. Menjelaskan bahwa peserta uji dapat meminta keterangan apabila penjelasan yang
disampaikan PP kurang/tidak jelas, atau meminta keterangan lain yang diperlukan.
e. Penyerahan kartu peserta kepada peserta uji.
21
3. Ruangan untuk briefing bagi peserta dilakukan di ruangyang berbeda dengan ruang uji.
E. Pelaksanaan Ujian
1. PP, PJL, PL dan tenaga administrasi sudah harus tiba di TUK paling lambat jam
06.30WIB/07.30 WITA/08.30 WIT dan menandatangani daftar hadir.
a. melakukan Cek Ruangan: apakah ruang ujian yang akan digunakan masih disegel
atau tidak; apakah tanda panah area lokasi ujian sudah terpasang, himbauan “harap
tenang ada ujian”, arah toilet; apakah CCTV di ruang ujian sudah dimatikan.
b. PP, PJL, PL mengadakan pertemuan koordinasi, memberikan penjelasan tambahan
yang diperlukan, termasuk pembagian PL yang bertanggung jawab sesuai ruang
ujian
2. Jam 07.00 WIB/08.00 WITA/09.00 WIT:
a. Bersama PJL , PL , Admin dan 2 orang peserta ujian melakukan pembukaan koper :
mengecek kelengkapan isi koper.
b. Mengisi berita acara pembukaan koper
c. Membagikan buku soal per ruangan yang di peruntukan pada setiap PL.
d. PL membuka buku soal dan mengecek jumlah dan tata urutan susunan buku soal
(urutan kode buku soal harus berseling atau diacak)
3. Jam 07.20 WIB/08.20 WITA/09.20 WIT:
a. PL masuk ke ruangan
b. Membagi buku ujian dengan urutan mengular sesuai nomor urut peserta di kursi
dimulai dari nomor paling ujian kecil. Pastikan tidak boleh ada kode soal yang sama
berturutan.
c. PL Meletakkan Buku ujian dalam posisi terbalik dan LJK di letakkan di atasnya.
4. Jam 07.30 WIB/08.30 WITA/09.30 WIT:
a. PL mempersilahkan peserta masuk ke ruang ujian secara tertib dengan menunjukkan
tanda pengenal peserta uji yang sah
b. Ceck no ujian dan identitas peserta yang terdapat foto berwarna
c. Peserta berdiri di sebelah kiri kursi masing-masing, tidak diperkenankan duduk
terlebih dahulu sebelum semua peserta masuk ke ruangan uji.
d. Jika semua peserta sudah masuk ruangan maka peserta dipersilahkan duduk di
masing-masing kursi sesuai no ujian.
5. Peserta uji hanya boleh membawa masuk ke ruang uji alat tulis berupa pensil 2B, karet
penghapus dan rautan. Tas, buku dan/atau catatan lainnya, jamtangan dan HP dan/atau
alat komunikasi lainnya tidak boleh dibawa masuk ke ruang uji dan harus disimpan di
tempat yang sudah disediakan Komite.
6. Jam 07.40 WIB/08.40 WITA/09.40 WIT:
a. Mempersilahkan peserta untuk berdoa
b. Mempersilahkan peserta uji untuk membuka LJK dan membaca cara pengisian LJK,
c. Selanjutnya PP/PL mulai memandu peserta untuk mengisi identitas peserta di LJK.
Perlu dipahami oleh PP/PL bahwa kemampuan peserta dalam mengisi identitas
sangat beragam, sementara identitas peserta sangat penting dalam UK ini, maka
PP/PL harus menaruh perhatian serius dalam memandu peserta mengisi identitas
22
supaya tidak terjadi kesalahan. Kesalahan dalam mengisi identitas peserta uji dapat
berakibat fatal karena tidak terdeteksinya LJK oleh mesin scanner
d. Yakinkan identitas dituliskan dan dihitamkan pada bulatan di bawahnya sesuai
identitas yang ditulis.
e. Yakinkan identitas sudah terisi, selain kolom tandatangan karena Tanda tangan
dilakukan saat PL mengedarkan daftar hadir (tandatangan menggunakan Pena/.
Ballpoint)
7. Jam 07.55 WIB /08.55 WITA/09.55 WIT:
a. PL Mempersilahkan peserta melengkapi identitas.
b. PL Mempersilahkan peserta jika ada yang mau ke toilet
8. Tepat jam 08.00 WIB/09.00 WITA/10.00 WIT:
a. PP/PL memberitahukan kepada peserta Uji bahwa:
1) Saat mengerjakan soal dimulai.
2) Ujian dilakukan secara serentak diseluruh Indonesia.
3) Jumlah soal uji adalah 180 soal dikerjakan dalam waktu 180 menit (tiga jam)
berturut-turut tanpa jeda.
4) Peserta diminta melakukan pengecekan buku soal, jika ada bagian yang cacat
cetak atau tidak terbaca atau jumlah halaman kurang maka PL mengganti
dengan soal cadangan dengan kode buku ujian yang sama.
5) Tekankan tidak ada penggantian soal jika keluhan ketidaklengkapan soal
setelah ujian berjalan.
6) Tidak ada tanya jawab menyangkut substansi soal
9. Buku soal lebih dan cadangan harus disimpan oleh PP. Kerahasiaan buku soal tersebut
merupakan tanggungjawab PP (PJL dan PP harus berkeliling di setiap ruangan untuk
mengecek kelebihan buku soal/yang tidak terpakai dan cadangan). Soal dan LJK bagi
peserta yang tidak hadir segera diambil oleh PL pada di setiap ruangan dan dimasukkan
dalam koper
10. Mengingat hal tersebut, maka waktu antara Jam 08.00 WIB/09.00 WITA/10.00 WIT sampai
dengan jam 08.30WIB/09.30 WITA/10.30 WIT adalah merupakan waktu yang sangat kritis.
PP/PL diharapkan dapat mengelola waktu tersebut sebaik-baiknya sehingga tidak
menimbulkan kepanikan bagi peserta uji.
11. Jam 09.00 WIB/10.00 WITA/11.00 WIT, PL mulai mengedarkan daftar hadir kepada
peserta sambil memeriksa kecocokan identitas peserta (kartu pengenal yang tertera foto,
misal KTP) dengan kartu tanda pengenal peserta. Ballpoint untuk menandatangani daftar
hadir peserta disediakan oleh Komite.
12. Selama uji dilaksanakan peserta uji harus menjaga tata tertib yang ditetapkan dan tidak
melakukan kegiatan yang dapat mengganggu peserta uji lainnya. Pelanggaran tata tertib
dapat menyebabkan peserta uji didiskualifikasi. Peserta dilarang meninggalkan ruang uji
kecuali untuk keperluan mendesak dan setelah mendapat ijin pengawas. Peserta yangsudah
selesai mengerjakan soal uji sebelum waktu habis diperbolehkan meninggalkan ruang uji,
kecuali pada 10 (sepuluh) menit terakhir peserta tetap tinggal di ruang uji walaupun
sudah selesai mengerjakan soal.
13. Selama ujian dilaksanakan, PP/PL melakukan pengawasan dan/atau monitoring jalannya uji.
PP/PL harus tetap berada di ruang/tempat tugasnya. Semua kejadian penting selama UK
berlangsung (misalnya pertanyaan tentang soal uji, peserta curang, dll) dicatat dalam Berita
Acara penyelenggaraan uji kompetensi. Harap menjadi perhatian: PJL/PP/PL dilarang
23
membaca soal uji dan dilarang memberikan pendapat/komentar terhadap pertanyaan tentang
soal uji. Jika ada pertanyaan terkait soal uji hanya dicatat dalam BA yang ditandatangani
oleh PP/PL.
14. PP/PL Mengingatkan sisa waktu uji pada menit ke 60, 30 dan 10 terakhir
15. Pada jam 11.00 WIB/12.00 WITA/13.00 WIT waktu uji dinyatakan berakhir.
PP/PLmemberitahukan kepada seluruh peserta bahwa waktu uji sudah habis, semua peserta
tidak diperkenankan lagi mengerjakan soal. Peserta yang telah selesai tetap duduk
ditempatnya. Semua buku soal dan LJK harus diletakkan di atas kursi/meja peserta dengan
posisi telungkup dimana LJK dimasukkan ke dalam halaman pertama buku soal
Peserta dilarang meninggalkan ruang uji sebelum buku soal dan LJK diambil dan
dikumpulkan oleh PL. Nomor ujian dilepaskan dari kursi/meja dan dikumpulkan bersama
buku soal ditempel di lembar teakhir buku soal. Peserta menunggu pengawas
mengumpulkan buku soal, LJK, dan kartu ujian. Setelah pengawas mencek kelengkapan
bahan ujian, dan dinyatakan lengkap, peserta diminta mengisi kuesioner umpan balik.
Peserta diperkenankan meninggalkan ruang ujian secara bersama-sama setelah kuesioner
umpan balik selesai diisi peserta dan dikumpulan pengawas
16. Pada saat mengambil dan mengumpulkan buku soal dan LJK:
a. PL harus memperhatikan dan memeriksa buku soal untuk mengetahui apakah buku soal
masih dalam keadaan baik/lengkap. Bila ditemukan buku soal rusak/tidak lengkap,
misalnya hilang satu ataubeberapa halaman, maka harus dicatat dalam Berita Acara
penyelenggaraan UK.
b. Buku soal yang sudah digunakan dan buku soal cadangan dikumpulkan menjadi satu
kemudian dimaksukkan ke dalam amplop dan disegel.
c. Sebelum buku soal (termasuk buku soal cadangan) dimasukkan ke dalam amplop dan
disegel, PL harus menghitungnya untuk memastikan jumlah buku soal sesuai dengan
jumlah semula pada saat pertama kali dibuka.PL harus memastikan bahwa tidak ada
buku soal yang hilang.
d. LJK harus disusun berdasarkan nomor urut kemudian dimasukkan ke dalam amplop
bersama daftar hadir peserta uji dan disegel.
e. Sebelum LJK dan daftar hadir peserta dimasukkan ke dalam amplop dan disegel, PL
harus menghitungnya untuk memastikan bahwa jumlah LJK sesuai dengan jumlah
peserta uji yang menandatangani daftar hadir.
f. Penyegelan amplop buku soal yang sudah digunakan dan amplop LJK dilakukan di
ruang yang di tentukan dan ditandatangani oleh PL dan PP disaksikan oleh PJL.
17. Amplop buku soal dan amplop LJK yang telah digunakan dalam keadaan tersegel
diserahkan oleh PP ke Komite Nasional di Jakarta.
F. Tata Tertib
2. Peserta Ujian:
a. Kehadiran:
1) Peserta telah hadir di lokasi ujian selambat-lambatnya satu (1) jam sebelum waktu
pelaksanaan ujian
2) Peserta menngenakan pakaian sopan, rapi, bersepatu
3) Tidak diperkenankan:
• Menggunakan kaos oblong
• Celana/rok jeans/Kordurai
• Sandal jepit atau sandal dalam bentuk dan model apapun
b. Peserta diharuskan membawa kartu peserta dan membawa tanda pengenal (bukti
identitas)
c. Peserta yang tidak ikut briefing pada H-1 tidak diperkenankan ikut ujian
d. Peserta yang terlambat masuk atau datang ketika ujian sudah dimulai maka tidak
diperkenankan ikut ujian
e. Alat komunikasi:
1) Seluruh alat komunikasi harus dimatikan, disimpan dalam tas dan tidak dibawa ke
tempat duduk peserta
2) Alat komunikasi yang tidak boleh dibawa masuk: handphone, tablet, PDA, radio
komunikasi, kamera, dll
f. Penunjuk waktu:
1) Peserta tidak diperkenankan menggunakan arloji/ jam tangan
2) Penunjuk waktu akan menggunakan jam dinding yang tersedia di ruang ujian
g. Alat tulis yang boleh dibawa:
1) Pensil 2B; karet penghapus, rautan
2) Seluruh keperluan penandatanganan dokumen, menggunakan pulpen yang
disediakan oleh pengawas, sehingga peserta tidak diperkenan membawa pulpen.
h. Buku/catatan dan tas:
1) Seluruh barang-barang termasuk buku, catatan atau tas peserta, dikumpulkan di
tempat yang telah disediakan oleh panitia ujian
2) Peserta dihimbau untuk tidak membawa barang berharga yang tidak diperlukan
untuk pelaksanaan ujian
i. Pelaksanaan Ujian:
1) Peserta tidak diperkenankan mulai mengerjakan soal sampai diinstruksikan oleh
pengawas
2) Tidak boleh menanyakan soal atau ketidakjelasan soal
3) Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruang ujian tanpa seizin pengawas
25
1. Pelaksanaan Ujian pada Hari- H di bawah satu komando, yaitu dari sekretariat Komite
Nasional (Depok/Jakarta).
2. Pemegang Komando pelaksanaan ujian pada hari H adalah Ketua Komite.
3. Apabila Ketua Komite berhalangan atau melakukan supervisi ke luar kota maka komando
diambil alih oleh Ketua Devisi Manajemen.
4. Apabila Ketua Komite dan Ketua Devisi Manajemen berhalangan atau melakukan supervisi
ke luar kota maka komando diambil alih oleh Ketua Devisi Ujian.
26
1. Peserta ujian yang dinyatakan tidak lulus masih tercatat sebagai peserta didik institusi
pendidikan yang bersangkutan dan berhak mengikuti uji kompetensi pada periode ujian
berikutnya dengan memenuhi persyaratan dan ketentuan komite nasional.
2. Peserta uji yang tidak lulus diharapkan mengikuti program pendampingan yang
diselenggarakan oleh institusi pendidikan masing-masing untuk meningkatkan kemampuan
keilmuan, keterampilan dan sikap.
28
Penjaminan mutu Pelaksanaan Ujian dilaksanakan oleh AIPTKMI dan IAKMI serta LPUK-Nakes.
Pelaporan capaian pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Komite Nasional dan disampaikan ke
AIPTKMI dan IAKMI. Langkah yang dilakukan dalam sistem penjaminan mutu mencakup
kegiatan berikut.
A. Koordinasi
1. Koordinasi tingkat nasional dilakukan oleh komite nasional.
2. Kegiatan koordinasi dapat berupa rapat dan lokakarya yang jumlah dan jadwal kegiatannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Koordinasi dipimpin oleh ketua komite nasional.
B. Monitoring
1. Monitoring dilakukan secara berkala meliputi seluruh tahapan kegiatan dan unsur yang
terlibat dalam pelaksanaan UK
2. Kegiatan monitoring meliputi seluruh tahap uji baik pada penyiapan materi uji, seleksi PP,
TUK, PJL, PL, Admin, pelaksanaan UK, pengolahan hasil dan mekanisme pemusnahan
materi uji.
3. Jumlah dan waktu kegiatan monitoring disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Monitoring dilakukan oleh ketua divisi dan subdivisi terhadap penyelenggaraan
dandilaporkan kepada ketua komite nasional.
C. Evaluasi
1. Evaluasi dilakukan secara berkala meliputi seluruh tahapan kegiatan dan unsur yang terlibat
dalam Pelaksanaan Ujian
2. Kegiatan evaluasi meliputi evaluasi persiapan penyelenggaraan dan hasil UK, berupa
kuesioner umpan balik dari peserta dan FGD Komite yang terlibat penyelenggaraan uji
coba.
3. Jumlah dan waktu kegiatan evaluasi disesuaikan dengan kebutuhan
4. Evaluasi dilakukan terhadap penyelenggaraan Uji kompetensi dan dilaporkan kepada ketua
komite nasional.
29