Anda di halaman 1dari 3

Laporan Kasus: Penutupan Oroantral Communication Mengggunakan Buccal

Advancement Flap

S.Sharma, D. Vandana
International Journal of Scientific Study

Abstrak
Istilah Oroantral Communication (OAC) merupakan hubungan abnormal antara rongga
mulut dengan sinus maksila yang umunya terjadi setelah ektraksi molar dan premolar
maksila. Hal tersebut dapat menyebabkan terbentuknya oroantral fistula jika dibiarkan tidak
dilakukan perawatan pada tahap awal. Pada beberapa kasus langka fistula dapat tertutup
dengan sendirinya karena pembengkakan gingiva. Sinus maksilaris merupakan struktur
penting dalam bedah maksilofasial dan rongga mulut karena terletak dekat dengan gigi
geligi. Palatum keras dan prosesus alveolar membentuk dasar sinus maksilaris. Mikroflora
dapat masuk dari rongga mulut ke dalam sinus maksila melalui adanya fistula. Pada
dewasa dan anak-anak, risiko OAC lebih sedikit karena ukuran sinus maksila yang lebih
kecil. Perawatan bedah untuk menutup OAC harus dilakukan pada tahap awal setelah
dilakukan evaluasi dan perencanaan.

Pendahuluan
Bagian terbesar dari rahang atas ialah sinus maksila yang dikenal juga dengan istilah
antrum of Highmore yang dinamakan oleh ahli anatomi Nataniel Highmore yang pertama
mengidentifikasi sinus sebagai rongga pada tulang dan menyebutnya dengan antrum.
Oroantral Communication (OAC) merupakan komplikasi yang biasa ditemukan setelah
ekstraksi gigi molar dan premolar maksila, dimana dasar sinus dekat dengan ujung akarnya
dan dipisahkan dengan lapisan tipis tulang lamela.
Ketebalan normal mukosa sinus ialah antara 1-7mm. Infeksi periapikal dan kista
menyebabkan resorpsi tulang pada dasar sinus sehingga risiko terbentuknya OAC
meningkat. OAC juga dapat terjadi akibat trauma atau iatrogenik saat prosedur augmentasi
sinus (sinus lift) dan penempatan dental implan, dan lainnya. Epitelisasi dari hubungan
patologis tersebut menyebabkan terbentuknya oroantral fistula (OAF). Pembukaan yang
<2mm dapat sembuh sendiri sedangkan pembukaan yang lebih besar memerlukan
perawatan bedah. Pada 1957, Martensson beranggapan bahwa terdapat kemungkinan
kecil terjadinya penyembuhan spontan ketika OAF persisten selama 3-4 minggu atau fistula
dengan diametes <5mm. Ada banyak teknik untuk menutup OAC diantaranya bukal atau
palatal flap dan modifikasinya. Teknik yang dianjurkan tergantung dari pengalaman dan
keahlian operator.

Laporan kasus
Seorang pria berusia 40 tahun datang dengan keluhan masuknya cairan rongga mulut ke
dalam rongga hidung dan halitosis. Riwayat dentalmenunjukkan gigi premolar maksila telah
dicabut 12 hari yang lalu. Pemeriksaan klinis dan radiografi menunjukkan adanya oroantral
communication (Gambar 1). Pasien diberikan penjelasan singkat mengenai rencana
perawatan dan mediasi pre-operatif. Operasi bedah dilakukan pada hari berikutnya dengan
anestesi lokal; menggunakan 2 insisi vertikal berbentuk trapezoid; dan mengangkat bukal
flap. Flap palatal juga diangkat. Soket disekitarnya di debridemen; kuretasi untuk
menghilangkan epitel yang melapisi atau jaringan yang terinfeksi hingga terbentuk
perdarahan baru. Bukal flap diletakkan di atas soket dan dijahit sampai palatal flapsecara
interrupted dengan benang silk suture 3-0. Sisi bebas dari flap bukal juga dijahit. Pasien
diberikan instruksi post-opteratif dan medikasi termasuk dekongestan semprot untuk hidung.
Setelah itu dilakukan evaluasi berkala. Penyembuhan terjadi tanpa aspirasi cairan rongga
mulut ke rongga hidung setelah 4 bulan.

Gambar 1. Oroantral communication Gambar 2. Penutupan OAC dengan flap

Gambar 3. Penyebuhan sempurna terjadi setelah 4 bulan

Pembahasan
Pemilihan pendekatan bedah untuk menutup OAC perlu mempertimbangkan beberapa
paremeter termasuk lokasi, ukuran kerusakan termasuk ketinggian alveolar ridge,
persistensi, inflamasi sinus, dan kondisi umum pasien. Sebagian besar teknik yang
digunakan untuk menutup OAC dan OAF berdasarkan pada mobilitas jaringan dan
pengangkatan flap yang dihasilkan ke daerah kerusakan. Keuntungan bukal flap untuk
menutup OAC ialah dapat digunakan pada fistula yang terletak lebih ke mesial seperti pada
kasus ini. Kehilangan vestibulum bukal dapat membutuhkan vestibuloplasti sebagai tidakan
tambahan pada pasien yang menggunakan gigi tiruan. Selain itu jenis flap lain juga dan
penggunaan material alloplastic juga pernah dilakukan. Zide dan Karas menggunakan
hidroksiapatit blok untuk menutup OAC dengan mengisi rongga pada alveoli. Jika terjaid
infeksi pada sinus maksila maka ditangani terlebih dahulu sebelum presebur bedah karena
infeksi dapat memperlambat preses penyebuhan luka dan menimbulkan kegagalan bone
graft. Karena status ekonomi pasien, pilihan untuk menggunakan autogenous bone graft
untuk mengisi rongga dijadikan sebagai pilihan kedua (jika diperlukan); jika terjadi kegagalan
pada penutupan dengan flap. Meskipund emikian, pasien merasa puas tidak ada gejala
OAC yang timbul selama 4 bulan setelah operasi. Teknik penutupan denagn bukal flap ini
merupakan teknik yang inovatif dan berhasil untuk mengatasi OAC sedang.
Kesimpulan
Pilihan penatalaksanaan OAC meliputi penggunaan berbagai jenis flap lokal dan jaringan
lunak bebas dengan dan tanpa bone grafting, dan metode terbaik sebaiknya diperhatikan
untuk memperoleh penutupan yang optimal. Instruksi yang ketat sebaiknya diberikan ke
pasien untuk mencegah timbulnya efek negatif pada rongga mulut dan dekongestan hidung
atau NSAID semprot perlu diberikan untuk mencegah infeksi pada rongga hidung yang
dapat memperlambat preses penyembuhan. Ketika menjahit flap, hanya jarum non-cutting
yang digunakan untuk mencegah sobeknya flap.

Anda mungkin juga menyukai