Anda di halaman 1dari 3

Abses Periapikal

Definisi

Abses merupakan pus yang terlokalisir akibat adanya infeksi dan supurasi jaringan. Abses
bisa terjadi pada semua struktur atau jaringan rongga mulut. Abses rongga mulut yang paling
sering terjadi adalah abses periodontal dan abses periapikal (Ramadhan, 2010).

Abses periapikal merupakan suatu gejala dari respon proses infeksi pada gigi yang
menyebabkan adanya kumpulan pus yang terlokalisir yang dibatasi jaringan tulang. Biasanya
kumpulan pus terlokalisir pada ujung akar gigi dan jaringan tulang di sekitarnya (Regezi, 2012).

Abses periapikal adalah Suatu kumpulan pus yang terlokalisir pada jaringan periapikal
dan merupakan respon inflamasi terhadap iritan mikroba dan non mikroba dari pulpa yang
nekrosis (Matthews et al, 2003; Hargreaves & Stephen, 2011).

Abses periapikal umumnya berasal dari nekrosis jaringan pulpa. Jaringan yang terinfeksi
menyebabkan sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel –
sel yang terinfeksi (Grossman, 1995).

Pus terbentuk sebagai usaha untuk melawan aktivitas bakteri berbahaya yang
menyebabkan infeksi.Abses periapikal terbentuk jika tidak ada jalan keluar pus. Sehingga pus
akan terperangkap dalam jaringan dan terus membesar (Regezi, 2008).

Jika abses periapikal tidak dirawat, maka dapat menimbulkan komplikasi yang serius
melalui penyebaran infeksi, termasuk di dalamnya adalah osteomylitis, selulitis, bakteremia,
pembentukan fistel pada kulit atau mukosa, limfadenitis akut, dan cavernous sinus trombosis
(Sitanggang, 2002).
Patofisiologi Abses Periapikal

Faktor predisposisi yang paling umum dari pembentukan abses pada gigiadalah karena
adanya karies. Kesehatan gigi yang buruk merupakan salah satu penyebab terjadinya abses gigi
dan beberapa penyakit dan gangguan yang berhubungan dengan penyakit periodontal (misalnya
AIDS, Diabetes, Down Syndrome, Leukemia, kehamilan, penggunaan metamfetamin dan
keganasan lain). Meskipun karies adalah faktor yang paling predisposisi, setiap proses yang
menyebabkan atau merupakan predisposisi nekrosis pulpa (misalnya trauma, prosedur gigi baru-
baru ini & dapat menyebabkan pembentukan abses. (Buttaro et al, 2013; Baumann MA and
Beer R, 2010; King C and Henretig FM, 2008).

Abses pada gigi timbul sebagai respon akibat dari infeksi oleh flora mulut normal pada
gigi karies atau sebagai akibat dari trauma gingi,a mukosa. Ketika proses karies terus berlanjut
melalui struktur keras gigi (enamel dan dentin) menuju ke ruang pulpa, infeksi pulpa dan atau
proses peradangan terjadi. Proses ini biasanya menghasilkan nekrosis pulpa. (Buttaro et al, 2013;
Baumann MA and Beer R, 2010; King C and Henretig FM, 2008).

Abses gigi dimulai dengan nekrosis pulpa gigi, yang mengarah ke invasi bakteri dari
ruang pulpa dan jaringan yang lebih dalam. Dalam kavitas (karies) menyebabkan nekrosis
dengan memicu vasodilatasi dan edema, yang menyebabkan tekanan dan nyeri pada dinding gigi.
Tekanan ini memotong sirkulasi ke pulpa, dan infeksi dapat menyerang tulang di sekitarnya.
Proses inflamasi kemudian meluas ke jaringan periapikal melalui foramen apikal, yang
menyebabkan pembentukan abses periapikal. Jika terdapat infeksi bakteri didalam saluran akar,
abses periapikal dapat terjadi. Abses periapikal dapat bersifat akut atau mungkin ada sebagai
abses kronis. Dalam tahap awal abses tidak terlihat dalam radiograf. Namun, infiltrasi besar sel
inflamasi di daerah periapikal, dan aktivitas osteoklastik selanjutnya menyebabkan kerusakan
tulang terlihat dalam waktu 3-4 minggu. (Buttaro et al, 2013; Baumann MA and Beer R, 2010;
King C and Henretig FM, 2008)

Beberapa organisme, kadang-kadang sebanyak 5 sampai 10 biasanyaditemukan pada


abses. Awalnya, bakteri aerobik menyerang pulp nekrotik dan menciptakan lingkungan hipoksia
yang menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri anaerob. Organisme dominan pada abses adalah
Bacteriodes, Fusobacterium, Peptococcus, dan organisme Peptostreptococcus dan Streptococcus
viridans. (Buttaro et al, 2013; Baumann MA and Beer R, 2010; King C and Henretig FM, 2008).
Daftar Pustaka

Buttaro TM, Trybulski J, Bailey PP, and Cook JS. 2013. Primary Care: A Collaborative
Practice. USA: Elseiver Mosby. pp.385-386.

Gerald Matthews, Ian J. Deary, Martha C. Whiteman. 2003. Personality Traits.

Second Edition. Cambrige : E-book

Grossman L.C, Oliet D., dan Rio E.D.,1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek Ed

11, EGC, Jakarta, 196-253, 264-298.

Hargreaves, K. M., Stephen C., 2011. Cohen’s Pathway of the Pulp Tenth Edition.
Missouri: MOSBY Elsevier, 246-250.

Ramadhan. 2010. Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Bukune, Jakarta : 17

Regezi, J.A., Schiubba, J.J, Jordan, R.C.K., 2012, Oral pathology : clinical pathology
corellations 6 Ed., St. Louis-Missoun Elsevier, 6-22

Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK. Oral pathology clinical pathologic correlations, 5th

ed. St. Louise, Missouri: Saunders Elsevier, 2008: 85-90.

Sitanggang, R.H.I. 2002. Abses Periapikal Sebagai Salah Satu Penyebab Terjadinya
Osteomyelitis Supuratif Akut. Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas
Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai