Anda di halaman 1dari 5

Penatalaksanaan Oroantral Communication menggunakan Buccal Advancement Flap

S Sharma, D Vandana

Reviewer
Adinda Yoko P1, Pramuditya Handaru W1, Dini Ayu S1, Andito Yudhotomo1, Aris Aji Kurniawan2

1Mahasiswa Profesi, Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Indonesia


2Bagian Ilmu Bedah Mulut, Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Indonesia

Abstrak medikasi pre-operatif. Operasi bedah dilakukan pada


hari berikutnya dengan anestesi lokal; menggunakan 2
Pendahuluan insisi vertikal berbentuk trapezoid; dan mengangkat
Sinus ialah rongga kosong berisi udara yang buccal flap. Flap palatal juga diangkat. Soket
terdapat diantara tulang kranium. Sinus ini dapat disekitarnya di debridemen; kuretasi untuk
ditemukan pada tulang spenoid, frontalis, ethmoid, dan menghilangkan epitel yang melapisi atau jaringan yang
maksila. Sinus maksila merupakan sinus yang terbesar terinfeksi hingga terbentuk perdarahan baru. Buccal flap
dan terdekat dengan gigi geligi. Sinus maksila berbentuk diletakkan di atas soket dan dijahit sampai palatal
piramid dengan dasar piramid terletak pada dinding flapsecara interrupted dengan benang silk suture 3-0.
medial yang berbatasan dengan dinding nasal lateral. Sisi bebas dari buccal flap juga dijahit. Pasien diberikan
Atap sinus berbatasan dengan inferior orbita sedangkan instruksi post-opteratif dan medikasi termasuk
dasar sinus berbatasan dengan bagian superior dekongestan semprot untuk hidung. Setelah itu
prosesus alveolaris tepatnya pada apeks gigi molar dilakukan evaluasi berkala. Penyembuhan terjadi tanpa
terkadang juga premolar.1 Sinus maksila dikelilingi oleh aspirasi cairan rongga mulut ke rongga hidung setelah 4
membran mukosa yang disebut dengan Schneiderian bulan.
membrane. Membran mukosa ini terdiri dari epitel
kolumnar pseudo-stratifikasi bersilia dengan ketebalan
0,34-3,11 mm.1,2 Dasar sinus maksila dengan tulang
alveolar dibatasi oleh sepalis tipis tulang dengan
ketebalan 1-3 mm bahkan pada beberapa kasus tidak
ada tulang yang melapisi.3
Oroantral communication (OAC) atau komunikasi
oroantral merupakan hubungan abnormal antara sinus
maksila dengan rongga mulut. Kondisi ini termasuk
komplikasi pasca ekstraksi gigi geligi rahang atas yang
pada 48% kasus terjadi akibat pencabutan gigi molar
dan premolar.4 OAC disebebkan oleh dasar sinus yang
terletak dekat dengan apeks gigi. Faktor lain yang Gambar 1. Oroantral communication
mempengaruhi ialah adanya infeksi periapikal, trauma,
atau akibat prosedur pembedahan yang menuju ke arah
sinus maksila.3 OAC yang tidak segera diatasi dapat
mengalami epitelisasi yang disebut dengan Oroantral
Fistula (OAF). Penutupan OAC disarankan dilakukan
sebelum 24 jam dengan derajat keberhasilan 95%
sedangkan penutupan OAC yang telah presisten
memiliki ialah 67%. OAC dengan diameter <2 mm dapat
menutup secara spontan namun OAC dengan diameter
lebih besar memerlukan tidakan bedah. Penutupan
OAF dilakukan dengan pembuatan flap.5

Laporan Kasus Gambar 2. Penutupan OAC dengan flap


Seorang pria berusia 40 tahun datang dengan
keluhan masuknya cairan rongga mulut ke dalam rongga
hidung dan halitosis. Riwayat dental menunjukkan gigi
premolar maksila telah dicabut 12 hari yang lalu.
Pemeriksaan klinis dan radiografi menunjukkan adanya
oroantral communication (Gambar 1). Pasien diberikan
penjelasan singkat mengenai rencana perawatan dan
1
maka dapat sembuh spontan tanpa membutuhkan
pembedahan.7 Apabila lubang presisten selama 48-72
hari maka epitel pada mukosa oral akan bermigrasi ke
dinding lubang dan membentuk lintasan abnormal yang
disebut oroantral fistula (OAF).4 Kemungkinan terbentuk
OAF meningkat bila OAC presisten berdiameter >3 mm
dan adanya riwayat sinusitis. OAC yang presisten dapat
menyebabkan sinus terkontaminasi oleh saliva,
makanan, dan bakteri masuk dari rongga mulut
sehingga terjadi infeksi dan peradangan. Infeksi yang
menyebar dapat menyebabkan terjadinya sinusitis
Gambar 3. Penyebuhan sempurna setelah 4 bulan maksilaris.3,7
Tindakan yang dapat dilakukan untuh mencegah
Pembahasan terjadinya OAC diantaranya melakukan pemeriksaan
OAC merupakan hubungan abnormal antara sinus radiografi sebelum pencabutan gigi. Apabila ditemukan
maksila dengan rongga mulut. Sinus maksila merupakan ujung akar gigi yang dekat dengan sinus maksila
sinus paranasal yang terbesar. Sinus maksila berfungsi sebaiknya hindari pencabutan dengan teknik sederhana
untuk meringankan masa tulang, berperan dalam dan dilakukan pencabutan dengan pembedahan.
resonansi suara dan melembapkan rongga hidung. Pencabutan gigi posterior rahang atas perlu dilakukan
Sinus maksila berbentuk piramid dengan empat sisi. dengan cermat dan menghindari tekanan yang berlebih.8
Dasar piramid terletak pada dinding medial yang Apabila sudah terjadi OAC sebaiknya dilakukan
berbatasan dengan dinding nasal lateral. Dinding perawatan segera dalam waktu 24 jam. Oleh karena itu
posterior berbatasan dengan daerah infratemporal diagnosis dini penting untuk menentukan keberhasilan
maksilaris, dinding anterior berbatasan dengan perawatan. Penegakan diagnosis OAC dilakukan
permukaan fasial maksila, dinding lateral merupakan dengan memeriksa gigi yang telah dicabut. Jika terdapat
bagian apeks piramid yang tumpul yang meluas hingga fragmen tulang alveolar yang menempel pada ujung
prosesus zigumaticus maksila. Tepi superior sinus akar operator dapat mengasumsikan terdapat OAC.
berbatasan dengan inferior orbita sedangkan tepi inferior Jika ujung akar utuh, tidak ada fragmen tulang yang
sinus berbatasan dengan bagian superior prosesus menempel, maka operator dapat melakukan nose-
alveolaris tepatnya pada apeks gigi molar terkadang blowing test (valsalva test). Caranya dengan menjepit
juga premolar.1 Sinus maksila dikelilingi oleh hidung pasien untuk menutup nostril kemudian pasien
Schneiderian membrane. Membran mukosa ini terdiri diinstruksikan untuk meniup dari hidung secara perlahan
dari epitel kolumnar pseudo-stratifikasi bersilia yang dengan mulut terbuka sambil diamati oleh operator pada
serupa dengan epitel di saluran pernapasan. Epitel daerah bekas pencabutan dengan kaca mulut. Apabila
mampu menghasilkan mukus yang berfungsi untuk terdapat OAC ditandai dengan kaca mulut yang
membersihkan sinus. Sekresi akan meningkat apabila berkabut atau gelembung pada darah di soket bekas
terdapat inflamasi.1,2,3 Dasar sinus maksila dengan pencabutan.8 Keluarnya darah lewat satu sisi lubang
tulang alveolar dibatasi oleh sepalis tipis tulang dengan hidung setelah pencabutan akibat darah pada sinus
ketebalan 1-3 mm bahkan pada beberapa kasus tidak masuk ke hidung melalui ostium juga menandakan
ada tulang yang melapisi. Beberapa studi mengenai adanya OAC. Radiografi panoramik dapat digunakan
hubungan vertikal dasar sinus dengan gigi menunjukkan sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui
akar bukal gigi molar pertama rahang atas berada paling keberadaan OAC dan benda asing yang masuk ke sinus.
dekat dengan dasar sinus terutama akar mesiobukal.3,15 Probing atau memasukan instrumen lain ke dasar soket
Kedekatan apeks gigi dengan dasar sinus perlu dihindari karena dapat memperbesar diameter
merupakan penyebab utama timbulnya OAC pasca OAC dan membawa masuk bakteri yang dapat
pencabutan gigi. Penyebab lainnya ialah masuknya memperparah kondisi. Pada OAC yang telah menjadi
akar gigi ke sinus akibat mendorong gigi ke arah sinus OAF biasanya pasien datang dengan keluhan adanya
saat pencabutan gigi, patahnya akar palatal gigi molar cairan rongga mulut yang masuk ke lubang hidung,
saat pencabutan, fraktur tuberositas maksila saat kesulitan menghisap dengan sedotan, adanya rasa tidak
pencabutan yang meluas hingga dasar sinus, adanya enak serta bau busuk pada rongga mulut, serta
lesi periapikal yang menyebabkan resorpsi tulang pada perubahan resonansi suara. Nyeri pada daerah yang
dasar sinus, atau pada prosedur bedah lain yang terkena dapat dialami oleh pasien apabila terdapat
melibatkan sinus maksila.6 infeksi akut. Keberadaan OAF dengan diameter besar
OAC ditandai dengan adanya lubang yang dapat diketahui dengan inspeksi atau terdapat bunyi siul
menghubungkan sinus maksila dengan rongga mulut. saat nose-blowing test.4
Lubang berukuran kecil (<2 mm) yang terjadi setelah Setelah diketahui adanya OAC penutupan bisa
pencabutan apabila dilakukan perawatan yang tepat langsung segera dilakukan bila tidak ada kelainan pada
2
sinus contohnya masuknya benda asing atau sinusitis. 2. Allogenous graft menggunakan jaringan dari
Selanjutnya operator perlu memperkirakan ukuran individu yang berbeda contohnya dengan fibrin
lubang tersebut karena hal ini berkaitan dengan rencana glue yang diaplikasikan dengan syringe pada soket
perawatan. Jika OAC ditemukan segera setelah kemudian ditutup dengan membran kolagen.
pencabutan dengan akar gigi bekas pencabutan yang Metode ini tidak membutuhkan pembuatan flap
utuh maka dapat diasumsikan OAC berukuran kecil namun membutuhkan waktu untuk
(diameter <2 mm) sehingga perawatan dilakukan tanpa mempersiapkan fibrin glue dan dapat berisiko
pembedahan. Pasien diinstruksikan untuk menekan menularkan virus antar individu.
soket dengan tampon selama 1-2 jam agar terjadi 3. Xenograft ialah penutupan OAC menggunakan
bekuan darah dengan baik serta pemberian instruksi jaringan yang serupa dari spesies lain contohnya
pasca ekstraksi dengan instruksi khusus berkaitan membran kolagen babi (Bio-Guide) dan bone graft
dengan sinus (sinus precautions). Sinus precautions dari tulang sapi (Bi-Oss).
bertujuan untuk mencegah terjadinya peningkatan atau 4. Material sintetik berupa emas, alumunium, dan
penurunan tekanan udara pada sinus yang dapat titanium berbentuk foil atau plat yang diletakkan
menyebabkan hilangnya bekuan darah. Instruksi pada lubang untuk memicu terjadinya penutupan
tersebut meliputi hindari meniup, menghisap, minum OAC oleh jaringan lunak.9
melalui sedotan, meludah terlalu keras, dan merokok Apabila OAC telah persisten dan menjadi OAF
selama 24 jam pertama.5,6,8 maka penutupan dilakukan dengan prosedur
Jika OAC berukuran sedang (diameter 2-6 mm) pembedahan dengan autegenous graft yaitu pembuatan
maka perlu tindakan tambahan dengan memberikan flap. Prinsip penatalaksanaan OAF ialah dengan
agen hemostatik seperti sponge gauze pada dasar soket membebaskan sinus dari infeksi atau jaringan yang
dan dilakukan suturing teknik figure eight untuk menutup berpenyakit dan penentuan desain flap yang tepat.4,6
soket. Pasien juga diberikan instruksi post-operatif. Pemeriksaan radiografi panoramik, oklusal,
Antibiotik spektrum luas seperti amoksisilin diberikan proyeksi Waters, atau CT (computed tomography) dapat
selama 5 hari untuk mencegah timbulnya sinusitis. Bila dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya benda asing
perlu, diberikan dekongestan spay atau oral selama 14 dalam sinus seperti akar gigi atau fragmen tulang serta
hari untuk mencegah tersumbatnya ostium sehingga ada tidaknya sinusitis. Gambaran kabut dapat terlihat
dapat terjadi drainase secara normal. Pasien dievaluasi apabila terdapat sinusitis akut sedangkan pada sinusitis
kembali setelah 15 hari.5,6,8 kronis akan terlihat gambaran yang lebih radiopak yang
Apabila OAC berdiameter 7 mm atau lebih maka menandakan rongga sinus telah terisi penuh oleh
penutupan dilakukan dengan prosedur pembedahan.5,6,8 sekret, jaringan granulasi atau polip serta adanya
Diskontinuitas jaringan pada OAC dapat ditutup dengan penebalan membran scheneiderian.7
transplantasi jaringan. Berdasarkan sumber yang Penatalaksanaan sinusitis akut ialah dengan
digunakan, penutupan OAC dapat menggunakan pemberian antibiotik spektrum luas, dekongestan
autogenus soft tissue graft, autogenus bone graft, sistemik dan topikal. Apabila sudah terbentuk polip,
allogenous graft, xenograft, dan penutupan dengan maka jaringan polip dihilangkan dengan prosedur
bahan sintetik.9 Caldwell-Luc dan drainase melalui pembuatan jendela
1. Autogenus graft merupakan penutupan OAC nasoantral pada meatus nasalis inferior.3
menggunakan jaringan lunak di daerah lain pada Pembuatan flap harus memenuhi beberapa
individu yang sama. Cara ini merupakan cara yang persyaratan diantaranya dasar flap harus lebih luas dari
umumnya aman dilakukan karena dapat ditoleransi tepi bebasnya agar suplai darah tetap memadai
dengan baik oleh tubuh sehingga kemungkinan sehingga tidak terjadi nekrosis jaringan. Tepi bebas
komplikasi rendah. Selain itu penggunaan tidak diletakkan pada daerah lubang, minimal 3-4 mm
autgenous graft juga bersifat ekonomis. dari tepi lubang. Pada penutupan OAF dibuat full
Keterampilan operator yang baik akan menunjang thickess (mukoperiosteal) flap. Hal ini ditujukan agar flap
keberhasilan perawatan. Autogenous graft terdiri bebas dari semua perlekatan periosteal sehingga dapat
dari soft tissue graft dan bone graft. Soft tissue berotasi atau berubah letak untuk menutupi lubang
graft meliputi pembuatan buccal flap, palatal flap, tanpa membuat tekanan pada jaringan.3,7
dan buccal fat pad. Autogenus bone graft dapat Berdasarkan ketebalannya flap terdiri dari full
berasal dari tulang daerah retrmolar, zigoma, atau thickness (mukoperiosteal) dan partial thickness (hanya
dagu. Namun cara ini membutuhkan prosedur mukosa). Berdasarkan lokasinya terdiri dari flap bukal,
tambahan untuk mengambil graft pada tulang dan palatal, dan lingual. Berdasarkan garis luarnya
selanjutnya juga memerlukan penutupan (bentuknya) terdiri dari flap envelope, trapesium
menggunakan jaringan lunak sehingga (trapezoid), triangular, semilunar, dan pedikel.
membutuhkan waktu perawatan yang lebih Berdasarkan cara memindahkannya terdiri dari local flap
lama.9,10 dan distant flap. Local flap digunakan apabila jaringan
yang dipindahkan dekat dengan defek. Local flap terdiri
3
dari advancement flap, rotation flap, transposition flap, dimajukan sehingga papila interdental dapat
dan interpolation flap. Advancement flap ialah flap yang menutupi defek. Selanjutnya dilakukan
dipindahkan dengan dimajukan ke depan. Rotation flap interrupted suturing. Teknik ini dapat
dipindahkan dengan cara diputar, transposition flap meminimalisir kemungkinan pendangkalan
dengan diputar dan dimajukan, sedangkan interpolation vestibulum bukal post-operatif. Namun pada
flap dengan cara melewati jaringan yang utuh.3,11 pasien dengan gigi geligi yang masih lengkap,
Pembuatan flap didahului dengan anestesi lokal. pembuatan flap ini akan menyisakan sisi bukal
Selanjutnya epitel pada OAF perlu dihilangkan dengan yang terbuka sehingga teknik ini diindikasilkan
cara eksisi dengan blade atau membuat perdarahan untuk pasien edentulous.10,11
baru dengan kuret.12 Flap yang digunakan untuk 2. Buccal Fat Pad Flap
menutup OAF yaitu buccal flap, palatal flap, dan buccal Secara umum teknik ini sama dengan buccal
fat pad flap. advancement flap namun ditambahkan dengan
1. Buccal flap memasukan buccal fat pada defek. Teknik ini
Pembuatan buccal flap untuk menutup OAF dapat digunakan untuk menutup OAF kecil hingga
terdiri dari teknik buccal advancement flap sedang dan tidak disarankan untuk digunakan
(Rehrmann flap) dan buccal sliding flap (Moczar pada OAF berdiameter lebih dari 6 mm. Buccal fat
flap). bucal flap merupakan pilihan perawatan merupakan masa lemak yang berbentul lobulus
pertama dalam penutupan OAF. Buccal flap berwarna kekuningan yang dilapisi oleh selaput
diindikasikan untuk menutup defek berukuran kecil tipis yang terletak pada daerah posterior maksila
hingga sedang.10, 13 dan superior otot buccinator. Ukuran buccal fat tiap
a. Buccal advancement flap diperkenalkan oleh individu bersifat konstan terlepas dari distribusi
Rehrmann. Flap ini digunakan untuk OAF lemak dan masa tubuh. Ketika dilakukan
berdiameter <1 cm, yang terletak sedikit ke pengangkatan flap trapesium, buccal fat diambil
lateral atau bagian tengan prosesus alveolar. pada submukosa bukal dengan diseksi
Kelebihan dari teknik ini ialah teknik ini menggunakan artery clamp.10,12,14
merupakan prosedur yang sederhana 3. Palatal flap
sehingga waktu yang diperlukan lebih singkat. Teknik ini dilakukan dengan membuat pedikel
Secara umum teknik ini meliputi pembuatan flap (flap berbentuk jari) pada sisi palatal dengan
flap mukoperiosteal pada bagian bukal sisi tetap berada pada daerah yang lebih posterior.
dengan 3 sisi insisi dan dasar trapezoid yang Pertama lapisan epitel pada OAF di eksisi. Flap
dipindahkan ke depan kemudian dijahit mukoperiosteal beserta arteri palatina diangkat
melewati lubang. Bagian dalam hingga untuk menjaga vaskularisasi kemudian diputar ke
permukaan OAF di eksisi. Insisi dimulai pada arah lubang dan dijahit di sisi bukal. Kelebihan
mukosa bukal sisi distal gigi anterior umumnya teknik ini ialah mukosa palatal yang lebih tebal dan
hingga ke dasar vestibulum kemudian pada padat serta vaskularisasi yang adekuat sehingga
bagian posterior di sisi mesial gigi posterior ke penyatuan jaringan yang lebih baik. Teknik ini
arah vestibulum sehingga membentuk flap umumnya digunakan untuk menutup OAF besar.
trapezoid. Ketinggian tulang alveolar daerah Namun kekurangan dari teknik ini ialah presedur
yang terbuka bila perlu dapat dikurangi pembuatannya yang sulit karena mukosa sedikit
dengan bone rongeur. Periosteum pada dasar kaku dan daerah yang terbuka dapat menimbulkan
buccal flap di insisi secara transversal agar nyeri post-operatif yang lebih berat dibanding
flap mudah dipindahkan, flap diangkat dengan teknik lain. Palatal flap disarankan untuk
rasparatorium (periosteal elevator) dan digunakan pada OAF di area premolar karena pada
dimajukan ke arah palatal. Tepi flap dijahit area molar akan meningkatkan risiko nekrosis
dengan teknik interrupted. Apabila mobilitas jaringan karena terlalu banyak rotasi atau
cukup, maka dapat dibuat flap envelope di sisi penarikan.4,7,12
palatal dan tepi bebas buccal flap dapat Berdasarkan laporan kasus terdapat oroantral
disisipkan dibawah flap envelope sebelum fistula dengan ukuran sedang dan lokasinya lebih ke
dijahit. Kekurangan teknik ini ialah vestibulum mesial. Selain kondisi klinis, status ekonomi pasien juga
bukal dapat menjadi dangkal setelah dipertimbangkan. Oleh karena itu dipilih perawatan
perawatan.3,4,10 dengan buccal advancement flap. Penjahitan dilakukan
b. Moczar flap meliputi pembuatan flap dengan teknik terputus (interrupted) dengan benang
mukoperiosteal yang dipindahkan ke arah berbahan sutera hitam ukuran 3-0. Selanjutnya
distal untuk menutup lubang. Epitel OAF di pemberian medikasi meliputi antibiotik spektrum luas
eksisi dengan blade. Insisi dibuat di sisi mesial selama 5 hari, analgesik, dan dekongestan tetes.
gigi anterior kedua dari lubang kemudian flap Instruksi post-operatif yang diberikan ialah sinus
diangkat dan digeser ke arah distal dan precautions selama 2 minggu, diet lunak selama 7 hari,
4
dan hindari mengunyah pada sisi bekas penjahitan.
Evaluasi berkala dilakukan pasca 2 minggu untuk
melepas jahitan serta pasca 4-6 minggu.3,13

Simpulan

Referensi
1. Scheid RC. Woefel’s Dental Anatomy: Its
Relevance in Dentistry. 7th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2007. p.19.
2. Arx TV, Lozanoff S. Clinical Oral Anatomy.
Switzerland: Springer; 2017. p.184.
3. Pedersen GW. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut.
Jakarta: EGC; 2012. p.49, 266, 273
4. Khandelwal P, Hajira N. Management of Oro-antral
Communications and Fistula: Various Surgical
Options. W J Plast Surg. 2017: 6(1) 3-8.
5. Poedjiastuti W. Komunikasi Oroantral:Etiologi dan
Penatalaksanaannya. Journal of Dentomaxillo-
facial Science. 2011. 10(2): 116-119.
6. Fragiskos FD. Oral Surgery. Berlin: Springer; 2007.
p.190-191
7. Sulasra IW. Oroantral Fistula Sebagai Salah Satu
Komplikasi Pencabutan dan Perawatannya. Jurnal
PDGI. 2008: 58(1) 7-11.
8. Hupp JR, Ellis E, Tucker MR. Contemporary Oral
and Maxillofacial Surgery. 6th ed. Missouri:
Elsevier; 2014. p.182
9. Visscher SH, Minnen BV, Rudolf RM. Closure of
Oroantral Communications: A Review of Literature.
J Oral Maxillofac Surg. 2010: 68(6) 1384-1391.
10. Helmy MA. Autogenus Closure of Oroantral
Communication: Different Surgical Approach.
Global Journal of Otolaryngology. 2017: 6(3) 1-3.
11. Miloro M. Peterson’s Principle of Oral and
Maxillofacial Surgery. 2nd ed. London: BC Decker;
2004. p.772-774.
12. Mitchell DA. Kanatas AN. An Introduction to Oral
and Maxillofacial Surgery. 2nd ed. New York: CRC
Press; 2015. p.183-185.
13. Haggerty CJ. Laughin RM. Atlas of Operative Oral
and Maxillofacial Surgery. 1st ed. New Delhi:
Willey Blackwell; 2015. p.466-468.
14. Borgonvo AE. Berardinelli FV. Favale M. Maiorana
C. Surgical Options in Oroantral Fistula Treatment.
The Open Dentistry Journal. 2012: 6(2) 94-98.
15. Fry RR. Patidar DC. Goyal S. Malhotra A. Proximity
of Maxillary Posterior Teeth Roots to Maxillary
Sinus and Adjacent Stuctures Using Denta Scan.
Indian J Dnet. 2016: 7(3) 126-130.

Anda mungkin juga menyukai